• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalaa praktek di Kabupaten Greslk masa berlaku- nya sewa-menyewa bekas tanab bengkok ini aering tidak tepat dengan waktu yang diperjanjikan. Dalaa hal ini bar- kaitan dengan uaur tanaaan yang ditanaa di atas bekas tanah bengkok tersebut. Biasanya waktu panen aelebihl jaxtgka waktu yang ditentukan dalaa perjanjian» naaun hal ini tidak begitu berpengaruh. Sebab apabila kelebihaa wak­ tu hanya aedikit saja dalaa art! kurang dari t (satu) bu- lan, maka kelebihan waktu itu tidak diperhitungkan karena hal ini disadari oleh kedua belah pihak. Apabila kelebihan waktu itu lebih dari satu bulaa, pihak penyewa harus ae- naabah uasg sewa, dalaa hal ini ukurannya adalah tergan- tung kepatutan dan kelayakan yang berlaku pada keblasaan masyarakat setempatl^

Persoalan masa berlakunya sewa-menyewa atas bekas tanah bengkok ini juga tidak lepas dari subjek yang ber­ hak atas bekas tanah bengkok. Sebagalmana yang diuraikan terdahulu bahwa aelekatnya hak atas bekas tanah bengkok kepada kepala desa dan perangkat desa itu hanya selama aeaegang jabatan. Apabila aereka berhenti dari jabatannya harus mengembalikan bekas tanah bengkok Itu ke desa yang bersangkutan, untuk diserahkan kepada pejabat yang baru yang menggantikannya. Hal ini berpengaruh pada «aqa ber­ lakunya sewa-aenyewa bekas tanah bengkok.

19

^Wawancara dengan Kepala Desa di Kecaaatan Sida-

yu# Kabupaten Gresik, 23 s/d 28 Hopember 1992.

Bahwa melekatnya hak atas bekas tanah bengkok hanya berslfat sementara dan apabila kepala desa dan pe­ rangkat desa berhenti darl jabatannya harus mengemballkan bekas tanah bengkok ke desa* Hal ini berlaku apabila da- lan perjanjlan sewa-menyewa tadi dllakukan tldak melalui keputusan desa dan tlndakan ltu tanpa izin darl bupati, apabila perjanjlan sewa-nenyewa dllakukan nelalui rembug desa dan lain bupati, maka perjanjlan sewa-nenyewa itu berakhlr sampai batas waktu yang diperjanjikan kedua be- lah pihak*

Dalam hal sewa-menyewa yang dllakukan tanpa mela­ lui keputusan desa dan tanpa izin dari bupati berarti sewa-menyewa berakhlr demi hukum dengan barhentinya kepa­ la desa atau perangkat desa, namun pada prinsipnya sewa- menyewa masih berlangsung hanya perjanjlan sewa-menyewa dapat berakhlr walaupun yang diperjanjikan belum berakhlr hanya konsekwensinya pi hak.-yang menyewakan dalam hal ini kepala desa atau perangkat desanya yang bersangkutan ha­ rus mengemballkan uang sewa yang belum dapat memenuhi prestasinya atau mengganti dengan tanah lain, yang luas dan kwalitasnya sama dengan bekas tanah bengkok sehingga pihak penyewa tidak dirugikan dengan berhentinya sewa-me­ nyewa yang belum jatuh pada waktu yang diperjanjikan.

Dalam praktek sewa-menyewa bekas tanah bengkok di wilayah Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, di mana bupa­ ti kepala dssrah tingkat XI Gresik sudah menentukan batas

waktu berlakunya sewa-menyewa, naaun dalam kenyataannya masih ada sebaglan kecll kepala desa dan perangkat desa menyewakan bekas tanah bengkok nelebihl batas waktu yang dltentukan* Hal ini terjadi karena sewa-menyewa bekas. tanah bengkok tersebut dilakukan tanpa izIn dari bupatl.

Berakhirnya sewa-menyewa bekas tanah bengkok, se- pertl yang ada dalam perjanjian sewa-menyewa merupakan perjanjian bebas bentuk dalam artl dapat dlbuat dengan dua cara yaitu :

1• Sewa-menyewa bekas tanah bengkok yang dlbuat se­ cara tertulis;

2. Sewa-menyewa bekas tanah bengkok yang dlbuat se­ cara llsan*

1 * Sewa-aenyewa bekas tanah bengkok yang dlbuat secara . tertulis* berakhirnya sewa-menyewa demi hukum, apabila waktu.-yang dltentukan telah lampau, tanpa dlperlukan adanya penghentlan sewa-menyewa*

Mengenal laaa sewa-menyewa yang masa berakhirnya dltentukan secara tertulis* perjanjian sewa-aenyewa itu berakhir dengan sendirlnya tepat pada saat yang telah dltentukan secara tertulis dalan perjanjian* Peautusan sewa tidak perlu diakhlr dengan surat lain* tidak perlu adanya peaberltahuan terlebih dahulu* Apabila waktunya sudah berakhir aaka perjanjian berakhir pula*

Bila terjadi perjanjian sewa-aenyewa dlbuat se­ cara tertulis dan aasa sewanya sudah berakhir akan te-

tapi secara nyata penyewa masih tetap menduduki barang yang dlseva dalam artl tldak mau mengemballkan tanah

tersebut kapada pihak yang menyewakan dan pihak penyewa membiarkan kenyataan tersebut* naka atas kenyataan se- pertl ini telah nenimbulkan persetujuan baru secara diam- dian. Akibatnya persewaan barang tersebut tunduk dan di* atur sesual dengan ketentuan sewa-menyewa secara lisan*

Atas terjadinya persewaan baru secara diam-diam tersebut di atas berdasarkan pada suatu anggapan atau di- anggap telah sama-sama sepakat* hal ini terlihat bahwa pihak penyewa tetap menikmati barang yang disewa sedang yang menyewakan membiarkan saja.

Dalam hal adanya anggapan terhadap terjadinya per­ sewaan baru secara diam-diam*

Kalau penberitahuan psngakhiran telah ada* si penyewa tidak dapat lagi menggunakan alasan bahwa ia masih berstatus penyewa secara diam-diam, kendatipun ia ma­ sih menempatl atau menduduki barang yang disewa* m i berarti asal sudah ada penberitahuan pengakhiran sewa pada si penyewa tldak dapat lagi mempergunskan ang- gapan bahwa berlangsungnya sewa-nenyewa secara diam- diam. Hal ini misalnya dapat dibuktlkan adanya tindak- kan pihak yang menyewakan nenolak pembayaran s e w a .20

Tepat pada saat berakhlrnya sewa-menyewa yang di- tentukan secara tertulis dari pihak penyewa masih saja manggunakan barang yang disewa, pihak yang menyewakan langsung meminta pengoaongan barang sewa, maka tldak ter

jadi persewaan. baru secara dlan-dlam* Penyewa tldak dapat

PU Tahya Harahap, op.citr> h» 230*

20

lag! aenggunakan alasan terjadi persewaan baru yang di- daearkan anggapan* Apabila secara nyata si penyewa masih tetap aenguaaal barangnya, pihak penyewa dapat dltuatut aeabayar gaatl rugl.

2* flewa-menjCQwa bekas tanah bengkok yang dlbuat aeoara llsan*

Berakhirnya perjanjian sewa-aenyewa yang dlbuat secara lisan, tidak berakhir pada waktu yang dltentukan ■elalnkan aendasarkan pada pihak lain yang hendak aeng* hentikan sewanya- Para pihak harus aenglndahkan tenggang waktu pengakhiran yang dlsesuaikan dengan keblasaan yang berlaku pada aasyarakat seteapat*

Tegasnya sewa-menyewa secara- llsan baru berakhir se telah salah satu pihak balk pihak yang menyewakan atau penyewa aemberltahukan pada pihak lalnnya dengan nengin- dahkan tenggang waktu pengakhiran yang sesuai dengan ke- biasaan yang berlaku pada aasyarakat setempat* Pemberita- huan tentang akan diberhentlkanoya sewa-menyewa itu harus dilakukan, kalau tidak ada peaberltahuan maka sewa-menye- wa itu tidak dapat diakhlri*

Tentang peaberltahuan akan dlakhirlnya sewa-aenye­ wa harus aeaperhatikan tenggang waktu yaitu batas waktu antara peaberltahuan dengan pengakhiran sewa-menyewa* Dalaa sewa-menyewa tanah pertanian di mana^diperjanjikan bahwa sewa-menyewa berakhir setelah panen maka satu bulan sebelua panen hendaknya salah satu pihak harus meaberlta-

lain*

Pengakhlran sewa-menyewa baik secara tertulis oaupun lisan yang tidak nanentukan batas waktu dapat di*

tarik suatu pedoman* penghentian dan pengakhirannya ber- jalan sampai pada saat yang dianggap pantas oleh kedua belah pihak dan barpadoman pada kebiasaan setempat*21 2* M#nurut Peraturan Menteri Dalam Ifagerl TTonor 1 Tahun

1982*

Dengan diberlakukannya Peraturan Wenetri Dalan Hegeri ffomor 1 Tahun 19&2, hal ini tldak berpengaruh

terhadap bekas tanah bengkok yang sampai sekarang masih merupakan sumber penghasilan langsung bagi kepala desa dan perangkat desanya* Sebab dalan kenyataannya status desa belum berubah menjadi kelurahan, sehingga kepala desa dan perangkat desa masih dlberi kesempatan menge- lola bekas tanah bengkok oleh desa* karena mereka belum diangkat menjadi pegawai negeri* Khususnya dapat dl ju»- pai di wilayah Kecamatan Sldayu, Kabupaten Gresik, kspa- la desa dan perangkat desa masih mendapat sumber pengha- silan langsung darl bekas tanah bengkok yang dlkelolanya* Hal ini juga tldak menutup kemungkinan terjadi di:daerah lainnya.

Dari kenyataan yang ada dalam kehldupan masyarakat desa* bekas tanah bengkok oleh kepala desa atau perangkat desa, banyak yang disewakan pada pihak lain*

Terjadinya proses sewa-menyewa bekas tanah bengkok hanya berdasarkan keblasaan yang berlaku bagl nasyarakat setempat* Oleh karena dalam Peraturan Menterl Dalam Wegerl tfomor 1 Tahun 1932 dl dalamnya juga tidak ada salah satu ketentuan pun yang mengatur tentang sewa-menyewa bekas ta- nah bengkok. Hal ini sama dengan ketentuan yang ada dalam Undang-undang Tfomor 5 Tahun 1979, tidak ada salah satu pa­ sal pun yang mengatur mengenal sewa-menyewa bekas tanah bengkok.

TetapI proses sewa-menyewa bekas tanah bengkok se- telah berlakunya Peraturan Menterl Dalam Kegeri Homor 1 Tahun 1982 di dalam pelaksanaannya mengalami perkembangan dibandingkan pada saat diberlakukannya Undang-undang TTo- mor 5 Tahun 1979*

Proses sewa-menyewa bekas tanah bengkok setelah diberlakukannya Peraturan Menteri Dalam Kegeri TTomor 1 Tahun 1982, adalah :

a* Terjadinya proses sewa-menyewa bekas tanah bengkok sudah dilakukan melalul upaya hukum lelang, yang dalam pelaksanaannya sewa-menyewa yang dilakukan oleh kepala desa atau perangkat desa sudah diketa- hui secara umum oleh masyarakat desa, meskipun hal itu tanpa melalul rembug desaA@Pu<tusan desa dan tanpa melalul izin dari bupati kepala daerah ting­ kat II.

yang berhasil laenangkan lelang tersebut untuk eepenuhnya dinikmati;

c. Penikmatan langsung dalam jangka waktu yang te­ lah dltentukan pada saat lelang, dengan pemba­ yaran sejualah harga yang di dapat darl hasil lelang* Bahwa pembayaran atau pslimasan uang se­ wa yang dllakukan dengan upaya hukum lelang da­ pat dilaksanakan secara ber.tahap sesual perjan-

jian, yang dibuat kepala desa atau perangkat de­ sa dengan pihak penyewa yang memenangkan lelang, umpamanya; perbulan, triwulan, persetengah ta- hunan* atau per tahun dapat dllakukan sewa-aenye- wa asal sesuai dengan Isi perjanjlan*

Terjadinya proses sewa-menyewa melalui upaya hu­ kum lelang dldasarkan pada penawaran harga yang paling tertinggi yang dllakukan oleh para calon penyewa. Siapa menawar paling tertinggi dialah yang berhak atas bekas tanah bengkok yang dlsewakan, di mana penawaran harga sewa melalui upaya hukum lelang antara desa satu dengan desa lainnya di Kecaraatan Sidayu, Kabupaten Gresik ber- beda. Hal ini disebabkan kondisi bekas tanah bengkok berbeda, serta sarana transportasi yang sulit dijangkau oleh para penyewa. Seperti data yang di dapat di Keca- matan Sldayu, Kabupaten Gresik mengenai bekas tanah bengkok oleh kepala de6a atau perangkat desa dlsewakan pada pihak lain, sebagaimana tersebut dalam tabel ini.

WO Nana desa Barga sewa Tahun Keterangan 1 Lasen Rp 600*000,00 1992/1993 perhektar 2 Golokan RP 650.000,00 1992/1993 perhektar 3 Purwodadi Rp 8 * o o o R C"- 1992/1993 perhektar k Sedagaran HP 700.000,00 1992/1993 perhektar 5 Serowo Rp 700.000,00 1992/1993 perhektar 6 Raci Kulon Rp 50 0.0 0 0 ,0 0 1992/1993 perhektar 7 Raci Tengah Rp 600.000,00 1992/1993 perhektar 8 Randu Boto Rp 6 50.0 0 0 ,0 0 1992/1993 perhektar 9 Kgawen Rp 5 5 0.0 0 0 ,0 0 1992/1993 perhektar

BAB IV

PEttYELESAIAN ATAS RESIKO SEWA-MEKYEWA BEKAS TAKAH BEHGKOK

1* Bila vang Menyewakan Meninggal Dunia. Jliberhentlkan Sebelum Maaa Sewa Berakhir*

Terjadinya maealah sewa-menyewa atas bekas tanab bengkok bila yang menyewakan meninggal dunia, diberhen- tlkan dari Jabatannya, sebelum masa sewa berakhir, apa­ bila ini benar terjadi harus diselesaikan secara tuntas agar tidak tercipta keblasaan yang tidak mendidik*

Bag! kepala desa atau perangkat desa yang akan berakhir masa jabatannya tidak diperkenankan menyewakan bekas tanah bengkok dalam waktu yang melebihi berakhlr- nya masa jabatannya*

Kepala desa atau perangkat desa sebagai pihak yang menyewakan telah meninggal dunia atau dlberhenti- kan dari jabatannya, padahal masa sewa-menyewa belum berakhir, maka dalam hal ini yang menanggung resiko ke- rugian secara penuh atas sewa-menyewa bekas tanah beng­ kok tersebut adalah penyewa* Oleh karena bekas tanah bengkok harus dikemballkan ke desa dan untuk diserahkan kepada pejabat baru yang menggantikan kedudukkan peja- bat lama*

Untuk menjaga kelestarian fungsl bekas tanah bengkok 6erta statusnya yang dlhubungkan dengan kemung- kinan seseorang yang menjabat sebagai kepala desa atau

perangkat desa telah berhenti sewaktu-waktu, baik karena meninggal dunia, mengundurkan diri atau dlberhentikan oleh pejabat yang berwenang, maka sebaiknya diberi pene- gasan bahwa untuk ayarat penyew&an bekas tanah bengkok ini harus ditentukan lama waktu penyewaan lalah 1 (satu) tahun, dapat diperpanjang setlap kali selama-lamanya 1

(satu) tahun dengan suatu perjanjlan sewa-menyewa dengan masa perpanjangan maksimal k (empat) tahun*

Alasannya adalah apabila terjadi kepala desa atau perangkat desa yang bersangkutan berhenti 80waktu-waktu,

tidak mengalami kesulitan dengan bekas tanah bengkok tersebut, apabila setlap tahun telah terjadi lowongan ja­ batan* Pembug desa dapat menetapkan lain terhadap bekas tanah bengkok atau dalam 1 (satu) tahun tersebut langsung bekas tanah bengkok dikuaaai kembali oleh desa* dan dalam hal ini si penyewa tidak dirugikan.

Apalagi yang menyangkut penyalahgunaan wewenang seperti dipergunakannya bekas tanah bengkok itu untuk ke- pentingan pribadi semata, dan perjanjiannya hanya dilaku- kan secara di bawah tangan yang mana akan membuat kesu­

litan di kemudian hari, bila timbul sengketa yang menyang­ kut sewa-menyewa bekas tanah bengkok*

Untuk menyelesaikan masalah tersebut seharusnya para pihak meminta persetujuan kepada kecamatan yang mem- bawahi beborapa desa, apabila ada kepala desa yang berusa- ha untuk menyewakan bekas tanah bengkok yang bemang tldak

boleh disewakan kepada pihak lain dengan dalih karena ke­ pala desa atau perangkat desa tidak dapat mengerjakan* Untuk itu seharusnya para pihak terutama penyewa harus hati-hati karena bekas tanah bengkok merupakan tanah ja- batan yang harus dipertanggungjawabkan setiap penggunaan- nya walaupun sebenarnya memang bekas tanah bengkok ini da­ pat disewakan tanpa mengurangi atau mengubah fungsi tanah. 2. Bila Resiko Tidak Dicantumkan Secara Tegas dalaa Per-

janjian.

Hengenai atas resiko sewa-menyewa bekas tanah beng­ kok ini berkaitan dengan berakhirnya masa jabatan kepala desa atau perangkat desa sebagai pemagang hak. atas bekas tanah bengkok* Dengan berakhirnya masa jahatan kepala desa atau perangkat desa, hak atas bekas tanah bengkok yang me- lekat pada kepala desa dan perangkat desanya yang bersang­ kutan lepas* Bekas tanah bengkok itu harus dlkemballkan ke desa untuk diserahkan kepada pejabat baru yang menggan- tlkannya*

Berakhirnya masa jabatan kepala desa atau perangkat desa itu terjadi sewaktu-waktu, hal ini dapat disebabkan antara lain karena :

a. meninggal dunia;

b* atas permintaan sendlri;

d* sebab-sebab lain*

Resiko sewa-menyewa bekas tanah bengkok yang tidak dlcantumkan secara tegas dalam perjanjlan, perlu dibedakan di antara sebab-sebab berakhimya masa jabatan kepala desa atau perangkat desa, sebagaimana yang tersebut di atas an­ tara lain :

1. Apabila kepala desa atau perangkat desa berhenti darl jabatannya karena menisggal dunia, hal mana menunggal dunianya seseorang marupakan kejadian yang tldak dapat dlduga sebelumnya, kedudukkan sewa-menyewa masih tetap barlangsung* Dengan kon- sekwensi bahwa sewa-menyewa bekas tanah bengkok tersebut diteruskan atau beralih kepada pejabat ba­ ru yang menggantikan, selama masa sewa yang belum terpenuhi prestasinya, yang sesual dengan perjanji- an yang telah disepakati. Dalam hal ini resiko te­ tap pada pihak yang menyewakan yang dapat diterus­ kan oleh pejabat baru yang menggantikannya;2^

2. Apabila berhentinya kepala desa dari jabatannya itu atas permintaan sendiri, berakhir masa jabatannya> dan sebab-sebab lain, maka kedudukkan sewanya masih tetap bsrlangsung terus, hanya saja kepala desa dan perangkat desa yang berhenti itu, masih tetap berr

22

22Kansil C.S.T., loc»cit.

Dokumen terkait