• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2. Net Present Value

Metode yang digunakan untuk menghitung selisih antara besarnya nilai sekarang dari penerimaan kas yang akan diterima. Metode ini menggunakan

discounted cash flow (DCF) dengan mempresent valuekan seluruh cash flow.

(Agus Sartono,1999:263) Rumus yang digunakan untuk menghitung net

present value adalah sebagai berikut

NPV = Dimana:

CF = Cash flow atau arus kas pada tahun t k = Biaya modal proyek

n = Umur proyek t = Periode waktu Profitability Index

Profitability index sering disebut juga dengan benefit cost ratio adalah rasio

antara present value proceed dengan present value outly. Metode ini merupakan modifikasi metode NPV yaitu dengan mencari rasio antara present

value proceeds dengan present value investasi ( Agus Sartono,1999:267) Bila

hasil PI > 1, maka investasi menguntungkan. Tetapi, bila PI < 1 maka investasi tidak menguntungkan. Rumus PI adalah sebagai berikut.

PI = !

" ! (1 + )

36

3. Internal Rate of Return

Metode ini dipakai untuk menghitung besarnya nilai tingkat suku bunga yang menyamakan nilai sekarang atas penerimaan kas bersih yang akan datang. Apabila IRR > rate of return maka investasi menguntungkan. Tetapi, bila IRR < rate of return maka investasi tidak menguntungkan.

Rumus IRR adalah sebagai berikut:

IRR = r1 – C1 #$ #% &$ &%

Dimana:

C1 = Nilai NPV positif C2 = Nilai NPV negatif

r1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (C1) r2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif (C2)

4. Net Benefit Cost Ratio

Metode yang membandingkan antara benefit kotor yang telah di discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount. Rumus yang di gunakan untuk menghitung net benefit cost ratio adalah sebagai berikut :

'( )

,-./

')%(+)

,-./

')( )

37 Tabel 3.1 Tabel Kriteria Investasi

Teknik Analisis Kriteria Kelayakan Kesimpulan Payback pariod Periode pengambilan lebih

cepat Layak

Periode pengambilan lebih

lama Tidak layak

Net Benefit Cosh Ratio Net B/C > 1 Layak ( feasible ) Net B/C < 1 Tidak Layak ( tidak

feasible ) Net B/C = 1 Berada dalam keadaan

BEP Net Present Value

( NPV ) Nilai NPV > 0 Layak

Nilai NPV < 0 Tidak layak

Nilai NPV= 0

Kalau proyek dilaksanakan atau tidak

dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus di tetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak

investasi terhadap positioning perusahaan

Profitabilitas Index (PI) PI > 1 Layak

PI < 1 Tidak Layak

Internal Rate of Return ( IRR )

IRR > Dari suku bunga yang di tetapkan maka investasi di

terima

Layak IRR < Dari suku bunga yang

telah di tetapkan maka investasi di tolak

38 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAN

4.1 Sejarah Perkembangan CV. Pirsa Art Tenun dan Batik

CV. Pirsa Art Tenun dan Batik terletak di jalan Pinggir Sawah Nomor 64 Desa Pakumbulan Kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha tekstil Tenun dan Batik. Sebagai pendiri perusahaan ini adalah Bapak Haji Imron Mina yang mendirikan nya sejak tahun 1999 dan barang/jasa dagangan adalah plismet enceng gondok, kain sutra dan ATBM tetapi produk unggulannya adalah sajadah akar wangi.

Usaha ini sebenarnya usaha keluarga turun temurun yang berasal dari keluarga besar Bapak Haji Imron yang kemudian di kelola oleh Bapak Haji Imron dan Ibu Nur Halimah, istrinya hingga sekarang. Pada tahun 1999, beliau memanfaatkan alat – alat yang sudah ada lama tidak terpakai dengan memberikan inovasi – inovasi produk baru. Karena peluangnya sangat bagus maka beliau berusaha untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan ini mencapai kemajuan dengan pesat, hal ini terlihat dengan adanya penambahan mesin – mesin yang digunakan, yang pada awalnya perusahaan hanya 10 unit mesin tetapi kemudian perusahaan dapat memperoleh pinjaman dari BRI dan Koperasi – koperasi dengan jangka waktu 5 tahun sampai 10 tahun perusahaan mampu membeli 90 unit mesin.

Pada awal kegiatan operasinya perusahaan ini hanya memproduksi sajadah akar wangi saja dengan adanya permintaan yang meningkat dan bervariasi

39

perusahaan yang terus berinovasi maka perusahan mencoba menambah produk kain sutra, ATBM, dan plismet enceng gondok. Perkembangan permintaan yang cukup banyak sebagian besar dari luar Negeri dan Lokal. Seperti negara Arab Saudi, Jepang, Eropa, Amerika, Malaysia, Singapore, dan Hongkong. Dan permintaan paling banyak adalah negara Arab Saudi dengan produk sajadah akar wangi. Untuk permintaan daerah lokal mencakup Pekalongan, Makasar, Palembang, Batam, Bali, Jogja dan Jakarta.

4.2 Lokasi Perusahaan

Tempat pemilihan lokasi pendirian suatu perusahaan sangat penting demi kelangsungan hidup perusahaan tersebut, sebab dengan adanya pemilihan yang kurang tepat akan membawa dampak yang cukup besar, misalnya kesulitan dalam hal pemasaran, tenaga kerja, dan lain – lain. Oleh karena itu pemilhan tempat berdirinya suatu perusahaan harus diperhitungkan secara cermat karena akan membawa dampak jangka pendek maupun jangka panjang.

Lokasi perusahaan CV. Pirsa Art Tenun dan Batik terletak di kawasan industri, dimana lokasi perusahaan tersebut di pinggiran Kota Pekalongan yang merupakan daerah industri dengan sarana transportasi yang sangat mudah.

Adapun hal – hal yang menjadi dasar pertimbangan perusahaan dalam memilih lokasi sekarang ini antara lain :

1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan faktor yang utama dalam menjamin dan menentukan jalannya produksi. Dengan berlokasinya perusahaan ini di

40

jalan raya Buaran ini maka dalam hal pemenuhan kebutuhan baku cukup lancar. Walaupun dalam hal bahan baku yang di gunakan dalam perusahaan masih di gunakan bahan baku dari luar daerah yaitu Garut ( akar wangi ) dan Salatiga ( enceng gondok ) tetapi persediaan bahan baku tersebut di sekitar daerah Pekalongan cukup memadai, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan akan bahan baku.

2. Tenaga kerja

Dalam penentuan tempat lokasi perusahaan yang tidak kalah penting adalah faktor tenaga kerja yang sangat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan. Tenaga kerja produktif yang tersedia disekitar lokasi cukup memadai sehingga kebutuhan akan tenaga kerja bagi perusahaan tidak akan mengalami kesulitan. Hal ini juga berarti perusahaan telah dapat memanfaatkan potensi tenaga kerja yang tersedia. Yang pada awalnya perusahaan hanya memiliki 15 orang karyawan seiring perkembangan perusahaan kini mencapai 80 orang karyawan.

3. Transportasi

Didalam menentukan lokasi perusahaan masalah transportasi juga memegang peranan yang sangat penting, karena hal ini mempengaruhi kegiatan operasi perusahaan di dalam pemenuhan bahan baku dan pengangkutan barang jadi ke daerah pemasaran, sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan karena letak dari perusahaan ini berada di pinggir jalan raya.

41 4. Daerah Pemasaran

Daerah peamasaran perusahaan sebagian besar permintaan di peroleh dari luar negeri maupun lokal, untuk luar negeri meliputi Jepang, Eropa, Amerika, Arab Saudi, Malaysia,Singapore, Hongkong. Yang lokal meliputi, Pekalongan, Makasar, Palembang, Batam, Bali, Jogja, Jakarta. 5. Faktor Energi

Fasilitas energi seperti air, listrik, dan jaringan telephon sangat menunjang kelancaran proses produksi. Dalam hal ini perusahaan tidak mengalami kesulitan mendapatkan kebutuhan bahan – bahan energi tersebut.

6. Faktor Lingkungan

Karena lokasi perusahaan letaknya tidak berada di tengah kota maka tidak mengganggu lingkungan masyarakat sekitarnya.

4.3. Struktur Organisasi CV. Pirsa Art Tenun dan Batik

Agar tujuan perusahaan yang telah di rencanakan dapat tercapai perlu adanya suatu kerja sama yang terkoordinir dari individu atau bagian – bagian yang terlibat di dalamnya. Begitupun dengan tugas – tugas atau tanggung jawab yang diemban oleh masing – masing bagian diatur dan di bedakan secara tegas sehingga tanggung jawab dapat terlaksana dengan baik, serta koordinasi dapat dilakukan dengan baik dan mudah.

42

Struktur organisasi CV. Pirsa Art ini berbentuk garis, sehingga wewenang dilimpahkan dari pimpinan kepada bawahan dalam semua tugas yang sama seorang bawahan hanya bertanggung jawab kepada seorang pemimpin.

Berikut ini akan diuraikan struktur organisasi CV. Pirsa Art, serta tugas dan tanggung jawab masing – masing bagian. Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi dari CV. Pirsa Art , pada gambar di bawah ini.

43 Gambar 4.1

Struktur organisasi CV. Pirsa Art

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing – masing bagian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. Mengawasi jalannya operasi perusahaan serta mengambil tindakan preventif dan korektif terhadap penyimpanan yang merugikan perusahaan. Direktur Bpk.Haji Imron Wakil Direktur Bpk. Abidin Manajer Bpk. soeharto Bagian Produksi Seksi Finishing benang Bpk.M. Thorix Seksi Winding Bpk.Kholiq Seksi Winding Bpk.Suherman Bagian Administrasi Ibu Nur Halimah

Bagian Pemasaran

Seksi Gudang Barang Jadi

Bpk Supriyanto

Seksi Penjualan Ibu Nur Hamidah

44

b. Merencanakan semua kegiatan yang akan dilakukan perusahaan bersama dengan para karyawan.

c. Menetapkan tugas dan wewenang dari masing – masing bagian dan karyawan.

d. Menentukan harga pokok perusahaan

e. Menetapkan dan mengadakan evaluasi terhadap kebijakan perusahaan.

f. Bertanggung jawab terhadap segala kelangsungan hidup perusahaan

2. Wakil Direktur

a. Membantu tugas – tugas direktur

b. Mewakili direktur apabila direktur berhalangan dalam melaksanakan tugasnya.

3. Manajer

a. Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan oleh dewan komisaris dan bertanggung jawab atas kelancaran kegiatan perusahaan b. Mengkoordinir masing – masing bagian yang ada dan menciptakan

hubungan yang humoris

c. Membawahi bagian produksi, pemasaran dan administrasi 4. Bagian Produksi

a. Mengawasi dan mengatur pelaksanaan rencana produksi

b. Menyeleksi bahan baku yang akan di gunakan dalam proses produksi c. Bertanggung jawab terhadap mutu dari produk yang di hasilkan

45

d. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap peralatan dan mesin serta menjamin lancarnya proses produksi

5. Bagian Administrasi

a. Menangani pembukuan atas usaha

b. Bertanggung jawab atas pengaturan keuangan dan penyelenggaraan administrasi seluruh kegiatan perusahaan

c. Melakukan pembelian barang – barang selain bahan baku dan mesin 6. Bagian Pemasaran

a. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pemasaran hasil produksi b. Membuat perencanaan penjualan berdasarkan informasi dari pasar c. Membawahi seksi gudang barang jadi dan penjualan

7. Seksi Finishing

a. Bertanggung jawab merebus benang sebelum diolah b. Memberi obat kanjian pada benang yang telah di rebus 8. Seksi Winding

a. Bertanggung jawab memvones benang

b. Membagi benang menjadi 2 jenis yaitu lusi dan pakan 9. Seksi Penenunan

a. Bertanggung jawab menenun benang menjadi kain sesuai jenisnya dan komposisi campurannya.

10. Seksi Gudang Barang Jadi

a. Melaksanakan penyimpanan dan pengeluaran barang – barang dari hasil produksi

46

b. Mengadakan pencatatan atas keluar masuknya barang jadi di dalam gudang

c. Bertanggung jawab atas jumlah dan kualitas barang jadi di dalam gudang.

4.4 Proses dan Hasil Produksi

Dalam proses produksi, penulis membagi secara garis besar tahap – tahap sebagai berikut :

1. Bahan – bahan yang digunakan

Bahan baku yang digunakan dalam produksi adalah Akar wangi, enceng gondok,benang dan benang sutra.

2. Mesin – mesin dan peralatan yang digunakan a. Satu buah tangki perebusan benang

b. Enam puluh tujuh mesin tenun ATBM , yang terdiri dari 2 jenis yaitu: 1) Mesin ERT berjumlah 37 unit

2) Mesin japan berjumlah 30 unit c. Dua Mesin Hani

d. Dua mesin Riling e. Sepuluh alat Kelos f. Sepuluh alat Palet

47 3. Proses Produksi

PROSES PEMBUATAN SAJADAH AKAR WANGI

Dicuci dengan air mengalir Dihias (diberi Motif) Dijemur hingga kering Disortir (diambil kualitas baik) Dipotong setiap 40 cm ditempel / dijahit Akar wangi

Membuat tenun dan bordir

Ditenun ukuran lebar 35 cm Kain dalam potongan Sajadah Akar Wangi Polos FINISHING Sajadah siap dijual

48

PROSES PEMBUATAN TENUN ATBM a. Pelikasan

Yaitu proses penggulungan benang dari bentuk cones menjadi hank / streng, sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya baik pencelupan, pengelantangan ataupun penganjian.

b. Pencelupan

Yaitu proses pewarnaan benang dengan cara pencelupan ke dalam zat warna

c. Pengelosan

Proses ini dilakukan untuk memudahkan kita dalam menata corak atau menata motif yang akan kita susun sesuai dengan warna yang sudah di persiapkan di dalam rack sekir.

d. Penghanian

Menata motif atau corak yang akan kita produksi dan kemudian motif atau corak tersebut kita gulung dalam molen besar kemudian kita gulung/rolling kembali ke dalam boom

e. Pencucukan

Proses memasukkan benang lusi ke dalam gun sesuai dengan jumlah benang yang ada dan kemudian dimasukkan dalam sisir tenun.

f. Penenunan

Penggabungan atau proses penganyaman antara benang lusi dengan benang pakan dengan ketetalan tertentu dalam sebuah mesin ATBM

49 g. Quality qontrol

Proses ini akan di teliti atau di sortir kain/bahan yang tidak layak jual,selain dari pada itu dalam proses ini bahan yang kita produksi kita rapikan dari benang – benang sisa yang keluar dari anyaman.

h. Finishing

Yaitu proses pengemasan tenun hasil produksi

Berikut adalah diagram alir proses produksi tenun ATBM

4. Hasil Produksi

Hasil produksi CV. Pirsa Art adalah sebagai berikut : a. Sajadah Akar Wangi

b. Kain Sutra

c. Plismet enceng gondok

pelikasan pencelupan pengelosan

Penghanian Pengemasan pencucukan quality control Pertenunan Finishing benang

50 4.5 Daerah Pemasaran

CV. Pirsa Art dalam usahanya memasarkan hasil produksinya berusaha agar dapat mencapai daerah konsumen seluas mungkin dengan mempertimbangkan dana yang ada. Daerah pemasaran tersebut meliputi Jepang, Eropa, Amerika, Arab Saudi, Malaysia, Singapore, Hongkong, Makasar, Palembang, Batam, Bali, Jogja, Jakarta

Tabel 4.1 Laporan Laba/Rugi CV. Pirsa Art Periode 2009 Penjualan - Sajadah : 18.000 x 50.000 = 900.000.000 - Plismet : 50.000 x 6.000 = 300.000.000 - Kain Sutra : 8.400 x 125.00 = 1.050.000.000 + 76.400 181.000 2.250.000.000 Harga Pokok - Sajadah : 18.000 x 37.500 = 675.000.000 - Plismet : 50.000 x 3.000 = 150.000.000 - Kain Sutra : 8.400 x 110.000 = 924.000.000 + 76.400 150.500 1.749.000.000 Laba Kotor 501.000.000 Pajak Ppn terutang 10% x 50.000.000 = 5.000.000 15% x 250.000.000 = 37.500.000 25% x 201.000.000 = 50.250.000 92.750.000 Laba Setelah Pajak 408.250.000

51 Laporan Laba/Rugi CV.Pirsa Art Periode 2010 Penjualan - Sajadah : 19.000 x 55.000 = 1.045.000.000 - Plismet : 52.000 x 7000 = 364.000.000 - Kain Sutra : 8.900 x 127.500 = 1. 001.250.000+ 79.900 189.500 2.543.750.000 Harga Pokok : - Sajadah : 19.000 x 45.000 = 855.000.000 - Plismet : 52.000 x 3.250 = 169.000.000 - Kain Sutra : 8.900 x 112.500 = 1. 001.250.000+ 79.900 160.750 2.025.250.000

Laba Sebelum Pajak 518.500.000 Pajak 25% 129.625.000 Laba Setelah Pajak 388.875.000

52 Laporan Laba/Rugi CV.Pirsa Art Periode 2011 Penjualan - Sajadah : 21.700 x 65.000 = 1.410.500.000 - Plismet : 54.000 x 7500 = 405.000.000 - Kain Sutra : 9000 x 130.000 = 1.170.000.000+ 84.700 202.500 = 2.985.500.000 Harga Pokok - Sajadah : 21.700 x 52.500 = 1.139.250.000 - Plismet : 54.000 x 3500 = 189.000.000 - Kain Sutra : 9000 x 115.000 = 1.035.000.000+ 84.700 171.000 = 2. 363.250.000 Laba Kotor 622.250.000 Pajak 25% 155.562.500 Laba Setelah Pajak 466.678.500

53 Laporan Laba/Rugi CV.Pirsa Art Periode 2012 Penjualan - Sajadah : 36.500 x 72.000 = 2.628.000.000 - Plismet : 53.000 x 8.000 = 424.000.000 - Kain Sutra : 9500 x 132.500 = 1.258.750.000+ 99.000 212.500 4.310.750.000 Harga Pokok : - Sajadah : 36.500 x 60.000 = 2.190.000.000 - Plismet : 53.000 x 3750 = 198.750.000 - Kain Sutra : 9500 x 115.500 = 1.097.250.000 99.000 179.250 3.486.000.000 Laba Kotor 824.750.000 Pajak 25% 206.187.500 Laba Setelah Pajak 618.562.500

54 Laporan Laba/Rugi CV.Pirsa Art Periode 2013 Penjualan - Sajadah : 41.900 x 80.000 = 3.352.000.000 - Plismet : 52.500 x 8500 = 446.250.000 - Kain Sutra : 8500 x 135.500 = 1.147.500.000+ 102.900 224,000 4.945.750.000 Harga Pokok - Sajadah : 41.900 x 67.500 = 2.828.250.000 - Plismet : 52.500 x 4000 = 210.000.000 - Kain Sutra : 8500 x 120.000 = 1.020.000.000+ 102.900 191.500 4. 058.250.000 Laba Kotor 887.500.000 Pajak 25% 221.875.500 Laba Setelah Pajak 665.625.000

55 BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1. Diskripsi Hasil Penelitian

Pada dasarnya setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan di dalam aktivitas investasi yang dilakukannya. Tujuan ini merupakan pedoman kearah mana aktivitas perusahaan dan hasil apa yang hendak dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan dari perusahaan ini anrata lain menambah kapasitas mesin. Dalam hal ini Cv. Pirsa Art merencanakan penambahan mesin guna memenuhi permintaan konsumen. Dengan ditambahnya mesin diharapkan dapat menambah keuntungan perusahaan dari keuntungan yang sebelumnya.

Sebelum merencanakan rencana tersebut perlu diadakan penelitian untuk menilai apakah rencana tersebut layak dilaksanakan atau tidak. Dalam menilai kelayakan investasi pada CV. Pirsa Art Tenun dan Batik yang memproduksi sajadah akar wangi berikut ini penulis akan menyajikan diskripsi hasil penelitian tersebut.

5.1.1 Penjualan

Data penjualan yang di peroleh dari CV Pirsa Art Tenun dan Batik selama tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada tabel 5.1

56 Tabel 5.1

Data Penjualan CV. Pirsa Art Periode 2009 – 2013 Tahun Penjualan 2009 76400 2010 79900 2011 84700 2012 99000 2013 102900

( Sumber : Cv. Pirsa Art )

Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa penjualan perusahaan tiap tahunnya selalu meningkat, untuk peningkatan penjualan terbesar terjadi pada tahun 2013.

Tabel 5.2

Estimasi Penjualan Dengan Menggunakan Metode Least Square

Tahun X Y XY X2 2009 -2 76.400 -152.800 4 2010 -1 79.900 -79.900 1 2011 0 84.700 0 0 2012 1 99.000 99.000 1 2013 2 102.900 205.800 4 Jumlah 442.900 72.100 10

Untuk menghitung rencana penjualan di gunakan rumus sebagai berikut Y = a + b (x) a = ∑ 0 = 11$.3 4 = 88.580 b = ∑ 50 ∑ $6 = 7$.% % = 7210 Y = 88.580 + 7210 (x)

Sehingga penentuan jumlah penjualan untuk 10 tahun kedepan menggunakan formasi

57

Tabel 5.3

Perhitungan Rencana Penjualan Tahun X Penjualan 2014 3 110.210 2015 4 117.420 2016 5 124.630 2017 6 131.840 2018 7 139.050 2019 8 146.260 2020 9 153.470 2021 10 160.680 2022 11 167.890 2023 12 175.100

( Sumber : Data Diolah )

Tabel 5.4

Rekapitulasi Rencana Penjualan Periode 2014 – 2023 Tahun X Penjualan 2014 3 110.210 2015 4 117.420 2016 5 124.630 2017 6 131.840 2018 7 139.050 2019 8 146.260 2020 9 153.470 2021 10 160.680 2022 11 167.890 2023 12 175.100 ( Sumber : Data Diolah )

Dengan asumsi tingkat pertumbuhan sama dari data di atas maka dapat di tentukan jumlah produksi tiap tahun untuk mengatur tingkat produksi perlu menetapkan tingkat per peturan perusahaan. Untuk CV Pirsa Art menetapkan tingkat perputaran 10 kali. Dengan persediaan awal 2014 sebesar 9000 potong.

58 Tabel 5.5

Rencana Jumlah Produksi Selama 10 Tahun ( 2014 – 2023 ) Tahun Penjualan 1 Persediaan Awal 2 Kebutuhan 1+3 Persediaan Akhir Jumlah Produksi (1+3)-2 2014 110.210 9.000 123.252 13.042 114.252 2015 117.420 13.042 131.762 14.342 118.720 2016 124.630 14.342 140.851 16.221 126.509 2017 131.840 16.221 151.098 19.258 134.877 2018 139.050 19.258 163.661 24.611 144.403 2019 146.260 24.611 180.856 34.596 156.245 2020 153.470 34.596 207.315 53.845 172.719 2021 160.680 53.845 252.302 91.622 198.457 2022 167.890 91.622 334.345 166.455 242.723 2023 175.100 166.455 490.500 315.400 324.045

( sumber : Data Diolah )

Adapun untuk menghitung persediaan akhir digunakan rumus sebagai berikut :

Per putaran = ( penjualan / persediaan rata – rata ) Tingkat persediaan rata – rata = ( penjualan/ tingkat per putaran )

Persediaan akhir = ( tingkat persediaan rata – rata – 2 ) – persediaan awal

Adapun perhitungannya disajikan dalam tabel berikut ini Tabel 5.6

Perhitungan Persediaan Akhir ( 2014 -2023 )

Tahun Persediaan Rata -

Rata Persediaan Akhir

2014 11.021 13.042 2015 11.742 14.342 2016 12.463 16.221 2017 13.184 19.258 2018 13.905 24.611 2019 14.626 34.596

59 Tahun Persediaan Rata -

Rata Persediaan Akhir

2020 15.347 53.845

2021 16.068 91.622

2022 16.789 166.455

2023 17.510 315.400

( Sumber : Data Diolah ) Tabel 5.7

Rekapitulasi Produksi CV. Pirsa Art Tahun 2014 – 2023 Tahun Jumlah Produksi

2014 114.252 2015 118.720 2016 126.509 2017 134.877 2018 144.403 2019 156.245 2020 172.719 2021 198.457 2022 242.723 2023 324.045

( sumber : Data Diolah )

Setelah mengetahui rencana produksi maka perlu menyusun harga untuk 10 tahun kedepan. Pada tabel berikut ini akan di sajikan perhitungannya.

Tabel 5.8

Estimasi harga dengan menggunakan trend metode least square

Tahun X Harga ( Y ) XY X2 2009 -2 181.000 -362000 4 2010 -1 189.500 -189500 1 2011 0 202.500 0 0 2012 1 212.500 212500 1 2013 2 224.000 448000 4 Jumlah 1.009.500 109000 10

60

Untuk menentukan estimasi harga 10 tahun kedepan di gunakan rumus sebagai berikut Y = a = b ( x ) Dengan = a = ∑ 0 = %. 3.4 4 = 201.900 b = ∑ 50 ∑ $6 = % 3. % = 10.900

Sehingga penentuan harga untuk 10 tahun ke depan menggunakan formasi y = 201.900 + 10.900 ( x )

Tabel 5.9

Perhitungan harga untuk 10 tahun ( 2014 – 2023 ) Tahun X Harga 2014 3 234.600 2015 4 245.500 2016 5 256.400 2017 6 267.300 2018 7 278.200 2019 8 289.100 2020 9 300.000 2021 10 310.900 2022 11 321.800 2023 12 332.700

( Sumber : Data Diolah ) Tabel 5.10 Rekapitulasi Harga CV Pirsa Art Tahun 2014 – 2023 Tahun X Harga 2014 3 234.600 2015 4 245.500 2016 5 256.400 2017 6 267.300 2018 7 278.200 2019 8 289.100 2020 9 300.000

61

Tahun X Harga

2021 10 310.900

2022 11 321.800

2023 12 332.700

( Sumber : Data Diolah )

Tabel 5.11 Estimasi Harga Pokok

Metode Least square

Tahun X Y XY X2 2009 -2 150.500 -301000 4 2010 -1 160.750 -160750 1 2011 0 171.000 0 0 2012 1 179.250 179250 1 2013 2 191.500 383000 4 Jumlah 853.000 100500 10

( Sumber : Data Diolah )

Untuk menentukan harga pokok digunakan rumus Sebagai berikut y = a + b (x) a = ∑ 0 = 849. 4 = 170.600 b = ∑ 50 ∑ $6 = % 4 % = 10.050

Sehingga penentuan harga pokok untuk 10 tahun ke depan menggunakan formasi sebagai berikut y = 170.600 + 10.050(x)

Tabel 5.12

Perhitungan Harga Pokok 10 tahun ( 2014 – 2023 )

Tahun Rencana Harga Pokok

2014 200.750

2015 210.800

2016 220.850

62

Tahun Rencana Harga Pokok

2018 240.950 2019 251.000 2020 261.050 2021 271.100 2022 281.150 2023 291.200

( Sumber : Data Diolah )

Tabel 5.13

Rekapitulasi Harga Pokok CV Pirsa Art Tahun 2014 – 2023 Tahun Rencana Harga

Pokok 2014 200.750 2015 210.800 2016 220.850 2017 230.900 2018 240.950 2019 251.000 2020 261.050 2021 271.100 2022 281.150 2023 291.200

63 Tabel 5.14 Laporan Laba/ Rugi

CV Pirsa Art Tahun 2014 – 2023

Tahun Penjualan Harga Harga Pokok Laba Sebelum Pajak Pajak 25% Laba Setelah Pajak 2014 110.210 234.600 200.750 3730608500 932652125 2797956375 2015 117.420 245.500 210.800 4074474000 1018618500 3055855500 2016 124.630 256.400 220.850 4430596500 1107649125 3322947375 2017 131.840 267.300 230.900 4798976000 1199744000 3599232000 2018 139.050 278.200 240.950 5179612500 1294903125 3884709375 2019 146.260 289.100 251.000 5572506000 1393126500 4179379500 2020 153.470 300.000 261.050 5977656500 1494414125 4483242375 2021 160.680 310.900 271.100 6395064000 1598766000 4796298000 2022 167.890 321.800 281.150 6824728500 1706182125 5118546375 2023 175.100 332.700 291.200 7266650000 1816662500 5449987500 ( Sumber : Data Diolah )

Untuk memperjelas mengenai jumlah laba yang akan di terima oleh CV Pirsa Art selama periode tahunan 2014 – 2023 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.15

Rekapitulasi Laba Setelah Pajak ( EAT ) CV Pirsa Art

Periode 2014 – 2023 Tahun Laba Setelah Pajak

2014 Rp 2.797.956.375 2015 Rp 3.055.855.500 2016 Rp 3.322.947.375 2017 Rp 3.599.232.000 2018 Rp3.884.709.375 2019 Rp 4.179.379.500 2020 Rp 4.483.242.375 2021 Rp 4.796.298.000 2022 Rp 5.118.546.375 2023 Rp 5.449.987.500 ( Sumber : Data Diolah )

64 5.2 Pembahasan

5.2.1 Rencana Investasi

Pada dasarnya setiap perusahaan pasti mempunyai tujuan dalam aktivitas investasi yang dilakukan tujuan ini merupakan pedoman ke arah mana aktivitas perusahaan dan hasil apa yang hendak dicapai oleh perusahaan tersebut. Adapun tujuan dari perusahaan ini adalah untuk melakukan perluasan usaha. Dalam hal ini CV Pirsa Art merencanakan investasi perluasan usaha diharapkan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.

Sebelum merencanakan rencana itu layak dilaksanakan atau tidak. Dalam menilai kelayakan rencana investasi ini, penelitian melihat dari segi aspek keuangan saja.

5.2.2 Analisis Aspek Keuangan

Adapun analisis dari aspek keuangan yang digunakan dalam menilai rencana investasi perluasan ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan jumlah investasi dan umur ekonomis

Dalam hal ini CV Pirsa Art merencanakan investasi perluasan usaha sebesar Rp 3.775.000.000 dengan umur ekonomis 10 tahun. CV Pirsa Art menetapkan diskon faktor sebesar 10%.

Rencana Perluasan Pembelanjaan investasi Tabel 5.16

Rencana pembelanjaan investasi

NO. JENIS

MESIN/PERALATAN JML HARGA JUMLAH

1. Bangunan 1 2.000.000.000 2.000.000.000

2. Mesin ATBM 20 30.000.000 600.000.000

65 4. Mesin Hani 10 70.000.000 700.000.000 5. Alat kelos 10 15.000.000 150.000.000 6. Alat palet 10 15.000.000 150.000.000 Jumlah 3.775.000.000 ( Sumber : Data Diolah )

5.2.3 Penentuan Biaya Model ( Cost Of Capital )

Biaya modal beban tetap yang harus di tanggung oleh perusahaan atas penggunaan dana yang di perlukan untuk melaksanakan suatu proyek atau investasi tertentu untuk membiayai kebutuhan dana tersebut, CV Pirsa Art mengambil dana dari modal sendiri.

5.3 Analisis Penilaian Investasi 5.3.1. Payback Period

Metode ini dipergunakan untuk mengetahui berapa lama original invesment akan kembali. Apabila waktu yang diperlukan lebih pendek atau sama dengan yang disyaratkan, maka proyek dapat di terima. Hal ini dikarenakan semakin cepat waktu pengambilan maka akan seamkin kecil resikonya, sebaliknya apabila lebih panjang dari yang disyaratkan maka proyek di tolak. ( Ibrahim 1998 : 154 ) Untuk menganalisis payback period yaitu dengan membagi total biaya investasi dengan arus kas bersih. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa metode ini sangat sederhana dan lebih mengutamakan investasi yang menghasilkan aliran kas cepat. Sehingga metode ini mempunyai kelemahan yaitu mengabaikan time value of money dan mengabaikan seluruh aliran kas setelah

66

payback period. Juga tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan payback

maksimum yang diperkenankan sehingga usulan proyek di terima. Adapun keuntungan dari metode payback period adalah mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup kembali proyek dan dalam perhitungannya di gunakan cash inflow bukannya accounting income ( sucipto,2005 )

1. Metode Payback Period

Tabel 5.17

Dengan Menggunakan Metode Payback Period Tahun Laba Setelah

Pajak Depresiasi Proceed Arus Kas

0 (3.775.000.0000) (3.775.000.000) 1 2.797.956.375 377.500.000 3.175.456.375 (599.543.625) 2 3.055.855.500 377.500.000 3.433.355.500 2.833.811.875 3 3.322.947.375 377.500.000 3.700.447.375 6.534.259.250 4 3.599.232.000 377.500.000 3.976.732.000 10.510.991.250 5 3.884.709.375 377.500.000 4.262.209.375 14.773.200.625 6 4.179.379.500 377.500.000 4.556.879.500 19.330.080.125 7 4.483.242.375 377.500.000 4.860.742.375 24.190.822.500 8 4.796.298.000 377.500.000 5.173.798.000 29.364.620.500 9 5.118.546.375 377.500.000 5.496.046.375 34.860.666.875 10 5.449.987.500 377.500.000 5.827.487.500 40.688.154.375 ( Sumber : Data Diolah )

PP = 1 + 433.419.:$4

9.%74.14:.974 x 12 bulan = 2 bulan

Maka payback period selama 1 tahun 2 bulan

Hasil yang diperoleh dari perhitungan payback period tersebut menunjukkan bahwa investasi yang akan dilakukan oleh CV. Pirsa Art Tenun dan Batik layak untuk dijalankan, karena untuk menilai apakah usaha layak diterima atau tidak dari segi payback period, maka hasil tersebut harus sebagai berikut :

67

1) Payback period sekarang lebih kecil dari umur investasi yaitu 10 tahun

2) Sesuai dengan target perusahaan ( Kasmir dan Jakfar,2007 : 99 ) 5.3.2 Net Present Value

Ibrahim ( 1998 : 142 ) menyatakan metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dan nilai sekarang penerimaan – penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Apabila

Net Present Value penerimaan – penerimaan kas bersih di masa yang akan

datang lebih besar dari nilai yang sekarang investasi, maka proyek dikatakan menguntungkan dan diterima. Dan sebaliknya apabila hasinya lebih kecil maka proyek ditolak. Sucipto ( 2005 ) menyatakan net present value menpunyai kelemahan dan kelebihan.

Kelebihan dari metode Net Present Value adalah

1) Metode penilaian yang tepat dan secara explisit memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki

2) Merupakan metode laba investasi majemuk 3) Mudah dihitung begitu ditanya digabungkan

4) Langsung mengkaitkan biaya modal dengan nilai investasinya. Kelemahan dari Net Present Value adalah :

1) Karena dianggap akurat, kadang – kadang bisa menyesatkan

68

2) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari tahun ke tahun

Dokumen terkait