• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULIR – 03C – DATA KREDIT YANG DIBERIKAN

19. Nilai Proyek

Kolom ini diisi nilai proyek yang dibiayai oleh kredit bank bersangkutan. Untuk proyek properti kolom ini diisi sebesar nilai ad-cost-nya. Kolom ini dapat tidak diisi apabila kolom sifat kredit diisi dengan pilihan "kartu kredit".

20. Plafon

Kolom ini diisi jumlah maksimum fasilitas yang diterima Debitur sebagaimana tercantum dalam surat perjanjian/akad. Pengisian jumlah plafon dalam rupiah maupun valuta asing dinyatakan dalam valuta rupiah dengan satuan penuh. Plafon untuk fasilitas kredit diisi sebagai berikut:

Pembiayaan Bersama/Sindikasi

Kolom ini diisi jumlah pangsa plafon masing-masing Pelapor peserta sindikasi pembiayaan.

Kredit Lainnya

Kolom ini diisi jumlah maksimum fasilitas yang tercantum dalam surat perjanjian.

Untuk jenis-jenis kredit di bawah ini berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Kredit investasi yang penarikannya dilakukan secara bertahap

Kolom “Plafon” diisi sebesar jumlah plafon yang telah ditetapkan untuk masing-masing tahapan. Dalam hal terjadi penarikan melampaui plafon pada tahapan yang bersangkutan, maka jumlah plafon yang dilaporkan pada tahapan tersebut adalah jumlah plafon tahapan berikutnya sehingga baki debetnya tidak terjadi cerukan.

Sedangkan kolom Plafon Induk diisi dengan jumlah total kredit yang diberikan.

Contoh (untuk menjelaskan cara pengisian Plafon, Plafon Induk, Baki Debet, dan Kelonggaran Tarik):

Bank ABC memberikan fasilitas kredit investasi kepada Nasabah X sebesar Rp. 1.000.000,- yang penarikannya dilakukan secara bertahap dalam 3 (tiga) tahap dengan perincian sebagai berikut:

Total kredit : Rp. 1.000.000,- Penarikan tahap 1 : Rp. 500.000,- Penarikan tahap II : Rp. 300.000,- Penarikan tahap III : Rp. 200.000,- Cara pengisian untuk kondisi tersebut adalah: Kolom “Plafon Induk” diisi : 1.000.000

 Dalam kondisi normal, dimana penarikan kredit tersebut sesuai dengan jumlah plafon pada masing-masing tahap yang telah direncanakan.

Keterangan Tahap I Tahap II Tahap III

Penarikan 500.000 300.000 200.000

Kolom “Plafon” 500.000 800.000 1.000.000

Kolom “Baki Debet” 500.000 800.000 1.000.000

Kolom “Kelonggaran Tarik” 0 0 0

Penjelasan dari tabel tersebut:

o Penarikan tahap I sebesar : Rp. 500.000

 Kolom “Plafon” diisi : 500.000

 Kolom “Baki Debet” diisi : 500.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

o Penarikan tahap II sebesar : Rp. 300.000

 Kolom “Plafon” diisi

(500.000 + 300.000) : 800.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(500.000 + 300.000) : 800.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

o Penarikan tahap III sebesar : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(800.000 + 200.000) : 1.000.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(800.000 + 200.000) : 1.000.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

 Dalam kondisi terjadi penarikan kredit yang melampaui plafon pada tahap yang telah direncanakan, misalnya pada tahap II terjadi penarikan kredit sebesar Rp. 400.000 melebihi plafon yang seharusnya Rp. 300.000.

Keterangan Tahap I Tahap II Tahap III

Penarikan 500.000 400.000 100.000

Kolom “Plafon” 500.000 1.000.000 1.000.000

Kolom “Baki Debet” 500.000 900.000 1.000.000

Kolom “Kelonggaran Tarik” 0 100.000 0

o Penarikan tahap I sebesar : Rp. 500.000

 Kolom “Plafon” diisi : 500.000  Kolom “Baki Debet” diisi : 500.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

o Penarikan tahap II sebesar : Rp. 400.000

 Kolom “Plafon” diisi

(500.000 + 300.000 + 200.000) : 1.000.000  Kolom “Baki Debet” diisi

(500.000 + 400.000) : 900.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 100.000

o Penarikan tahap III sebesar : Rp. 100.000

 Kolom “Plafon” diisi

(500.0 + 300.000 + 200.000) : 1.000.000  Kolom “Baki Debet” diisi

(800.000 + 200.000) : 1.000.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

b. Kredit dengan angsuran yang plafonnya menurun, jumlah plafon diisi jumlah plafon terakhir. Dalam hal terjadi tunggakan pada periode angsuran tertentu, maka kolom “Plafon” tetap diisi sebagaimana plafon seharusnya pada periode tersebut apabila tidak terjadi tunggakan, selanjutnya pada kolom “Tunggakan” diisi besar jumlah tunggakan yang terjadi. Kolom “Tunggakan” yang dimaksud dalam contoh ini dapat berupa tunggakan pokok dan tunggakan bunga. Penjelasan lebih lanjut mengenai pengisian kolom “Tunggakan” dapat dilihat penjelasan untuk kolom “Tunggakan Pokok” dan Kolom “Tunggakan Bunga”.

Sedangkan plafon awal diisi pada kolom Plafon Induk.

Contoh (untuk menjelaskan cara pengisian Plafon, Plafon Induk, dan Baki Debet):

Terdapat fasilitas kredit atau pembiayaan sebesar Rp. 1.000.000 yang pelunasannya dilakukan secara angsuran selama 5 (lima) bulan, dimana besar setiap angsuran adalah Rp. 200.000 per bulan. Fasilitas kredit atau pembiayaan tersebut dilaporkan dengan cara:

Kolom Plafon Induk : 1.000.000

 Dalam kondisi normal, dimana tidak terdapat tunggakan pembayaran/angsuran.

o Pada saat fasilitas kredit diberikan (sebelum ada angsuran)

 Kolom “Plafon” diisi : 1.000.000

 Kolom “Baki Debet” diisi : 1.000.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

o Angsuran pertama : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

 Kolom “Baki Debet” diisi

(1.000.000 – 200.000) : 800.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Angsuran Kedua : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(800.000 – 200.000) : 600.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(800.000 – 200.000) : 600.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Demikian seterusnya sampai angsuran kelima

 Dalam hal terdapat tunggakan, misalnya terdapat tunggakan pada angsuran kedua.

o Pada saat fasilitas kredit diberikan (sebelum ada angsuran)

 Kolom “Plafon” diisi : 1.000.000

 Kolom “Baki Debet” diisi : 1.000.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

o Angsuran pertama : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(1.000.000 – 200.000) : 800.000  Kolom “Baki Debet” diisi

(1.000.000 – 200.000) : 800.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Angsuran Kedua (terjadi tunggakan) : Rp. 0

 Kolom “Plafon” diisi

(800.000 – 200.000) : 600.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(800.000 – 200.000) : 600.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

 Kolom “Tunggakan” : 200.000

o Angsuran Ketiga : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(600.000 – 200.000) : 400.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(600.000 – 200.000) : 400.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

 Kolom “Tunggakan” : 200.000

c. Kredit dengan angsuran yang plafonnya menurun dan penarikannya dilakukan secara bertahap, maka dalam pelaporannya dilaporkan sebagaimana dijelaskan dalam contoh sebagai berikut:

Contoh (untuk menjelaskan cara pengisian Plafon, Plafon Induk, dan Baki Debet):

Terdapat fasilitas kredit atau pembiayaan sebesar Rp. 1.000.000 yang pelunasannya dilakukan secara angsuran selama 5 (lima) bulan (01 Januari 2008 – 31 Mei 2008), dimana besar setiap angsuran adalah Rp. 200.000 per bulan. Fasilitas kredit atau pembiayaan tersebut dalam penarikannya dilakukan dalam 2 (dua) tahapan, yaitu:

Penarikan tahap I (01 Desember 2007) : Rp. 600.000,- Penarikan tahap II (01 Maret 2008) : Rp. 400.000,- Pelaporan atas kondisi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Kolom Plafon Induk : 1.000.000.

o Penarikan tahap I (01 Desember 2007)

 Kolom “Plafon” diisi : 600.000

 Kolom “Baki Debet” diisi : 600.000  Kolom “Kelonggaran Tarik” diisi : 0

o Angsuran pertama (01 Januari 2008) : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(600.000 – 200.000) : 400.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(600.000 – 200.000) : 400.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Angsuran Kedua (01 Februari 2008) : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(400.000 – 200.000) : 200.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(400.000 – 200.000) : 200.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Penarikan tahap II (01 Maret 2008) : Rp. 400.000

 Kolom “Plafon” diisi

(200.000 + 400.000) : 600.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(200.000 + 400.000) : 600.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

 Kolom “Plafon” diisi

(600.000 – 200.000) : 400.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(600.000 – 200.000) : 400.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Angsuran Keempat (01 April 2008) : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(400.000 – 200.000) : 200.000

 Kolom “Baki Debet” diisi

(400.000 – 200.000) : 200.000

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

o Angsuran Kelima (01 Mei 2008) : Rp. 200.000

 Kolom “Plafon” diisi

(200.000 – 200.000) : 0

 Kolom “Baki Debet” diisi

(200.000 – 200.000) : 0

 Kolom “Kelonggaran Tarik” : 0

d. Bagi bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, maka kolom “Plafon” diisi dengan nilai murni besarnya penempatan (tidak termasuk perkiraan margin yang akan diperoleh).

e. Kredit dengan perhitungan bunga secara anuitas dan bunga tersebut telah dimasukkan ke dalam Laba atau Rugi pada waktu pemberian kredit, plafon diisi plafon yang tercantum dalam perjanjian kredit ditambah bunga.

f. Kredit dengan aksep dan/atau surat berharga lainnya yang disertai NPA, plafon diisi nilai nominal aksep dan/atau surat berharga bersangkutan. g. Kredit dalam bentuk pengambilalihan dalam rangka kegiatan anjak piutang

dan pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain, plafon diisi nilai nominal piutang atau plafon kredit yang diambil alih.

h. Kredit kepada pegawai, plafon diisi sebesar baki debet terakhir. i. Kredit tanpa perjanjian, plafon diisi angka 0.

j. Kredit yang jatuh tempo tetapi belum dilakukan perpanjangan kredit atau kredit yang non-performing, plafon diisi sesuai dengan yang tercantum pada akad kredit yang terakhir.