BAB III AKHLAK TERCELA KEPADA ALLAH SWT
2. Nifaq
Kata nifaࡃq berasal dari kata: na¿qa alyarbu’, artinya lubang hewan sejenis tikus.
Lubang ini ada dua, ia bisa masuk ke lubang satu kemudian keluar lewat lubang yang lain.
Demikianlah gambaran keadaan orang-orang muna¿k, satu sisi menampakkan Islamnya,
tetapi di sisi lain ia amat ka¿r dan menentang kepentingan Agama Islam.
Nifaࡃq adalah perbuatan menyembunyikan keka¿ran dalam hatinya dan menampakkan
keimanannya dengan ucapan dan tindakan. Perilaku seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Atau dengan kata lain, tindakan yang selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati nuraninya, terhadap Allah Swt
maupun sesama manusia. Pelaku perbuatan nifƗq disebut muna¿k. Firman Allah Swt.
ô ÷óin óeiõÎ
÷ ÷có_óYniõÎ
÷ÐôUnóS
÷õgõfh õJnóh óIóUõÎ
÷Ðód óB
ÐóÙõÎóí
nfóY®Ð÷ÐôUnóS
÷ÐôfóY®Ð
ó÷xõ|UÐ÷ÐôbóU
ÐóÙõÎóí
óëôýõ~÷gó ÷ôY
”Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman.” Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok- olok”. (Q.S. al-Baqarah [2]:14)
97
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
Akhlak tercela kepada Allah Swt
a. Nifaࡃq I’tiqaࡃdiࡃ
Nifaࡃq I’tiqaࡃdiࡃ adalah suatu bentuk perbuatan yang menyatakan dirinya beriman kepada Allah Swt., sedangkan dalam hatinya tidak ada keimanan sama sekali. Dia salat, bersedekah, dan beramal saleh lainnya, namun tindakannya itu tanpa didasari keimanan dalam hatinya.
Firman Allah Swt.
÷ÐôYnóS
õÒóĆ [UÐ
óUõÎ
÷ÐôYnóS
ÐóÙõÎóí
÷ ôg ôLõØn óB
ó ôwóí
ódUÐ
óë ôLõØn óôx
óhõbõRnóf ôe÷UÐ
ëõÎ
ðĆhõdóS
øõÎ
ódUÐ
óëíô} ôT÷|óx
óøóí
óÜnfUÐ
óëíôÍËó}ôx
óUn ó ôT
“Sesungguhnya orang-orang muna¿k itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (Q.S. an-NisƗ’ [4]:142)Pelaku nifaq diancam Allah dengan disamakan dengan orang fasik yang diancam
dengan neraka Jahannam dan kekal di dalamnya.
Allah juga ber¿rman dalam QS. at-Taubah [9]:67-68:
õ óL
óë÷óg÷fóxóí
õ} óc÷f ôe÷Unõ=
óëíô}ôY÷jóx
ò÷_ó=
÷õY
÷ ôg ô\ ÷_ó=
ôÓnóbõRnóf ôe÷UÐóí
óëôbõRnóf ôe÷UÐ
óëôb õHnóa÷UÐ
ô ôw
óhõbõRnóf ôe÷UÐ
ëõÎ
÷ ôgóh õófóR
óĝdUÐÐ ôói
÷ ôgóxõ{÷xóÌ
óë ô\õ÷bóxóí
õæíô}÷_óe÷UÐ
ó õwnóghõR
óxõ{õUn óB
óf óg ó@
óÚnói
óÚna ôc÷UÐóí
õÓnóbõRnóf ôe÷UÐóí
óhõbõRnóf ôe÷UÐ
ôĝdUÐ
ó{ óLóí (ÁÂ)
(ÁÃ-ÁÂ :p=UÐ) (ÁÃ) ñhõbôY
ñÑÐó| óL
÷ ôgóUóí
ôĝdUÐ
ô ôgóf ó_óUóí
÷ ôgô ÷ óA
“Orang-orang muna¿k laki-laki dan perempuan-perempuan, sebagian dari sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka mengenggam tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang muna¿k itulah orang-orang yang fasik.Allah mengancam orang-orang muna¿k laki-laki dan perempuan dan orang-orang ka¿r dengan neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka azab yang kekal, (Q.S. at-Taubah [9]:67=68).
Allah akan memasukkan orang muna¿k dan orang ka¿r bersama-sama dalam
Akhlak tercela kepada Allah Swt
(¼¿» :ÊnfUÐ) nð_hõe ó@
óf óg ó@
õR
óxõ}õRn óc÷UÐóí
óhõbõRnóf ôe÷UÐ
ô õYn ó@
ódUÐ
ëõÎ
“Sungguh Allah mengumpulkan orang-orang muna¿k dan ka¿r dalam neraka Jahannam bersama-sama”. (Q.S. an-NisƗ [4]:140)
Kisah Abdullah ibnu Saba’, dia adalah tokoh muna¿q Madinah, semenjak
kemunculan Nabi Saw, ia sudah memendam rasa benci terhadap Nabi. Sebuah kisah menerangkan bahwa kebencian terhadap Nabi disebabkan karena hijrahnya Nabi ke Madinah, dengan sebab hijrah inilah, ia merasa kurang diperhatikan lagi oleh masyarakatnya, semula, ia adalah calon pemimpin Madinah. Tetapi setibanya Nabi di Madinah, maka pamor akan status social Abdullah ibnu Saba’ menjadi padam. Lalu ia amat memendam rasa benci kepada Nabi Saw. Dalam sejarah perjuangan Islam, dialah sosok yang paling banyak mengendurkan semangat umat Islam dalam
berjuang melawan orang-orang ka¿r, ia juga pernah berusaha mengusir Nabi dari
Madinah, ia juga yang pernah mem¿tnah Sayyidah Aisyah, Istri Nabi pernah
berselingkuh dengan seorang sahabat bernama Shafwan Ibnu Muatthal, lalu Allah menolong langsung sahabat Aisyah, menjelaskan masalahnya dengan menurunkan ayat-ayat al-Quran. Dan ketika Abdullah ibnu Saba’ meninggal di Madinah. Anaknya berusaha memohon pada Nabi untuk turut serta menshalatkan dan menguburkannya. Lalu Nabi amat berbaik hati, menshalatkannya dan turut menguburkannya, lalu mendoakkannya. Setelah Nabi mendoakan dan mengistighfarkan untuknya, maka Allah menurunkan surah at-Taubah 9:80:
÷ ôgóUôĝdUÐó}õa÷`óx
÷ódóRðÒ}óY
óhõ_÷ óH
÷ ôgóU÷}õa÷`ó ÷ó>
÷ëõÎ
÷ ôgóU÷}õa÷`ó ÷ó>
óø÷íóÌ
÷ ôgóU÷}õa÷`ó ÷HÐ
(û)
óhõb õHnóa÷UÐ
óê÷ób÷UÐïõ{÷góx
óø
ôĝdUÐóíõõU ôHóÚóíõdUnõ=Ðíô}óaóT
÷ ôgiójõ=
óõUóÙ
Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun kepada mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampun kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka ka¿r kepada Allah dan Rasul- Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik. (Q.S. at-Taubah
9:80).
Ayat ini menerangkan bahwa kemuna¿kan Abdullah Ibnu Saba’ sudah melewati
batas keka¿ran, sehingga Allah-pun tidak berkenan menerima taubatnya, nauĪu
99
Akidah Akhlak Kurikulum 2013
Akhlak tercela kepada Allah Swt
b. Nifaq ‘Amaliࡃ
NifƗq ‘amalƯ adalah kemuna¿kan berupa pengingkaran atas kebenaran dalam bentuk perbuatan. Sesuai dengan Sabda Rasulullah Saw:
ën óB
óõeô>÷ÍÐ
ÐóÙõÐóí
óód ÷BóÌ
ó{ óLóíÐóÙõÐóí
óÑó| óT
óÔ{ óAÐóÙõÐ :
ñÔ
óĆó?
ó÷hõbõaóf ôeU÷Ð
ôpóxóÐ
( dYíïÚnUÐ
ìÐíÚ)
“Tanda-tanda orang muna¿k itu ada tiga, yaitu apabila berkata selalu berdusta, apabila berjanji selalu tidak ditepati, dan apabila dipercaya selalu mengkhianati”.
(HR. Bukhari Muslim)
2. Ciri-ciri perbuatan yang masuk kategori nifƗq:
1. Tidak mampu menegakkan salat kecuali dengan malas-malasan, ia merasa ragu terhadap balasan Allah di akhirat.
2. Hanya ber¿kir jangka pendek yaitu kekayaan duniawi semata
3. Terbiasa dengan kebohongan, ingkar janji, dan khianat.
4. Tidak mampu ber-amar ma’ruf nahyi munkar.
5. Sering kali dalam pembicaraannya menyindir dan menyakiti Nabi atau Islam.
D
KEMBANGKANLAH WAWASANMU
Diskusikan dengan teman-temanmu!!!
Mari menalar dan menganalisa.
Menganalisa dampak dari perilaku riyaࡃ’ dalam kehidupan masyarakat.
Dari pengamatan kalian, coba analisislah dampak dari perbuatan riyaࡃ’ dan nifƗq baik di
dunia ini, maupun nanti di akhirat. Dan juga cara-cara yang perlu ditempuh dalam rangka
Akhlak tercela kepada Allah Swt
Akhlak Tercela Dampak Dunia dan
Dampak Akhirat
Cara Menghindari Perilaku Riya’ dan NifƗq
RiyƗ Dampak Dunia ………. Dampak Akhirat ………. ………. Nifaq Dampak Dunia ………. Dampak Akhirat ………. ……….
E
REFLEKSI
Sajikanlah kisah tentang orang yang berperilaku riyaࡃ’ dalam kegiatan sosial beserta dampak-
dampaknya! Kalian bisa bermain peran dengan materi yang kalian dapat dari literatur buku atau mengunduh di internet. Selamat bekerja! Semoga sukses.
………..……… ………..……… ………..………
Rangkuman
Riya’ dalam bahasa Arab artinya memperlihatkan atau memamerkan, secara istilah
riya’ yaitu memperlihatkan sesuatu kepada orang lain, baik barang maupun perbuatan
baik yang dilakukan, dengan maksud agar orang lain dapat melihatnya dan akhirnya
memujinya. Hal yang sepadan dengan riyaࡃ’ adalah sum’ah yaitu berbuat kebaikan agar
kebaikan itu didengar orang lain dan dipujinya, walaupun kebaikan itu berupa amal ibadah kepada Allah Swt.
NifƗq adalah perbuatan menyembunyikan keka¿ran dalam hatinya dan menampakkan
keimanannya dengan ucapan dan tindakan. Perilaku seperti ini pada hakikatnya adalah ketidaksesuaian antara keyakinan, perkataan, dan perbuatan. Atau dengan kata lain, tindakan yang selalu dilakukan adalah kebohongan, baik terhadap hati nuraninya,
KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodi¿kasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
1.4. Menghayati adab membaca al-Quran dan adab berdoa
2.4. Terbiasa menerapkan adab membaca al-Quran dan adab berdoa 3.4. Memahami adab membaca al-Quran dan adab berdoa
4.4. Mendemonstrasikan adab membaca al-Quran dan berdoa