BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
B. Pola Pengobatan Hepatitis B
4. Obat yang bekerja pada sistem syaraf pusat
1 Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna. 3 43 2 Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan. 3 43
3. Obat yang bekerja sebagai analgesik. 1 14
4. Obat yang bekerja pada sistem syaraf pusat 1 14 5. Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskuler. 1 14
6. Obat hepatoprotektor 6 86
7. Obat – obat hormonal. 2 28
8. Obat untuk otot skelet dan sendi. 1 14
9. Obat yang digunakan untuk pengobatan infeksi. 2 28 10. Obat yang mempengaruhi gizi, dan darah 3 71
Pada tabel IV dapat dilihat, berdasarkan kelas terapi, obat yang paling banyak digunakan dalam terapi hepatitis B non-komplikasi adalah obat untuk hati yaitu sebesar 86%. Penggunaan obat untuk hati banyak digunakan karena memang subjek penelitiannya adalah pasien hepatitis B non-komplikasi dan terapi ini untuk melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain. Selain obat untuk hati, penggunaan obat yang bekerja pada sistem saluran cerna, obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan, dan obat yang mempengaruhi gizi dan darah juga banyak digunakan. Obat-obat tersebut diperlukan untuk mengatasi gejala influenza, perut yang terasa tidak enak, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan, selain itu juga serta sebagai asupan makanan.
Secara rinci golongan dan jenis obat yang digunakan dalam terapi atau pengobatan hepatitis B non komplikasi disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Obat yang bekerja pada sistem saluran cerna
Tabel V. Golongan dan jenis obat yang bekerja pada sistem saluran cerna yang digunakan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007
No. Golongan Obat
Jenis Obat Nama Generik Nama Dagang
Jumlah Kasus 1. Antiulserasi Khelator dan
senyawa kompleks Sukralfat Inpepsa 1 (14%) - Rebamipid Mucosta 1 (14%) Penghambat pompa proton Esomeprazol Nexium 1 (14%) 2. Obat untuk gangguan empedu Obat yang bekerja pada kantung empedu Asam Ursodeoksikolat Urdahex 1 (14%) Enzim pencernaan Pankreatin Tripanzym 1 (14%)
Golongan obat yang bekerja sistem pencernaan yang digunakan dalam terapi hepatitis B non-komplikasi yaitu antiulserasi dan obat untuk gangguan empedu. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah antiulserasi yaitu sebesar 43%. Antiulserasi yang digunakan yaitu yang bekerja sebagai khelator dan senyawa kompleks serta panghambat pompa proton. Pada kasus ini, antiulserasi diindikasikan untuk mengatasi nyeri pada lambung atau nyeri abdomen.
Khelator dan senyawa kompleks merupakan zat pelindung ulkus. Sukralfat merupakan obat antiulserasi yang mekanisme kerjanya melindungi mukosa dari serangan asam pepsin yaitu dengan membentuk kompleks dengan protein pada permukaan tukak. Zat ini juga menetralkan asam, menahan kerja pepsin dan mengadopsi asam empedu.
Penghambat pompa proton yaitu esomeprazol adalah obat-obat yang menghambat sekresi asam lambung dengan cara menghambat enzim adenosin
41
trifosfat hidrogen kalium (pompa proton) dari sel parietal. Penghambat pompa proton harus digunakan hati-hati pada pasien dengan penyakit hati. Rebamipid digunakan untuk terapi ulkus gaster dalam kombinasi dengan penghambat pompa proton.
Selain antiulserasi, golongan obat yang digunakan yaitu obat untuk gangguan sekresi pencernaan. Obat untuk gangguan sekresi pencernaan yang gunakan yaitu obat yang bekerja pada kantung empedu dan enzim pencernaan. Obat yang bekerja pada kantung empedu berfungsi untuk melarutkan batu empedu yang terbentuk dari kolesterol, garam kalsium, bilirubin, dan protein. Enzim pencernaan diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pencernaan sehingga makanan dapat tetap dicerna dengan baik.
2. Obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan
Tabel VI.Golongan dan jenis obat yang bekerja pada sistem saluran pernafasan yang digunakan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007
No. Golongan Obat Nama Generik Nama Dagang Jumlah Kasus 1. Mukolitik Bromheksin HCl Mucohexin 1 (14%)
Ambroxol HCl Mucopect 1 (14%)
2. Obat batuk dan Ekspektoran
Difenhidramin Sanadryl exp 1 (14%) 3. Antihistamin
non-sedatif
Setirizin diHCl Ryzen 1 (14%)
Golongan obat yang bekerja sistem saluran pernafasan yang digunakan dalam terapi hepatitis B non-komplikasi yaitu mukolitik, obat batuk dan ekpektoran, serta antihistamin non-sedatif. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah mukolitik yaitu sebesar 42%. Pada kasus ini, obat mukolitik diindikasikan untuk mengatasi gejala influenza seperti batuk-pilek yang biasanya merupakan gejala-gejala awal dari penyakit hepatitis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Antihistamin adalah zat-zat yang efektif untuk menekan (mengatasi) alergi. Obat antihistamin yang diberikan pada pasien hepatitis B non-komplikasi untuk mengatasi gejala alergi seperti demam (hay fever) yang terjadi pada pasien.
3. Obat yang bekerja sebagai analgesik
Tabel VII. Golongan dan jenis obat yang bekerja sebagai analgesik yang digunakan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007
No. Golongan obat Jenis Obat Nama Generik Nama Dagang Jumlah Kasus 1. Analgesik-antipiretik Analgesik Non-opioid Parasetamol Sistenol 1 (14%)
Jenis obat analgesik-antipiretik yang digunakan dalam terapi hepatitis B non-komplikasi yaitu analgesik non-opiod. Parasetamol merupakan obat analgesik-antipiretik yang diindikasikan untuk mengatasi atau meredakan demam sekaligus mengurangi rasa nyeri yang timbul akibat demam.
4. Obat yang bekerja pada sistem syaraf pusat
Tabel VIII. Golongan dan jenis obat yang bekerja pada sistem syaraf pusat yang digunakan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007
No. Golongan Obat
Jenis Obat Nama Generik
Nama Dagang
Jumlah Kasus 1. Obat mual dan
vertigo
Antiemetik Domperidon Vometa 1 (14%)
Golongan obat sistem syaraf pusat yang digunakan dalam terapi adalah obat mual dan vertigo yaitu domperidon. Domperidon merupakan obat antiemetik. Antiemetik adalah zat-zat yang efektif untuk menekan rasa mual dan muntah. Obat antiemetik yang diberikan pada pasien hepatitis B non-komplikasi untuk mengatasi gejala mual dan muntah yang terjadi pada pasien.
43