• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

4. Campur Kode

2.2.3 Objek Fonologis 1.Fonetik Arab 1.Fonetik Arab

A. Bunyi Bahasa Arab berdasarkan tempat artikulasinya.

Menurut Nasution (2009:76) bunyi bahasa Arab berdasarkan tempat artikulasinya di bagi menjadi sebelas tempat yaitu sebagai berikut:

1) Labial ( ّي ش) , terdiri dari huruf -

-2) Labiodental ) ّي سأ ّي شَ(, terdiri dari huruf 3) Interdental ) ّي سأا ي ) , terdiri dari hurufظ-

-4) Alveodental ) ّي ّي سأ(ََ, terdiri dari huruf - - - - -5) Alveolar ) ّي َ(, terdiri dari huruf -س-

-6) Alveopalatalَ) ّي ح- ّي َ(, terdiri dari huruf -7) Palatal ) ّي طَ(, terdiri dari hurufي

8) Velar ) ّي ح(, terdiri dari hurufخ- -9) Uvular ) ّي (, terdiri dari huruf 10) Phryngal ) ّي ح(, terdiri dari huruf -ع 11) Glottal ) ّي ح(, terdiri dari huruf -ء

B. Bunyi bahasa Arab berdasarkan keadaan pita suara dalam proses pembunyian

Bunyi bahasa Arab berdasarkan pita suara dalam proses artikulasi atau pembunyian dibagi menjadi dua yaitu bunyi yang bersuara ( ا أأصأا

ا)dan bunyi tidak bersuara( س ا ا صأا) (Nasution 2009:82). Bunyi bersuara ( أ ا ا أصأا)adalah bunyi yang terjadi ketika udara yang datang dari paru-paru disambut oleh dua pita suara dengan kondisi bersentuhan (tidak merapat) sehingga udara tetap saja bisa keluar masuk di antara dua pita suara tersebut, tetapi dengan mengakibatkan adanya gesekan yang teratur antara dua pita suara tersebut.Bunyi bersuara dalam bahasa arab adalah- -

ي

Sedangkan bunyi tidak bersuara ( س ا ا صأا)adalah bunyi yang terjadi dengan tidak ada hambatan terhadap udara yang datang dari paru-paru, karena dua pita suara menyambutnya dengan kondisi berjauhan sehingga udara dengan leluasa keluar masuk tanpa mengakibatkan adanya gesekan antara dua pita suara tersebut.Bunyi huruf yang tidak bersuara dalam bahasa Arab adalah :-

-س -خ -ء

C. Bunyi bahasa Arab berdasarkan keadaan hambatan dalam proses pembunyian.

1. Berdasarkan ada tidaknya hambatan dalam proses pembunyian (Nasution 2009 :65), bunyi bahasa Arab dibagi menjadi tiga jenis yaitu vokal ( تا أ ا), konsonan( ا أأأ ا), dan semi vokal ( تا أأأ ). Vokal (

تا أ ا)adalah bunyi bahasa arab yang tidak ada hambatan dalam proses pembunyian.Konsonan ( ا أأ ا)adalah bunyi bahasa arab yang dalam pembunyiannya terdapat hambatan pada salah satu tempat artikulasi.Semi vokal ( تا أأ )adalah bunyi bahasa arab yang dalam pembunyiannya organ bicara sudah mengambil posisi seperti hendak menuturkan bunyi vokal tertentu kemudian dengan cepat mengubah posisi seperti akan menuturkan bunyi vokal yang lain. Huruf semi vokal adalah ي . Menurut Kridalaksana (dalam Irawati 2013: 80) semi vokal adalah bunyi bahasa yang mempunya ciri vokal dan konsonan, mempunyai sedikit geseran, dan tidak muncul sebagai inti suku kata lama.

2. Berdasarkan keadaan hambatan pada organ artikulasi pasif saat proses pembunyian, bunyi konsonan Arab dapat dibedakan menjadi tiga. Tiga kelompok konsonan tersebut disebut ( ا), ( أخ ا), dan ( أ ا يأ

أأخ ا) oleh Ibn Jinniy. Konsonan ( ي أأ ا) adalah konsonan yang bunyinya terbentuk melalui hambatan penuh pada organ artikulasinya saat proses pembunyian (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 11). Konsonan ( أخ ا) adalah konsonan yang bunyinya terbentuk tanpa mendapat hambatan penuh pada organ artikulasinya saat proses pembunyian (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 11)

Bunyi ( أ ا) juga disebut bunyi ( أ ا) dan ( أي اا) (plosives), (stopped consonant) oleh ilmuan mutakhir. Deskripsi bunyi ( ا) dan ( أي اا) menyerupai deskripsi bunyi ( أ ا) oleh Ibn Jinny, yaitu bunyi konsonan hambatan penuh yang terbentuk melalui terhentinya arus bunyi dengan penutupan arus bunyi oleh organ artikulasi aktif dan

pembunyian seketika setelah terhentinya arus bunyi tersebut (letupan) (Qutb dalam Kuswardono 2012: 11). Sedangkan bunyi ( أخ ا) disebut pula oleh ilmuan mutakhir bunyi ( أي حاا) dan ( ي ا أساا) (fricatives), yaitu bunyi konsonan hambatan tak penuh yang terbentuk melalui penyempitan arus bunyi oleh organ artikulasi aktif, sehingga memungkinkan bunyi berlanjut (Mukhtar dalam Kuswardono 2012: 11).

Bunyi ( أأأ ا) yaitu / ، ، ، ، ، ،ء/adapun bunyi ( خ ا) yaitu / ، ،ظ ، ، ، ،س ، ،خ ، ، / (Jinny dalam Kuswardono 2012: 11). Sedangkan konsonan ( أخ ا أ ا يأ ) adalah bunyi yang terbentuk melalui hambatan penuh dengan penutupan arus bunyi oleh organ artikulasi aktif, namun memungkinkan bunyi tetap berlanjut (tidak letupan), yaitu / ، ، ، / atau disebut juga bunyi ( أ ا) (Chilw dalam Kuswardono : 12) atau ( أ ر ا أشأ) (sonorant) (Basyar dalam Kuswardono 2012: 12) oleh ilmuan mutakhir.

3. Berdasarkan keadaan posisi organ artikulasi aktif (lidah) dalam proses pembunyian, bunyi konsonan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bunyi ( أ طإا) dan ( أ اا). Bunyi ( أ طإا) adalah bunyi yang terbentuk dengan posisi lidah bagian belakang naik mendekati pangkal langit-langit, yaitu /ظ ، ، ، /. Proses pembunyian ini membedakan antara / / dan / /, / / dan /س/, /ظ/dan / /. Sedangkan bunyi ( أ اا) adalah bunyi selain ( طإا) (Jinny dalam Kuswardono 2012: 12).

4. Berdasarkan arah tekanan artikulasi aktif (lidah) dalam proses pembunyian, bunyi konsonan dibedakan menjadi bunyi (ء أأساا) dan

( أأساا). Bunyi (ء أأساا) adalah bunyi yang terbentuk dengan mengarahkan lidah atau bagian lidah ke langit-langit keras (palatum) sehingga menimbulkan bunyi ( يأ ا) atau tebal dalam tradisi Arab. Bunyi tersebut adalah seluruh bunyi ( أ طإا) dan bunyi / ،خ/ . Adapun bunyi ( أساا) adalah bunyi selain (ء ساا) (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12).

5. Berdasarkan tekanan arus pada artikulasi pasif dalam proses pembunyian, bunyi konsonan dapat dibedakan menjadi bunyi ( أ ا), ( أ ا), dan ( ا). Bunyi ( ا) adalah bunyi yang terbentuk dengan tekanan arus bunyi yang kuat pada artikulasi pasif terutama saat konsonan itu tidak bervokal atau sukun (phonetically nothing). Bunyi tersebut adalah / ، ، ، ، /. Bunyi ( أ ا) adalah bunyi yang terbentuk dengan tekanan arus bunyi yang kuat melebihi konsonan-konsonan lainnya pada artikulasi pasif tetapi kekuatan tekanannya di bawah bunyi ( أ ا), yaitu bunyi / ، ،ظ ، / (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12). Bunyi ( ا) adalah yang paling lemah dan ringan pada proses pelafalannya, yaitu konsonan //ـه/ (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12).

6. Berdasarkan kemungkinan pemanjangan bunyi konsonan, terdapat beberapa konsonan yang disebut sebagai konsonan ( ي ا). Bunyi ( ي أ ا) adalah bunyi konsonan yang memungkinkan untuk dipanjangkan secara maksimal sehingga menyerupai bunyi burung. Bunyi tersebut adalah bunyi / ،س ، /

(Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12).

7. Berdasarkan tempat keluarnya arus bunyi, terdapat beberapa konsonan yang disebut konsonan ( أ ا) dan konsonan ( ا أر اا). Bunyi ( أ ا)

adalah bunyi yang tempat keluar arus bunyinya pada rongga hidung. Bunyi tersebut adalah / َ، / (Jinniy dalam Kuswardono2012: 12). Bunyi ini dikenal juga sebagai bunyi nasal. Bunyi ( ا أر اا) adalah bunyi yang tempat keluar arus bunyinya melalui samping kiri kanan lidah, yaitu konsonan / /(Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12). Bunyi ini dikenal juga sebagai bunyi lateral.

8. Berdasarkan getar organ artikulasi aktif, terdapat konsonan yang disebut sebagai konsonan ( ا ، ي ا). Bunyi ( ا ، ي ا) adalah bunyi yang terjadi akibat bergetarnya artikulator aktif (lidah), getarannya semakin kuat bila dalam keadaan sukun (phonatically nothing) atau tasydid (geminasi). Konsonan ini adalah /ر/ (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12).

9. Berdasarkan penyebaran arus bunyi, terdapat konsonan yang disebut sebagai konsonan (يأ ا). Bunyi (يأ ا) adalah bunyi konsonan yang tersebar arus bunyinya pada mulut, yaitu bunyi konsonan / / dan / / (Jinniy dalam Kuswardono 2012: 12).

D. Fungsi vokal dan konsonan

Menurut Kuswardono( 2012: 13) vokal dan konsonan dalam bahasa Arab mempunyai beberapa fungsi. Fungsi vokal dalam bahasa Arab adalah :

1) Unsur utama suku kata bahasa Arab.

2) Pola dalam system akar pola pada pembentukan kata bahasa Arab.

3) Penanda hubungan gramatikal antar kata dalam satuan bahasa yang lebih luas dalam bahasa Arab.

Sedangkan fungsi konsonan dalam bahasa Arab adalah: 1) Sebagai unsur pelengkap suku kata bahasa Arab.

2) Sebagai akar dalam sistem akar pola pada pembentukan kata bahasa Arab. 2. Fonetik Jawa-Sunda

Dalam fonetik bahasa Jawa memiliki 7 lambang untuk bunyi vokal yaitu a,

i, u, e,ǝ, o, ͻ. Bunyi vokal tersebut mempunyai variasi lagi yaitu untuk/ i//I/, /u//ʊ/, /e/ /E/. Misalnya adalah kata bahasa Jawa eman, kekep, dan elek. Meskipun tulisan ketiga kata tersebut sama namun pengucapannya berbeda maka memiliki

lambang fonetik yang berbeda pula yaitu : eman [eman], kekep [kǝkǝp], dan elek

[ElE?]. Jadi dalam fonetik bahasa Jawa, setiap bunyi, baik segmental maupun suprasegmental, juga dilambangkan secara akurat, meskipun perbedaannya hanya sedikit (Marsono dalam Junanah 2010:59).

Bunyi vokal biasanya diklasifikasikan berdasarkan posisi lidah dan bentuk mulut. Posisi lidah bisa bersifat vertikal bisa bersifat horizontal. Secara vertikal dibedakan adanya vokal tinggi, vokal tengah, dan vokal rendah. Secara horizontal dibedakan adanya vokal depan dan vokal belakang. Kemudian menurut bentuk mulut dibedakan adanya vokal bundar dan vokal tak bundar. Klasifikasi vokal bahasa Jawa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Dokumen terkait