• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DAKWAH POLITIK A. Islam sebagai Agama Dakwah

H. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terbesar di dunia disusul Madagaskar diurutan kedua, dengan 17.499 pulau dan luas perairan laut yang mencapai 5,8 juta km² dan garis pantai sepanjang ± 81.000 km.83 Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah-Daerah Provinsi dan Daerah Provinsi itu dibagi atas Kabupaten-Kota yang masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas Otonomi dan tugas pembantuan.84

Bangsa Indonesia dalam panggung sejarah berdirinya di dunia memiliki suatu cara khas yaitu dengan mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum membentuk suatu negara modern. Nilai-nilai tersebut adalah berupa nilai-nilai adat-istiadat kebudayaan, serta nilai religius yang beraneka ragam sebagai suatu unsur. Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, kelompok, adat-istiadat, kebudayaan serta agama. Selain itu

83 Hankam RI, ―Penataan Pengamanan Wilayah Maritim guna memelihara Stabilitas Keamanan dalam Rangka menjaga Kedaulatan NKRI‖, Jurnal Kajian Lemhanas. Edisi 4. Des 2012.

84 Pasal 18, 18A, dan 18B UUD Negara Republik Indonesia 1945.

50

agama Indonesia juga tersusun atas unsur-unsur wilayah negara yang terdiri atas beribu-ribu pulau, sehingga dalam membentuk negara Bangsa Indonesia menentukan untuk mempersatukan berbagai unsur yang beraneka ragam tersebut dalam suatu negara.85

Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara, maka bangsa Indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang karena ditentukan oleh keanekaragaman, sifat dan karakternya, maka bangsa ini mendirikan suatu negara berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu negara kesatuan, suatu negara kebangsaan serta negara yang bersifat integralistik. Hal itu sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV. Sejatinya, sejak bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dan dilanjutkan sehari kemudian menetapkan undang-undang dasar 1945 sudah bertekad bulat, bahwa negara yang dibentuk merupakan Negara Kesatuan Republik Indonesia.86

Sukarno ketika berpidato di depan sidang BPUPKI 1 Juni 1945, secara tidak langsung menyampaikan pemikirannya

85 Dewi Maulida, ―Pancasila sebagai Ideologi‖, diakses 15 Desember 2017, https://www.slideshare.net/DewiMaulida2/bab4-pancasila-sebagaiideologi

86 Tukiran Tamiredja dkk, Indonesia Baru: Empat Konsensus Satu Dasar Berbangsa dan Bernegara Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), 236-237.

51

bahwa nasionalisme Indonesia atau negara kesatuan adalah takdir.

Dalam pidatonya, antara lain mengemukakan:

―Tanah air itu adalah satu kesatuan. Allah Swt.

membuat peta dunia, menyusun peta dunia. Kalau kita melihat peta dunia, kita dapat menunjukkan di mana

‗kesatuan-kesatuan‘ di situ. Seorang anak kecil pun, jikalau melihat peta dunia, ia dapat menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan. Pada peta itu, dapat ditunjukkan satu kesatuan gerombolan pulau-pulau di antara dua lautan besar, lautan Pasifik dan Lautan Hindia, dan di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Asutralia.‖87

Dasar nilai filosofis negara dalam hubungannya dengan bentuk negara, sebagaimana terkandung dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 berbunyi: ―Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik‖, juga di dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang juga disebutkan menetapkan bentuk negara kesatuan dan republik, mengandung isi pokok pikiran kedaulatan rakyat.88 Segala bentuk negara ini bersifat final yang ditegaskan dalam pasal 37 ayat (5): ―Khusus mengenai Negara Kesatuan Repubik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan‖.

Esensi negara kesatuan adalah terletak pada pandangan ontologis tentang hakikat manusia sebagai subjek pendukung negara. Hakikat negara persatuan adalah masyarakat itu sendiri.

87 Sukarno, Pancasila sebagai Dasar Negara, (Jakarta: Inti Idayu Press-Yayasan Pendidikan Soekarno, 1986), 145.

88 Tukiran Tamiredja dkk, Indonesia Baru, 236-237.

52

Dalam hubungan ini, negara tidak memandang masyarakat sebagai suatu objek yang berada di luar negara, melainkan sebagai sumber genetik dirinya, masyarakat sebagai suatu unsur dalam negara yang tumbuh bersama dari berbagai golongan yang ada dalam masyarakat untuk terselenggaranya kesatuan hidup dalam suatu interaksi saling memberi dan menerima antar warganya.

Pemahaman ini kemudian melahirkan nasionalisme Indonesia.

Adapun unsur-unsur yang membentuk nasionalisme (bangsa) Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Kesatuan Sejarah: bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah, yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sriwijaya, Majapahit, kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan sebagai bangsa yang merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam suatu wilayah negara Republik Indonesia.

b. Kesatuan Nasib: yaitu bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki kesamaan nasib yaitu penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad dan memperjuangkan demi kemerdekaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan bersama atas karunia Tuhan Yang Maha Esa tentang kemerdekaan.

c. Kesatuan Kebudayaan: Walaupun bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman kebudayaan, namun

53

keseluruhannya itu merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional Indonesia. Jadi, kebudayaan nasional Indonesia tumbuh dan bekembang di atas akar-akar kebudayaan daerah yang menyusunnya.

d. Kesatuan Wilayah: bangsa ini hidup dari mencapai penghidupan dalam wilayah Ibu Pertiwi, yaitu satu tumpah darah Indonesia.

e. Kesatuan Asas Kerokhanian: bangsa ini sebagai satu bangsa memiliki kesamaan cita-cita, kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup yang berakar dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri yaitu pandangan hidup Pancasila.89

Kuatnya saham keagamaan dalam formasi kebangsaan Indonesia, membuat arus besar pendiri bangsa tidak bisa membayangkan ruang publik hampa Tuhan. Sejak decade 1920-an, ketika Indonesia dibayangkan sebagai komunitas politik bersama, mengatasi komunitas kultural dari ragam etnis dan agama, ide kebangsaan tidak terlepas dari Ketuhanan. Yudi Latif membandingkan pemikiran Agoes Salim yang mengkritik gagasan nasionalisme ala Eropa yang meminggirkan Tuhan dengan

89 Notonegoro, Pancasila Secara Utuh Populer. (Jakarta:

Pancoran Tujuh, 1975), 106.

54

pendapat Soekarno tentang gagasan nasionalismenya.90 Soekarno menulis di Suluh Indonesia (19 Agustus 98) dengan membayangkan ketuhanan sebagai pembeda antara nasionalisme ala Eropa dan Indonesia bahwa nasionalisme Indonesia ialah nasionalisme ketimuran dan sekali-kali bukanlah nasionalisme kebaratan. Suatu nasionalisme perdagangan yang untung atau rugi. Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang membuat rakyat menjadi ―perkakasnya Tuhan ‖dan membuat kita hidup dalam roh.91

90 Yudi Latif, Negara Paripurna: Hisroritas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015), 65-67

91 Yudi Latif, Negara Paripurna, 68.

55 BAB III

PENAFSIRAN SAYYID QUTHB DAN BUYA HAMKA

Dokumen terkait