BAB VIII REJIM PULAU
HAK NEGARA TAK BERPANTAI UNTUK AKSES KE DAN DARI LAUT SERTA KEBEBASAN TRANSIT
Pasal 124 Pengguna istilah
(a) “Negara tak berpantai” berarti suatu Negara yang tidak mempunyai pantai laut;
(b) “Negara transit” berarti suatu Negara, dengan atau tanpa pantai laut, yang terletak antara suatu Negara tak berpantai dan laut, yang melalui wilayahnya dilakukan lalu lintas udara transit;
(c) “lalu lintas dalam transit” berarti transit orang, bagasi, barang dan alat pengangkutan melintasi wilayah satu atau lebih Negara transit, dimana lintas melalui wilayah demikian, dengan atau tanpa alih kapal (transhipment), di gudangkan, dipecah-pecah (breaking bulk), atau perubahan dalam cara pengangkutan, hanya merupakan suatu bagian dari suatu perjalanan yang lengkap yang mulai atau berakhir di dalam wilayah Negara tak berpantai itu;
(d) “alat pengangkutan” berarti :
(i) kereta api, alat pengangkutan laut, danau dan sungai dan kendaraan darat; (ii) dimana keadaan lokal menghendakinya, orang dan binatang pengangkut barang.
2. Negara tak berpantai atau Negara transit, dengan mengadakan persetujuan antara mereka, dapat memasukkan sebagai alat pengangkutan pipa saluran dan pipa gas dan alat pengangkutan lain dari pada apa yang tercantum dalam ayat 1.
Pasal 125
Hak akses ke dan dari laut dan kebebasan transit
1. Negara tak berpantai memiliki hak untuk akses ke dan dari laut untuk
keperluan melaksanakan hak yang ditentukan dalam Konvensi ini termasuk hak yang bertalian dengan kebebasan laut lepas dan warisan bersama umat
transit melalui wilayah Negara transit dengan menggunakan semua alat pengangkutan.
2. Persyaratan dan cara untuk melaksanakan kebebasan transit harus disepakati antara Negara tak berpantai dan Negara transit yang bersangkutan melalui persetujuan bilateral, sub-regional atau regional.
3. Negara transit, dalam melaksanakan kedaulatan sepenuhnya atas wilayahnya, mempunyai hak untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa hak dan kemudahannya yang ditentukan dalam Bab ini untuk Negara tak berpantai bagaimanapun juga tidak akan mengurangi
kepentingannya yang sah.
Pasal 126
Tidak berlakunya klausula "most-favoured-nation"
Ketentuan Konvensi ini, demikian pula persetujuan khusus yang berkenaan dengan pelaksanaan hak akses ke dan dari laut, yang menetapkan hak dan kemudahan yang disebabkan karena kedudukan geografis khusus Negara tak berpantai dikecualikan dari berlakunya klausula "most-favoured-nation".
Pasal 127
Bea-cukai, pajak dan pungutan-pungutan lain
1. Lalu lintas dalam transit tidak dikenakan beacukai, pajak atau pungutan-pungutan lain apapun kecuali pungutan-pungutan-pungutan-pungutan yang dipungut untuk jasa khusus yang diberikan bertalian dengan lalu lintas demikian.
2. Alat pengangkutan dalam transit dan kemudahan lain yang disediakan dan digunakan oleh Negara tak berpantai tidak boleh dikenakan pajak atau pungutan yang lebih tinggi dari pada yang dipungut atas penggunaan alat pengangkutan Negara transit.
Pasal 128
Zona bebas dan kemudahan bea-cukai lainnya
Untuk memudahkan lalu lintas dalam transit, zona bebas atau kemudahan bea cukai lainnya dapat disediakan di pelabuhan masuk dan keluar di Negara transit, dengan persetujuan antara Negara itu dengan Negara tak berpantai.
Pasal 129
Kerjasama dalam pembangunan dan perbaikan alat pengangkutan
Dalam hal tidak terdapat alat pengangkutan dalam Negara transit untuk melaksanakan kebebasan transit atau dalam hal alat yang ada, termasuk instalasi pelabuhan dan peralatannya, bagaimanapun juga tidak mencukupi, Negara transit dan Negara tak berpantai yang bersangkutan dapat bekerjasama dalam membangun atau memperbaikinya.
Pasal 130
Tindakan untuk mencegah atau meniadakan kelambatan atau kesulitan lain yang bersifat teknis dalam lalu lintas transit
1. Negara transit harus mengambil segala tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya kelambatan atau kesulitan lain yang bersifat teknis dalam lalu lintas transit.
2. Apabila kelambatan atau kesulitan demikian terjadi, pejabat yang berwenang dari Negara transit dan Negara tak berpantai yang bersangkutan harus
bekerjasama untuk menghilangkan kelambatan atau kesulitan demikian secepatnya.
Pasal 131
Perlakuan sama di pelabuhan-pelabuhan
Kapal yang mengibarkan bendera Negara tak berpantai harus menikmati perlakuan yang sama dengan yang diberikan pada kapal asing lainnya di pelabuhan-pelabuhan laut.
Pasal 132
Pemberian kemudahan transit yang lebih besar
Konvensi ini bagaimanapun tidak mengakibatkan penarikan kemudahan transit yang lebih besar dari apa yang ditetapkan dalam konvensi ini dan yang
disepakati antara Negara-negara Peserta Konvensi ini atau telah diberikan oleh satu Negara Peserta. Konvensi ini juga tidak menutup kemungkinan adanya pemberian kemudahan-kemudahan lebih besar dikemudian hari.
BAB XI K A W A S A N BAGIAN 1. KETENTUAN UMUM Pasal 133 Penggunaan istilah
Dalam Bab ini yang dimakusd dengan :
(a) “Kekayaan” berarti segala kekayaan mineral yang bersifat padat, cair atau gas in situ di Kawasan atau di bawah dasar laut, termasuk nodul-nodul
polimetalik;
(b) kekayaan yang dihasilkan dari Kawasan dinamakan "mineral-mineral" Pasal 134
Ruang lingkup Bab ini
1. Ketentuan-ketentuan dalam Bab ini berlaku bagi Kawasan.
2. Kegiatan-kegiatan di kawasan diatur oleh ketentuan-ketentuan Bab ini.
3. Syarat-syarat mengenai penyimpanan dan pengumuman peta-peta atau daftar koordinat-koordinat geografis yang menunjukkan batas-batas seperti dimaksud dalam pasal 1 ayat 1, tercantum dalam Bab VI.
4. Tidak satu ketentuanpun dalam pasal ini mempengaruhi penetapan garis batas terluar landas kontinen sesuai dengan Bab VI atau keabsahan dari perjanjian-perjanjian mengenai penetapan garis batas di antara Negara-negara yang pantainya berhadapan atau berdampingan.
Pasal 135
Status hukum perairan dan ruang udara di atasnya
Baik ketentuan Bab ini maupun hak apapun yang diperoleh atau dilaksanakan berdasarkan ketentuan Bab ini, tidak akan mempengaruhi status hukum perairan yang ada di atas Kawasan atau ruang udara di atasnya.
BAGIAN 2.
ASAS-ASAS YANG MENGATUR KAWASAN