• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALA I FASE AKTIF

4. NIFAS a. Definisi

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Wanita yang melalui periode puerperium ( Nifas ) berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal (Eny dan Diah, 2010 hal:1).

Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8 minggu setelah persalinan. Poses ini dimulai setelah selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagaai akibat dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan (Sitti Saleha, 2009 hal: 4).

b. Tujuan Masa Nifas (Prawirohardjo,2008 hal:122)

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik 2) Melaksanakan skrining yang komperhenshif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi kolmplkasi pada ibu maupun bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4) Menberikan pelayanan keluarga berencana.

c. Masa nifas ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: 1) Puerperium dini

Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari (Eny dan Diah, 2010 hal:3).

2) Puerperium itermedial

Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu (Eny dan Diah 2010 hal:3).

3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, tahunan (Eny dan Diah 2010 hal:3).

d. Perubahan Masa Nifas

1) Involusi Alat-alat kandungan

Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupuneksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan semula sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi (Diyan, 2013 hal: 28).

a) Uterus

Uterus secara berangsur angsur menjadi kecil (Involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Tinggi Fundus Uteri (TFU) dan berat uterus menurut masa involusi adalah saat bayi baru lahir TFU setinggi pusat dengan berat 1000 gram, saat plasenta lahir TFU 2 jari bawah pusat dengan berat 750 gram, 1 minggu setelah melahirkan TFU pertengahan pusat syimpisis dengan berat 500 gram, 2 minggu setelah persalinan TFU tidak teraba diatas syimpisis dengan berat 350 gram, 6 minggu setelah melahirkan TFU bertambah kecil dengan berat 50 gram dan setelah 8 minggu TFU sebesar normal dengan berat 30 gram (Diyan.2013 hal: 28).

2) Proses involusi uterus adalah sebagai berikut (Icemi dan Wahyu,2013 hal:339):

a) Iskemia Miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus-menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi

b) Autolysis

Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot urine. Enzim protelitik akan memendekan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai

pengrusakan secara langsung jaringanhipertropi yang berlebihan hal ini disebabkan karena penurunan hormon esterogen dan progesteron.

c) Efek Oksitosin

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.

3) Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks.segera setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga hingga tiga perempat dari jalan atas simpisis pubis dan umbilikus dalam beberapa jam dan bertahan hingga satu atau dua hari dan kemudian secara berangsur angsur turun ke pelviks yang secara abdominal tidak dapatterpalpasi diatas simpisis setelah sepuluh hari. Perubahan uterus ini berhubungan erat dengan perubahan pada miometrium. Pada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkanmelalui getah bening (Icesmi dan Margareth, 2013 hal:318)

a) Bekas implantasi plasenta

Plasental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavumuteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu

menjadi 3,5 cm pada minggu keenam 2,4 dan akhirnya pulih (Diyan, 2013 hal: 28).

b) Lochea

Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam uterus. Loche mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/anyir seperti darah menstruasi, meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi (Eny dan Diah 2010 hal:78) 4) Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan

(Eny dan Diah, 2010 hal:78): a) Lochea Rubra/ Merah (Kruenta)

Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium.

b) Lochea Sanguinolenta

Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 postpartum. c) Lochea Serosa

Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum.

d) Lochea Alba/Putih

Mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan yang mati.lochea alba bisa berlangsung selam 2 sampai 6 minggu post partum.

5) Serviks

Setelah persalinan bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

6) Vulva dan vagina

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6-8 minggu postpartum. Penurunan hormon esterogen pada masa postpartum berperan dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae. Rugae akan terlihat kembali pada sekitar minggu ke 4 (Eny dan Diah, 2010 hal: 80).

7) Payudara

Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir. Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar pituari akanmengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik). Sampai hari ketiga setelah melahirkan, efek prolaktin pada payudara mulai bisa dirasakan. Pembuluh payudara menjadi bengkak terisi darah,

sehingga timbul rasa hangat, bengkak dan rasa sakit.sel-sel ini yang menghasilkan ASI (Sitti Saleha, 2009 hal: 58).

e. Ada dua reflek yang masing-masing berperan dalam pembetukan dan pengeluaran ASI yaitu

1) Refleks prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung syaraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu dialanjutkan kebagian depan kelenjar hipofise yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah. Melalui sirkulasi, prolaktin memacu sel kelenjar memproduksi air susu.(Marmi,2012 hal: 21) 2) Reflek Let Down

Bersamaan dengan pembentukan prolaktin rangsangan yang berasal dari isapan bayi akan ada yang dilanjutkan ke hipofise anterior yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini diangkut menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehinga terjadilah proses involusi. Oksitoksin yang sampai pada alveoli akan merangsang kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke sisitem duktus laktiferus masuk kemulut bayi.(Yetti,2010 hal: 12)

f. Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk memperoleh ASI adalah sebagai berikut(Sitti Saleha,2009 hal: 16-17): 1) Refleks rotting

Reflek ini memungkinkan bayi baru lahir untuk menemukan puting susu apabila ia diletakan di payudara.

2) Refleks menghisap

Saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu atau pengganti puting susu sampaike langit keras dan punggung lidah. Refleks ini melibatkan rahang, lidah, dan pipi

3) Refleks menelan

Gerakan pipi dan gusi dalam menekan aerola, sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi.

g. Cara Menyusui yang benar (Suheni dkk,2010) 1) Mengatur posisi bayi terhadap payudara ibu

2) Keluarkan sedikit ASI dari puting susu, kemudian dioleskan pada puting susu dan aerola

3) Ibu berada pada posi yang rileks dan nyaman

h. Jelaskan pada ibu bagaimana teknik memegang bayinya: 1) Kepala dan badan bayi berada pada satu garis lurus.

2) Muka bayi harus menghadap kepayudara, sedangkan hidungnya kearah puting susu

4) Untuk BBL: ibu harus menopang badan bayi bagianbelakang, disamping kepala dan bahu.

5) Payudara dipegang dengan menggunakan ibu jari

diatas,sedangkan jari yang lainnya menopang bagian bawah payudara, serta gunakanlah ibu jari untuk membentuk puting susu demikian rupa sehingga mudah memasukannya ke mulut bayi 6) Berilah rangsangan pada bayi agar membuka mulut dengan cara

menyentuhkan bibir bayi ke puting susu atau dengan cara menyentuh sisi mulut bayi.

7) Tunggulah sampai bibir bayi terbuka cukup lebar.

8) Setelah mulut bayi terbuka cukup lebar, gerakan bayi segera ke payudara dan bukan sebaliknya ibu atau payudara ibu yang digerakkan kemulut bayi

9) Arahkanlah bibir bawah bayi dibawah puting susu sehingga dagu bayi menyentuh payudara

10) Perhatikan selama menyusui

i. ASI dalam 3 stadium yaitu(Marmi, 2012 hal: 32): 1) Kolostrum

Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolostrum merupakan caiaran dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung protein tinggi, mineral, gram, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan atibodi yang tinggi daripada ASI matur. Selainitu,

kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolostrum adalah (IgG, IgA dan IgM), menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit.

2) ASI transisi atau peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna serta komposisinya. Kadar Imunoglobin dan protein menurun, sedangakan lemak dan laktosa meningkat.

3) ASI matur

ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan tidak menggumpal bila dipanaskan.

j. Beberapa hal yang mempengaruhi produksi ASI(Vivia dan Tri,2011 hal:22)

1) Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan mengandung cukup gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan lancar.

2) Ketenangan jiwa dan pikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan danpikiran tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertahan, sedih dan tegang akan menurun volume ASI.

3) Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD, pil khusus menyusui, atau suntik hormonal 3 bulanan.

k. Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara sehingga mempengaruhi hipofisis untukmengeluarkan prolaktin dan oksitoksin. 1) Anatomi payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi pengeluaran ASI. Selain itu, perlu diperhatikan juga bentuk anatomi papilla mammae atau putting susu.

a) Faktor fisiologi

ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produsi dan sekresi air susu

b) Pola istirahat

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat, maka ASI juga berkurang.

c) Faktor isapan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak.

l. Tanda bayi cukup ASI (Yetti,2010 hal:27)

1) Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda

2) Bayi menyusu sering, tiap 2-3 jam atau 8-12 kali dalam sehari. 3) Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur

cukup

4) Bayi tampak sehat, warna kulit dan turgor baik, anak cukup aktif 5) Bayi bertambah berat badannya rata-rata 500 gram per bulan

m. Manfaat ASI (Eny dan Diah,2010 hal: 37-38) Bagi bayi

1) Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang optimal agar kolostrum segera keluar yang diseuaikan dengan kebutuhan bayi. 2) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera

kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi. 3) Meningkatkan kecerdasan

4) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas. 5) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi

6) Mencegah kehilangan panas

Bagi ibu

1) Merangsang produksi oksitoksin dan prolaktin 2) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI 3) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi

n. Perubahan sistem Reproduksi 1) Perubahan Sistem Pencernaan

Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali normal.(Marmi, 2012 hal:92).

2) Perubahan sistem perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu pula sebaliknya, pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktusatu bulan setelah wanita melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan (Marmi, 2012 hal:93).

3) Perubahan Sistem muskuloskeletal

Adaptasi sistem muskulosketal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik pada masa postpartum.

Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan. Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah melahirkan. Namun demikian, pada saat postpartum sistem mukuloskeletal akan berangsu-angsur pulih kembali. Ambulasi dini dilakukan segera setelah melahirkan, untuk membantu mencegah komplikasi dan mempercepat involusi uteri (Marmi, 2012 hal:98).

4) Dinding perut dan peritoneum

Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominalis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit.Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan. (Marmi, 2012 hal:98).

5) Kulit abdomen

Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang dinamakan striae. Melaluilatihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu. (Marmi, 2012 hal:99).

6) Striae

Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada diding abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang secara sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdominalis tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan beberapa lama tonus otot kembali normal. (Marmi, 2012 hal:99).

o. Perubahan Ligamen

Ligamen-ligamen dan diagfragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi.

Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah

melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.(Yetti, 2010 hal:46)

Simpisis Pubis

Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan penyebab utama mobiditas maternal dan kadang-kadang ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak di tempat tidur atau saat berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan. Sementara

pada kebanyakan wanita gejala menghilang setelah beberapa minggu atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala dapat menetap sehingga diperlukan kursi roda. (Yetti, 2010 hal:46)

p. Perubahan Edokrin

Selama kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut antara lain:

1) Hormon plasenta

Pengeluaran plasenta menyebabkan peburunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum(Marmi,2012 hal: 10ke-3).

2) Hormon Pituitary

Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi (Marmi,2012 hal: 103).

3) Hipotalamik pituitary ovarium

Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang sedang menyusui

maupun yang tidak menyusui. Pada wanita menyusui

mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu (Marmi,2012 hal: 103).

4) Hormon Oksitoksin

Hormon oksitoksin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ke tiga persalinan, hormon oksitiksin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahan kan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitoksin, sehingga dapat membantu involusi uteri (Marmi,2012 hal: 103).

5) Hormon estrogen dan progesteron

Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi salurankemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva serta vagina.

q. Perubahan Tanda Tanda Vital 1) Suhu badan

24 jam post partum suhu badab akan naik sedikit (37,50 C-380 C)

sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. Pada hari ketiga suhu akan naik lagi karena ada pembentukan ASI, buah dadanya menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, traktus urogenitalis atau sistem lain. 2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 adalah abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan postpartum yang tertunda.

Sebagian Wanita mungkin saja memiliki apa yang disebut bradikardi nifas (puerperal bradycardia). Hal ini sampai beberapa jam setelah kelahiran anak.

r. Perubahan sistem hematologi

Leukositosis mungkin terjadi selama persalinan, sel darah merah berkisar 15.000 selam persalinan. Peningkatan sel darah putih berkisar antara 25.000-30.000 yang merupakan manifestasi adanya infeksi pada persalinan lama. Hal ini dapat meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan tekanan ml hilang serta

volume plasma dan volumesel darah merah. Pada 2-3 hari postpartum, konsentrasi hematokrit menurun sektar 2% atau lebih. Total kehilangan darah pada saat persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml (200-200 ml hilang pada saat persalinan,500-800 ml hilang pada minggu pertama postpartum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas).(Bahiyatun,2009 hal:7)

s. Kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas sebagai berikut: 1) Nutrisi dan cairan

Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot, serta kebiasaan makan yang memuaskan (Vivian dan Tri,2011 hal 71-72).

2) Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang dihasilkan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nutrisi baik adalah 70 kal/100 ml dan kira-kira 640/hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/hari selama enam bulan kedua untuk menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2.300-2.700 kal ketika menyusui.

3) Ibu memerlukan tambahan 20 gr protein diatas kebutuhan normal ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16% dari tambahan 500 kal

yang dianjurkan. Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang, kerang, susu, dan keju. Sementara itu, protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan dan lain-lain.

4) Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Ibu menyusui dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air putih, susu dan jus buah. Mineral,air, dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur tersebutbisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar.

a) Pil zat bezi (Fe) harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 har bersalin

b) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui AS. 5) Ambulasi

Pada masa nifas, perempuan sebaiknya melakukan ambulasi dini. Yang dimaksud dengan ambulasi dini adalah beberapa jam

Dokumen terkait