• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TEORI PEMELIHARAAN

3.3. Total Productive Maintenance (TPM)

3.3.5. OEE (Overall Equipment Effectiveness)

Overall equipment effectiveness (OEE) merupakan produk dari six big losses pada mesin/peralatan. Keenam faktor dalam six big losses seperti telah dijelaskan di atas, dapat dikelompokkan menjadi tiga komponen utama dalam OEE untuk dapat digunakan dalam mengukur kinerja mesin/peralatan yakni, downtime losses, speed losses dan defect lossesseperti dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10.Overall Equipment Effectiveness Sumber :http://www.plant-maintenance.com/articles/RCMvTPM.shtml

Overall equipment effectiveness (OEE) merupakan ukuran menyeluruh yang mengindikasikan tingkat produktivitas mesin/peralatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas ataupun efisiensi mesin/peralatan dan juga dapat menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada lintasan produksi.8

(3.7) Formula matematis dari overall equipment effectiveness (OEE) dirumuskan sebagai berikut :

Kondisi operasi mesin/peralatan produksi tidak akan akurat ditunjukkan jika hanya didasarkan pada perhitungan satu faktor saja, misalnya performance efficiency saja. Enam faktor pada six big losses baru minor stoppages saja yang dihitung pada performance efficiency mesin/peralatan.Rugi-rugi lainnya belum dihitung.Keenam faktor dalam six big losses harus diikutkan dalam perhitungan OEE, kemudian kondisi aktual dari mesin/peralatan dapat dilihat secara akurat.

Jonsson, P., M. Lesshammar, “Evalution and Improvement of Manufacturing PerfomanceMeasurement System – The Role of OEE”. 1999.

1. Ketersediaan (Availability) Availability

Merupakan rasio operation time terhadap waktu loading timenya. Sehingga untuk dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai-nilai dari :

1. Waktu Operasi (Operation time)

(3.8) 2. Waktu Persiapan (Loading time)

(3.9) 3. Waktu tidak bekerja (Downtime)

(4.0)

Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut :

(4.1)

(4.2) Planned downtime adalah jumlah waktu downtime yang telah direncanakan dalam rencana produksi termasuk didalamnya waktu downtime mesin untuk pemeliharaan (scheduled maintenance) atau kegiatan manajemen lainnya.

2. Performance Effieciency

Merupakan hasil perkalian dari operating speed rate dan net operating speed, atau rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi (operation time).

������������= ����������� − ��������

����������� 100 %

������������= �������������

����������� 100 %

Loading time = Total availability time – Planned downtime Operation Time = Loading Time – Downtime

Operating speed rate merupakan perbandingan antara kecepatan ideal mesin sebenarnya (theoretichal/ideal cycle time) dengan kecepatan aktual mesin (actual cycle time). Persamaan matematikanya dapat ditunjukkan sebagai berikut :

(4.3)

(4,4) Net operating time merupakan perbandingan antara jumlah produk yang diproses (processed amount) dikalikan dengan actual cycle time dengan operation time. Net operating time berguna untuk menghitung rugi-rugi yang diakibatkan oleh minor stoppages dan menurunnya kecepatan produksi (reduced speed). Tiga 41actor penting yang dibutuhkan untuk menghitung Performance efficiency :

1. Ideal cycle time (waktu siklus ideal/waktu standar) 2. Processed amount (jumlah produk yang diproses) 3. Operation time (waktu operasi mesin)

Performancy effieciency dapat dihitung sebagai berikut :

(4.4) (4.5) ������������������= �������������� ��������������� 100 % ����������������= �������������������� ������������� 100 % �����������= ������������������������������� ������������� �������������� ��������������� �����������= ������������������������������ ������������� 100 %

3. Rasio Kualitas Produk (Rate of Quality Products) Rate of quality products

Adalah rasio jumlah produk yang baik terhadap jumlah total produk yang diproses. Jadi Rate of quality products adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut :

1. Processed amount (jumlah produk yang diproses) 2. Defect amount (jumlah produk yang cacat) Rate of quality products dapat dihitung sebagai berikut :

(4.6)

TPM mereduksi rugi-rugi mesin/peralatan dengan cara meningkatkan availability, performance efficiency dan rate of quality products. Sejalan dengan meningkatnya ketiga faktor yang terdapat dalam OEE maka kapabilitas perusahaan juga meningkat.

Dengan memasukkan keenam faktor yang terdapat dalam six big losses dalam perhitungan OEE pada pertama kali umumnya perusahaan hanya mempunyai tingkat OEE sekitar 50% sampai 60%, dengan kata lain pabrik hanya menggunakan setengah dari potensi kapasitas efektivitas mesin/peralatan yang mereka miliki.

telah menetapkan standar benchmark yang telah dipraktekan secara luas di seluruh dunia. Berikut OEE Benchmarktersebut :

Jika OEE = 100%, produksi dianggap sempurna: hanya memproduksi produk tanpa cacat, bekerja dalam performance yang cepat, dan tidak ada downtime.

Jika OEE = 85%, produksi dianggap kelas dunia. Bagi banyak perusahaan, skor ini merupakan skor yang cocok untuk dijadikan goal jangka panjang.

Jika OEE = 60%, produksi dianggap wajar, tapi menunjukkan ada ruang yang besar untuk improvement.

��� =��������������� − ������������

Jika OEE = 40%, produksi dianggap memiliki skor yang rendah, tapi dalam kebanyakan kasus dapat dengan mudah di-improve melalui pengukuran langsung (misalnya dengan menelusuri alasan-alasan downtime dan menangani sumber-sumber penyebab downtime secara satu per satu).

Untuk standar benchmark world class yang dianjurkan JIPM, yaitu OEE = 85%,%, Tabel 3.1. menunjukkan skor yang perlu dicapai untuk masing-masing faktor OEE

Tabel 3.1WorldClass OEE

Sumber

Standar benchmark world class OEE tersebut relatif karena pada beberapa buku dan perusahaan menunjukkan standar skor yang berbeda, standar word class ini selalu didorong lebih tinggi sejalan meningkatnya persaingan dan harapan. Misal jika di pabrik sepatu mungkin quality rate>90% dapat diterima, tapi jika di pabrik ban pesawat terbang quality rate 99.9%. 9

Shirose, Kunio. Total Producyive MaintenanceNew Implementation Program inFabrication & Assembly Industries. JapanInstitute of Plant Maintenance (JIPM).Tokyo: 2007.

OEE Factor World Class Availability 90.0% Performance 95.0%

Quality 99.0%

BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

4.1.1 Tempat penelitian

Tempat penulis melakukan penelitian adalah di PT. TIRTA SIBAYAKINDO Desa Doulu, Kec. Berastagi, Kab. Karo, Sumatera Utara.

4.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari 26 April 2016 – 10 Mei 2016 4.1 Rancangan Penelitian

Penelitian dilakukan menurut tingkat eksplanasi yaitu tingkat penjelasan, penelitian bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Berdasarkan ini penelitian yang digunakan adalah penelitian komparatif.Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.Penelitian dilakukan untuk sampel lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.

4.2 Objek Penelitian

Objek yang diteliti adalah mesin Thermoforming yang berada diarea pabrik PT. Tirta Sibayakindo.

Spesifikasi Thermoforming tersebut adalah :

Merk : GABLER Type : M 91 Kapasitas : 39000 / jam Voltage Rating : 400 V Tekanan : 10 Bar 4.3 Instrumen Penelitian

Didalam penelitian dibutuhkan alat-alat yang mendukung serta digunakan yaitu: a. Alat tulis yang digunakan untuk mencatat keterangan yang diperoleh dalam

melakukan penelitian.

b. Data penerapanTotal Productive Maintenance dengan metode Overall Equipment Effectiveness.

4.5 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada PT. TIRTA SIBAYAKINDO Berastagi dengan menentukan objek yang akan diteliti. Untuk memecahkan masalah dalam tugas, digunakan pendekatan-pendekatan menggunakanTotal Productive Maintenance dengan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang dimulai dengan :

1. Perumusan masalah

Dalam menentukan permasalahan dilakukan analisa dengan cara stratifikasi data yang ada dari beberapa segi.

2. Peninjauan lapangan

Peneliti melakukan tinjauan ke perusahaan, tempat melakukan penelitian serta mengamati sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dibuat.

3. Literatur

Peneliti melakukan studi literatur dari berbagai buku dan internet yang sesuai dengan permasalahan yang diamati di perusahaan.

4. Pengumpulan data

Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data, antara lain :

a. Pengamatan langsung, melakukan pengamatan langsung ke pabrik, terutama pada mesin Thermoforming pada pabrik tersebut.

b. Wawancara, mewawancarai berbagai pihak yang berhubungan dan berwenang dalam hal perawatan mesin dan produksi mesin tersebut.

c. Merangkum data tentang hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. 5. Pengolahan data

Data yang terkumpul diolah dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness.

6. Analisa dan pemecahan masalah

Hasil dari pengolahan data yang berupa perhitungan akan dianalisa, dilakukan pemecahan masalah, lalu diberikan usulan perbaikan.

4.6. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode overall equipment effectiveness langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :

1. Perhitungan Availability rasio

Availability rasio merupakan suatu rasio yang menggambarkan pemanfaatan waktu yang tersedia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan.

2. Perhitungan Performance Efficiency rasio

Performance efficiency rasiomerupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang.

3. Perhitungan Rate of Quality Product

Rate of Quality Product merupakan suatu rasio yang menggambarkan kemampuan peralatan dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan standar.

4. Perhitungan Overall Equipment Effectivenes (OEE)

Perhitungan nilai overall equipment effectiveness (OEE) untuk mengetahui besarnya efektivitas dan efesien penggunaan mesin tersebut.

5. Perhitungan OEE Six Big Losses

a. Perhitungan Downtime Losses (penurunan waktu)

- Perhitungan Breakdown losses, Kerugian waktu karena kerusakan peralatan - Perhitungan Setup dan Adjustment, Kerugian waktu karena pemasangan dan

penyetelan.

b. PerhitunganSpeed Loss (penurunan kecepatan)

- Perhitungan Idling dan Minor Stoppages, kerugian yang terjadi karena mesin beroperasi tanpa beban maupun berhenti sesaat

- Perhitungan Reduced Speed, kerugian yang diakibatkan karena penurunan kecepatan produksi.

c. Perhitungan Defect Losses (Cacat Produksi)

- Perhitungan Rework Losses, kerugian karena produk cacat maupun karena kerja produk diproses ulang.

- Perhitungan Yield/Scrap Losses, kerugian pada awal waktu produksi hingga mencapai waktu produksi yang stabil.

4.7. Analisis Data dan Pemecahan Masalah

Langkah-langkah penelitian dan blok diagram perhitungan Overall Equipment Effectiveness ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.7. Diagram Alir Pemecahan Masalah Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur Tujuan Penelitian Studi lapangan

Pengumpulan Data 1. Data Primer (Observasi Langsung)

- Proses produksi - Struktur Organisasi - Jumlah tenaga kerja

- Jam kerja - Mesin dan peralatan 2. Data Sekunder (Dokumen Perusahaan)

- Data waktu kerusakan mesin - Data waktu pemeliharaan mesin

- Data waktu setup mesin - Data produksi mesin

Pengolahan Data

Penerapan pengukuran tingkat efektivitas dan efisiensi dengan menggunakan metode OEE

Analisis Pemecahan Masalah:

1.Analisis OEE 2.Analisis Six Big Losses 3.usulan penyelesaian masalah

BAB V

PENGUMPULAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1 Pengumpulan Data

Mesin yang menjadi objek penelitian adalah pada bagian mesin Thermoforming. Karena mesin ini sangat dibutuhkan dalam proses produksi, dan jika terjadi kerusakan pada mesin ini akan mengakibatkan terhentinya proses produksi dan diarea ini juga sering dilakukan penggantian komponen mesin dan peralatan.

Tujuan dari penerapan TPM adalah meminimumkan six big losses yang terdapat padamesin Thermoforming, sehingga dapat diperoleh efektivitas penggunaan mesin pada area tersebut secara maksimal.Maka terlebih dahulu dilakukan pengukuran untuk dapat mengetahui tingkat efektivitas mesin/peralatan yang digunakan saat ini dengan menggunakan indikator OEE (overall equipment effectivenes). Dengan peningkatan OEE akan menghasilkan peningkatan efisiensi dan produktivitas pada mesinThermoforming.

Untuk pengukuran efektivitas dengan menggunakan OEE pada mesin ini dibutuhkan data yang bersumber dari laporan produksi.

Data yang digunakan adalah dalam periode Januari 2015 – Desember 2015, yaitu: 1. Data waktu downtime mesinThermoforming

2. Planned downtime untuk mesin Thermoforming 3. Data waktu setup mesin Thermoforming

4. Data waktu produksi mesin Thermoforming

5. Data yang lain yang mendukung dalam pemecahan masalah. 5.1.1. Data waktu downtime

Waktu down time adalah waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi dikarenakan adanya kerusakan atau gangguan pada mesin mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan proses produksi sebagaimana mestinya

Kerusakan (breakdowns) atau kegagalan proses pada mesin/pealatan yang terjadi tiba-tiba. Downtime merupakan kerugian yang dapat terlihat dengan jelas karena terjadi kerusakan mengakibatkan tidak adanya output yang dihasilkan disebabkan mesin tidak berproduksi. Data waktu downtime dapat dilihat pada tabel 5.1.

Table 5.1. Data waktu kerusakan mesin Thermoforming dari bulan Januari 2015- Desember 2015

Periode Total waktu breakdown (Jam) Januari 8.65 Februari 13.4 Maret 27.33 April 17.8 Mei 20.12 Juni 15.06 Juli 12.70 Agustus 18 September 15.78 Oktober 11.42 November 31.52 Desember 19.97

Sumber : PT. TIRTA SIBAYAKINDO 5.1.2 Planned Downtime

Planned Downtime merupakan waktu yang sudah dijadwalkan dalam rencana produksi, termasuk pemeliharaan terjadwal dan kegiatan manajemen yang lain seperti pertemuan. Pemeliharaan terjadwal dilakukan oleh pihak perusahaan untuk menjaga agar mesin tidak rusak saat proses produksi berlangsung. Pemeliharaan ini dilakukan

secara rutin dan sesuai jadwal yang dibuat oleh departemen maintenance. Data waktu pemeliharaan dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini:

Tabel 5.2 Data waktu pemeliharaan (planned downtime) mesin Thermoformingdari bulan Januari 2015- Desember 2015

Sumber : PT. TIRTA SIBAYAKINDO 5.1.3. Data Waktu Set Up mesin Thermoforming

Waktu set Up adalah waktu produksi untuk memproduksi satu jenis produk setelah jenis produk lain selesai dilaksanakan. Waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakn setup mesin mulai dari waktu berhenti mesin sampai proses untuk kegiatan produksi berikutnya. Data setup mesin Thermoforming dapat dilihat pada table 5.3.

Periode Total Waktu Pemeliharaan (Jam) Januari 24 Februari 5.5 Maret 32 April 16 Mei 29 Juni 28 Juli 8 Agustus 33.5 September 8 Oktober 16 November 8 Desember 19

Tabel 5.3 data waktu Set Up mesin Thermoforming pada bulan Januari 2015-Desember 2015

Sumber : PT. TIRTA SIBAYAKINDO

5.1.4. Data Waktu Produksi

Data waktu produksi mesin Thermoforming di PT TIRTA SIBAYAKINDO pada priode januari 2015 – Desember 2015 adalah:

a. Total available time adalah total waktu mesin Thermoforming yang tersedia untuk melakukan proses proses produksi dalam satuan jam.

b. Total good product adalah jumlah berat total produk yang baik sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditentukan.

c. Total reject productadalah jumlah berat total produk yang ditolak karena cacat pada produk sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi kualitas produk.

Berikut adalah data available time, good product dan reject product. Periode Total waktu Set Up

(Jam) Januari 12.57 Februari 14.17 Maret 29.37 April 25.80 Mei 13.83 Juni 18.24 Juli 7.60 Agustus 11.80 September 7.69 Oktober 14.85 November 40.32 Desember 24.68

Tabel 5.4 data waktu produksi mesin Thermoforming Januari 2015 – Desember 2015 Periode Total Available Time (Jam) Good Product (Unit) Total Reject (Unit) Januari 457 15190000 15012 Februari 581 20012000 20873 Maret 641 20952000 20297 April 670 22822000 24121 Mei 616 20970000 27129 Juni 630 21318000 22551 Juli 589 21148000 17218 Agustus 680 23598000 26133 September 544 19374000 54975 Oktober 517 16550000 75814 November 653 21366000 25530 Desember 637 20548000 31412

Sumber : PT. TIRTA SIBAYAKINDO

5.2 Pengolahan Data

Setelah semua data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut.

5.2.1 Perhitungan Avalability

Availability, adalah rasio waktu operation time terhadap loading time-nya.

Loading time adalah waktu yang tersedia per hari atau per bulan dikurangi dengan downtime mesin yang direncanakan.

Operation time adalah total waktu proses yang efektif. Dalam hal ini operation time adalah hasil pengurangan loading time dengan downtime mesin.

Nilai Availability untuk mesin Thermoforming pada bulan Januari 2015 adalah sebagai berikut :

Downtime = 8.65+ 12.57 =21.22 (4.0) Loading Time = 457 – 24 = 433 (3.8)

Operation Time = 433 – 21.22 =411.78 (3.9)

Availability

=

411.78

433

x

100% = 95.09 % (4.1)

Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability sampai periode Januari dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5 Availabilitymesin Thermoforming pada periode Januari 2015 – Desember 2015

Periode Loading Time (Jam) Operation Time (Jam) Downtime (Jam) Availability (%) Januari 433 411.77 21.22 95.09 Februari 576 548.42 27.57 95.21 Maret 609 552.29 56.70 90.68 April 654 60.39 43.60 93.33 Mei 587 553.04 33.95 94.21 Juni 602 569.19 33.30 94.47 Juli 581 560.68 20.31 96.50 Agustus 647 617.19 29.80 95.39 September 536 513.02 23.47 95.62 Oktober 501 475.22 26.27 94.76 November 645 573.65 71.84 88.86 Desember 618 573.34 44.65 92.77

5.2.2. Perhitungan Performance Efficiency

Performance effeciency adalah rasio kuantitas produk yang dihasilkan dikalikan dengan waktu siklus idealnya terhadap waktu yang tersedia untuk melakukan proses produksi (operation time).

Ideal cycle time adalah siklus waktu proses yang diharapkan dapat dicapai dalam keadaan optimal atau tidak mengalami hambatan. Ideal cycle time padaThermoformingmerupakan siklus waktu proses yang dapat dicapai mesin dalamproses produksi dalam keadaan optimal atau mesin tidak mengalami hambatandalam berproduksi. Waktu optimal mesin Thermoforming di PT. Tirta Sibayakindo dalam waktu 1 jam menghasilkan 39000 unit. Sehingga Ideal Cycle Time mesin Thermoforming tersebut adalah : 1 jam / 39000 unit =0.00002564 jam/ unit.

Nilai Performance Efficiency mesin Thermoforming pada periode Januari 2015 adalah sebagai berikut :

Processed amount = 15190000 unit Ideal cycle time = 0.00002564 Operating time = 411.77 jam

Performance efficiency = 15190000�0.00002564

Tabel 5.6 Nilai Performance Effeciency mesin Thermoforming periode Januari 2015 – Desember 2015

Sumber : Pengolahan Data

5.2.3 Perhitungan Rate Of Quality Product

Rate of quality product adalah rasio produk yang baik (good products)yang sesuai dengan spesifikasi kualitas produk yang telah ditentukan terhadapjumlah produk yang diproses.Perhitungan rate of quality product menggunakandata produksi.

Nilai Rate of Quality Product mesin Thermoforming pada periode Januari 2015 adalah sebagai berikut :

Pricessed amount = 15190000 unit Defect amount = 15012 unit

Periode Produk (Unit) Operation

Time (Jam) Ideal Siklus

Performance (%) Januari 15190000 411.77 0.00002564 94.43 Februari 20012000 548.42 0.00002564 93.41 Maret 20952000 552.29 0.00002564 97.11 April 22822000 610.39 0.00002564 95.71 Mei 20970000 553.04 0.00002564 97.06 Juni 21318000 569.19 0.00002564 95.87 Juli 21148000 560.68 0.00002564 96.55 Agustus 23598000 617.19 0.00002564 97.87 September 19374000 513.02 0.00002564 96.67 Oktober 16550000 475.22 0.00002564 89.15 November 21366000 573.65 0.00002564 95.34 Desember 20548000 573.34 0.00002564 91.74

Rate of Quality Product = 15190000−15012

15190000 x 100 % = 99.90%(4.5) Tabel 5.7 Nilai Rate of Quality Productmesin Thermoforming periode Januari2015 –

Desember 2015 Periode

Produk (Unit) Reject (Unit) Quality (%)

Januari 15190000 15012 99.90 Februari 20012000 20873 99.89 Maret 20952000 20297 99.90 April 22822000 24121 99.89 Mei 20970000 27129 99.87 Juni 21318000 22551 99.89 Juli 21148000 17218 99.91 Agustus 23598000 26133 99.88 September 19374000 54975 99.97 Oktober 16550000 75814 99.54 November 21366000 25530 99.88 Desember 20548000 31412 99.84

5.2.4 Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Setelah nilai availability, performance efficiency dan rate of qualityproduct pada mesin Thermoforming diperoleh maka dilakukan perhitungan nilaioverall equipment effectivenes (OEE) untuk mengetahui besarnya efektivitas penggunaan mesin Thermoforming pada PT. Tirta Sibayakindo.

Perhitungan OEE adalah perkalian nilai-nilai availability,

performanceefficiency dan rate of quality product yang sudah diperoleh.

Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin Thermoforming pada bulan Januari 2015:

Availability = 95.09 % Performance Efficiency = 94.43%

Rate of Quality Product = 99.90%

OEE = 95.09x 94.43x 99.90= 89.71% (3.7)

Tabel 5.8 NilaiOverall Equipment Effectiveness (OEE) mesin Thermoforming periode Januari 2015 – Desember 2015

Periode Availability (%) Performance (%) Quality (%) OEE (%) Januari 95.09 94.43 99.90 89.71 Februari 95.21 93.41 99.89 88.84 Maret 90.68 97.11 99.90 87.98 April 93.33 95.71 99.89 89.23 Mei 94.21 97.06 99.87 91.33 Juni 94.47 95.87 99.89 90.48 Juli 96.50 96.55 99.91 93.10 Agustus 95.39 97.87 99.88 93.26 September 95.62 96.67 99.97 92.18 Oktober 94.76 89.15 99.54 84.09 November 88.86 95.34 99.88 84.63 Desember 92.77 91.74 99.84 84.98

Gambar 5.1 Diagram perolehan OEE mesin Thermoforming selama periode Januari 2015 – Desember 2015

5.2.5. Perhitungan Six Big Losses

5.2.5.1. Downtime Losess

Downtime losess adalah kerugian waktu yang seharusnya digunakan untuk melakukan proses produksi akan tetapi karena adanya gangguan pada

mesin.(equipment failures) mengakibatkan mesin tidak dapat melaksanakan prosesproduksi sebagaimana semestinya. Dalam perhitungan Overal

equipmenteffectiveness (OEE),Equipment Failures dan waktu Setup dan Adjustmentdikategorikan sebagai kerugian waktu downtime (downtime losses).

1. Breakdown losses

Breakdown losses adalah kegagalan mesin melakukanproses produksi ataupun kerusakan yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kerugian yang terlihat jelas, yaitu karena kerusakan tersebut akan mengakibatkan mesin tidakmenghasilkan output. Januari; 89,71 Februari; 88,84 Maret; 87,98 April; 89,23 Mei; 91,33 Juni; 90,48 Juli; 93,1 Agustus; 93,26 September, 92.18 Oktober; 84,09 November; 84,63 Desember; 84,98 OEE (%)

Dengan rumus diatas dapat dihitung breakdown lossesThermoformingyang terjadi adalah sebagai berikut:

Untuk mesin Thermoforming pada bulan Januari 2015. Breakdown time = 8.65jam

Loding Time = 433jam

Breakdown losses =8.65

433x 100 % = 1.99%(3.1) Tabel 5.9 NilaiBreakdown losses mesin Thermoforming periode Januari 2015 –

Desember 2015 Periode Breakdown (jam) Loading Time (jam) Breakdown Loss (%) Januari 8.65 433 1.99 Februari 13.4 576 2.32 Maret 27.33 609 4.48 April 17.8 654 2.72 Mei 20.12 587 3.42 Juni 15.06 602 2.49 Juli 12.70 581 2.18 Agustus 18 647 2.78 September 15.78 536 2.94 Oktober 11.42 501 2.27 November 31.52 645 4.88 Desember 19.97 618 3.23

Sumber : Pengolahan Data

2. Setup and Adjustment Losses

Kerusakan pada mesin maupun pemeliharaan mesin secara keseluruhan akan mengakibatkan mesin terebut harus dihentikan terlebih dahulu. Sebelum mesin difungsikan kembali akan dilakukan penyesuaian terhadap fungsi mesin tersebut yang dinamakan dengan waktu setup dan adjustment mesin. Dalam perhitungan

setupdanadjustment losses dipergunakan data waktu setup mesin yang mengalami kerusakan dan pemeliharaan mesin secara keseluruhan di mesin Thermoforming. Untuk mesin Thermoforming pada bulan Januari 2015

Setup / Adjustment time = 12.57 Loding Time = 433jam Setup / Adjustment Losses = 12.57

433

x

100 % = 2.9% (3.2) Tabel 5.10 NilaiSetup and Adjustment losses mesin Thermoforming periode Januari

2015 –Desember 2015

Periode Setup / Adjustment (jam) Loading Time (jam) Setup / Adjustment Loss (%) Januari 12.57 433 2.9 Februari 14.17 576 2.46 Maret 29.37 609 4.82 April 25.8 654 3.94 Mei 13.83 587 2.35 Juni 18.24 602 3.02 Juli 7.6 581 1.3 Agustus 11.8 647 1.82 September 7.69 536 1.43 Oktober 14.85 501 2.96 November 40.32 645 6.24 Desember 24.68 618 3.99

Sumber : Pengolahan Data

Dapat kita lihat bahwa pada bulan juli nilai Setup and Adjustment losses sebesar 7.6 dimana nilai tersebut di peroleh karena pada saat bulan tersebut mesin bekerja dengan baik. Dan pada bulan November terdapat nilai Setup and Adjustment losses sebesar 40,32 dimana adanya gangguan mesin seperti keterlambatan datang spearpart mesin tersebut.

5.2.5.2 Speed Losses

Speed losses terjadi pada saat mesin tidak beroperasi sesuia dengan kecepatan produksi maksimum yang sesuai dengan kecepatan mesin yang dirancang. Factor yang mempengaruhi speed losses ini adalah idling and minor stoppages dan reduced speed.

1. Idling and Minor Stoppages losses

Idling dan minor stoppages terjadi jika berhenti secara berulang – ulang atau mesin beroperasi tanpa menghasilkan produk. Jika idling dan minor stoppages sering terjadi maka dapat mengurangi efektifitas mesin. Untuk mengetahui besarnya factor efetivitas yang hilang karena faktor idling dan minor stoppages digunakan rumusan sebagai berikut :

Nonproductive = 36.57 Loading time = 433

������&��������������

=

36.57

Tabel 5.11Idling dan Minor pada Mesin Thermoforming pada bulan Januari 2015 - Desember 2015 Periode Loading Time (Jam) Setup (Jam) Waktu Pemeliharaan (Jam) Nonproductive (Jam) Idling & Minor Stoppages Loss (%) Januari 433 12.57 24 36.57 8.44 Februari 576 14.17 5.5 19.67 3.41 Maret 609 29.37 32 61.37 10.07 April 654 25.8 16 41.8 6.39 Mei 587 13.83 29 42.83 7.29 Juni 602 18.24 28 46.24 7.67 Juli 581 7.6 8 15.6 2.68 Agustus 647 11.8 33.5 45.3 7.00 September 536 7.69 8 15.69 2.92 Oktober 501 14.85 16 30.85 6.15 November 645 40.32 8 48.32 7.48 Desember 618 24.68 19 43.68 7.06

2. Reduced Speed Losses

Reduced speed adalah selisih antara waktu kecepatan produksi actual dengan kecepatan produksi mesin yang ideal. Untuk mengetahui besarnya persentase faktor reduced speed yang hilang, maka

Reduced speed

=

411.77−(0.00002564 � 15190000 )

Tabel 5.12. Hasil Reduce Speed Loss untuk periode Januari 2015 – Desember 2015 Periode Loading Time (jam) Operation Time (jam) Ideal Siklus Process Amoount (unit) Reduced Speed Time (jam) Reduced Speed Losses (%) Januari 433 411.77 0.00002564 15190000 22.28 5.29 Februari 576 548.42 0.00002564 20012000 35.29 6.27 Maret 609 552.29 0.00002564 20952000 15.06 2.61 April 654 60.39 0.00002564 22822000 25.22 3.99 Mei 587 553.04 0.00002564 20970000 15.35 2.76 Juni 602 569.19 0.00002564 21318000 22.58 3.89 Juli 581 560.68 0.00002564 21148000 18.43 3.32 Agustus 647 617.19 0.00002564 23598000 12.11 2.02 September 536 513.02 0.00002564 19374000 16.25 3.17 Oktober 501 475.22 0.00002564 16550000 50.86 10.27 November 645 573.65 0.00002564 21366000 25.80 4.13 Desember 618 573.34 0.00002564 20548000 46.46 7.65 Sumber : Pengolahan Data

5.2.5.3. Defect loss

Defect loss adalah keadaan mesin pada saat tidak menghasilkan produkyang sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas produk yang telah ditetapkandan scrap yaitu kerugian yang timbul selama proses produksi belum mencapaikeadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai dilakukan sampaiterjadinya keadaan proses yang stabil. Faktor yang tergolongkan kedalam DefectLoss adalah Rework Loss dan Yield/ Scrap Loss.

a. Rework Loss (RL)

Rework loss adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi standar kualitas yang telah ditentukan walaupun masih dapat diperbaiki ataupun dikerjakan ulang.

Untuk mengetahui persentase faktor rework loss yang mempengaruhi efektivitaspenggunaan mesin.

Maka Rework LossesThermoforming untuk bulan januari 2015 dapat kita hitung, sebagai berikut :

�������������� = 0.00002564 Total Rework = 0 Unit Loading Time =433 Jam

RL

=

0.00002564 � 0

433 x 100% = 0% (3.4) Dari perhitungan diatas nilai Rework Losses dari bulan Januari 2015-Desember 2015 didapat 0%, karena tidak ada Rework yang dilakukan di PT.Tirta Sibayakindo

b. Yield/Scrap Loss

Yield/scrap loss merupakan kerugian yang timbul selama proses produksibelum mencapai keadaan produksi yang stabil pada saat proses produksi mulai dilakukan sampai tercapainya keadaan proses yang stabil, sehingga produk pada awal proses sampai keadaan proses stabil dicapai tidakmemenuhi spesifikasi kualitas yang diharapkan.

Maka dapat dihitung yield / scrap losses Thermoforming yang terjadi padabulan Januari 2015 adalah sebagai berikut :

�������������� = 0.00002564 Total scrap = 0 Unit Loading Time =433 Jam

yield / scrap losses

=

0.00002564 � 0

433

100%= 0 (3.6)

Dengan perhitungan yang sama, maka Yield/scrap losses mesin

Dokumen terkait