BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.3 Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan pertambahan nilai yang terjadi karena suatu komoditi
mengalami proses produksi. Nilai tambah produk yang dianalisis dapat diperoleh
dari hasil olahan, kemudian dihitung besarnya nilai tambah dari masing-masing
output dengan memperhatikan berbagai komponen penting dalam pengolahan,
yaitu nilai output, biaya bahan baku, dan biaya penunjang lainnya yang menjadi
penetu besarnya nilai tambah yang dihasilkan.
Metode yang digunakan dalam menghitung nilai tambah pengolahan ubi kayu
menjadi tepung mocaf dan tepung tapioka adalah menggunakan metode hayami.
Perhitungan nilai tambah dilakukan dengan tujuan untuk mengukur besarnya nilai
tambah yang terjadi akibat adanya proses pengolahan ubi kayu menjadi tepung
mocaf dan tepung tapioka yang siap dipasarkan.
Berikut ini merupakan perhitungan nilai tambah usaha pengolahan ubi kayu
Pengolahan tepung mocaf
Tabel 32. Nilai tambah produk tepung mocaf di daerah penelitian (tahun 2013).
Variabel Nilai
I. Output, Input dan harga
1 Output (Kg) 15
2 Input 50
3 Tenaga Kerja (HKP) 0.3
4 Faktor Konversi 0.3
5 Koefisien Tenaga Kerja (HKP) 0.01
6 Harga output (Rp/Kg) 5000
7 Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HKP) 20477
II. Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 750
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) 180
10 Nilai output (Rp/Kg) 1500
11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 570
b. Rasio Nilai Tambah (%) 38 %
12 a. Pendapatan Tenaga Kerja 123
Langsung (Rp/Kg)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 21,49 %
13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 447
b. Tingkat Keuntungan 78,51 %
III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14 Margin (Rg/Kg) 750
a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) 16,33 %
b. Sumbangan Input Lain (%) 24 %
c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) 59,67 %
Sumber: Analisis data primer (Lampiran 17a), 2013.
Output, Input, dan Harga
Dari tabel dapat diuraikan bahwa dalam usaha pengolahan ubi kayu menjadi
tepung mocaf digunakan bahan baku sebanyak 50 kg dapat dihasilkan output
sebanyak 15 kg. sehingga faktor konversi dapat dihasilkan sebanyak 0,3. nilai
mocaf . dalam proses ini tenga kerja yang digunakan sebanyak 0,3 HKP. Sehingga
koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg ubi kayu adalah
0,01 HKP.
Penerimaan dan Keuntungan
Adapun harga bahan baku usaha pembuatan tepung mocaf di daerah penelitian
adalah Rp 750 / kg. sedangkan sumbangan input lain adalah Rp 180 / kg. dan
berikut ini adalah merupakan rincian bahan penunjang (sumbangan input lain)
dalam usaha pembuatan tepung mocaf di daerah penelitian.
Tabel 33. Sumbangan input lain.
No Uraian Biaya (Rp)
1 Enzim 7.000
2 Plastik pengemasan 1.500
3 Bensin 500
Total (Rp) 9.000
Penggunaan bahan baku (Kg) 50
Sumbangan input lain (Rp/Kg) 180
Sumber: Analisis data primer (Lampiran 5a), 2013.
Harga rata-rata produk tepung mocaf adalah Rp 5.000/ kg dan nilai output produk
tepung mocaf adalah Rp 1.500/ kg. Nilai tersebut dihasilkan dari perkalian antara
faktor konversi dengan harga output (Rp/kg). dari hasil di atas dapat dijelaskan
bahwa nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan ubi kayu menjadi
produk tepung mocaf adalah sebesar Rp 570 / kg. Nilai tambah ini diperoleh dari
hasil pengurangan nilai output (Rp/Kg) dengan biaya bahan baku (Rp/Kg) dan
Sumbangan input lain (Rp/Kg) sedangkan rasio nilai tambah produk tepung mocaf
merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan ubi kayu menjadi
tepung mocaf.
Imbalan tenaga kerja diperoleh dari nilai koefisien tenaga kerja (HKP) dengan
upah tenaga kerja langsung (Rp/HKP) yaitu sebesar Rp 123 / kg. dengan nilai
persentase terhadap nilai tambah sebesar 21,49%.
Sedangkan keuntungan diperoleh dari nilai tambah dikurangi dengan besarnya
imbalan tenaga kerja. Keuntungan dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung
mocaf adalah sebesar Rp 447 /kg, dengan tingkat keuntungan sebesar 78,51%
Balas Jasa Pemilik faktor-faktor produksi
Margin diperoleh dari hasil pengurangan nilai output dengan harga bahan baku.
Maka diperoleh nilai margin adalah sebesar Rp 750 /kg. Sedangkan pendapatan
tenaga kerja adalah hasil perbandingan antara pendapatan tenaga kerja langsung
dengan margin dikali dengan 100%. Maka diperoleh pendapatan tenaga kerja
sebesar 16,33%.
Balas jasa pemilik faktor-faktor produksi untuk sumbangan input lain diperoleh
dari perbandingan sumbangan input lain dengan nilai margin dikali 100%. Maka
diperoleh sumbangan input lain sebesar 24%.
Keuntungan pelaku usaha tepung mocaf diperoleh dari perbandingan antara
keuntungan dengan nilai margin. Maka diperoleh keuntungan sebesar 59,67%.
Pengolahan tepung tapioka
Tabel 34. Nilai tambah produk tepung tapioka di daerah penelitian (tahun 2013).
Variabel Nilai
I. Output, Input dan harga
1 Output (Kg) 3741
2 Input 7667
3 Tenaga Kerja (HKP) 11
4 Faktor Konversi 0,49
5 Koefisien Tenaga Kerja (HKP) 0,002
6 Harga output (Rp/Kg) 4967
7 Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HKP) 33430,84
II. Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 876,7
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) 41,1
10 Nilai output (Rp/Kg) 2424
11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 1506,2
b. Rasio Nilai Tambah (%) 62,14 %
12 a. Pendapatan Tenaga Kerja 60,4
Langsung (Rp/Kg)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 4,01 %
13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 1445,81
b. Tingkat Keuntungan 95,99 %
III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14 Margin (Rg/Kg) 1547
a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) 3,90 %
b. Sumbangan Input Lain (%) 2,66 %
c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) 93,44 %
Sumber: Analisis data primer (Lampiran 19b), 2013.
Output, Input, dan Harga
Dari tabel dapat diuraikan bahwa dalam usaha pengolahan ubi kayu menjadi
tepung tapioka digunakan bahan baku sebanyak 7.667 kg dapat dihasilkan output
sebanyak 3.741 kg. sehingga faktor konversi dapat dihasilkan sebanyak 0,49. nilai
tepung tapioka. Dalam proses ini tenaga kerja yang digunakan sebanyak 11 HKP.
Sehingga koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg ubi
kayu adalah 0,002 HKP.
Penerimaan dan Keuntungan
Adapun harga bahan baku usaha pembuatan tepung tapioka di daerah penelitian
adalah Rp 876,7 / kg. sedangkan sumbangan input lain adalah Rp 41,1 / kg. dan
berikut ini adalah merupakan rincian bahan penunjang (sumbangan input lain)
dalam usaha pembuatan tepung tapioka di daerah penelitian.
Tabel 35. Sumbangan input lain.
No Uraian Biaya (Rp)
1 Karung Pengemasan 83.466,67
2 Karung Penirisan 85.500
3 Solar 146.250
Total (Rp) 315.216,67
Penggunaan bahan baku (Kg) 7667
Sumbangan input lain (Rp/Kg) 41,1134
Sumber: Analisis data primer (Lampiran 5b), 2013.
Harga rata-rata produk tepung tapioka adalah Rp 4.967/ kg dan nilai output
produk tepung tapioka adalah Rp 3.741/ kg. Nilai tersebut dihasilkan dari
perkalian antara faktor konversi dengan harga output (Rp/kg). Dari hasil di atas
dapat dijelaskan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari hasil pengolahan ubi
kayu menjadi produk tepung tapioka adalah sebesar Rp 1506,2/ kg. Nilai tambah
ini diperoleh dari hasil pengurangan nilai output (Rp/Kg) dengan biaya bahan
baku (Rp/Kg) dan Sumbangan input lain (Rp/Kg). Sedangkan rasio nilai tambah
(produk tepung tapioka) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses
pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka.
Imbalan tenaga kerja diperoleh dari nilai koefisien tenaga kerja (HKP) dengan
upah tenaga kerja langsung (Rp/HKP) yaitu sebesar Rp 60,7 / kg. dengan nilai
persentase terhadap nilai tambah sebesar 4,03%.
Sedangkan keuntungan diperoleh dari nilai tambah dikurangi dengan besarnya
imbalan tenaga kerja. Keuntungan dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung
tapioka adalah sebesar Rp 1.445,81 /kg, dengan tingkat keuntungan sebesar
95,99%.
Balas Jasa Pemilik faktor-faktor produksi
Margin diperoleh dari hasil pengurangan nilai output dengan harga bahan baku.
Maka diperoleh nilai margin adalah sebesar Rp 1.547 /kg. Sedangkan pendapatan
tenaga kerja adalah hasil perbandingan antara pendapatan tenaga kerja langsung
dengan margin dikali dengan 100%. Maka diperoleh pendapatan tenaga kerja
sebesar 3,92%.
Balas jasa pemilik faktor-faktor produksi untuk sumbangan input lain diperoleh
dari perbandingan sumbangan input lain dengan nilai margin dikali 100%. Maka
diperoleh sumbangan input lain sebesar 2,65%.
Keuntungan pelaku usaha tepung tapioka diperoleh dari perbandingan antara
Tabel 36. Perbandingan pendapatan usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf dan tepung tapioka di daerah penelitian.
Uraian
Tepung Mocaf Tepung Tapioka
Penerimaan Total Total Penerimaan Total Total
Biaya Pendapatan Biaya Pendapatan
Perminggu 0,39 0,29 0,09 99,1 40,2 58,8
Perbulan 1,56 1,17 0,39 396,5 161,1 23,5
Pertahun 18,81 14,07 4,7 4758,7 1933,7 28,25
Sumber: Analisis data primer (Lampiran 12a dan 14b), 2013.
Dari tabel dapat dijelaskan bahwa perbandingan antara pendapatan usaha
pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka lebih tinggi dibandingan pendapatan
pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf. Dimana pendapatan usaha
pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka sebesar 58,8 juta/ minggu, 23,5 juta/
bulan, 28,25 juta/ tahun sedangkan pendapatan usaha pengolahan ubi kayu
menjadi tepung mocaf sebesar 0,09 juta/ minggu, 0,39 juta/bulan, 4,7 juta/tahun.
Menurut analisis penulis, faktor yang menyebabkan pendapatan usaha pengolahan
ubi kayu menjadi tepung tapioka lebih tinggi dibandingkan pendapatan usaha
pengolaha ubi kayu menjadi tepung mocaf dikarenakan total penerimaan usaha
pembuatan tepung tapioka lebih tinggi dibandingan penerimaan usaha pembuatan
tepung mocaf. Dimana penerimaan juga dipengaruhi oleh jumlah hasil (output)
serta didorong juga penggunaan bahan baku pengolahan tepung tapioka jauh lebih
tinggi dibandingan penggunaan bahan baku pengolahan tepung mocaf.
Akan Tetapi untuk memperoleh perbandingan pendapatan yang seimbang, maka
penulis membuat ketetapan perbandingan pendapatan pembuatan tepung mocaf
Tabel 37. Perbandingan nilai tambah tepung mocaf dan tepung tapioka.
Variabel Nilai
Mocaf Tapioka I. Output, Input dan harga
1 Output (Kg) 15 3741
2 Input 50 7667
3 Tenaga Kerja (HKP) 0.3 11
4 Faktor Konversi 0.3 0.49
5 Koefisien Tenaga Kerja (HKP) 0.01 0.002
6 Harga output (Rp/Kg) 5000 4967
7 Upah T. Kerja Langsung (Rp/HKP) 20477 33430,84
II. Penerimaan dan Keuntungan
8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 750 876.7
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) 180 41.1
10 Nilai output (Rp/Kg) 1500 2424
11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 570 1506.2
b. Rasio Nilai Tambah (%) 38% 62.14%
12 a. Pendapatan Tenaga Kerja 123 60.4
Langsung (Rp/Kg)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 21,49% 4.01%
13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 447 1445.81
b. Tingkat Keuntungan 7851% 95.99%
III
Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
14 Margin (Rg/Kg) 750 1547
a. Pendapatan Tenaga Kerja 16,33% 3.90%
b. Sumbangan Input Lain 24% 2.66%
c. Keuntungan Pengusaha 59,67% 93.44%
Output, Input, dan Harga
Dari tabel dapat diuraikan bahwa dalam usaha pengolahan ubi kayu menjadi
tepung mocaf digunakan bahan baku sebanyak 50 kg dapat dihasilkan output
sebanyak 15 kg. sehingga faktor konversi dapat dihasilkan sebanyak 0,3. nilai
konfersi ini menunjukkan bahwa 1 kg ubi kayu dapat menghasilkan 0,3 kg tepung
mocaf . dalam proses ini tenga kerja yang digunakan sebanyak 0,3 HKP. Sehingga
koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg ubi kayu adalah
0,01 HKP.
Sedangkan dalam usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka digunakan
bahan baku sebanyak 7.667 kg dapat dihasilkan output sebanyak 3.741 kg.
sehingga faktor konversi dapat dihasilkan sebanyak 0,49. Nilai konversi ini
menunjukkan bahwa 1 kg ubi kayu dapat menghasilkan 0,49 kg tepung tapioka.
Dalam proses ini tenaga kerja yang digunakan sebanyak 11 HKP. Sehingga
koefisien tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi 1 kg ubi kayu adalah
0,002 HKP.
Dari penjelasan di atas maka dapat di uraikan bahwa perbandingan bahan baku
dengan output yang dihasilkan (faktor konversi) pada pembuatan tepung tapioka
lebih tinggi dibanding faktor konversi pada pembuatan tepung mocaf. Dimana
faktor konversi untuk pembuatan tepung tapioka adalah sebesar 0,49, sedangkan
faktor konversi untuk pembuatan tepung mocaf adalah sebesar 0,3. Artinya untuk
1 kg ubi kayu dapat menghasilkan 0,49 kg tepung tapioka dan 0,3 kg tepung
mocaf. Harga output untuk produk tepung mocaf adalah Rp 5.000/kg sedangkan
Penerimaan dan Keuntungan
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa harga bahan baku usaha pembuatan
tepung mocaf di daerah penelitian adalah Rp 750 / kg, sedangkan sumbangan
input lain adalah Rp 180/ kg. Adapun harga bahan baku usaha pembuatan tepung
tapioka di daerah penelitian adalah Rp 876,7 / kg dengan sumbangan input lain
adalah Rp 41,1 / kg. Berikut ini adalah merupakan rincian bahan penunjang
(sumbangan input lain) dalam usaha pembuatan tepung mocaf dan tepung tapioka
di daerah penelitian.
Tabel 38. Sumbangan input lain.
No Uraian Biaya (Rp) Mocaf Tapioka 1 Enzim 7000 - 2 Plastik pengemasan 1500 - 3 Bensin 500 - 4 Karung Pengemasan - 83466.67 5 Karung Penirisan - 85500 6 Solar - 146250 Total (Rp) 9000 315216.67
Penggunaan bahan baku (Kg) 50 7667
Sumbangan input lain
(Rp/Kg) 180 41.11
Sumber: Analisis data primer (Lampiran 5a dan 5b), 2013.
Nilai output yang dihasilkan dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf
adalah sebesar Rp 1.500/ kg. Sedangkan nilai output yang dihasilkan dari
pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka adalah sebesar Rp 2.424/ kg.
Dimana nilai output ini diperoleh dari perkalian antara faktor konversi dengan
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ubi
kayu menjadi tepung mocaf lebih rendah dibanding nilai tambah yang diperoleh
dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka. Dimana besar nilai tambah
pembuatan tepung mocaf adalah sebesar Rp 570/ kg sedangkan nilai tambah
pembuatan tepung tapioka adalah sebesar Rp 1.506,2 / kg. Menurut penulis hal
tersebut disebabkan karena sumbangan input lain untuk pengolahan tepung mocaf
jauh lebih tinggi dibandingan sumbangan input untuk pengolahan tepung tapioka
yaitu Rp 180/kg sumbangan input lain pembuatan tepung mocaf dan Rp 41,1 /kg
sumbangan input lain pembuatan tepung tapioka.
Dengan demikian, hipotesis nilai tambah (value added) poduk tepung mocaf lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tambah (value added) produk tepung tapioka.
Ditolak.
Adapun rasio nilai tambah produk tepung mocaf adalah sebesar 38% sedangkan
rasio nilai tambah produk tepung tapioka adalah sebesar 62,14%. Artinya 38%
dari nilai ouput (produk tepung mocaf) merupakan nilai tambah yang diperoleh
dari proses pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf dan 62,14% dari nilai
ouput (produk tepung tapioka) merupakan nilai tambah yang diperoleh dari proses
pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka. Sehingga dapat dijelaskan bahwa
nilai rasio produk mocaf lebih rendah dibandingkan nilai rasio produk tapioka.
Imbalan tenaga kerja pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf diperoleh dari
nilai koefisien tenaga kerja (HKP) dengan upah tenaga kerja langsung (Rp/HKP)
yaitu sebesar Rp 123 / kg dengan nilai persentase terhadap nilai tambah sebesar
mocaf yaitu sebesar Rp 60,4 / kg dengan nilai persentase terhadap nilai tambah
sebesar 4,01%.
Keuntungan diperoleh dari nilai tambah dikurangi dengan besarnya imbalan
tenaga kerja. Keuntungan dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf adalah
sebesar Rp 447 /kg, dengan tingkat keuntungan sebesar 78,51% sedangkan
keuntungan dari pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka adalah sebesar
Rp1.445,81 /kg, dengan tingkat keuntungan sebesar 93,44%
Balas Jasa Pemilik faktor-faktor produksi
Margin pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf diperoleh dari hasil
pengurangan nilai output dengan harga bahan baku. Maka diperoleh nilai margin
adalah sebesar Rp 750 /kg. Pendapatan tenaga kerja adalah hasil perbandingan
antara pendapatan tenaga kerja langsung dengan margin dikali dengan 100%.
Maka diperoleh pendapatan tenaga kerja sebesar 16,33%. Sedangkan Margin
pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka adalah sebesar Rp 1.547 /kg.
Dimana pendapatan tenaga kerja adalah sebesar 3,90%.
Balas jasa pemilik faktor-faktor produksi untuk sumbangan input lain untuk
pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf diperoleh dari perbandingan
sumbangan input lain dengan nilai margin dikali 100%. Maka diperoleh
sumbangan input lain sebesar 24%. Sedangkan balas jasa pemilik faktor-faktor
produksi untuk sumbangan input lain untuk pengolahan ubi kayu menjadi tepung
Keuntungan pelaku usaha tepung mocaf diperoleh dari perbandingan antara
keuntungan dengan nilai margin. Maka diperoleh keuntungan sebesar 59,67%
sedangkan keuntungan pelaku usaha tepung tapioka diperoleh keuntungan sebesar
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pendapatan usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf lebih rendah
dibandinkan dengan pendapatan usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung
tapioka.
2. Nilai tambah yang diperoleh dari usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung
tapioka lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tambah yang diperoleh dari
usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung mocaf sehingga hipotesis di
tolak.
6.2 Saran
Kepada Pelaku usaha Tepung Mocaf dan Tepung Tapioka
Diharapkan kepada pelaku usaha tepung mocaf dan tepung tapioka agar dapat
menggunakan mesin pengeringan sehingga tidak hanya bergantung pada sinar
matahari. Dengan demikian maka produksi dapat ditingkatkan sehingga
pendapatan pembuatan tepung mocaf dan tepung tapioka ikut bertambah.
Kepada Pemerintah
Diharapkan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan pelaku usaha tepung
mocaf dan tepung tapioka dengan memberikan bantuan peralatan sehingga
produksi dapat ditingkatkan lagi serta membantu memasarkan produk tepung
Kepada peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian mengenai jalur
pemasaran produk tepung mocaf dan tepung tapioka dan hal-hal yang belum
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I.G.N., N.H.A.Pasay, Sugiharto. 2008. Teori Ekonomi Mikro, suatu analisis produksi terapan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Anonimous, 2009. Tepung Tapioka .
http://mengerjakantugas.com/2009/07/tepung-tapioka-dan-tepung-maizena.html [diakses pada 16 nov 2012 8:14 WIB]
Arikunto,S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Edisi revisi 2010. Rineka Cipta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Serdang Bedagai dalam Angka. Medan
_________________. 2011. Sumatera Utara dalam Angka. Medan
Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai 2011. Data Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Ubi kayu Kabupaten Serdang Bedagai 2011.
Hayami Y. Thosinori, M dan Masdjidin S. 1987. Agricultural marketing and processing in upland java.: A prospecif from a Sunda village, Bogor.
Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai 2012. Jumlah pengolah Tapioka skala kecil d Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai 2012.
Kepala Desa Bajaronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai 2012. Data kelompok tani desa Bajaronggi Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai 2012.
Miller, R.I. dan R.E. Meiners. 2000. Teori Ekonomi Mikro Intermediate. Edisi keempat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Pindyck, S.R., dan D.L. Rubinfeld. 2009. Mikroekonomi. Jilid 1. Edisi keenam. P.T Index. Jakarta.
Salim, E. 2011. Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf Bisnis Produk Alternatif Pengganti Terigu. Lily Publisher. Yogyakarta.
Soekartawi. 1993. Agribisnis teori dan aplikasinya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI press. Jakarta.
Sukirno,S. 1998. Pengantar Mikro Ekonomi. Edisi kedua. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sukirno,S. 2011. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi ketiga. P.T Raja Grafindo Persada. Jakarta.
No Umur Lama Pendidikan Jumlah Tanggungan Lama
Berusaha Status Keterangan
Luas Lokasi
Jlh Tenaga Kerja
(Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun) Kepemilikan Usaha (m2) TKDK TKLK
1 38 17 4 2 Milik Sendiri Desa Bajaronggi 100 2 3 Total 38 17 4 2 100 2 3 Rata-Rata 38 17 4 2 100 2 3
Sampel Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Harga Beli Hari Minggu Bulan Tahun (Rp/Kg)
1 5 20 240 50 250 1000 12000 750 37500 187500 750000 9000000
Total 5 20 240 50 250 1000 12000 750 37500 187500 750000 9000000
Rata-Rata 5 20 240 50 250 1000 12000 750 37500 187500 750000 9000000
Sampel Hari Minggu Bulan Tahun Sampel Hari Minggu Bulan Tahun (Rp/Kg) Hari Minggu Bulan Tahun
1 50 250 1000 12000 1 0.001 0.005 0.02 0.24 7000000 7000 35000 140000 1680000
Total 50 250 1000 12000 1 0.001 0.005 0.02 0.24 7000000 7000 35000 140000 1680000
Rata-Rata 50 250 1000 12000 1 0.001 0.005 0.02 0.24 7000000 7000 35000 140000 1680000
Keterangan : Untuk 1 Kg Enzim digunakan untuk 1 ton Ubi Kayu
Lampiran 3a. Biaya Bahan Penunjang di Daerah Penelitian (Tahun 2013)
Plastik Pengemasan
Kebutuhan Ubi Kayu (Kg) Frekuensi Pembelian Plastik
Harga
Beli Total Harga Beli Plastik (Rp)
Sampel Hari Minggu Bulan Tahun Sampel Hari Minggu Bulan Tahun (Rp/Kg) Hari Minggu Bulan Tahun
1 50 250 1000 12000 1 0.075 0.375 1.5 18 20000 1500 7500 30000 360000
Total 50 250 1000 12000 Total 0.075 0.375 1.5 18 20000 1500 7500 30000 360000
Rata-Rata 50 250 1000 12000 Rata-Rata 0.075 0.375 1.5 18 20000 1500 7500 30000 360000
Keterangan : Untuk 1 Kg Plastik digunakan untuk pengemasan Rp 20000 (400 lembar) cttn: plastik volume 1 kg untuk pengisian tepung 1/2 kg
1 15 75 300 3600 5000 75000 375000 1500000 18000000
Total 15 75 300 3600 5500 82500 412500 1650000 19800000
Rata-Rata 15 75 300 3600 5500 82500 412600 1650000 19800000
Lampiran 8a. Penerimaan per 1 Kg ubi kayu usaha pembuatan Tepung Mocaf di Daerah Penelitian (Tahun 2013)
Kebutuhan ubi kayu (Kg) Total Penerimaan Penerimaan
Sampel Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun (Rp/Kg)
1 50 250 1000 12000 75000 375000 1500000 18000000 1500
Total 50 200 1000 12000 82500 412500 1650000 19800000 1650
Rata-Rata 50 200 1000 12000 82500 412500 1650000 19800000 1650
Lampiran 9a. Pendapatan Usaha Tepung Mocaf di daerah Penelitian ( tahun 2013)
Sampel Total Penerimaan Total Biaya Produksi Total Pendapatan
Total 75000 375000 1500000 18000000 62013 310065 1240260 14883120 12987 64935 259740 3116880
Rata-rata 75000 375000 1500000 18000000 62013 310065 1240260 14883120 12987 64935 259740 3116880
Lampiran 12a. Pendapatan Usaha Tepung Mocaf per 1 Kg ubi kayu di daerah Penelitian ( tahun 2013) (lanjutan)
Sampel Total Penerimaan Total Biaya Produksi Total Pendapatan
Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun
1 1500 7500 30000 360000 1240 6200 24800 297600 260 1300 5200 62400
Total 1500 7500 30000 360000 1240 6200 24800 297600 260 1300 5200 62400
Rata-rata 1500 7500 30000 360000 1240 6200 24800 297600 260 1300 5200 62400
Lampiran 10a.Koefisien Tenaga Kerja
Sampel Kebutuhan Ubi Kayu (kg) Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja (HKP) Koefisien Tenaga Kerja
Lampiran 16a. Rasio Input - Output
Sampel Input (I) (Kg) Output (O) (Kg) faktor Konversi (O/I)
1 50 15 0.30
Total 50 15 0.30
Rata-rata 50 15 0.30
Lampiran 17a. Nilai Tambah usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung Mocaf di daerah penelitian (tahun 2013)
Variabel Nilai
I. Output, Input dan harga
1 Output (Kg) 15
2 Input 50
3 Tenaga Kerja (HKP) 0.57
4 Faktor Konversi 0.3
8 Harga Bahan Baku (Rp/Kg) 750
9 Sumbangan Input Lain (Rp/kg) 180
10 Nilai output (Rp/Kg) 1500
11 a. Nilai Tambah (Rp/Kg) 570
b. Rasio Nilai Tambah (%) 38 %
12 a. Pendapatan Tenaga Kerja 190
Langsung (Rp/Kg)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 33.33 %
13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 380
b. Tingkat Keuntungan 66.67 %
III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14 Margin (Rg/Kg) 750
a.
Pendapatan Tenaga Kerja
Langsung (%) 25.33 %
b. Sumbangan Input Lain (%) 24 %
c.
Keuntungan Pemilik Perusahaan
(%) 50.67 %
Lampiran 1b. Karakteristik Responden Tepung Tapioka di Daerah Penelitian (Tahun 2013)
No Umur Lama Pendidikan Jumlah Tanggungan Lama
Berusaha Status Keterangan
Luas Lokasi
Jlh Tenaga Kerja
(Tahun) (Tahun) Keluarga (Orang) (Tahun Kepemilikan Usaha (m2) TKDK TKLK
1 44 6 3 5 Milik Sendiri Cempedak Lobang 1000 1 18 2 30 12 3 10 Milik Sendiri Cempedak Lobang 600 1 15
6 56 9 5 20 Milik Sendiri Simpang Empat 1500 1 18
Total 239 68 20 82 5700 7 94
Rata-Rata 39.8 11.3 3.3 13.7 950 1.17 15.67
Lampiran 14b. Pendapatan Usaha Tepung Tapioka di daerah Penelitian ( tahun 2013)
Sampel Total Penerimaan Total Biaya Produksi Total Pendapatan
Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun
1 20712033 12427219 8 497088792 5965065504 8035362 48212172 19284868 8 2314184256 12676671 76060026 304240104 3650881248 2 10167900 40671600 162686400 1952236800 4002313 16009252 64037008 768444096 6165587 24662348 98649392 1183792704 3 17096667 10258000 2 410320008 4923840096 6861365 41168190 16467276 0 1976073120 10235302 61411812 245647248 2947766976 4 5098117 15294351 61177404 734128848 2131332 6393996 25575984 306911808 2966785 8900355 35601420 427217040 5 21981250 10990625 0 439625000 5275500000 8982844 44914220 17965688 0 2155882560 12998406 64992030 259968120 3119617440 6 20211949 808477992 9701735904 34008338
rata 18123758 99140650 396562599 4758751192 7363893 40286446 4 1933749408 10759866 58854204 235416815 2825001784 Lampiran 14b. Pendapatan Usaha Tepung Tapioka per 1 Kg ubi kayu di daerah Penelitian ( tahun 2013)
(lanjutan)
Sampel Total Penerimaan Total Biaya Produksi Total Pendapatan
Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun
1 2589 15534 62136 745632 1004 6024 24096 289152 1585 9510 38040 456480 2 2542 10168 40672 488064 1001 4004 16016 192192 1541 6164 24656 295872 3 2442 14652 58608 703296 980 5880 23520 282240 1462 8772 35088 421056 4 2549 7647 30588 367056 1066 3198 12792 153504 1483 4449 17796 213552 5 2198 10990 43960 527520 898 4490 17960 215520 1300 6500 26000 312000 6 2246 13476 53904 646848 945 5670 22680 272160 1301 7806 31224 374688 Total 14566 72467 289868 3478416 5894 29266 117064 1404768 8672 43201 172804 2073648 Rata-rata 2428 12078 48311 579736 982 4878 19511 234128 1445 7200 28801 345608
Lampiran 19b. Nilai Tambah usaha pengolahan ubi kayu menjadi tepung Tapioka di daerah penelitian (tahun 2013)
Variabel Nilai
I. Output, Input dan harga
1 Output (Kg) 3741
2 Input 7667
3 Tenaga Kerja (HKP) 11
4 Faktor Konversi 0.49
5 Koefisien Tenaga Kerja (HKP) 0.002
6 Harga output (Rp/Kg) 4967
7 Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HKP) 33430.84
II. Penerimaan dan Keuntungan
12 a. Pendapatan Tenaga Kerja 60.4
Langsung (Rp/Kg)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) 4.01 %
13 a. Keuntungan (Rp/Kg) 1445.81
b. Tingkat Keuntungan 95.99 %
III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14 Margin (Rg/Kg) 1547
a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) 3.90 %
b. Sumbangan Input Lain (%) 2.66 %