• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. BAB II LANDASAN TEORI

2.5 OLSR

Looping dalam jaringan DSDV dapat dihindari dengan penggunaan sequence number, jika terjadi perubahan dalam jaringan setiap node akan menghasilkan sequenced number baru [2]. Node lainnya akan mengetahui kejadian yang baru

terjadi melalui nilai sequence number. Makin besar nilai sequence number maka pesan yang diterima semakin baru. Sequence number yang lebih kecil menandakan bahwa kejadian tersebut sudah tidak up to date sehingga akan diganti.

2.5 OLSR

OLSR adalah sebuah protokol routing proaktif, yang mewarisi kestabilan algoritma link state dan rute segera tersedia ketika diperlukan. OLSR merupakan optimalisasi dari link state klasik, optimalisasi ini berdasarkan pada konsep multipoint relays (MPR) [12]. OLSR menyediakan dua fungsi utama yaitu :

1. Neighbor Discovery

Neighbor Discovery berfungsi untuk mendeteksi node tetangga

yang memiliki hubungan langsung. Setiap node pada protokol OLSR selalu tukar- menukar informasi topologi dengan node tetangga dalam MANET [10]. Pada awalnya, setiap node mengirimkan hello message secara

broadcast untuk mengetahui keberadaan node tetangganya yang berada

Pengiriman hello message dikrim setiap tenggang waktu yang telah ditetapkan yang disebut dengan HELLO_INTERVAL. Hello messsage berfungsi agar setiap node dapat memperoleh informasi mengenai

node tetangga yang berada dalam wilayah cakupan yang berjarak 1 hingga

2 hop [5]. Fungsi lain dari hello mesasge adalah memilih node tetangga sebagai Multipoint Relay (MPR). Gambar 2.5 memperlihatkan setiap node mengirim paket hello message.

0 3 2 1 4 Hello Massage Hello Massage Hello Massage Hello Massage Hello Massage Hello Massage Hello Massage (0,100) (50,160) (120,280) (200,420) (280,450)

Gambar 2.5 Pengiriman hello message tiap node [5].

Perubahan topologi mengakibatkan luapan informasi (flooding) terhadap seluruh node yang berada di dalam jaringan. Gambar 2.6 A memperlihatkan flooding biasa, seluruh node dapat meneruskan pesan yang diterimanya. Hal ini dapat menyebabkan sebuah node menerima pesan yang sama secara berulang- ulang sehingga node dapat menerima 2 pesan yang sama dari 2 node tetangganya [5]. Pada Gambar 2.6 B

flooding MPR, sebuah node hanya akan menerima 1 pesan dari node

(A) (B)

Gambar 2.6 Teknik flooding, (A) flooding biasa (B) flooding MPR [5]

MPR adalah teknik untuk mengurangi jumlah overhead dalam jaringan [12]. Tujuan utama dari MPR yaitu mengurangi luapan atau

flooding pada broadcast message dengan cara memilih beberapa node

untuk bertindak sebagai MPR, sehingga hanya node yang bertindak sebagai MPR saja yang dapat meneruskan paket kontrol yang diterima. Teknik ini juga dapat digunakan protokol untuk menyediakan rute terpendek. Pemilihan MPR dapat menggunakan algoritma MPR yang memiliki 4 tahap, yaitu [5] :

1. Menentukan node awal yang akan memilih MPR yang berjarak 1 hop dan yang berjarak 2 hop.

2. Melakukan perhitungan dengan rumus D(x,y), dimana y adalah seluruh anggota dari N(x).

MPR : D (x,y) = N(y) – (x) – N(x) (2.1) dengan D(x,y) adalah node tetangga yang berjarak 1 hop dari

node x (node y adalah bagian dari N(x)). N(y) adalah node

tetangga yang berjarak 1 hop dari node N(x). (x) adalah node yang memilih MPR. N(x) adalah node tetangga yang berjarak 1 hop dari node x (hanya berisi tetangga yang bersifat symmetric).

3. Memilih MPR sementara yang terdapat didalam N(x) yang dapat mencapai node yang berjarak 2 hop yang hanya memiliki 1 jalur untuk mencapainya.

4. Jika masih ada node lain di dalam N2(x) yang masih dapat dijangkau oleh MPR(x), maka jumlah node yang belum terjangkau langsung oleh MPR(x) dan terjangkau langsung oleh N(x) dihitung. Apabila jumlah angkanya ada yang sama, maka dipilih salah satu yang memiliki jumlah terbanyak dipilih. MPR(x) adalah multipoint relay set dari node x yang menggunakan algoritma ini. N2(x) adalah node tetangga yang berjarak 2 hop dari node x (hanya berisi tetangga yang bersifat symmetric).

0 3 2 1 4 (0,100) (50,160) (120,280) (200,420) (280,450)

Gambar 2.7 Contoh skenario penggunaan algoritma MPR [5]

Gambar 2.7 merupakan contoh skenario penggunaan algoritma MPR. Hal pertama yang dilakukan dalam algoritma MPR adalah memilih N(x) dan N2(x). Node 0 dipilih sebagai node acuan maka N(0) = {1,3} dan N2(0)= {2,4}. Pada tahap kedua dapat dilakukan perhitungan D(x,y), dengan y merupakan tetangga dari node 0,maka

D(0,1) = N(1) – {0} – N(0)

= {0,2,3,4} – {0} – {1,3} = {2,4} D(0,3) = N(3) – {0} – N(0)

= {0,1,4} – {0} – {1,3} = {4}

Langkah berikutnya, memilih MPR(0) yang hanya dapat menjangkau tetangganya yang berjarak 2 hop dengan ditempuh oleh 1 jalur saja. Dari Gambar 2.7 yang memenuhi adalah node 1 dan 3, karena

node 2 hanya dapat dijangkau oleh node 1 dan node 4 hanya dapat

dijangkau oleh node 1 dan node 3. Nilai MPR(0) sementara adalah {1,3}. Pada tahap keempat dilakukan lagi pengecekan pada pemilihan MPR(0), mungkin masih ada yang dapat dipilih sebagai MPR. Node 1 yang paling banyak menjangkau tetangganya yang berjarak 2 hop jika dibandingkan dengan node 3, sehingga yang dipilih menjadi MPR hanya

node 1.

Setelah melakukan pengiriman hello message dan pemilihan MPR langkah selanjutnya melakukan perhitungan jarak terpendek dari jumlah hop pada setiap tabel routing yang didapat [5]. Tabel 2.8 memperlihatkan contoh tabel routing yang dimiliki node 0.

Tabel 2.8 Contoh tabel routing dari node 0 [5].

Distination Next Distance

1 1 1

2 1 2

3 3 1

4 3 2

Kolom pertama pada Tabel 2.8 contoh tabel routing node 0 diisi dengan node tetangga yang berjarak 1 hingga 2 hop dari node asal (node 0), kolom dua diisi dengan node tetangga yang berjarak 1 hop yang akan

dilalui oleh node sumber menuju node tujuan, dan kolom ketiga diisi dengan jumlah hop yang dilalui dari node asal ke node tujuan.

Pencarian rute tersebut dilakukan untuk pengiriman data dengan jarak terpendek [11]. Perhitungan jarak terpendek tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan algoritma Dijkstra. Pencarian jarak terpendek dapat menghasilkan tabel routing yang berisi tentang informasi jalur terpendek setiap node, informasi tersebut akan disimpan oleh setiap

node dan akan langsung di perbarui jika terjadi perubahan topologi.

2. Topology Dissemination

Setiap node dalam jaringan mempertahankan informasi topologi jarigan yang diperoleh melalui messages TC (topology control) [9].

Messages TC dikirim secara broadcast ke seluruh jaringan. Kegunaan

pesan TC yaitu untuk menyebarkan informasi tentang node tetangga yang telah ditetapkan sebagai MPR. Pesan TC disebarkan secara periodik dan hanya node yang bertindak sebagai MPR yang dapat meneruskan pesan TC. Dengan demikian, sebuah node dapat dijangkau baik secara langsung atau melalui node MPR [6]. Hello message dan message TC diperbarui secara periodik, dan memungkinkan setiap node unruk menghitung jalur ke semua node dalam jaringan. Jalur-jalur ini dihitung dengan algoritma jalur terpendek Djikstra.

Dokumen terkait