• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan metode Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Taraf Signifikansi

(α) = 0,05

c. Statistik Uji yang digunakan

L = Maks │F (zi) – S(zi)zi =

Dengan :

F(zi) = P(Z ≤ (zi) ; Z ~ N(0,1)

S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh cacah sampel zi Xi = skor responden

d. Daerah kritis

(DK) = {L │ L > Lα;n}; n adalah ukuran sampel

e. Keputusan uji

H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritis atau Lhitung> Ltabel . f. Kesimpulan

1) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima. 2) Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal jika H0

ditolak.30 2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dalam bahasa statistik, uji ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlett

dengan prosedur sebagai berikut. a. Hipotesis

H0 = = = . . . = (populasi yang homogen)

H1 = tidak semua variansi sama (variansi populasi yang tidak homogen) b. Tingkat segnifikansiα = 5 % c. Statistik uji 2 = (f log RKG –Ʃ fj log ) dengan 2 ~ 2 (k – i) 30Ibid, h. 170 - 171.

K = banyaknya populasi = banyaknya sampel N = banyaknya seluruh nilai

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampai ke-j = ukuran sampai ke-j fj = nj – 1 = derajat kebebasan untuk ; j = 1, 2, 3, ...,k: f = N – K = = derajat kebebasan untuk RKG C = 1 + ( Ʃ )

=

RKG = Rataan kuadrat galat = Ssj = – = (nj -1) d. Daerah Kritis

DK = { 2 2

> 2(α,k – 1)} jumlah beberapa α dan (k-1) nilai 2

α,k -1 dapat dilihat pada tabel chi kuadrat dengan derajat kebebasan (k-1).

e. Keputusan uji

H0 = ditolak jika harga statistik 2, yakni 2hitung> 2α, k-1 , berarti variansi dari populasi tidak homogen.

f. Kesimpulan

a. H0diterima, berarti variansi-variansi dari tiga populasi sama.

b. H0ditolak, berarti tidak semua variansi-variansi dari tiga populasi sama. 31

3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini akan menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama. Model untuk data populasi pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah sebagai berikut:

Xijk= μ + αij +(αβ)ij+ εijk Dengan :

Xijk = data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j μ = rerata dari seluruh data ( rerata besar, grand mean)

αi = i. – :efek baris ke-i pada variabel terikat, dengan i = 1, 2 Dengan:

1 = pembelajaran dengan model pembelajaran reflektif dengan pendekatan realistikberbasis keislaman.

2 = pembelajaran dengan model konvensional

βj = .j : efek kolom ke-j pada variabel terikat, dengan j = 1, 2, 3 Dengan:

1 = Anxiety matematistinggi 2 = Anxiety matematissedang 3 = Anxiety matematisrendah

(αβ)ij = ij– ( + i + j):interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat ijk = deviasi data Xijkterhadap rerata populasi ( ij) yangberdistribusi normal dengan

Selanjutnya, prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan yaitu:

a. Hipotesis

1) H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2

H1A: αi≠ 0 paling sedikit ada satu harga i

2) H0B : βj = 0 untuk setiap j = 1,2,3

H1B: βj ≠ 0 paling sedikit ada satu harga j

3) H0AB : (αβ)ij = 0 untuk semua pasangan ij dengan i = 1,2 dan j = 1,2,3 H1AB : (αβ)ij ≠ 0 paling sedikit ada satu pasang ij

b. Taraf signifikansi α = 0,05 c. Komputasi

Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1), (2), (3), (4), (5) sebagai berikut:

(1) = ; (2) = Ʃi,j,kX2ijk; (3) = Ʃi ; (4) = Ʃj ; (5) = Ʃ i,j Selanjutnya didefinisikan beberapa jumlah kuadrat yaitu: JKA = (3) – (1)

JKB = (4) – (1)

JKAB = (1) + (5) – (3) – (4) JKG = (2)– (5)

Derajat kebebasan untuk masing-masing kuadrat tersebut adalah: dKA = p -1 dKB = q -1 dkAB = (p-1) (q-1) dkG = N – pq dkT = N -1

Bedasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing diperoleh rataan kuadrat sebagai berikut:

RKA = ; RKB = ; RKAB = ; RKG = d. Statistik Uji

1) Untuk H0A adalah Fa = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p - 1) danN – pq.

2) Untuk H0B adalah Fb = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (q – 1) danN – pq.

3) Untuk H0AB adalah Fab = yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1) (q – 1) dan N – pq. e. Daerah Kritis

Untuk masing-masing nilai F, daerah kritisnya sebagai berikut. (1) Untuk Fa adalah DK = {Fa│Fa> Fα ; p – 1, N – pq}

(2) Untuk Fb adalah DK = {Fb│Fb> Fα ; q – 1, N – pq}

f. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Tabel 3.7

Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan

Sumber JK DK RK Fhit P

Baris (A) JKA p – 1 RKA Fa Fα ; p – 1 ; N - pq <α atau > α Kolom (B) JKB q – 1 RKB Fb Fα ; q – 1 ; N - pq <α atau >α Interaksi(AB) JKAB (p–1) (q–1) RKAB Fab Fα ; (p-1)(q-1); N–pq <α atau > α

Galat JKG N – pq RKG - - -

Total JKT N – 1 - - - -

g. Keputusan Uji

(1) H0A ditolak jika Fa ε DK (2) H0B ditolak jika Fb ε DK (3) H0AB ditolak jika Fab ε DK.32

4. Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan dengan Metode Scheffe`

Metode scheffe’ digunakan sebagai tindak lanjut dari analisis variansi dua jalan. Uji komparasi ganda dengan metode scheffe’ ini digunakan untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, kolom, dan sel. Langkah-langkah dalam menggunakan metode ini adalah:

a. Mengidentifikasi semua pasangan kompari rerata.

b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. c. Menentukan tingkat signifikansi .

d. Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut.

Selanjutnya, berikut penjelasan yang lebih spesifik mengenai langkah-langkah uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe’pada penelitian ini.

a. Komparasi rerata antar baris 1) Menyusun hipotesis

2) Taraf signifikansi α = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan:

dengan:

Fi.-j. :nilai Fobs pada pembandingan baris ke- dan baris ke-j

i. : rerata pada baris ke- j. :rerata pada baris ke-j

RKG : rerata kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

ni. :ukuran sampel baris ke-

nj. :ukuran sampel baris ke-j

4) Daerah kritis untuk uji itu adalah:

DK = { F | F> (p – 1) Fα;p-1,N-pq}

5) Menentukan keputusan uji

6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.33

b. Komparasi rataan antar kolom 1) Menyusun hipotesis

2) Taraf signifikansi α = 0,05 3) Statistik uji yang digunakan:

F.i

. j =

Dengan :

F i – j = nilai F0bs pada perbandingan kolom ke-i dan baris ke-j = rataan pada kolom ke –i

= rataan pada kolom ke – j

RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n.i = ukuran sampel kolom ke-i

n.j = ukuran sampel kolom ke-j 4) Daerah kritis untuk uji itu adalah:

DK = { F | F> (q – 1) Fα;q-1,N-pq}

5) Menentukan keputusan uji

6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.34

c. Komparasi rerata antar sel pada kolom yang sama 1) Menyusun hipotesis

H0 : H1 :

2) Taraf signifikan α = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan:

F

ij-kj

=

-dengan:

Fij-kj : nilai Fobs pada pembandingan rerata pada sel ijdan sel kj

ij : rerata pada sel ij

kj :rerata pada sel kj

RKG :rerata kuadrat galat yang diperoleh dari analisis variansi

nij :ukuran sel ij nkj :ukuran sel kj

4) Daerah kritis untuk uji itu adalah: DK = { F | F> (pq – 1) Fα;pq-1,N-pq} 5) Menentukan keputusan uji

6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.35

d. Komparasi rerata antar sel pada baris yang sama 1) Menyusun hipotesis

H0 : H1 :

2) Taraf signifikan α = 0,05 3) Statistik uji yang digunakan:

F

ij-ik

=

-dengan:

Fij-ik : nilai Fobs pada pembandingan rerata pada sel ijdan rerata pada sel ik

ij : rerata pada sel ij

ik :rerata pada sel ik

RKG : rerata kuadrat galat yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

nij :ukuran sel ij nik :ukuran sel ik

4) Daerah kritis untuk uji itu adalah:

DK = {F | F> (pq – 1) Fα;pq-1,N-pq}

5) Menentukan keputusan uji

6) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.36

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Penelitian ini dilakukan di MTs Al-Khairiyah Natar pada peserta didik kelas VII, yaitu kelompok 1 sebagai kelas eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran reflektif dengan pendekatan realistik bernuansa keislaman dan kelompok 2 sebagai kelas kontrol yang mendapat perlakuan model konvensional. Setelah mengadakan penelitian, ada dua data yang diperoleh untuk analisis selanjutnya yaitu data tes kemampuan komunikasi matematis dan data angket anxiety

matematis.

Analisis data bertujuan untuk melihat gambaran tentang pengaruh perlakuan terhadap objek amatan. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program

Microsoft Office Excel 2007, namun sebelum analisis data tes dan data angket terlebih dahulu menganalisis data uji coba instrumen. Data uji coba instrumen diperoleh dari pengujian pada peserta didik kelas VIII MTs Al-Khairiyah, yaitu peserta didik di luar kelas sampel.

1. Analisis Data Uji Coba Instrumen

Data uji coba instrumen dalam penelitian ini meliputi data tes kemampuan komunikasi matematis dan angket anxiety matematis peserta didik. Analisis keduanya dijelaskan di bawah ini:

a. Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Data uji coba tes kemampuan komunikasi matematis diperoleh dengan cara mengujikan 12 butir soal essay untuk materi Segi Empat (Persegi dan Persegi Panjang) pada peserta didik di luar sampel penelitian, yaitu kelas VIII MTs Al-Khairiyah Natar. Uji coba tes kemampuan komunikasi matematis dilaksanakan pada tanggal 03 Mei 2016 dengan responden sebanyak 22 peserta didik. Data uji coba tes kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat pada Lampiran 7. Analisis data uji coba meliputi uji validitas, uji tingkat kesukaran, uji daya pembeda dan uji reliabilitas yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1) Validitas Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Validitas instrumen uji coba menggunakan validitas isi berdasarkan para ahli dan uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment. Validitas isi berdasarkan para ahli dilakukan dengan menggunakan daftar checklist oleh 4 validator. Validator-validator untuk instrumen tes komunikasi matematis penelitian ini adalah dosen pendidikan matematika IAIN Raden Intan Lampung yaitu Ibu Siska Andriani, M.Pd, Ibu Fraulein Intan Suri, M.Si dan Bapak Suherman M.Pd. Hasil validasi 12 butir soal dengan beliau adalah ada beberapa butir soal yang diperbaiki dari segi bahasa yang digunakan kurang tepatyaitu butir soal nomor 3, 6, 7 dan 9 serta butir soal nomor 1, 4 dan 5 belum sesuai dengan indikator. Selanjutnya hasil validasi 12 butir soal divalidasikan kependidik mata pelajaran matematika kelas VII MTs Al-Khairiyah Natar, yaitu Ibu Dwi Muntatik, S.Pd. Hasil validasinya adalah 12 butir soal tes kemampuan komunikasi

matematis telah sesuai dengan kisi-kisi indikator dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.

Setelah validasi kepada empat validator tersebut, penulis melakukan uji validitas data uji coba instrumen dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Hasil perhitungan dapat di lihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Validitas Soal Tes

No. rhitung rtabel Keterangan

1 0.506 0.404 Valid 2 0.632 0.404 Valid 3 0.618 0.404 Valid 4 0.770 0.404 Valid 5 0.430 0.404 Valid 6 0.874 0.404 Valid 7 0.843 0.404 Valid 8 0.722 0.404 Valid 9 0.689 0.404 Valid 10 -0.846 0.404 Tidak Valid 11 0.612 0.404 Valid 12 0.674 0.404 Valid Sumber: Lampiran 8

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh 11 butir soal yang valid, sebab rxy≥0.404dan 1 butir soal yaitu nomor 10 tidak valid, sebab rxy<0.404.

2) Uji Tingkat Kesukaran

Instrumen tes kemampuan komunikasi matematis yang telah dinyatakan valid, dianalisis kemabali tingkat kesukarannya. Hasil analisis tingkat kesukaran dapat di lihat pada Tabel 4.2 berikut:

Tebel 4.2

Tingkat Kesukaran Soal Tes No. Tingkat Kesukaran

(TK) Keterangan 1 0.909 Mudah 2 0.784 Mudah 3 0.909 Mudah 4 1.000 Mudah 5 0.511 Sedang 6 0.989 Mudah 7 0.830 Mudah 8 0.875 Mudah 9 0.795 Mudah 10 0.114 Sukar 11 0.693 Sedang 12 0.489 Sedang Sumber: Lampiran 9

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran uji coba instrumen tes diperoleh satu butir soal dengan derajat kesukaran lebih kecil dari 0.30 dan dikategorikan sukar yaitu butir soal nomor 10. Untuk tiga butir soal memiliki derajat kesukaran antara 0.30 dan 0.70 dan dikategorikan sedang yaitu butir soal nomor 5, 11 dan 12. Dan untuk delapan butir soal lainnya memiliki derajat kesukaran lebih dari 0.70 sehingga dikategorikan mudah.

3) Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 10. Adapun hasil analisis perbutir soal dirangkum pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Daya Pembeda Item Soal Tes No. Daya Pembeda

(DP) Keterangan

1 0.333 Sedang

No. Daya Pembeda (DP) Keterangan 3 0.042 Jelek 4 0.167 Jelek 5 0.063 Jelek 6 0.188 Jelek 7 0.271 Sedang 8 0.229 Sedang 9 0.146 Jelek 10 -0.208 Jelek 11 0.146 Jelek 12 0.313 Sedang Sumber: Lampiran 10

Pada tabel terlihat bahwa terdapat empat butir soal dengan daya pembeda dikategorikan sedang dengan yang berkisar antara 0.20 sampai dengan 0.39 yaitu nomor 1, 7, 8 dan 12. Dan untuk delapan butir soal lainnya dikategorikan jelek. 4) Uji Reliabilitas

Pada Bab III dijelaskan bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika rhitung≥ 0.70. Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes kemampuan komunikasi matematis pada Lampiran 11 diperoleh koefisien reliabilitasnya 0.765, sehingga hasil uji coba tes komunikasi matematis dinyatakan reliabel dan layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

5) Kesimpulan Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Komunikasi Matematis

Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal No. Validitas Tingkat

Kesukaran

Daya

Pembeda Reliabilitas

1 Valid Mudah Sedang

R

eli

abe

l

2 Valid Mudah Jelek

3 Valid Mudah Jelek

4 Valid Mudah Jelek

5 Valid Sedang Jelek

6 Valid Mudah Jelek

7 Valid Mudah Sedang

8 Valid Mudah Sedang

9 Valid Mudah Jelek

10 Tidak Valid Sukar Jelek

11 Valid Sedang Jelek

12 Valid Sedang Sedang

Sumber: Lampiran 12

Berdasarkan hasil rekapitulasi analisis data uji coba, butir soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah butir soal yang dinyatakan valid, memiliki tingkat kesukaran mudah dan sedang, daya pembeda yang sedang, baik atau sangat baik, serta dinyatakan reliabel. Butir soal yang memuat kategori tersebut adalah nomor 1, 3, 6, 7, 9 dan 11. Keenam butir soal tersebut telah memuat indikator kemampuan komunikasi matematis, sehingga 6 butir soal tersebut layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

b. Angket Anxiety Matematis

Untuk memperoleh data hasil uji coba instrumen angket anxiety matematis peserta didik, dilakukan uji coba pada kelas VIII MTs Al-Khairiyah Natar pada tanggal 04 Mei 2016 yang terdiri dari 30 butir angket anxiety matematis. Analisis data angket meliputi uji validitas dan uji reliabilitas yang dipaparkan sebagai berikut:

1) Validitas Angket Anxiety Matematis

Validitas angket anxiety matematis pada penelitian ini meliputi validitas isi berdasarkan para ahli dan analisis uji validitas korelasi Product Moment. Validitas ini berdasarkan ahli ini digunakan untuk penilaian terhadap kesesuaian butir pernyataan angket dengan kisi-kisi angket dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam angket kemampuan bahasa peserta didik. Validitas ini dilakukan dengan menggunakan daftar checklis oleh dosen bimbingan konseling yaitu Bapak Andi Thahir, M.A, Ed.D. Hasil validasi dengan beliau adalah beberapa butir angket yang perlu diperbaiki dari segi bahasa, karena sulit dimengerti dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang benar yaitu nomor 7 dan 8 . Selanjutnya 30 butir angket layak digunakan sebagai instrumen penelitian, kemudian data uji coba angket anxiety matematis pada Lampiran 15 dianalisis kevalidannya dengan korelasi Product Moment yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Validitas Butir Angket

No.

r

hitung

r

tabel Keterangan No.

r

hitung

r

tabel Keterangan

1 0.554 0.404 Valid 16 0.810 0.404 Valid 2 0.508 0.404 Valid 17 0.507 0.404 Valid 3 0.461 0.404 Valid 18 -0.057 0.404 Tidak Valid 4 0.587 0.404 Valid 19 0.275 0.404 Tidak Valid 5 0.071 0.404 Tidak Valid 20 0.421 0.404 Valid 6 0.428 0.404 Valid 21 0.034 0.404 Tidak Valid 7 0.658 0.404 Valid 22 0.684 0.404 Valid 8 0.550 0.404 Valid 23 0.489 0.404 Valid 9 0.758 0.404 Valid 24 0.565 0.404 Valid 10 0.808 0.404 Valid 25 0.502 0.404 Valid 11 0.513 0.404 Valid 26 0.599 0.404 Valid 12 0.415 0.404 Valid 27 0.750 0.404 Valid 13 0.657 0.404 Valid 28 0.598 0.404 Valid

14 0.046 0.404 Tidak Valid 29 0.463 0.404 Valid 15 0.652 0.404 Valid 30 0.486 0.404 Valid Sumber: Lampiran 16

Berdasarkan interpretasi yang digunakan peneliti, perhitungan validitas butir angket dinyatakan valid jika

r

hitung ≥0.404, maka didapat 25 butir angket yang valid yaitu butir angket nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Lima butir angket yang tidak valid atau

r

hitung <0.404yaitu butir angket nomor 5, 14, 18, 19 dan 21.

2) Uji Reliabilitas

Hasil perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpa Cronbach

pada Lampiran 17 diperoleh sebesar 0.886. menurut Anas Sudijono apabila reliabilitasnya lebih besar dari atau sama dengan 0.70, maka angket tersebut dinyatakan reliabel dan memenuhi kriteria layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

3) Kesimpulan Hasil Uji Coba Angket Anxiety Matematis

Rekapitulasi hasil analisis data uji coba instrumen angket anxiety matematis dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Kesimpulan Hasil Uji Coba Angket Anxiety Matematis

No. Validitas No. Validitas No. Validitas Reliabilitas

1 Valid 11 Valid 21 Tidak Valid

Reliabel

2 Valid 12 Valid 22 Valid

3 Valid 13 Valid 23 Valid

4 Valid 14 Tidak Valid 24 Valid

5 Tidak Valid 15 Valid 25 Valid

7 Valid 17 Valid 27 Valid

8 Valid 18 Tidak Valid 28 Valid

9 Valid 19 Tidak Valid 29 Valid

10 Valid 20 Valid 30 Valid

Sumber: Lampiran 18

Berdasarkan hasil uji validitas dan uji reliabilitas di atas, maka terdapat 20 butir angket yang akan digunakan untuk mengambil data anxiety matematis peserta didik, yaitu 1, 3, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29 dan 30. Dua puluh butir angket tersebut telah memuat indikator kemampuan komunikasi matematis, sehingga 20 butir soal tersebut layak digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematis dan Angket Anxiety

Data tes kemampuan komunikasi matematis terdapat pada Lampiran 30 dan Lampiran 31 yang kemudian diolah dan dianalisis untuk menjawab hipotesis penelitian. Uji hipotesis yang digunakan adalah Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama. Sebelum melakukan Analisis Variansi Dua Jalan SelTak Sama, kedua uji tersebut harus memenuhi dua uji prasyarat yaitu normalitas dan homogenitas. Uji prasyarat Analisis Variansi Dua Jalan SelTak Sama pada data tes kemampuan komunikasi matematis dipaparkan berikut:

1) Uji Normalitas Analisis Variansi Dua Jalan SelTak Sama

Prasyarat Analisis Variansi Dua Jalan SelTak Sama yang digunakan oleh peneliti terdiri dari 5 uji normalitas yaitu uji normalitas antar baris (uji normalitas kelas eksperimen dan uji normalitas kelas kontrol) dan uji normalitas antar kolom (uji

normalitas anxiety tinggi, uji normalitas anxiety sedang dan uji normalitas anxiety

rendah).

a) Uji Normalitas Kelas Eksperimen

Uji normalitas tes kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Lampiran 32. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data komunikasi matematis pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Pernyataan tersebut didasari oleh Lhitung bernilai 0.103 dan Ltabelbernilai 0.189 sehingga Lhitung<Ltabel menjadikan H0 diterima.

b) Uji Normalitas Kelas Kontrol

Uji normalitas tes kemampuan komunikasi matematis pada kelas kontrol untuk perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 33. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa data pada kelas kontrol berdistribusi normal. Pernyataan tersebut didasari oleh Lhitung bernilai 0.111dan Ltabelbernilai 0.189sehingga Lhitung<Ltabel menjadikan H0 diterima.

c) Uji Normalitas Anxiety Tinggi

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 34 diperoleh Lhitung 0.117 dengan sampel 16 responden dan taraf signifikansi (α ) 0.05 diperoleh Ltabel0.213. Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa taraf signifikansi 0.05,

Lhitung<Ltabel yang berarti H0 diterima, artinya sampel berasal dari populasi

d) Uji Normalitas Anxiety Sedang

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 35 diperoleh Lhitung 0.171dengan sampel 13 responden dan taraf signifikansi (α ) 0.05 diperoleh Ltabel0.234. Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa taraf signifikansi 0.05,

Lhitung<Ltabel yang berarti H0 diterima, artinya sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal. e) Uji Normalitas Anxiety Rendah

Berdasarkan perhitungan pada Lampiran 36 diperoleh Lhitung 0.065 dengan sampel 15 responden dan taraf signifikansi (α ) 0.05 diperoleh Ltabel0.220. Dari hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa taraf signifikansi 0.05,

Lhitung<Ltabel yang berarti H0 diterima, artinya sampel berasal dari populasi

yang berdistribusi normal.

Rangkuman hasil uji normalitas data tes kemampuan komunikasi matematis peserta didik dapat dilihat dalam Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Uji Normalitas Data Tes

Kelas Ltabel Lhitung

Eksperimen 0.189 0.103

Kontrol 0.189 0.111

Anxiety Tinggi 0.213 0.117

Anxiety Sedang 0.234 0.171

Anxiety Rendah 0.220 0.065

Melihat pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua kelompok memiliki

Lhitung<Ltabel sehingga H0 diterima dan data berasal dari populasi berdistribusi

normal.

Dokumen terkait