• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ditujukkan pada pihak yang terkait dalam penelitian ini:

1. Pentingnya manajemen waktu pada saat penelitian berlangsung. Pemanfaatan waktu yang efektif dan efisien akan sangat membantu penelitian tepat sesuai waktu yang direncanakan. Waktu yang tepat

akan memastikan setiap sesi dalam penelitian berjalan dengan maksimal, sehingga hasil penelitian akan menjadi lebih sempurna. 2. Perlu adanya komunikasi yang baik antara peneliti dengan guru mitra

sehingga tidak terjadi perbedaan persepsi dan untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan tindakan dari rencana yang telah ditetapkan.

3. Pentingnya persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian, seperti media yang akan digunakan untuk penelitian, jumlah lembar jawab, soal, dan lembar refleksi harus sama dengan jumlah siswa, layout tempat duduk siswa, kelompok, dan fasilitator agar tempat terkesan tertata rapi.

68

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi. (2008). Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Emiliani, Sri. (2000). Peningkatan Pemahaman dan Aplikasi Tentang Konsep

Keanekaragaman Hayati Melalui Lembar Kerja Rumah (LKR) di Madrasah Aliyah. Tesis. PPS. UPI Bandung.

Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning; Mempraktikkan Cooperative

Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia.

My Perspektif. (2007). Pemahaman. [Online]. Tersedia: http://my- perspektif.blog.friendster.com/2007/07/pemahaman/ [30 Oktober 2010].

Nurhadi. (2004). Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban) Jakarta: Grasindo.

Pratiwi, M.P.D (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Pada Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi (Makro). Skripsi. Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Solihatin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Bumi Aksara. Susilo. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Suzana, Yenny. (2003). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan

Penalaran Matematik Siswa SMU Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif. Tesis. PPS. UPI Bandung.

Tedjo. (2010). Mata Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Madrasah Aliyah (MA). [On-line]. Tersedia: tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/68-ekonomi-sma.pdf. [2 September 2010].

Wikipedia. (2010). Ekonomi. [On-line]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/ekonomi. [2 September 2010].

Zuriah, Nurul. (2006). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara.

69 Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat :

Tanggal dan waktu observasi :

Lama observasi :

Orang dan atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) subyek :

Yogyakarta, …Mei 2011

Guru Observer

70

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat :

Tanggal dan waktu observasi :

Lama observasi :

Orang dan atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) subyek :

Yogyakarta, …Mei 2011

Guru Observer

71

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN KELAS (Catatan Anekdotal)

Nama pengamat :

Tanggal dan waktu observasi :

Lama observasi :

Orang dan atau peristiwa yang diamati : Tingkat kelas (semester) subyek :

Yogyakarta, …Mei 2011

Guru Observer

72 Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Hari/tanggal : Mata pelajaran :

Kelas :

Observer :

Tabel Aktivitas Guru

No. Deskriptor Ya Tidak

1. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw 2. Guru mengorganisasikan bahasan yang bersifat umum

menjadi pokok bahasan yang bersifat umum menjadi pokok bahasan yang lebih sempit untuk membantu siswa memahami materi dalam pembelajaran tipe Jigsaw di kelas.

3. Guru memberikan materi yang akan dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar melalui presentasi kelas.

4. Guru ikut berperan dalam pembentukan kelompok Jigsaw. 5. Guru memberikan dorongan motivasi kepada siswa agar

terlibat aktif dalam diskusi.

6. Guru memberikan pengarahan kepada siswa, tentang prosedur dan aturan diskusi.

7. Guru memotivasi siswa agar ada kerja sama antar individu di dalam kelompoknya.

8. Guru mengamati atau mengobservasi proses pembelajaran dalam diskusi.

9. Guru berinteraksi dengan siswa, dan melibatkan diri dalam kelompok serta menjawab pertanyaan yang diajukan siswa

secara perorangan.

10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

memecahkan masalah dan mencari sumber informasi secara mandiri.

11. Guru tidak berinteraksi dengan siswa, tidak menjelaskan cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan dan kerjasama di dalam kelompok.

12. Guru membiarkan siswa membuat kegaduhan di dalam kelas dan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain sehingga suasana kelas menjadi tidak kondusif.

13. Guru hanya berinteraksi dan memperhatikan kelompok tertentu saja yang mengalami kesulitan.

14. Guru dan siswa sama-sama asyik dengan pekerjaannya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi kaku. 15. Guru meninggalkan kelas disaat siswa bekerja di dalam

kelompok sehingga tidak ada pengawasan.

16. Guru tidak melakukan evaluasi hasil pembelajaran.

17. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar terlibat aktif dalam presentasi dan tanya jawab.

18. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang memiliki skor terbaik.

19. Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan hasil belajar melalui pre test dan post test.

Yogyakarta, ….Mei 2011

Guru Observer

74 Lampiran 5

INSTRUMEN PENGAMATAN KELAS

Hari/tanggal :

Mata Pelajaran :

Kelas :

Observer :

No. Deskriptor Ya Tidak

1. Kelas terdiri dari banyak siswa yang memiliki kemampuan belajar dan asal usul yang berbeda.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Buku-buku dan fasilitas pembelajaran mudah ditemukan siswa di kelas (sekolah).

4. Kerja di dalam kelompok terhambat dikarenakan beberapa siswa yang tidak ikut terlibat (malas) serta membuat kegaduhan di dalam kelas.

5. Beberapa siswa hanya mengandalakan siswa lain dalam kerja kelompok.

6. Para siswa tampak antusias dengan kerja kelompoknya. 7. Para siswa berperan aktif dalam aktivitas pembelajaran tipe

Jigsaw.

8. Banyak siswa yang bertanya kepada guru jika menghadapi kesulitan.

9. Sebagian besar siswa telah memiliki sumber referensi yang digunakan.

11. Tujuan pembelajaran di dalam kelas tidak dapat dipahami dengan jelas.

12. Kelas terdiri dari berbagai individu yang tidak mengenal satu sama lain dengan baik.

13. Sebagian besar siswa menganggap materi yang diberikan sulit.

14. Kelas dapat terorganisir dengan baik.

15. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung para siswa saling memberikan pendapat atau masukan bagi tercapainya tujuan yang diharapkan.

Yogyakarta, …Mei 2011

Guru Observer

76 Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN BELAJAR SISWA SISWA dalam KELOMPOK

Hari/tanggal :

Mata Pelajaran :

Kelas :

Observer :

No. Deskriptor Ya Tidak

1. Seluruh kelompok antusias mengikuti jalannya diskusi dan presentasi

2. Saling bekerja sama untuk mendiskusikan materi dalam diskusi

3. Seluruh kelompok mengerti aturan dan prosedur diskusi 4. Saling bertukar pikiran dan pendapat

5. Menjawab pertanyaan sesuai dengan maksud dan tujuan pertanyaan

6. Bertindak sportif dan jujur

Yogyakarta, …Mei 2011

Guru Observer

77

Lampiran 7

Instrumen Refleksi

Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw

No. Uraian Komentar

1. Penilaian guru terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan.

2. Penilaian guru terhadap aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. 3. Hambatan yang mungkin ditemui dalam

menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.

4. Manfaat yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.

5. Keberhasilan yang telah dicapai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw tersebut.

6. Hal-hal mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

7. Apakah siswa berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang diterapkan di dalam kelas?

Yogyakarta, …Mei 2011

Guru

78 Lampiran 8

Instrumen Refleksi

Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model Jigsaw

No. Uraian Komentar

1. Bagaimana pendapat Anda terhadap komponen pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran kooperatif yang diterapkan?

2. Bagaimana pendapat Anda tentang aktifitas siswa yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw? (keaktifan, partisipasi, kerja kelompok, dan diskusi).

3. Apaka Anda berminat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw selanjutnya seperti yang telah Anda ikuti? 4. Manfaat apa saja yang diperoleh dari

diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?

5. Keberhasilan apa saja yang telah Anda capai ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut?

6. Hambatan apa yang mungkin ditemui ketika diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tersebut? 7. Hal-hal mana saja yang masih perlu

ditingkatkan dan diperbaiki dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw?

79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Sekolah : SMA Negeri 2 Ngaglik Mata Pelajaran : Ekonomi

Kelas/Semester : X2 / 2

Alokasi Waktu : 2 X 45 menit

I. Standar Kompetensi : Memahami uang dan perbankan.

II. Kompetensi Dasar : Menjelaskan konsep permintaan dan penawaran uang. III. Indikator :

1. Menjelaskan sejarah perkembangan alat tukar. 2. Menjelaskan fungsi dan jenis-jenis uang. 3. Menjelaskan permintaan dan penawaran uang. 4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran uang. IV. Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan alat tukar.

2. Siswa dapat menjelaskan fungsi dan jenis-jenis uang.

3. Siswa dapat menjelaskan permintaan dan penawaran uang.

4. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang.

Sejarah dan Fungsi Uang

1.

Sejarah Uang

Pada linkungan masyarakat yang masih sederhana pemenuhan kebutuhan hidup dilakukan dengan jalan tukar-menukar barang yang diinginkan dengan barang lain yang disebut dengan barter atau dikenal dengan istilah in natura.

Pertukaran in natura ini bisa terjadi apabila terdapat dua orang saling membutuhkan barang yang dipertukarkan dan memiliki kebutuhan yang harus bersifat timbal balik. Namun, sesuai dengan makin berkembangnya kebudayaan manusia system barter ini mengalami beberapa kesulitan, yaitu:

a. Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.

b. Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya. c. Kesulitan karena barang yang akan dipertukarkan tidak bisa dibagi-bagi.

Kesulitan-kesulitan semacam ini baru dapat diatasi setelah ditetapkan suatu benda sebagai alat tukar yang bisa diterima umum, digemari di mana-mana, mudah dibawa dan setiap waktu dapat ditukarkan dengan barang apa saja yang dimiiliki dengan barang yang akan dipertukarkan.

Alat tukar ini kemudian dikenal dengan sebutan uang. Pada mulanya, bentuk uang tidaklah seperti yang kita kenal sekarang. Karena pada waktu itu uang berupa benda-benda yang istimewa atau benda-benda yang berharga dan diinginkan oleh semua orang, itulah yang disebut dengan uang barang (commodity money). Bermacam-macam barang digunakan sebagai uang seperti batu mulia, kulit kerang, kulit binatang, ternak, wol, gading bahkan garam.

Penggunaan uang barang akhirnya menemui kesulitan-kesulitan. Kesulitan yang utama dirasakan untuk uang barang adalah sulit menentukan nilainya. Contoh, bagaimana membedakan nilai kulit kerang yang besar dan yang kecil? Kesulitan yang lain, yaitu ada barang yang tidak tahan lama, mudah pecah dan

mulai memilih logam sebagai bahan pembuatan uang, lahirlah mata uang logam. Logam sebagai bahan uang memiliki syarat yaitu digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, memiliki nilai yang tinggi, mudah dipindah-pindah, dan mudah dipecah-pecah tanpa mengurangi nilainya.

Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang terbuat dari emas dan perak disebut dengan uang logam (metallic money). Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai full bodied money, artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Uang yang terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak karena dijamin penuh dengan body-nya disebut juga uang standar. Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, menjual dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang, sedangkan jumlah logam mulia, yaitu emas dan perak tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan. Hal itu disebabkan persediaan emas dan perak sebagai bahan pembuat uang jumlahnya terbatas (langka), dan sulit dibawa-bawa karena terlalu berat, apalagi dalam jumlah yang banyak maka lahirlah uang kertas. Kertas digunakan sebagai bahan uang. Uang kertas tidak memiliki nilai intrinsik, tetapi hanya memiliki nilai nominal maka uang kertas ini digolongkan sebgai token money (uang tanda). Artinya, nilai nominal uang tersebut lebih tinggi dari nilai intrinsiknya.

Uang kertas ini diterima oleh masyarakat karena kepercayaan. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminanya. Namun selanjutnya dimanfaatkan oleh

Beredarlah bukti-bukti pemilikan emas tersebut sebagai uang kertas. Sejalan dengan beredarnya uang kertas, uang logam juga masih tetap beredar mendampinginya dalam peredaran.

Perkembangan pertukaran melaju pesat sesuai dengan kemajuan perekonomian. Untuk menghindari kecurangan-kecurangan dalam pertukaran, maka pemerintah ikut campur dalam menentukan nilai uang yang digunakan sebagai alat tukar.

Uang yang beredar saat ini di tiap-tiap Negara lebih banyak token money sebab terbuat dari kertas atau dari logam dan nilai bahannya rendah serta masyarakat dilarang membuat uang. Pemerintah mengeluarkan uang kertas dengan menyimpan jaminan sejumlah emas, namun uang kertas tersebut tidak bisa ditukarkan dengan emas yang dijadikan jaminannya. Perkembangan selanjutnya uang kertas yang beredar sekarang sudah tidak dijamin lagi dengan emas, namun uang kertas tetap diterima oleh masyarakat karena percaya pada pemerintah yang telah mengeluarkan uang kertas tersebut. Karena percaya pada pemerintah, maka uang kertas tersebut juga sebagai uang kepercayaan atau mata uang fidusiar (fiduciary money). Fiduciary money adalah mata uang yang tidak sepenuhnya dijamin dengan emas atau perak, tetapi nilainya dapat dipertahankan karena kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.

2.

Pengertian Uang

Definisi uang menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: a. A.C. Pigou

Dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud dengan uang adalah alat tukar.

b. D.H. Robertson

Dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa money is something

recepted in payment for goods. Artinya, uang adalah sesuatu yang bisa

Dalam bukunya Our Modern Banking ia menjelaskan bahwa money is

something that is readily and generally aaccepted by public in payment for goods, service and other valuable assets and for the payment for debts.

Artinya, uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.

3.

Syarat-Syarat Uang

Agar suatu benda dapat digunakan sebagai alat perantara dalam tukar- menukar, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Disenangi dan dapat diterima secara umum (acceptability). b. Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability).

c. Nilainya tetap dalam jangka waktu yang lama (stability of value).

d. Mudah disimpan dan mudah dipindahkan/dibawa kemana-mana tanpa kesulitan (portability).

e. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility). f. Memiliki satu kualitas saja (uniformity).

g. Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity).

Dalam pelaksanaan pertukaran, syarat-syarat yang dikemukakan di atas belum tentu terpenuhi semua oleh semua benda. Akan tetapi, masyarakat selalu berusaha semaksimal mungkin agar benda yang dijadikan uang memenuhi syarat-syarat tersebut agar bisa berfungsi sebagai uang.

4.

Fungsi Uang

Fungsi uang dapat dibedakan sebagai fungsi asli (utama) dan fungsi turunan (tambahan).

a. Fungsi Asli (Utama)

Fungsi asli (utama) uang adalah sebagai berikut:

1) Sebagai alat tukar umum (medium of exchange). Uang dipakai sebagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran karena uang diakui secara umum. Dengan demikian, uang dapat diterima oleh siapapun dan di

adanya uang.

2) Sebagai alat kesatuan hitung (unit of account) atau disebut juga pengukur nilai (measure of values). Tiap nilai tukar ditetapkan dalam satuan uang (satuan uang di Indonesia yaitu rupiah, di Jepang yen, di Malaysia ringgit, dan lain-lain) sehingga dapat ditetapkan perbandingan antara satu barang dengan barang lainnya atau untuk dapat dipakai dalam menunjukkan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, besarnya pinjaman dan besarnya harga. Misalnya nilai sebuah rumah dapat ditetapkan dalam rupiah sehingga jual-beli dapat dilaksanakan karena nilainya dapat ditentukan dengan tepat.

3) Sebagai penyimpan nilai (store of value) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang. b. Fungsi Turunan (Tambahan)

Fungsi tambahan uang adalah sebagai berikut:

1) Sebagai alat bayar/alat penunda pembayaran (standard of deferred

payment). Pada tukar-menukar fungsi ini bersamaan dengan fungsi alat

tukar, tetapi pada pembayaran denda dan pajak, pemberian kredit dan pemberian hadiah, fungsi ini akan kelihatan. Dalam hal ini uang dapat menyelesaikan utang piutang atau pembayaran masa yang akan datang. 2) Sebagai alat pembentuk kekayaan dan pemindahan kekayaan (modal).

Dengan mengumpulkan uang dapat terjadi pembentukan kekayaan, sebab dengan uang yang banyak dapat dibelikan barang-barang misalnya rumah, dan tanah. Artinya, semakin banyak uang semakin banyak kekayaan dapat dikumpulkan sebab kekayaan dapat berpindah tangan dengan jalan menukarnya dengan sejumlah uang. Selain dari

maupun perorangan dapat dipinjamkan kepada orang lain yang membutuhkanya. Dengan kata lain uang berfungsi sebagai sarana pemindahan modal.

5.

Jenis-jenis Uang

Uang yang beredar dalam masyarakat dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu uang kartal (common money) dan uang uang giral.

a. Uang Kartal (Common Money)

Uang kartal ialah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari. Uang kartal terdiri dari uang logam dan uang kertas. Di Indonesia menurut Undang-Undang Bank Sentral No. 13 Tahun 1968 pasal 26 ayat 1 Bank Indonesia mempunyai hak tunggal untuk mengeluarkan uang logam dan kertas. Hak tunggal untuk mengeluarkan uang yang dimiliki Bank Indonesia tersebut disebut hak oktroi.

1) Jenis Uang Kartal Menurut Lembaga yang Mengeluarkannya

Menurut Undang-Undang Pokok Bank Indonesia No. 11/1953, terdapat dua jenis uang kartal, yaitu uang Negara dan uang bank. Uang Negara adalah uang yang dikeluarkan oelh pemerintah, terbuat dari kertas yang memiliki ciri-ciri dikeluarkan oleh pemerintah, dijamin dengan undang-undang, bertuliskan nama negara yang mengeluarkannya, dan ditandatangani oleh menteri keuangan.

Uang bank adalah uang yang dikeluarkan oleh bank sentral berupa uang logam dan uang kertas. Ciri-cirinya, yaitu dikeluarkan oleh bank sentral, dijamin dengan emas atau valuta asing yang disimpan di bank sentral, bertuliskan nanma bank sentral negara yang bersangkutan, terdiri dari satuan uang yang nilai nominalnya besar, dan ditandatangani oleh gubernur bank sentral.

Di Indonesia pada saat ini sudah tidak dijumpai lagi uang pemerintah karena uang yang beredar pada saat ini dikeluarkan oleh Bank Indonesia sejak berlakunya Undang-Undang No. 13/1968.

2) Jenis Uang Kartal Menurut Bahan Pembuatnya a) Uang Logam

tertentu dengan kadar yang tetap dan dapat dibuat dari emas, perak atau bahan logam lainnya, dengan cirri-ciri khusus untuk menghindari pemalsuan. Uang logam memiliki tiga macam nilai, antara lain:

(1)Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk bahan uang.

(2)Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya seratus rupiah (Rp 100,00), dan 500 rupiah (Rp 500,00).

(3)Nilai tukar ialah jumlah barang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah uang. b) Uang Kertas

Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dengan gambar dan cap tertentu dan merupakan alat pembayaran yang sah. Menurut penjelasan Undang- Undang No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya.

b. Uang Giral

Perkembangan tukar-menukar semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya perkembangan ekonomi. Hal ini, menuntut adanya alat tukar yang lebih mudah, praktis, dan aman. Untuk mengantisipasi hal tersebut diciptakanlah uang giral (uang bank). Di Indonesia, bank yang menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia sebab menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992 uang giral merupakan tagihan yang ada di bank umum (deman

deposit), yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk

uang giral dapat berupa cek, giro, atau telegraphic transfer.

Uang giral bukan merupakan alat pembayaran yang sah. Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral sebab bererdarnya uang giral hanya di kalangan tertentu saja, misalnya orang yang memiliki rekening di bank dan pengusaha.

a) Penyetoran uang tunai kepada bank dan dicatat dalam rekening koran atas nama penyetor, penyetor menerima buku cek dan buku giro bilyet. Cara ini disebut primary deposit.

b) Karena transaksi surat berharga. Uang giral dapat diciptakan dengan cara seseorang menjual surat berharga ke bank dan bank membukukan hasil penjualan surat berharga tersebut sebagai deposit dari yang menjual. Cara ini disebut derivative deposit.

c) Mendapat kredit dari bank yang dicatat dalam rekening koran dan dapat diambil sewaktu-waktu. Cara ini disebut loan deposit.

2) Keuntungan Menggunakan Uang Giral

Keuntungan menggunakan uang giral sebagai berikut:

a) Memudahkan pembayaran karena tidak perlu menghitung uang.

b) Alat pembayaran yang dapat diterima untuk jumlah yang tidak terbatas,

Dokumen terkait