• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

1. Observasi Pra Penelitian

Kegiatan observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 3 Mei 2011 pada saat jam pelajaran ke 7-8. Guru mitra dalam penelitian ini adalah Ibu Dra. Sunarti. Ibu Dra. Sunarti adalah guru bidang studi ekonomi SMA Negeri 2 Ngaglik. Jumlah siswa kelas X2 tahun ajaran 2010/2011 sebanyak 36 siswa. Mereka memiliki karakteristik asal daerah, suku, ras, jenis kelamin, dan tingkat kecerdasan yang berbeda. Dalam observasi ini, ada tiga hal yang diobservasi peneliti yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil-hasil observasi:

Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 1a, hal. 103). Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam, memeriksa kesiapan siswa, dan guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Materi yang dibahas pada pembelajaran saat itu adalah Uang dan Perbankan. Apersepsi dilakukan guru dengan cara tanya jawab dengan siswa. Tujuan apersepsi oleh guru adalah mengingatkan kembali pelajaran yang telah lalu dan memfokuskan perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari.

Pada awalnya, kondisi kelas masih sangat gaduh, siswa banyak yang masih mengobrol dengan temannya, dan banyak melakukan aktivitas sendiri. Guru berusaha untuk mengendalikan kelas dengan cara menyapa dan menjelaskan kepada mereka bahwa kegiatan pembelajaran akan segera dimulai. Secara bertahap kondisi kelas menjadi kondusif untuk belajar. Saat kondisi kelas telah kondusif, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan berdasarkan metode ceramah dan tanya jawab. Disela-sela menjelaskan, guru menyuruh siswa untuk membaca materi, kemudian guru menjelaskan materi tersebut. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan guru secara berulang-ulang.

Kegiatan pembelajaran di kelas tampak monoton. Dampaknya siswa kurang termotivasi untuk mendengarkan pelajaran. Sebagian besar siswa tampak asik saling bicara dengan temannya. Meskipun para siswa merasa bosan dan jenuh, guru terus berusaha untuk membuat kondisi kelas menjadi kondusif. Cara yang ditempuh guru adalah memberikan selingan cerita yang berhubungan dengan pelajaran dan menunjukkan contoh nyata uang yang beredar di Indonesia. Dengan cara itu, siswa mulai memperhatikan kembali materi pelajaran. Namun saat pembelajaran diteruskan kembali oleh guru, beberapa siswa kembali merasa bosan dan jenuh.

Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung.

Tabel 5.1

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I 1. 2. II 1. 2. III A. 1. 2. 3. 4. PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. C. 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. 4. 5. 6. E. 1. 2. F. Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa Melaksanakan pembelajaran secara runtut Melaksanakan pembelajaran yang

terkoordinasi

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara

Melaksanakan pembelajaran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang dialokasikan

Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media

Menghasilkan pesan menarik

Menggunakan media secara efektif dan efisien

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan

memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Merespon positif partisipasi aktif siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi

Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif Penilaian proses dan hasil belajar

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

1. 2. 3. 4. G. 1. 2. 3. IV A. 1. 2. B. 1. 2.

Melakukan penilaian awal Memantau kemajuan belajar

Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

PENUTUP

Refleksi dan rangkuman pembelajaran Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

Pelaksanaan tindak lanjut

Memberikan arahan kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

b. Observasi siswa (observing student)

Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 2a, hal. 105). Saat pelajaran akan dimulai, siswa masih sibuk dengan dirinya sendiri. Kebanyakan siswa masih mengobrol dengan temannya dan ada juga yang masih asyik bermain handphone di dalam kelas. Setelah guru mengucapkan salam, beberapa siswa mulai memperhatikan guru sementara yang lain masih mengobrol dengan temannya. Setelah guru menegur mereka, kondisi kelas menjadi kondusif. Siswa mulai mempersiapkan buku pelajaran ekonomi saat

guru mulai menjelaskan materi pelajaran. Selama pembelajaran, siswa cenderung pasif dan bosan. Saat guru memberi pertanyaan kepada siswa, hanya beberapa siswa yang duduk di depan saja yang berkemauan menjawab pertanyaan. Siswa-siswa yang duduk di belakang bahkan ada yang mengantuk dan tertidur. Berdasarkan kondisi demikian, peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan guru tidak menuntut siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa

No. Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1. Siswa siap mengikuti

proses pembelajaran

√ Hanya beberapa siswa yang siap mengikuti pembelajaran. 2. Siswa memperhatikan

penjelasan guru

√ Hanya sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ Hanya beberapa siswa yang menanggapi pembahasan pembelajaran. 4. Siswa mencatat hal-hal

penting

√ Siswa terlihat sangat pasif

c. Observasi kelas (observing classroom)

Secara umum kondisi fisik ruangan kelas X2 cukup kondusif untuk proses belajar mengajar. Dalam hal fasilitas, secara umum relatif lengkap. Fasilitas yang terdapat di dalam kelas yaitu

whiteboard, papan pengumuman dan absensi, kalender, jam dinding,

meja dan kursi guru, meja dan kursi siswa, kipas angin, dan lampu. Ruangan kelas juga memiliki ventilasi udara dan jendela yang cukup sehingga sirkulasi udara relatif lancar. Meskipun lokasi sekolah tidak jauh dari jalan raya, kendaraan yang melintas juga tidak terlalu terdengar di lingkungan sekolah (lampiran 3a, hal. 107).

Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa terlihat belum siap mengikuti pembelajaran, selain itu guru kurang tegas dalam memperingatkan siswa yang ribut. Hal ini mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif untuk belajar. Ketidaksiapan siswa mengikuti pembelajaran juga mengakibatkan siswa membuat kegaduhan dengan cara mengganggu teman lain yang sedang berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengajar di kelas, guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Metode yang demikian sangat kurang menarik bagi siswa. Dari rangkaian keadaan kelas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.3

Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran

No. Deskriptor Ya Tidak Kondisi 1. Fasilitas di dalam kelas

mendukung proses pembelajaran

Papan tulis, meja kursi, kipas angin.

2. Suasana kelas cukup kondusif dalam proses

pembelajaran √ Kurang ketegasan dari guru menyebabkan kondisi kelas kurang kondusif. 3. Siswa membuat kegaduhan √

Pada saat teman lain sedang membacakan materi pelajaran. 4. Guru memberikan penghargaan √ Guru tidak memberi hadiah untuk memotivasi siswa

5. Ada kegiatan menarik

dalam belajar √ Terasa monoton

6. Siswa bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan

Hanya beberapa siswa saja 7. Guru membantu siswa jika

mengalami kesulitan √ Menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

Berdasarkan hasil observasi tampak bahwa guru menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab saat melakukan pembelajran di kelas. Metode ceramah digunakan untuk pengantar pembelajaran saat mengawali materi baru, sedangkan metode diskusi, dan tanya jawab digunakan untuk merangsang keaktifan siswa saat pembelajaran di kelas dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa setelah belajar materi yang telah dibahas sebelumnya. Selain metode diskusi dan tanya jawab, guru juga melaksanakan tes setelah menyelesaikan satu pokok bahasan. Kegiatan pembelajaran tersebut dilakukan guru pada setiap pembelajaran. Metode pembelajaran tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif dalam pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang

monoton akan mengakibatkan siswa mencari kesibukan sendiri, seperti mengobrol dengan teman sebelahnya, bermain handphone, membaca buku selain buku pelajaran, dan sebagainya. Dampaknya adalah tujuan pembelajaran kurang tercapai. Secara keseluruhan, peran guru sangat dominan dalam pembelajaran. Padahal seharusnya siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran di kelas baik itu dalam diskusi, tanya jawab, dan berpendapat dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

Berdasarkan keadaan pembelajaran di atas, permasalahan yang muncul adalah rendahnya minat belajar siswa berdampak pada rendahnya pemahaman siswa akan materi yang sedang dipelajari. Rendahnya minat siswa tampak pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran hanya sebatas pendengar saja. Siswa cenderung pasif karena guru yang berperan dominan dalam pembelajaran di kelas. Peneliti menduga bawa akar permasalahannya adalah kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Pembelajaran monoton akan menyebabkan siswa bosan dan cenderung sibuk dengan kegiatan pribadi, seperti mengobrol dengan teman, bermain handphone, dan sebagainya. Kondisi yang demikian menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran. Jika siswa bosan dengan metode pembelajaran, serta kondisi kelas yang kurang kondusif akibat siswa sibuk dengan kegiatan pribadi, seperti mengobrol, dan sebagainya, akan mengakibatkan tingkat

pemahaman materi yang sedang diajarkan kepada siswa kurang, dan hasil pembelajaran kurang memuaskan. Jika dilihat dari berbagai permasalahan yang muncul di atas, alternatif pemecahan permasalahan yang dapat diambil adalah perlunya menciptakan pembelajaran yang bervariasi agar siswa termotivasi, dapat menggali pemahaman siswa, melatih keberanian siswa dalam berpendapat baik dengan guru maupun antar siswa. Oleh sebab itu, diharapkan mampu menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Model pembelajaran sangat beragam jenisnya, dimana masing-masing memiliki karakteristik sendiri dan memiliki kelebihan serta kekurangan.

Peneliti dan guru bekerja sama untuk menerapkan suatu model pembelajaran yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru. Dalam penelitian ini, guru dan peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru dalam penelitian ini bertindak sebagai fasilitator pada saat pembelajaran berlangsung. Harapannya, siswa yang berperan aktif dan sekaligus dapat bekerjasama dengan sesama anggota kelompok saat pembelajaran. Selanjutnya, siswa diharapkan mampu menunjukkan kemampuannya baik individu maupun kelompok selama pembelajaran dilakukan.

Dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw dalam penelitian ini, siswa diharapkan lebih termotivasi saat

pendapat saat diskusi dan sebagainya. Tugas guru dalam penelitian ini adalah sebagai pengawas dan pendamping siswal, terutama saat siswa mengalami kesulitan. Dengan demikian, penerapan metode ini diharapkan mampu merubah susana kelas, dari yang semula kurang kondusif dan kurang antusias menjadi suasana kelas yang lebih hidup, kondusif, dan para siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran.

Dokumen terkait