• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Nilai Ekonomi Kawasan

Manfaat kawasan taman nasional sebagai sumber daya alam dilihat dari bentuk dan wujudnya dapat dibedakan menjadi manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung merupakan manfaat yang dapat dirasakan dan dinikmati secara langsung, contohnya rotan, bambu, buah-buahan, air dan lain- lain. Sedangkan manfaat tidak langsung merupakan manfaat yang tidak langsung dinikmati tetapi dapat dirasakan keberadaannya seperti mengatur tata air, mencegah erosi, rekreasi dan lai-lain. Manfaat kawasan yang akan dilihat pada penelitian ini adalah dari aspek wisata oleh pengunjung dan masyarakat, dan aspek pemanfaatan air oleh masyarakat sekitar kawasan.

Bagi pengunjung keberadaan kawasan wisata Otak Kokok Gading merupakan sumberdaya lingkungan yang potensial dan berharga serta memberikan manfaat yang cukup besar. Dari wawancara yang dilakukan hampir semua pengunjung datang ke lokasi wisata untuk menikmati keindahan panorama alam, melepas penat dan untuk sejenak menikmati udara segar. Pada intinya semua pengunjung datang untuk mencari hiburan setelah melakukan semua aktivitas sehari-hari. Sementara bagi masyarakat sekitar yang terlibat langsung dalam kegiatan wisata, keberadaan kawasan ini memberikan lapangan kerja baru sebagai sumber pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

Bukan hanya keberadaan obyek wisata yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar kawasan, pada kawasan ini terdapat banyak sumber air yang juga digunakan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih sehari- hari. Sumber air ini bukan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat disekitar kawasan

tetapi juga masyarakat dari beberapa daerah lain dengan difasilitasi oleh PDAM. Jika masyarakat di sekitar kawasan memanfaatkan sumber air secara gratis maka masyarakat yang memperoleh air melalui jasa PDAM harus membayar sejumlah uang atas pemanfaatan air yang diperoleh.

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai ekonomi wisata dan air dari kawasan obyek wisata Otak Kokok Gading dengan menggunakan pendekatan kesediaan membayar pengunjung dan masyarakat atas manfaat wisata dan air yang diperoleh. Kesediaan membayar ini akan memperlihatkan besarnya manfaat keberadaan dari wisata dan air tersebut bagi pengunjung dan masyarakat.

5.2.1 Nilai Ekonomi Wisata

Karakteristik Responden Wisata Objek Wisata Otak Kokok

Karakteristik pengunjung objek wisata Otak Kokok bervariasi dengan variabel-variabel yaitu tingkat pendidikan, status menikah, asal daerah, pekerjaan, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga. Pada umumnya, pendidikan besar pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka seseorang akan semakin matang dalam memutuskan sesuatu.

Tabel 7 Karakteristik pengunjung obyek wisata Otak Kokok Gading berdasarkan tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (org) %

SD 4 13,33

SMP 5 16,67

SMU 11 36,67

PT 10 33,33

Dari hasil penelitian ini, responden wisata yang berkunjung ke Otak Kokok sudah berpendidikan. Jumlah responden terbanyak, yaitu pada tingkat pendidikan SLTA sebanyak 36,67% responden. Mereka sudah mempunyai pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan objek wisata. Kegiatan wisata yang mereka lakukan bisa dikatakan sudah menjadi suatu kebutuhan hidup. Sehingga mereka merasa perlu untuk adanya objek wisata yang dapat dinikmati seperti objek wisata Otak Kokok ini.

Dari hasil pengisisan kuesioner, pengunjung kebanyakan memiliki status sudah menikah sebanyak 76,67%. Pengunjung ini kebanyakan datang dengan rombongan keluarganya. Sedangkan pengunjung dengan status belum menikah sebanyak 23,33% dan pengunjung ini kebanyakan datang bersama teman- temannya. Selain itu, pengunjung yang datang ke Objek Wisata Otak Kokok kebanyakan berasal dari Lombok Timur yaitu 83,33% dan sisanya 16,67% berasal dari Lombok Tengah. hal ini dipengaruhi oleh lokasi dari Objek Wisata Otak Kokok yang memang di daerah Lombok Timur.

Tabel 8 Karakteristik pengunjung obyek wisata Otak Kokok Gading berdasarkan tingkat pendapatan

Pendapatan (Rp) Jumlah (org) %

< Rp 100.000 4 13,33 Rp 100.000 - Rp 200.000 3 10 Rp 200.000 - Rp 400.000 6 20 Rp 400.000 - Rp 800.000 4 13,33 Rp 800.000 - Rp 1.000.000 4 13,33 > Rp 1.000.000 9 30

Pengunjung yang datang sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 60% dan paling sedikit yaitu 10% sebagai mahasiswa. Jenis pekerjaan tiap responden memang bervariasi tetapi mereka datang dengan tujuan yang sama yaitu untuk bermain dan menikmati Objek Wisata Otak Kokok Gading. Dari tabel diatas dapat dilihat untuk tingkat pendapatan, jumlah responden terbanyak yaitu pada tingkat pendapatan lebih besar dari Rp. 1.000.000 sebanyak 30%. Tingkat pendapatan ini menjadi karakteristik yang penting bagi pengunjung karena diduga mempengaruhi kesediaan membayar pengunjung demi pelestarian kawasan Otak Kokok Gading. Tingkat pendapatan pengunjung sangat mempengaruhi dalam melakukan kegiatan wisata serta mau membayar untuk kegiatan tersebut. Jumlah tanggungan keluarga mempengaruhi alokasi pendapatan pengunjung untuk biaya rekreasi atau kegiatan wisata. Semakin banyak tanggungan keluarga akan semakin besar pengeluaran untuk wisata. Sebagian besar pengunjung objek wisata Otak Kokok Gading memiliki jumlah tanggungan yang kecil, yaitu sampai 3 orang.

Analisis Nilai Wisata Alam untuk Memperoleh Kesediaan Membayar per orang Kunjungan dan Nilai Wisata Total per tahun.

Pendugaan nilai ekonomi ini merupakan besarnya tingkat kesediaan membayar responden atas kepuasan atau pengalaman wisata selama di kawasan Otak Kokok Gading yang bisa juga diartikan sebagai keinginan responden membayar sejumah uang untuk menjaga kelestarian lingkungan dan untuk menghindari penurunan kualitas lingkungan tersebut. Untuk mengetahui kesediaan membayar responden penelitian, responden pengunjung dan masyarakat diberikan kuesioner yang diisi untuk mengetahui pandangan mereka tentang keberadaan kawasan Otak Kokok Gading.

1. Pendugaan Kesediaan Membayar Rata-rata

Responden pengunjung wisata yang memiliki kesediaan membayar sama dengan retribusi masuk objek wisata Otak Kokok Gading untuk pengelolaan dan pelestarian kawasan senilai Rp 4.000 (sesuai dengan harga tiket yang diberlakukan pada saat penelitian) sebanyak 16 orang. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesediaan yang lain, yaitu Rp 2.000, Rp 3.000. selain itu kesediaan membayar responden pengunjung wisata sebesar Rp 5.000 sebanyak 4 orang, dan Rp 10.000 sebanyak 2 orang. Nilai kesediaan membayar pengunjung ini dipengaruhi oleh karakteristik pengunjung sendiri, seperti tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga. Responden yang tergolong memiliki pendapatan tinggi dan dengan jumlah tanggungan keluarga yang rendah cenderung bersedia membayar lebih dari harga tiket masuk. Faktor pendidikan juga berpengaruh terhadap pola pikir responden dalam mengalokasikan kesediaan membayar dan dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap besarnya kesediaan membayar.

Dari perhitungan hasil wawancara diperoleh rata-rata kesediaan membayar responden pengunjung wisata sebesar Rp 4.133 per orang per kunjungan. Besarnya nilai kesediaan membayar ini diperoleh dengan menggunakan perhitungan rumus di atas, yaitu dengan menjumlahkan nilai kesediaan membayar semua responden wisata dibagi dengan jumlah responden wisata itu sendiri.

2. Nilai Wisata

Nilai wisata untuk Otak Kokok Gading pada tahun 2010 sebesar Rp 748.205.256 dengan jumlah pengunjung 181.032 orang. Jika dibandingkan

dengan besarnya pendapatan dari penerimaan tiket masuk Objek Wisata Otak Kokok Gading pada tahun 2010 sebesar Rp 725.400.000. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai kesediaan membayar pengunjung pada tahun yang sama. Dengan nilai kesediaan membayar pengunjung yang lebih besar ini, maka dapat dikatakan bahwa pengunjung memiliki tingkat kepuasan wisata yang besar dan memahami pentingnya menjaga kelestarian kawasan Otak Kokok.

Dari data sekunder jumlah pengunjung pada tahun sebelumnya yaitu 2007 sampai dengan 2009, dapat dilihat trend yang terjadi pada nilai wisata Objek Wisata Otak Kokok Gading dengan asumsi besarnya kesediaan membayar sama untuk setiap tahunnya.

Tabel 9 Nilai wisata otak kokok gading berdasarkan jumlah pengunjung

2007 2008 2009 2010

WTP Rata-rata (Rp) 4.133 4.133 4.133 4.133 Jumlah pengunjung (Org) 149.639 167.627 175.891 181.032 Nilai wisata (Rp) 618.457.987 692.802.391 726.957.503 748.205.256

Gambar 10 Tren nilai wisata Otak Kokok Gading tahun 2007-2010.

Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan nilai wisata setiap tahunnya, dimana nilai kesediaan membayar sama dengan jumlah pengunjung yang datang meningkat setiap tahunnya. Model regresi linear dari nilai wisata berdasarkan hasil perhitungan yaitu 42339691,9 X – 84342665397. Sedangkan untuk persen peningkatan nilai wisata setiap tahunnya megalami penurunan yaitu untuk tahun 2008 sebesar 10,73%, tahun 2009 sebesar 4,70% dan tahun 2010 sebesar 2,84%. 0 20000000 40000000 60000000 80000000 2006 2007 2008 2009 2010 N il a i W is a t a Tahun Nilai Y Linear (Nilai Y)

5.2.2 Nilai Ekonomi Air

Air merupakan produk nyata yang dihasilkan kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani yang digunakan seluruhnya untuk hajat hidup orang banyak, kebutuhan akan air semakin lama semakin meningkat dengan semakin banyaknya jumlah penduduk. Kondisi sumber air di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani tersebar di berbagai lokasi, hal ini menyesuaikan dengan luas Taman Nasional Gunung Rinjani yang masuk ke dalam tiga daerah yaitu Lombok Barat, Lombok Utara dan Lombok Timur. Pada penelitian ini dispesifikkan untuk sumber air yang ada di Lombok Timur, khususnya lagi untuk sumber air yang sama dengan lokasi wisata tempat penelitian yaitu obyek wisata Otak Kokok ini. Di lokasi ini terdapat lebih dari satu lokasi sumber air yang bisa dimanfaatkan. Untuk saat ini pemanfaatan sumber air yang ada dilakukan oleh masyarakat sekitar dan oleh PDAM disekitar daerah tersebut. Bisa dikatakan pemanfaatan sumber air ini dilakukan secara langsung oleh masyarakat sekitar dan melalui perantara atau jasa PDAM untuk masyarakat yang cukup jauh dari lokasi sumber air.

Masyarakat yang memanfaatkan air bersih dari kawasan secara langsung merupakan masyarakat yang tinggal tidak jauh dari kawasan wisata. Khususnya untuk desa asal responden masyarakat pengguna air, semua masyarakatnya menggunakan sumber air dari kawasan. Sistem yang digunakan untuk mengalirkan air ke rumah masing-masing yaitu dengan memasang pipa dari lokasi sumber air ke tempat penampungan yang sengaja dibuat bersama oleh masyarakat. Karakteristik responden masyarakat pengguna air Otak Kokok cukup bervariasi. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sebanyak dengan porsi umur terbesar yaitu 26-40. Pada umur seperti ini, masyarakat disana kebanyakan sudah bekerja karena hampir semuanya sudah berumah tangga. Tidak ada perbedaan yang mendasar antara keharusan laki-laki atau perempuan yang bekerja, di Desa Perian pasangan suami istri bekerja secara bersama-sama. Jumlah responden masyarakat pengguna air yang sudah menikah sebanyak 23 dari 30 orang responden. Tingkat pendidikan dari responden masyarakat pengguna air yang paling banyak, yaitu tingkat SLTP dengan pendapatan masyarakat pengguna air paling banyak berkisar antara Rp 200.000 - Rp 400.000 per bulannya. Hampir

semua responden memiliki tanggungan termasuk juga responden yang belum menikah, biasanya menanggung biaya sekolah adik atau anggota keluarganya yang lain.

Pemanfaatana air di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan saja tetapi juga oleh masyarakat yang jauh dari kawasan. Pemanfaatan oleh masyarakat yang jauh dari kawasan ini menggunakan jasa dari PDAM yang sumber airnya berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Masyarakat yang memanfaatkan air melalui jasa PDAM harus membayar sejumlah uang setiap bulannya sesuai tarif PDAM dan sesuai dengan jumlah pemakaian.

Tabel 10 Pemanfaatan air oleh PDAM berdasarkan Seksi Pengelolaan Wilayah (SKW)

No Pengguna Peruntukkan Lokasi

SKW I Lombok Barat

1 PDAM Bayan PDAM Sungai Lekok Puluk

SKW II Lombok Timur

2 PDAM PDAM Jeruk manis

3 PDAM PDAM Otok Kokok Gading

Analisis Nilai Manfaat Air bagi Masyarakat Desa Perian Kecamatan Montong Gading dengan Menduga Kesediaan Membayar Rata-rata per meter kubik dan Nilai Manfaat Total Air untuk Masyarakat.

Pendugaan nilai ekonomi ini merupakan besarnya tingkat kesediaan membayar masyarakat di sekitar kawasan Otak Kokok Gading yang bisa juga diartikan sebagai keinginan masyarakat membayar sejumah uang untuk menjaga kelestarian sumber air dan untuk menghindari penurunan kualitas sumber air tersebut. Untuk mengetahui kesediaan membayar masyarakat, responden dari masyarakat diberikan kuesioner yang diisi untuk mengetahui pandangan mereka tentang keberadaan sumber air pada kawasan tersebut.

1. Pendugaan Kesediaan Membayar Rata-rata untuk Penggunaan Air

Semua responden masyarakat bersedia membayar sejumlah uang atas pemanfaatan air bersih dari kawasan. Kesediaan membayar bervariasi antar satu masyarakat dengan masyarakat yang lain, paling rendah yaitu Rp 5.000 per bulan dan tertinggi Rp 20.000 per bulan.

Tabel 11 Distribusi masyarakat berdasarkan kesediaan membayar terhadap pemanfaatan air dari kawasan TNGR

Kesediaan Membayar (Rp) Jumlah (org) Rata-rata Penggunaan

Air (m3/bln) Persentase (%) 5.000 6 13,62 20 6.000 1 15,96 3,33 7.000 1 14,82 3,33 7.500 6 15,30 20 9.000 1 14,82 3,33 10.000 6 15,58 20 12.500 1 16,53 3,33 13.000 1 18,81 3,33 14.000 1 18,24 3,33 15.000 2 18,81 6,67 20.000 4 19,95 13,33 Total 30 182,435 100

Nilai kesediaan membayar masyarakat ini dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat itu sendiri seperti tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga. Responden yang tergolong memiliki pendapatan tinggi dan dengan jumlah tanggungan keluarga yang rendah cenderung bersedia membayar lebih. Faktor pendidikan juga berpengaruh terhadap pola pikir responden dalam mengalokasikan kesediaan membayar dan dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap besarnya kesediaan membayar.

Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini secara keseluruhan menyadari pentingnya keberadaan sumber air bagi pemenuhan kebutuhan sehari- hari. Keberadaan sumber air di kawasan Otak Kokok Gading ini harus dipertahankan dan dilestarikan agar tidak terjadi kerusakan dan pencemaran lingkungan dengan keberadaan sumber air tersebut. Tidak hanya pemerintah dan pengelola saja, tetapi masyarakat juga harus memiliki kontribusi yang tinggi dalam upaya penjagaan dan pelestarian sumber air di kawasan ini. Didapatkan nilai total kesediaan membayar responden masyarakat untuk pemanfaatan air per tahunnya sebesar Rp 127.136.200 dengan rata-rata kesediaan membayar sebesar Rp 10.216 per kepala keluarga per bulan.

2. Nilai Air

Nilai air untuk Otak Kokok Gading pada tahun 2010 sebesar Rp 14.494.461 per bulan dan sebesar Rp 173.933.532 per tahun dengan jumlah 1.419 rumah

tangga. Pendugaan nilai air ini dengan mengasumsikan bahwa semua penduduk Desa Perian memanfaatkan air dari kawasan TNGR baik secara langsung maupun tidak langsung. Langsung artinya disini yaitu dengan pemasangan pipa-pipa kecil ke sumber mata air kawasan sedangkan yang tidak langsung yaitu pemanfaatan air melalui sumur atau sungai.

Gambar 11 Tempat penampungan air bagi masyarakat yang memanfaatkan air dari kawasan TNGR.

5.2.3 Nilai Ekonomi Air Produksi PDAM

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa sumber air pada kawasan ini dimanfaatkan juga oleh masyarakat di luar kawasan melalui jasa PDAM. Terdapat 3 PDAM yang memanfaatkan sumber air dari kawasan ini yaitu PDAM Sikur (Kembang Kuning), PDAM Terara (Otak Kokok Gading) dan PDAM Bayan. Tabel 12 Data jumlah pelanggan PDAM tahun 2010

Lokasi PDAM Jumlah produksi air (m3/bln)

Jumlah Pelanggan (Desa) Desa Kepala keluarga Sikur (Kembang Kuning) 17.980 64 1021 Terara (Otak Kokok) 15.126 14 827

Bayan 29.635 5 1700

Total 62.741 83 3.548

Jumlah pembayaran untuk pemanfaatan air dengan jasa PDAM jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah kesediaan membayar masyarakat sekitar kawasan. Semakin besar jumlah kesediaan mambayar maka semakin tinggi tingkat kebutuhan masyarakat akan keberadaan air tersebut. Khususnya untuk masyarakat yang memanfaatkan air dengan jasa PDAM, masyarakat ini tinggal di daerah yang jauh dari kawasan Otak Kokok namun dengan kesediaan membayar

yang lebih besar mereka bisa memanfaatkan air hampir sama dengan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Otak Kokok.

Tabel 13 Nilai air PDAM tahun 2010 PDAM Harga air Rata-rata

(Rp/m3)

Jumlah produksi (m3/bulan)

Nilai air PDAM (Rp/bln) PDAM Sikur 2.551 17.980 45.866.980 PDAM Terara 2.368 15.126 35.818.368 PDAM Bayan 1.856 29.635 55.000.371

Total 62.741 136.685.719

Nilai air total dari PDAM sebesar Rp 136.685.719 per bulan dan Rp 1.640.228.630 per tahun. Nilai air total PDAM ini didapatkan dengan menjumlahkan nilai air dari tiga PDAM yang sumber airnya berasal dari TNGR. Besarnya nilai air total ini merupakan nilai yang diterima oleh PDAM dengan keberadaan dan ketersediaan sumber daya air dari kawasan TNGR. Ketiga PDAM tersebut tidak membayar atau mengeluarkan biaya dalam pemanfaatan air dari kawasan TNGR, jika melihat besarnya nilai manfaat yang diperoleh PDAM maka seharusnya PDAM memberikan kontribusi dalam pengelolaan kawasan TNGR. Kontribusi yang dimaksud di sini yaitu ikut serta dalam kegiatan pengelolaan kawasan untuk menjaga dan memelihara kelestarian sumber daya alam TNGR sehingga semua pihak tetap mendapatkan manfaat dari keberadaan kawasan tersebut.

Dokumen terkait