• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : DESKRIPSI PERUSAHAAN

3. Nilai Perjuangan AJB Bumiputera 1912

Gerakan usaha AJB Bumiputera 1912 mempunyai nilai kejuangan yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan bahwa lahirnya AJB Bumiputera 1912 dilatarbelakangi oleh: 3.1 Kondisi bangsa dan masyarakat yang terjajah dan ingin bangkit.

3.2 Kesejahteraan para guru Hindia Belanda ( pribumi ) yang diperlakukan berbeda dengan guru-guru Belanda.

Nilai kejuangan yang ditunjukkan bahwa AJB Bumiputera 1912 didirikan dengan bentuk mutual karena :

a. Untuk mewujudkan cita-cita bersama masyarakat sejahtera.

b. Hanya memerlukan anggota dan tanpa modal (uang) yang memang tidak dimiliki oleh para pendiri.

c. Sebagai sarana media persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

d. Sebagai perwujudan budaya gotong royong/usaha bersama (ondernaling/mutual).

e. Didirikan dari, oleh dan untuk anggota yang dimanivestasikan dengan kedudukan tertinggi ada pada anggota yang diwakili oleh Badan Perwakilan Anggota ( BPA ) dan organisasinya.

Dengan tanpa uang maka modal utama yang sesungguhnya adalah idealisme, semangat nasionalisme, patriotisme dan dedikasi terhadap perjuangan.

B. Bentuk Usaha Bersama

Istilah bentuk usaha bersama yang digunakan dalam laporan ini dibatasi pada pengertian yang berasal dari istilah bahasa Belanda ondernaling yang dalam bahasa Inggris

mutual: yang dikaitkan dengan bentuk perusahaan asuransi onderlinge maatschaapij/mutual company. Dengan demikian, secara istilah “ usaha bersama” dalam laporan ini hanya sebatas untuk pembahasan bentuk usaha bagi perusahaan asuransi jiwa.

Menurut sejarahnya, ciri-ciri utama usaha bersama dibidang asuransi adalah: 1) Besarnya premi yang harus dibayar tidak tetap. Dalam rangka perkembangannya di

kemudian hari, premi tidak tetap ini juga digunakan perusahaan yang berbentuk lain dari usaha bersama.

2) Usaha bersama tidak memerlukan modal. Hal ini yang membedakan bentuk usaha bersama dengan perseroan terbatas (PT).

3) Pada dasarnya, usaha bersama tidak mengejar laba. Jika ada surplus dari hasil usahanya, maka surplus itu dibagikan pada seluruh pesertanya.

4) Asuransi dalam bentuk usaha bersama berstandar pada resiko murni, sedang bentuk perseroan terbatas dengan premi tetapnya dapat saja menetapkan asas resiko spekulatif, jadi ada dua unsur laba yang diharapkan dari modal yang ditanamkannya. 5) Dalam usaha bersama, resiko dipikul oleh para peserta sendiri sebagai pemilik

perusahaan, sedang Perseroan Terbatas, perusahaanlah yang memikul resikonya. C. Tujuan Berdirinya AJB Bumiputera 1912

a. Masa Kelahiran Bumiputera 1912

Berusaha memperbaiki nasib dan derajat guru-guru Indonesia, yang kono pada saat itu merupakan golongan pegawai paling rendah, baik gaji maupun martabatnya, dibanding dengan pegawai pemerintah di lingkungan pemerintahan (pamong praja).

Setiap usaha baik jasa maupun non jasa pastilah mempunyai tujuan yang ingin dicapai untuk kemajuan perusahannya, AJB Bumiputera 1912 sendiri sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik.

AJB Bumiputera 1912 juga berupaya untuk terus memajukan kelangsungan usaha ini antara lain menjamin kesejahteraan keluarga dan ikut membangun bangsa dan negara menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Dan usaha yang dilakukan ini selalu berprinsip pada gotong royong, dimana semua akibat atau resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab bersama.

AJB Bumiputera 1912 memiliki visi baru yang secara umum dibangkitkan oleh idealisme dan nilai luhur perusahaan yang perwujudannya dilakukan dengan cara baru yang tidak selalu konstan, sehingga menjadi satu kesinambungan memimpin dalam era globalisasi terutama dalam hal tertentu harus berkaitan dengan kegiatan AJB Bumiputera 1912 yaitu produk dan service, distribution, channel, costumer foccus, outstanding organization. Dimana setiap perubahan pola konsumen yang juga cepat berubah, maka AJB Bumiputera 1912 memfokuskannya pada para nasabah yaitu dengan cara pemisahan aktivitas asuransi dengan investasi, mengorganisasikan segmen pasar, sehingga konsumen dapat dengan mudah memilih asuransi yang diinginkannya dan sesuai garis program asuransi yang ditawarkan AJB Bumiputera 1912, serta mengidentifikasi need and want yang sesuai dengan apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen saat ini. D. Visi dan Misi AJB Bumiputera 1912

Visi :

“ Selalu berada dibenak dan di hati masyarakat melalui cara dengan mempertinggi kepercayaan (terpercaya) : mempertinggi kualitas output (bermutu); Mempertinggi efisien (terefisien) dengan cara memfokuskan pada nasabah untuk mencapai hasil operasi yang prima dalam rangka mengembangkan organisasi ”

Misi :

“ Menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai Asuransinya Bangsa Indonesia “ E. Budaya Perusahaan AJB Bumiputera 1912

AJB Bumiputera 1912 mempunyai budaya perusahaan, yaitu: Berorientasi pada kepuasan pelanggan

Menjadi teladan dan panutan

Ikut menjaga tradisi kebersamaan didasari rasa memiliki perusahaan. Profitabilitas menjadi sasaran

Ulet dalam melakukan pekerjaan

Taat terhadap Tuhan YME dan peraturan perusahaan Efisien dan efektif dalam segala kegiatan

Ramah dan tulus ikhlas terhadap rekan kerja Amanah dalam mengemban tugas perusahaan F. Pengertian Asuransi Jiwa

1) Pengertian Asuransi

Asuransi adalah peniadaan resiko kerugian yang datanganya tak terduga sebelumnya yang menimpa sesorang dengan cara menggabungkan sejumlah orang yang menghadapi resiko yang sama dan mereka itu membayar premi yang besarnya cukup untuk menutupi resiko kerugian yang mungkin atau pasti menimpa salah satu seorang atau lebih diantara mereka.

2) Pengertian Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa adalah pelimpahan resiko (risk shifting) kerugian ekonomi dari tertanggung kepada penanggung akibat meninggal atau hilangnya jiwa tertanggung pada usia produktif atau mencapai usia tua sehingga tidak mampu bekerja. Jadi resiko yang dilimpahkan pada penanggung bukanlah resiko hilangnya jiwa tertanggung melainkan kerugian ekonomi sebagai akibat meninggalnya jiwa tertanggung.

G. Sumber Hukum Asuransi Jiwa

1. Pasal 33 ayat 1 UUD 1945

“ Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan “. 2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, buku ke 3 tentang perikatan

3. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, buku ke 1 Bab IX dan bab X, UU No. 2/92 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.

4. PP No. 73/92 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian.

AJB BUMIPUTERA 1912

Kantor Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan Yogyakarta Jln. Jendral Sudirman 28-30 Yogyakarta 55232 Telp. (0274) 518154 Fax. (0274) 518593 E-mail : askum_yk@telkom.net

AJB Bumiputera 1912 Kantor Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan Yogyakarta mempunyai 9 wilayah operasional yang terdiri dari kabupaten dan kotamadya, yaitu:

1. Kota Yogyakarta 2. Kota Magelang 3. Kabupaten Magelang 4. Kabupaten Kulon Progo 5. Kabupaten Bantul 6. Kabupaten Sleman 7. Kabupaten Purworejo 8. Kabupaten Gunung Kidul 9. Kabupaten Temanggung

Sumber : AJB BUMIPUTERA 1912 KANTOR CABANG ASURANSI JIWA KUMPULAN YOGYAKARTA

Gambar 3.1 KCA : Kepala Cabang Asuransi Jiwa Kumpulan TTA : Tenaga Teknik Asuransi Jiwa Kumpulan AKA : Agen Koordinator Asuransi Jiwa Kumpulan KUO : Kepala Unit Operasional

KUAK : Kepala Unit Administrasi dan Keuangan Tugas dari masing-masing jabatan :

1) Kepala Cabang

a. Menyusun dan mengembangkan action plan sebagai pelaksanaan taktik operasional yang dirumuskan Kepala Wilayah.

b. Mengawasi dan Mengendalikan kegiatan operasional meliputi produksi, konservasi dan pengelolaa dana.

Divisi Asuransi Jiwa Kumpulan

Kantor Wilayah Asuransi Jiwa Kumpulan Jawa I

Kantor Cabang

KUAK KUO AKA TTA

Kasir Peg. Admin Agen KCA

c. Mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan administrasi dan keuangan sesuai system dan prosedur yang berlaku.

d. Memenuhi kebutuhan dan mengembangkan SDM. 2) Kepala Unit Administrasi dan Keuangan (KUAK)

a. Melaksanakan sistem administrasi dan pengelolaan keuangan. b. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kepada pemegang polis. c. Melaksanakan pengawasan terhadap unit kerja.

3) Kepala Unit Operasional (KUO)

a. Menyusun rencana dan melaksanakan jadwal kegiatan operasional. b. Melakukan indentifikasi dan segmentasi pasar.

c. Melakukan distribusi pasar kepada Agen

d. Melakukan penetrasi pasar bersama Agen sesuai target marketnya. e. Melakukan perekrutan dan pembinaan Agen dan Agen Koordinator. f. Membangun dan mengembangkan jaringan pasar.

4) Tenaga Teknik Askum (TTA)

a. Menyeleksi permohonan asuransi

MEKANISME PENGGARAPAN PASAR ASKUM DI KANTOR CABANG ASKUM

Sumber: Dokumen perusahaan AJB Bumiputera 1912 Kc. Askum Yogyakarta Gambar 3.2

1. Istilah-istilah Yang Berlaku Pada Asuransi Jiwa Kumpulan 1. Direksi : Direksi AJB Bumiputera 1912

Menyiapkan Pasar dan Mendata Pasar

Melakukan Segmentasi Pasar Askum

Menganalisa Potensi Pasar, Menyiapkan skala Prioritas dan

Alternatif Produk

Mendistribusikan Segmen Pasar

Mengunjungi Prospek Untuk Mendapatkan Data Pasar dan

Menyampaikan Kontak Person

Menganalisa Peluang Pasar

Monitoring Team-Work dan Memandu Proses Pelatihan

Memandu/Melakukan Try out Alterntif Produk

Mengunjungi Kontak Person dan Menyajikan

penawaran Alternatif Mengevaluasi Hasil

Penawaran Menetapkan Solusi dan

Menyiapkan Proposal

Melakukan Try out

Materi Presentasi Melakukan Presentasi Penawaran Mengadakan Negosiasi dengan Manajemen Pending Menentukan Waktu Penjadwalan Ulang Evaluasi Seles Presentation

dan Proses Penawaran Menerbitkan akseptasi, dan Entry data Penutupan ke Data

Base

Memerikasa Berkas dan

membuku Penutupan Close/Penutupan Menyerahkan Polis Meonitor Perkembangan

Penutupan

Melakukan Pelayanan Purna Jual,dan menemukan Kebutuhan baru yang harus

dipenuhi Memonitor tingkat

Konsisten pelayanan

Mengevaluasi Proses Pelayanan Memonitor Kualitas pelayanan

Mengevaluasi keputusan Pelanggan Memberikan Reward/Punishment K W 1 K W 2 K W 3

2. Badan Perwakilan Anggota : Lembaga tertinggi di AJB Bumiputera 1912 yang memiliki kekuasaan tertinggi. Anggotanya berasal dari pemegang polis yang dipilih oleh pemegang polis itu sendiri.

3. Badan : Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 4. Polis : Akte perjanjian Asuransi Jiwa Kumpulan

antara badan dengan pemegang polis.

5. Pemegang Polis : Orang yang mengasuransikan tertanggung/peserta dan mengadakan perjanjian asuransi dengan perusahaan asuransi dan bertanggung jawab atas urusan pembayaran premi dan urusan korespondensi lainnya.

6. Peserta/tertanggung : Seorang yang atas jiwanya diasuransikan dan terdaftar pada peserta yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari polis asuransi jiwa kumpulan.

7. Yang ditunjuk : Lembaga atau seseorang yang mendapat kuasa dari pemegang polis yang ditunjuk untuk menerima uang pertanggungan.

8. Sertifikat : Tanda bukti dalam keikutsertaan pada Asuransi Jiwa Kumpulan.

9. Uang Pertanggungan : Sejumlah uang yang tercantum pada sertifikat dan atau daftar peserta yang pembayarannya dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya peserta.

10. Premi : Jumlah uang yang disetujui oleh pemegang polis yang wajib dibayarkan kepada badan untuk memperoleh manfaat asuransi.

11. Klaim : Tuntutan hak dari pemegang polis kepada badan untuk mendapatkan santunan atau jaminan karena syara-syaratnya pemenuhan haknya sudah terpenuhi.

12. Plan : Suatu rancangan produk atau program yang memberikan manfaat asuransi yang ditawarkan pada pasar. Plan menjelaskan secara detail mengenai manfaat-manfaat atau benefit, premi, ketentuan underwriting dan syarat- syarat lain yang berhubungan dengan produk trsebut.

13. Nilai Tunai : Sejumlah uang yang akan diterima oleh pemegang polis jika yang bersangkutan membatalkan penutupan dan menyerahkan

kembali polis kepada perusahaan. Nilai tunai hanya terdapat pada polis yang mengandung unsur tabungan.

14. Jangka asuransi/kontrak : Lamanya kontrak asuransi sesuai dengan yang diperjanjikan yang dihitung sejak mulainya kontrak asuransi sampai dengan berakhirnya kontrak asuransi yang tertuang dalam polis, daftar data peserta atau sertifikat peserta.

15. Mulai Asuransi : Mulai berlakunya kontrak perjanjian dimana hak dan kewajiban masing-masing pihak mulai timbul.

16. Cara Bayar : Suatu sistem pembayaran premi yang disepakati pemegang polis sesuai dengan polis yang diambilnya. Pada dasarnya premi asuransi dibayarkan secara tahunan, namun perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan dengan cara pembayaran premi dengan cara cicilan yaitu antara lain dengan premi cicilan bulanan, premi cicilan triwulanan, setengah tahunan, dan tahunan serta tunggal atau sekaligus.

17. Usia : Usia tertanggung pada saat masuk menjadi peserta asuransi kumpulan. Menurut ketentuan standar, usia peserta ditambah dengan lama kontrak asuransi tidak boleh melebihi 65 tahun. Dalam penghitungan usia biasanya diadakan pembulatan. Sedangkan cara menghitung usia adalah dengan menghitung selisih tahun dan bulan pada saat masuk atau mulai asuransi dikurangi tahun dan bulan kelahiran calon tertanggung.

BAB IV

Dokumen terkait