• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Nilai Tukar

2.3.1. Pengertian Nilai Tukar

Apabila sesuatu barang ditukar dengan barang lain, tentu di dalamnya

terdapat perbandingan nilai tukar antara keduanya. Nilai tukar (valuta asing) merupakan harga di dalam pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut.

Menurut Ali (2004), nilai tukar (foreign exchange rate) adalah harga di mana suatu currency (mata uang) dapat dibeli atau dijual terhadap currency lainnya.

Sementara, foreign currency (valuta asing) menurut Ali (2004) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan atau

membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan memiliki catatan kurs resmi pada Bank Sentral.

Bank devisa, tidak hanya menikmati keuntungan dalam bentuk komisi atau

fee atas transaksi valas. Melainkan menikmati spread yang merupakan selisih antara

kurs jual dan kurs beli. Besarnya spread adalah:

(kurs jual kurs beli) Spread = ——————————

kurs jual

Basel (1998) dalam Teori Purchasing Power Parity (PP) menyatakan bahwa perbandingan nilai satu mata uang dengan mata uang lain ditentukan oleh daya beli uang tersebut (terhadap barang dan jasa) di masing-masing negara. Ada dua versi teori menurut teori ini, yakni interprestasi absolut dan relatif.

Menurut interprestasi absolut Purchasing Power Parity, perbandingan nilai satu mata uang dengan nilai mata uang lain (kurs) ditentukan oleh tingkat harga di masing-masing negara. Sedangkan dalam arti relatif kurs Purchasing Power Parity didasarkan pada perubahan harga.

Pelaksanaan transaksi valuta asing Nasabah Perorangan/CBT adalah transaksi yang menggunakan kurs nilai tukar mata uang asing TT yang akan mempengaruhi rekening perorangan di rekening tabungan, giro, deposito berjangka, pinjaman,

remittance dan hubungan lain.

Kurs nilai tukar mata uang asing TT (Intranet PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., e-Learning: modul transfer valuta asing) adalah kurs nilai tukar mata uang

asing (kurs beli default dan kurs jual default) melawan rupiah atau mata uang asing lainnya yang ditetapkan oleh kantor pusat PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk., dalam hal ini oleh Wealth Management Group melalui Consumer Banking Treasury

Department. Penetapan kurs nilai tukar mata uang asing TT digunakan untuk

pelaksanaan transaksi valuta asing perorangan dan non perorangan.

Counter Rate TT adalah kurs nilai tukar mata uang asing TT yang digunakan

cabang untuk melakukan transaksi jual beli valuta asing dengan nasabah perorangan ataupun non perorangan dengan jumlah transaksi di bawah eqv. USD 25.000.

Special Rate TT CBT adalah kurs nilai tukar mata uang asing TT yang

digunakan cabang untuk melakukan transaksi jual beli valuta asing dengan nasabah perorangan dengan jumlah transaskis di atas eqv.USD 25.000.

Kurs yang digunakan cabang dimaksud adalah kurs yang ditetapkan pleh

Consumer Banking Treasury Dept-Wealth Management Group. 2.3.2. Risiko Nilai Tukar

Menurut Kuncoro & Suhardjono (2002), jenis-jenis risiko yang dapat muncul dari kegiatan valuta asing (nilai tukar) adalah:

1. Risiko mata uang (currency risk); apabila bank dalam posisi long (aktiva valas lebih besar dari pasiva valas) atau overbought dalam suatu mata uang dan nilai tukarnya turun (mengalami depresiasi) maka bank akan menanggung rugi akan karena nilai uang yang dipelihara dalam posisi tertentu menjadi turun. Karena perubahan kurs demikian cepat, maka nilai suatu posisi juga cepat berubah,

karena memelihara posisi yang cukup besar dalam suatu mata uang akan mengandung risiko yang tinggi.

2. Risiko likuiditas (liquidity risk); risiko ini muncul pada saat kewajiban dalam suatu mata uang jatuh tempo lebih cepat dari aktivanya (mismatch maturity). Risiko ini mengakibatkan outflow sehingga menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengelola bank.

3. Risiko suku bunga (interest rate risk); risiko yang timbul karena adanya perubahan tingkat suku bunga.

4. Risiko kredit (credit risk); risiko yang timbul bila nasabah gagal memenuhi kewajibannya (wan prestasi) pada saat kredit jatuh tempo.

Perubahan nilai tukar suatu mata uang asing yang dapat terjadi setiap saat berasal dari peristiwa-peristiwa ekonomi dan politik dalam suatu negara. Misalkan tingkat suku bunga dalam negeri dan perubahan suku bunga negara luar (The Fed), neraca perdagangan, ketidakpastian politik terhadap kepemerintahan yang sedang berlangsung, inflasi, kebijakan fiskal dan kebijakan moneter oleh bank sentral.

2.3.3. Manajemen Valuta Asing

Menurut Kuncoro & Suhardjono (2002), manajemen valuta asing (valas) adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar valas.

Manajemen valas ditujukan untuk membatasi posisi eksposur masing-masing mata uang asing (foreign currency) serta memonitor kegiatan jual beli valas supaya posisinya terkendali. Secara garis besar tindakan manajemen valas dapat berupa:

1. Pengendalian kesenjangan mata uang asing (foreign currency mismatch), yang meliputi rekayasa portofolio masing-masing mata uang, mengendalikan ambang batas posisi terbuka valas (Net Open Position/NOP), memonitor arus transaksi devisa, pemusatan dan monitoring rekening devisa (nostro), menetapkan kebijakan dan penggunaan devisa, dan melakukan forecasting nilai tukar (exchange rate).

2. Pengendalian keuntungan netto dari nilai tukar (net exchange gain), yang meliputi penetapan break even exchange rate, mengendalikan spread, melakukan

cut loss, dan membatasi eksposur.

Ada 2 (dua) tujuan pokok dalam proses pengelolaan valuta asing, yaitu: 1. Mengelola jumlah dan risiko valas keseluruhan dikaitkan dengan kesenjangan

pada mata uang asing (baik neraca valas kantor pusat maupun cabangnya). 2. Memaksimalkan pendapatan valas bank dengan batas risiko yang dapat diterima.

2.3.4. Pasar Valuta Asing

Pasar valuta asing menurut Ali (2004) adalah suatu tempat atau wadah dan sistem di mana perorangan, perusahaan dan bank dapat melakukan transaksi keuangan internasional dengan jalan melakukan pembelian atau permintaan (demand) dan penjualan atau penawaran (supply) atas valuta asing.

Pasar valuta asing tidaklah hanya menyangkut kurs/harga valuta asing saja, tetapi juga pihak-pihak yang melakukan transaksi. Pihak-pihak ini antara lain: eksportir-importir, bank, pedagang perantara, Bank Sentral. Pihak-pihak yang saling

berhubungan sehingga membentuk pasar valuta asing tersebut, dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:

Menurut Ali (2004), fungsi pasar valuta asing adalah: 1. Menyelenggarakan transaksi pembayaran internasional.

2. Menyediakan fasilitas kredit jangka pendek untuk pembayaran internasional. 3. Memberikan fasilitas hedging (lindung nilai), yaitu berupa tindakan pengusaha

atau pedagang valas untuk menghindari kerugian atas fluktuasi kurs valas atau

forex rate.

2.3.5. Transaksi Valuta Asing

Dalam kegiatan valas dikenal dua golongan transaksi, yakni transaksi komersial (derivatif); yaitu transaksi yang dilakukan untuk keperluan perusahaan dan nasabah dan transaksi spekulatif (autonomous); yaitu transaksi yang dimaksud untuk mendapatkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan dari fluktuasi nilai tukar mata uang.

Terdapat beberapa transaksi valuta asing (valas), menurut Ali (2004), yaitu: 1. Spot transaction, adalah suatu jenis transaksi jual beli valuta asing yang

penyerhan (delivery) valutanya dilakukan selambat-lambatnya dua hari kerja setelah tanggal kontrak.

2. Contoh: Deal date: Oct. 11, 1999. Value Date: Oct. 13, 1999.

3. Forward transaction, adalah transaksi jual beli valuta asing dengan penyerhan

valuta yang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan kurs yang telah disepakati pada tanggal kontrak atas transaksi tersebut.

4. Contoh: Deal date: Oct. 11, 1999. Value Date: Dec. 11, 1999. 5. Swap transaction, adalah gabungan dari transaksi forward dan spot.

6. TOD transaction, adalah kurs yang disepakati pada transaksi spot yang

penyerahan valutanya dilakukan pada hari yang sama.

7. TOM transaction, adalah kurs yang disepakati pada transaksi spot yang

penyerahan valutanya dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Sedangkan menurut Kuncoro & Suhardjono (2002), untuk mengendalikan posisi valuta asing diperlukan berbagai instrumen pasar valuta asing, yaitu:

1. Instrumen valuta asing

a. Transaksi Spot; adalah transaksi valas secara tunai di mana penyerahan valutanya dilakukan dua hari kerja setelah tanggal transaksi dengan nilai tukar yang telah disepakati sebelumnya. Perhitungan dua hari untuk spot dimaksudkan untuk memberikan waktu yang cukup bagi pengiriman dana, konfirmasi atau memperbaiki kesalahpahaman yang timbul karena kurang jelas komunikasi melalui telepon pada waktu transaksi dilakukan.

b. Transaksi Forward; adalah transaksi valas secara berjangka di mana penyerahan valutanya dilakukan pada suatu tanggal tertentu di kemudian hari (umumnya lebih dari dua hari kerja), dengan menggunakan nilai tukar yang telah disepakati pada tanggal terjadinya transaksi tersebut. Tujuan transaksi berjangka adalah menghindari risiko atas perubahan nilai tukar (kurs) selama jangka waktu tersebut.

c. Transaksi Swap; adalah pertukaran dua valuta asing yang berbeda melalui perjalanan secara tunai dan pembelian kembali secara berjangka atau transaksi valas yang simultan antrara transaksi Spot (jual) dengan transaksi

Forward (beli) atau sebaliknya, biasanya dilakukan untuk menjaga posisi

valas sementara waktu dengan biaya tertentu. 2. Instrumen pasar uang

a. Penempatan antarbank (Interbank placement); adalah penempatan dana lebih pada bank lain yang memerlukan untuk suatu jangka waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh pendapatan yang lebih banyak selagi kelebihan dana tersebut belum dimanfaatkan.

b. Pinjaman antarbank (Interbank borrowing); adalah meminjam dana pada bank lain untuk keperluan menutupi kekurangan dana valas atau untuk menciptakan sumber dana valas yang lebih murah.

c. Instrumen pasar uang; berupa foreign exchange (FX) loan dan deposit, Call dan notice loan dan deposit, Repo/reserve repos, Bankers acceptance,

Certificate of deposit, Commercial paper, Treasury bills (T-bills).

Securities adalah transaksi membeli atau menjual surat-surat berharga yang dapat

dinegosiasikan untuk mendapatkan laba dari perbedaan tingkat bunga dan kurs.

2.3.6. Posisi Devisa Netto

Menurut Kuncoro & Suhardjono (2002), Posisi Devisa Netto (PDN) merupakan selisih bersih antara aktiva dan pasiva valas setelah memperhitungkan rekening-rekening administratifnya.

Kegiatan valas dapat menempatkan bank dalam posisi tertentu seperti posisi

long, posisi short, atau square (seimbang). Bank dikatakan mempunyai posisi long

dalam suatu mata uang apabila aktiva valas lebih besar daripada aktiva pasiva valas dalam mata uang tersebut. Sedang posisi short apabila pasiva valas lebih besar dari aktiva valas dalam mata uang yang bersangkutan. Apabila jumlah aktiva dan pasiva sama, maka bank dikatakan dalam posisi square.

Tabel 2.2. Posisi Devisa Netto

Aktiva Valas > Pasiva Valas Posisi Long

Aktiva Valas < Pasiva Valas Posisi Short

Aktiva Valas = Pasiva Valas Posisi Square

Sumber: Teguh Pudjo, 1996.

Apabila bank mempunyai posisi long dan short dalam beberapa jenis mata uang, maka untuk dapat mengukur posisi keseluruhannya dapat digunakan satu jenis mata uang yang dapat dipergunakan sebagai tolok ukur. Tolok ukur ini diperlukan karena risiko perubahan kurs akan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup bank. Bank Indonesia mengatur posisi valas ini dengan peraturan yang disebut Posisi Devisa Netto (Net Open Posistion).

SK Direksi Bank Indonesia No. 31/178/KEP/DIR tanggal 31 Desember 1998 menetapkan bahwa besarnya PDN secara keseluruhan jumlahnya maksimum 20% dari modal bank yang bersangkutan. Sedangkan untuk setiap jenis valuta asing tidak ditentukan batasnya. Posisi tersebut berlaku secara harian dan pelampauan dari batas

tersebut akan dikenakan sanksi dalam rangka pengawasan dan pembinaan bank. Secara ringkas PDN dapat digambarkan sebagai berikut:

(Aktiva + Rekening Adm. Aktiva) – (Pasiva + Rekening Adm. Pasiva)

PDN = ——————————————————————————————— X 100%

Modal Bank

Bila PDN hasilnya positif disebut posisi long, sebaliknya bila negatif disebut posisi

short.

PDN Positif Posisi Long

PDN Negatif Posisi Short

Penetapan besarnya PDN ini dimaksudkan agar bank-bank dalam mengambil posisi selalu dalam pengawasan, apabila terjadi perubahan nilai tukar yang mendadak dalam jumlah besar, tidak mengalami gangguan yang dapat berakibat fatal.

2.3.7. Pemenuhan Kebutuhan Dana Valas

Menurut Ali (2004), untuk memenuhi kebutuhan dana valas bagi berbagai keperluan transaksi, bank maupun perorangan atau pihak manapun dapat memperolehnya melalui:

a. Forex Exchange Market, adalah tempat bertemunya para pihak untuk

melakukan jual-beli valas.

b. Karakteristik Forex Exchange Market tidak mempunyai tempat tertentu secara fisik dan merupakan electronic market di mana keputusan penyerahan dan penerimaan dana ditransfer melalui jaringan sistem SWIFT (Society for

komunikasi yang digunakan berupa telepon, teleks atau reuters dealing. Di mana setelah trading, barulah dilakukan penegasan kembali (confirmation) per surat atau mail confirmation.

c. Money Market (pasar uang), adalah tempat berlangsungnya transaksi pinjam

meminjam (taken dan placement atau borrowing dan lending) antara borrowers dan lenders atau antara debitur dan kreditur.

Pelaksanaan transaksi dapat dilakukan melalui:

a. Interbank market, berupa bank to bank trading yang telah mencakup sebagian

besar dari transaksi valas.

b. Retail market, berupa transaksi antara bank pada customer-nya atau sebaliknya.

Dokumen terkait