• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hari kerja pada Sari Sehat Multifarm yaitu enam hari kerja pukul 07.00-15.00. Kegiatan usaha pada budidaya jamur tiram yaitu penyediaan bahan baku dan fasilitas produksi, proses produksi, dan kegiatan pemasaran/penjualan. Bahan baku yang digunakan pada proses budidaya jamur tiram antara lain, serbuk kayu, bekatul/dedak sebagai sumber karbohidrat dan protein, kapur (CaCO3) sebagai pengatur pH dan sumber mineral, jagung giling sebagai penambah glukosa, air, spirtus, dan alkohol 70%. Fasilitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan meliputi sarana dan prasarana perusahaan yang meliputi peralatan dan bangunan. Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan mencakup peralatan dalam proses produksi dan peralatan laboratorium. Peralatan dalam proses produksi adalah peralatan yang digunakan mulai dari pengomposan, pembuatan media tanam, budidaya jamur tiram hingga panen yaitu cangkul, timbangan, pengayak, cincin bambu, sekop, plastik, kapas, autoclave, sendok tanam, masker, sprayer, dan lampu spirtus. Untuk pembuatan bibit di laboratorium alat yang digunakan adalah tabung reaksi, kompor gas, gelas ukur, panci presto, cawan petri, lampu spirtus dan laminar airflow. Sedangkan bangunan terdiri dari ruang pengomposan, laboratorium, gudang, ruang pembuatan media tanam, ruang sterilisasi, ruang inokulasi, ruang inkubasi, dan kumbung untuk pertumbuhan jamur tiram (growing). Pembuatan ruangan telah disusun secara berurutan untuk memudahkan pekerjaan. Denah penempatan bangunan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Proses produksi terbagi atas dua bagian yaitu pembuatan bibit jamur (pembibitan) dan proses budidaya jamur tiram.

a. Pembuatan Bibit (Pembibitan)

Pembuatan bibit dilakukan sepenuhnya oleh manajer jamur tiram yang berlatar belakang pendidikan di bidang pertanian. Perusahaan telah mampu menghasilkan empat macam strain bibit dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Saat ini yang diproduksi dan digunakan perusahaan hanya satu tipe strain. Strain tersebut dipilih berdasarkan permintaan pasar yang menganggap strain tersebut paling bagus karena daya simpannya cukup lama dibandingkan dengan strain-strain yang lain. Pembuatan bibit induk dilakukan melalui dua tahapan pekerjaan, yaitu pembuatan media tanam dan inokulasi. Media tanam yang digunakan dalam pembuatan bibit induk dibuat dengan menggunakan bahan dasar campuran jagung giling, bekatul, serta hasil pengomposan serbuk kayu dan kapur. Pemilihan bahan dasar untuk

Direktur

Manajer Produksi Jamur Tiram Bagian Produksi

Herbal

Bagian Pembibitan Bagian Pembuatan Media Tanam

Bagian Pemeliharaan dan

17

pembuatan media tanam bibit dilakukan dengan pertimbangan jagung giling mempunyai kandungan nutrisi yang lebih banyak, sehingga diharapkan jamur tiram dapat tumbuh dengan baik. Presentase bahan-bahan untuk pembuatan media tanam adalah sebagai berikut :

- Serbuk kayu yang telah dikomposkan : 100 % (misalkan)

- Jagung giling : 5-10% % dari serbuk kayu

- Bekatul : 30% dari serbuk kayu

- Air : 60% dari serbuk kayu

Serbuk kayu dan kapur hasil pengomposan dicampur dengan jagung giling, bekatul dan air kemudian dimasukkan ke dalam botol. Proses selanjutnya yaitu menutup botol dari media yang telah dipadatkan menggunakan kapas, serta disterilisasi pada suhu 1210C tekanan 1,1 atm selama 30 menit. Media tanam bibit yang telah disterilisasi didinginkan selama 24 jam. Kemudian tahap selanjutnya adalah inokulasi kultur murni ke dalam media bibit induk. Sebagian kultur murni yang ada di dalam tabung reaksi diambil dengan jarum di atas lampu spirtus dan dimasukkan ke dalam media bibit induk. Setelah dilakukan inokulasi, bibit diinkubasi pada suhu 26-280C sampai seluruh media penuh oleh miselia jamur yang berwarna putih, yaitu kira-kira selama dua sampai empat minggu. Bibit yang diproduksi digunakan untuk kegiatan produksi perusahaan. Selain itu, bibit juga dijual kepada konsumen yang tersebar di wilayah Jawa Barat. Produksi bibit tidak dilakukan setiap hari tetapi empat kali dalam seminggu.

Gambar 5. Proses pembibitan jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Pencampuran bahan

Serbuk Kayu dan Kapur Pertanian

Pengomposan

Sterilisasi

Pendinginan Bekatul, Jagung

giling, dan Air

Media tanam bibit

Bibit Induk Inokulasi

Inkubasi Pewadahan dalam botol

18

b. Proses budidaya jamur tiram

Proses budidaya jamur tiram dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses budidaya jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm.

1. Pengomposan

Pengomposan dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk kayu dan kapur pertanian sebanyak 2% dari serbuk kayu, kemudian timbunan ditutup dengan rapat menggunakan plastik selama tiga hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu timbunan sekitar 50ºC. Kadar air campuran atau kompos diatur pada RH 50-60% dan pH 6-7. Setelah tiga hari, kompos baru bisa digunakan untuk proses produksi.

Pembungkusan Serbuk Kayu dan

Kapur Pertanian

Pengomposan

Sterilisasi

Pendinginan Bekatul, Jagung

giling, dan Air

Media tanam/bag log

Jamur Tiram Inokulasi

Inkubasi

Growing (Pertumbuhan)

Panen dan Pascapanen Bibit

19

Gambar 7. Proses pengomposan serbuk kayu dan kapur pertanian.

2. Pencampuran bahan

Pencampuran bahan media tanam dilakukan dengan mencampurkan serbuk kayu dan kapur hasil pengomposan dengan bekatul, jagung giling, dan air. Adapun perbandingan antara serbuk kayu, bekatul, jagung giling dan air adalah sebagai berikut :

Serbuk kayu yang telah dikomposkan : 100 % (misalkan)

Bekatul : 10-20% dari serbuk kayu

Jagung giling : 0.5-1% dari serbuk kayu

Air : 60% dari serbuk kayu

Pencampuran bahan dilakukan secara manual dengan memakai alat cangkul dan sekop pasir. Pencampuran harus dilakukan secara merata, agar tidak terjadi gumpalan (homogen).

Gambar 8. Proses pencampuran bahan media tanam.

3. Pembungkusan

Pembungkusan menggunakan plastik polypropylene (PP) karena jenis plastik ini relatif tahan terhadap panas. Plastik yang digunakan berukuran 17 x 35 cm. Pengisian media ke dalam plastik, dilakukan secara manual. Pembungkusan dilakukan dengan cara memasukkan bahan-bahan yang telah dicampurkan ke dalam plastik, kemudian bahan tersebut dipadatkan dengan menggunakan botol. Media yang kurang padat akan menyebabkan hasil panen tidak optimal, karena media cepat menjadi busuk sehingga produktivitas menurun. Setelah media dipadatkan, ujung plastik disatukan dan dipasang cincin yang terbuat dari bambu kecil pada bagian leher plastik.

20

Gambar 9. Proses pembungkusan bag log.

Gambar 10. Bag log siap disterilisasi.

4. Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menginaktifkan mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 80-90ºC selama enam sampai delapan jam. Proses sterilisasi menggunakan autoclave dengan bahan bakar kayu bakar. Kapasitas autoclave adalah 1000 baglog, namun perusahaan memproduksi 950 bag log/hari, hal ini dilakukan agar ada ruang dalam autoclave sehingga proses sterilisasi berjalan sempurna .

21

5. Pendinginan

Pendinginan merupakan proses menurunkan suhu media tanam hingga mencapai suhu kira-kira 29oC agar bibit yang akan di tanam ke dalam bag log tidak mati. Proses pendinginan dilaksanakan selama 24 jam. Ruangan untuk mendinginkan berupa kamar yang berfungsi juga sebagai ruang inokulasi (ruang penanaman bibit).

6. Inokulasi

Proses inokulasi merupakan proses yang menentukan keberhasilan panen. Inokulasi adalah proses pengisian bibit ke dalam media tanam. Agar inokulasi dapat berhasil dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan ini yaitu kebersihan, kualitas bibit, serta teknik inokulasi.

Kebersihan meliputi kebersihan alat, tempat dan sumberdaya/pelaksananya.

Kualitas bibit merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya jamur tiram. Pada proses ini bibit yang digunakan berasal dari bibit yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri.

Teknik inokulasi dilakukan dengan teknik taburan. Media yang telah diisi bibit selanjutnya ditutup dengan menggunakan kapas sisa pintalan. Penutupan media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur karena miselia jamur tumbuh dengan baik pada kondisi tidak terlalu banyak oksigen. Apabila penutupan dilakukan dengan rapat, maka pertumbuhan miselia akan terhambat dan akan berakibat kurang baik dalam pembentukan tubuh buahnya.

Gambar 12. Proses inokulasi bibit jamur tiram.

7. Inkubasi

Tahap inkubasi adalah tahap pertumbuhan miselia jamur. Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan media yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselia adalah antara 25-30ºC dengan kelembaban 50-60%. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata. Waktu yang dibutuhkan untuk tahap inkubasi adalah selama 35 hari. Kebersihan alat dan tempat juga menentukan keberhasilan panen jamur tiram. Proses ini harus dijaga kesterililannya untuk mencegah kontaminasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan miselia.

22

Gambar 13. Proses inkubasi.

8. Growing (pertumbuhan)

Tahap growing adalah tahap pertumbuhan atau budidaya jamur. Media tumbuh jamur yang sudah putih oleh miselia jamur setelah berumur 35 hari dipindahkan ke kumbung. Langkah pertama adalah membuka plastik media tumbuh yang sudah penuh dengan miselia jamur. Pembukaan media bertujuan untuk memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur. Oksigen yang cukup memberikan kesempatan bagi jamur untuk membentuk tubuh buah dengan baik. Satu sampai dua minggu setelah dilakukan pembukaan, biasanya akan tumbuh tubuh buah. Tubuh buah yang sudah tumbuh tersebut selanjutnya dibiarkan selama dua sampai tiga hari, atau sampai tercapai pertumbuhan yang optimal. Apabila jamur yang sudah tumbuh tersebut dibiarkan terlalu lama, maka bentuk jamur tersebut akan kurang baik dan daya simpannya menurun.

Gambar 14. Kumbung pertumbuhan jamur tiram.

Pada tahap pertumbuhan jamur dirawat dengan cara mengatur suhu kumbung yaitu pada suhu 25-27ºC dan mempertahankan kelembaban media tanam yaitu dengan kelembaban 80-90 persen. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan menggunakan termometer ruang, sedangkan pengukuran kelembaban dengan menggunakan thermohygrometer yang dipasang pada ruang budidaya. Kondisi tersebut harus dipertahankan dengan melakukan penyiraman atau penyemprotan dengan menggunakan air bersih. Penyemprotan dilakukan agar pertumbuhan jamur tiram tetap dalam kondisi yang baik dengan menggunakan sprayer.

23

Gambar 15. Proses pertumbuhan jamur tiram di dalam kumbung.

9. Panen dan Pascapanen

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal. Panen dilakukan setiap hari dengan melihat diameter jamur, yaitu rata-rata antara 5-10 cm. Panen dilakukan pada waktu pagi hari dan secara manual dengan pencabutan jamur langsung dari media tanamnya. Pemanenan perlu dilakukan dengan mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-akarnya untuk menghindari adanya akar atau batang yang tertinggal. Bagian jamur yang tertinggal dapat membusuk, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan media serta dapat merusak pertumbuhan jamur yang lain. Produksi rata-rata per bag log sebesar 370 gram. Pemanenan dilakukan setiap hari dengan hasil panen rata-rata 50 kg/hari. Pemanenan dilakukan pada pagi hari karena tengkulak/pengecer datang pada pagi hari.

24

Gambar 17. Hasil pemanenan jamur tiram.

Pemanenan dilakukan dengan meletakkan jamur dalam keranjang panen. Ujung pangkal jamur yang kotor dibersihkan menggunakan pisau lalu dimasukkan ke dalam plastik kemudian ditimbang. Pengemasan dimasukkan pada kantong plastik 5 kg. Bag log yang telah dipanen harus dibersihkan dari sisa jamur dan akar yang masih menempel. Ruangan kumbung juga dibersihkan dari sisa-sisa panen karena akan menyebabkan timbulnya hama yang dapat menyerang bag log.

Gambar 18. Proses pascapanen jamur tiram.

25

Perusahaan memproduksi tiga jenis produk yaitu jamur tiram, bibit jamur tiram dan media tanam (bag log). Pemasaran produk masih dilakukan secara pasif, yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan. Konsumen bibit terdiri dari para perusahaan kecil yang datang dari berbagai wilayah di Bogor dan sekitarnya. Harga jual jamur tiram di tingkat tengkulak sebesar Rp. 7.000/kg. Harga jual bag log sebesar Rp. 1.800/bag log dan harga jual bibit sebesar Rp. 3.500/botol.

26

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis prospektif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang akan muncul di masa mendatang, sehingga dapat dipersiapkan tindakan strategis yang harus dilakukan. Secara teknis, prinsip dasar pelaksanaan analisis ini dilakukan dengan menentukan beberapa faktor pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Beberapa faktor diekstrak melalui diskusi dengan pakar yaitu manajer jamur tiram. Faktor-faktor kunci inilah yang menjadi dasar penentuan skenario kebijakan. Tahapan teknis pelaksanaan analisis ini antara lain : 1) Penentuan faktor kunci di masa depan, 2) Penentuan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama, 3) Pendeskripsian evolusi kemungkinan masa depan sekaligus penentuan strategi prioritas sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki oleh para pelaku utama dan implikasinya terhadap sistem yang dikaji.

A. IDENTIFIKASI FAKTOR PENGEMBANGAN USAHA

Upaya pengembangan usaha dengan analisis prospektif dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha di masa datang. Berdasarkan identifikasi dengan pakar yaitu manajer jamur tiram yang menjadi responden, terdapat 14 faktor yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Faktor-faktor tersebut disajikan pada Tabel 5.

1. Kemampuan SDM

Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi tersebut. Menurut Prihadi (2004), fungsi esensial SDM adalah memastikan agar organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan strategisnya dengan memiliki SDM yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi secara kuantitas maupun kualitas, kompeten, dan menghasilkan kinerja yang efektif hingga superior pada jabatan masing-masing dan berkontribusi optimal dalam memajukan organisasi. Pada Sari Sehat Multifam manajer jamur tiram bertanggung jawab terhadap bagian produksi hinga penjualan. Pada bagian produksi, manajer bertindak sebagai koordinator yang membawahi 15 orang pekerja. Manajer perusahaan memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian dan berpengalaman selama sepuluh tahun di bidang usaha jamur tiram. Pekerja terdiri dari dua orang lulusan SLTP sedangkan lainnya adalah lulusan SD dan tidak sekolah. Secara teknis, keterampilan pekerja dalam hal budidaya jamur tiram sudah baik karena mereka mempunyai pengalaman kerja yang telah bekerja pada industri jamur tiram lebih dari lima tahun. Adanya pelatihan kerja yang diberikan oleh manajer menambah keahlian masing-masing pekerja sesuai dengan pekerjaannya. Secara manajerial kemampuan SDM kurang dalam hal pengelolaan keuangan, karena tidak ada karyawan yang khusus mengatur keuangan. Saat ini manajer jamur tiram merangkap menjadi pengelola keuangan.

27

Tabel 5. Definisi Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada Sari Sehat Multifarm

No Faktor Definisi

1 Kemampuan SDM Kemampuan SDM dalam mengelola perusahaan baik dari aspek teknis maupun manajerial. Aspek teknis terkait dengan kemampuan SDM secara teknis di lapangan (on farm), sedangkan aspek manajerial mencakup kemampuan SDM dalam mengelola perusahaan (off farm).

2 Kemampuan Permodalan Kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya. Kemampuan permodalan perusahaan dalam hal ini bukan berasal dari pinjaman melainkan murni dari kemampuan perusahaan menggali dana.

3 Kemampuan Manajemen

Keuangan

Kemampuan dalam mengelola aktivitas keuangan perusahaan.

4 Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input pada saat produksi. Dalam hal ini produktivitas yang dikaji adalah produktivitas media tanam (bag log). 5 Kondisi Peralatan Produksi Kondisi peralatan produksi yaitu kondisi peralatan yang

digunakan perusahaan selama proses produksi dan operasi terkait dengan umur peralatan yang digunakan saat ini.

6 Proses Produksi Proses produksi pada usaha jamur tiram yaitu proses mulai dari pembuatan bag log hingga pertumbuhan/budidaya jamur tiram. Proses produksi yang paling penting adalah pembuatan media tanam yang dititikberatkan pada faktor kritis yang menentukan keberhasilan pembuatan media tanam.

7 Kemampuan Teknologi Kemampuan teknologi terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menyerap dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya ditransfer dalam proses operasinya. Kemampuan teknologi dalam hal ini adalah penggunaan autoclave pada proses sterilisasi.

8 Tata Letak Fasilitas Produksi Tata letak fasilitas produksi yang menentukan proses produksi berjalan secara efektif dan efisien.

9 Pengendalian Kualitas Bahan Baku

Pengendalian kualitas bahan baku budidaya jamur tiram yang dilakukan untuk menghindari atau menekan penyebab hama dan penyakit selama budidaya jamur tiram.

10 Pengendalian Produksi Pengendalian produksi dalam hal ini adalah pengendalian produksi bag log dan bibit agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri dan permintaan dari konsumen.

11 Hubungan dengan Pemasok Hubungan kerja sama yang memuat ketentuan kualitas bahan baku, jumlah pasokan dan ketentuan harga agar pasokan bahan baku terjamin sehingga kegiatan produksi berjalan lancar.

12 Riset dan Pengembangan Riset dan pengembangan yang telah dilakukan dan diharapkan dapat diterapkan untuk pengembangan usahanya.

13 Pemasaran Pemasaran yaitu kemampuan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Kemampuan pemasaran perusahaan masih bersifat pasif yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan.

14 Kemampuan Persaingan Kemampuan perusahaan bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

28

2. Kemampuan Permodalan

Kemampuan permodalan yaitu kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya (generating capital). Menurut McCullough (1996), kemampuan permodalan merupakan suatu hal yang penting karena merupakan suatu ukuran atas kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (obligasi atau bentuk hutang lainnya). Perusahaan jamur tiram Sari Sehat Multifarm didirikan menggunakan modal pribadi pemilik tanpa menggunakan pinjaman. Usaha jamur tiram dimulai dengan modal investasi sebesar kurang lebih Rp 90.000.000,00. Tanpa adanya pinjaman, maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar hutang, akan tetapi di sisi lain menyebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha. Hasil perputaran modal digunakan untuk membiayai biaya operasional dan biaya produksi.

3. Kemampuan Manajemen Keuangan

Kemampuan manajemen keuangan dapat dikatakan baik apabila perusahaan mampu mengelola aktivitas keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. Kemampuan manajemen keuangan perusahaan pada saat ini masih kurang efektif dan efisien. Pencatatan keuangan perusahaan hanya menggunakan catatan keuangan sederhana, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem administrasi keuangan perusahaan masih sederhana. Perusahaan tidak memiliki laporan keuangan yang rinci, hanya dilakukan pencatatan sederhana untuk pendapatan dan pengeluaran yang terjadi. Kas yang dimiliki Sari Sehat Multifarm diperoleh dari hasil penjualan jamur tiram, bibit, dan bag log. Pada setiap kegiatan usaha, uang kas dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.

4. Produktivitas

Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input pada saat proses produksi. Dalam hal ini produktivitas yang dikaji adalah produktivitas media tanam (bag log). Perhitungan produktivitas ditinjau dari jumlah bag log yang berhasil ditumbuhi miselia dibandingkan dengan jumlah bag log yang diproduksi. Proses produksi menentukan produktivitas bag log yang dihasilkan. Produktivitas bag log kurang lebih sebanyak 90-95%, sedangkan produk gagal sekitar 5-10% dari jumlah produksi. Perhitungan terhadap produk yang gagal dilakukan per bulan.

5. Kondisi Peralatan Produksi

Kondisi peralatan produksi yaitu kondisi peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan. Menurut Hirawan (1996), kondisi mesin dan peralatan dapat dilihat dari umur ekonomisnya. Jika umur mesin dan peralatan yang digunakan semakin tua, maka kemampuannya untuk bekerja secara optimal sesuai kapasitasnya tidak bisa tercapai. Investasi mesin dan peralatan perlu dilakukan untuk peremajaan sesuai dengan umur ekonomisnya. Peralatan dalam proses produksi adalah peralatan yang digunakan mulai dari pengomposan, pembuatan media tanam, budidaya jamur tiram hingga panen yaitu cangkul, timbangan, pengayak, cincin bambu, sekop, plastik, kapas, autoclave, sendok tanam, masker, sprayer, dan lampu spirtus. Untuk pembuatan bibit di laboratorium alat yang digunakan

29

adalah peralatan gelas seperti tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri, dan lain-lain. Selain itu juga digunakan panci presto, kompor gas, lampu spirtus, dan laminar airflow yang digunakan untuk kultur jaringan. Secara keseluruhan berdasarkan umur ekonomisnya, peralatan yang dimiliki perusahaan adalah relatif baik. Di antaranya termasuk baru, yaitu autoclave dan laminar airflow yang dibeli pada tahun 2008.

6. Proses Produksi

Proses produksi menentukan produk yang dihasilkan. Proses produksi pada usaha jamur tiram yaitu proses mulai dari pembuatan bag log hingga pertumbuhan/budidaya jamur tiram. Proses produksi yang menjadi faktor kritis atau yang paling penting dalam budidaya jamur tiram adalah proses pembuatan media tanam (bag log). Proses ini menentukan keberhasilan jumlah bag log yang dihasilkan. Dalam rangkaian proses pembuatan media tanam, proses yang penting adalah sterilisasi dan inkubasi. Sterilisasi menggunakan autolclave yang berkapasitas 1000 bag log selama enam jam. Dalam proses ini bag log harus dipastikan mengalami sterilisasi sempurna sehingga steril dari mikroba, karena yang diharapkan tumbuh nantinya hanya jamur tiram. Penggunaan autoclave pada proses sterilisasi mempermudah proses karena lebih mudah dan lebih menghemat bahan bakar. Proses inkubasi juga merupakan proses yang penting karena proses ini menentukan keberhasilan miselia yang tumbuh pada bag log. Pengontrolan keadaan lingkungan dilakukan agar miselia tumbuh dengan baik. Pengontrolan dilakukan pada suhu yaitu 25-300C dan kelembaban idealnya 50%. Proses ini harus dijaga kesterilannya untuk mencegah kontaminasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan miselia.

7. Kemampuan Teknologi

Kemampuan teknologi yaitu terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menyerap dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya ditransfer dalam proses operasinya. Teknologi juga penting dalam proses produksi jamur tiram, dimana perannya dapat meningkatkan produksi serta mutu jamur tiram. Salah satu proses produksi yang penting untuk menjamin keberhasilan panen adalah pada proses sterilisasi. Kemampuan teknologi dalam hal ini adalah penggunaan autoclave pada proses sterilisasi. Teknologi yang digunakan untuk proses sterilisasi pada perusahaan jamur umumnya masih menggunakan drum-drum yang dipanaskan. Perkembangan teknologi dalam proses sterilisasi pun

Dokumen terkait