BAB III METODE
3.2 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
44
BAB III METODE
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu hal yang perlu ditentukan ketika akan melakukan sebuah penelitian. Metode penelitian diperlukan dan dimanfaatkan sebagai sebuah alat ukur pada saat akan menguji, mencari solusi-solusi, memecahkan permasalahan yang ada, menyimpulkan dan mencapai tujuan yang ingin dicapai pada penelitian tersebut.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2017:3).
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang penemuan-penemuannya dapat diperoleh melalui prosedur statistik atau metode kuantitatif lainnya (metode pengukuran). Metode penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya sistematis, terencana dengan matang dan terstruktur dengan jelas mulai dari perancangan hingga perumusan. Fokus penelitian kuantitatif adalah pada gejala-gejala (disebut variabel) yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam kehidupan manusia (Anshori, 2019).
3.2 Operasional Variabel dan Skala Pengukuran 3.2.1 Operasional Variabel
Berdasarkan judul dalam penelitian yang diangkat yaitu pengaruh media sosial instagram dan tiktok terhadap pembentukan budaya alone together (studi kasus pada mahasiswa telkom university), terdapat dua variabel yang telah ditetapkan pada penelitian ini, dalam variabel-variabel ini terdapat indikator pengukuran yang kemudian dirumuskan menjadi item-item pernyataan yang akan digunakan pada kuesioner penelitian.
Operasionalisasi variabel pada penelitian ini dijelaskan dengan lebih rinci pada tabel dibawah, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Indikator Pertanyaan Skala
Media sosial Instagram (X1)
Hastag 3.3.2.1 Aktif membuka aplikasi Instagram 3.3.2.2 Memberikan interaksi pada foto atau video yang diposting dalam hastag
Likert
3.3.2.3 Pernah mengupload foto menggunakan hastag
Lokasi 3.3.2.4 Pernah mengunggah foto dan video kegiatan sehari-hari dengan mencantumkan geotag/lokasi
3.3.2.5 Fitur Geotag/Lokasi membantu pencarian tempat
3.3.2.6 Geotag/Lokasi di Instagram akurat
Likert
Komentar 3.3.2.7 Aktif memberikan komentar dan menanggapi komentar dari pengguna lain
3.3.2.8 Aktif memberikan komentar kepada komunitas
3.3.2.9 Senang memberikan komentar pada postingan/story
Likert
Like 3.3.2.10 Aktif memberikan like dan menanggapi komentar dari pengguna lain
3.3.2.11 Aktif memberikan like pada postingan video
3.3.2.12 Aktif memberikan like pada postingan foto
Mention 3.3.2.13 Sering melakukan mention (@) untuk menanggapi pengguna lain.
3.3.2.14 Sering menggunakan mention pada postingan foto
3.3.2.15 Sering menggunakan mention pada postingan video
Follow 3.3.2.16 Mengikuti perkembangan mode dan gaya hidup dari akun
Likert
Share 3.3.2.19 Sering membagikan
unggahan foto dan video ke media sosial lainnya.
3.3.2.20 Fitur share yang digunakan oleh akun menandakan bahwa akun tersebut aktif dan terbuka menyebarkan informasi.
3.3.2.21 Fitur share ke media sosial lain memudahkan untuk melihat akun orang lain pada Instagram
Likert
Media sosial Tiktok (X2)
Partisipasi 3.3.2.22 Sering membuka aplikasi Tiktok
3.3.2.23 Menghabiskan waktu untuk membuat video Tiktok
3.3.2.24 Tertarik melihat video yang ada pada aplikasi Tiktok
Likert
Keterbukaan 3.3.2.25 Tertarik dengan fitur yang disediakan Tiktok
3.3.2.26 Suka dengan fitur terbaru tiktok
3.3.2.27 Mengikuti trend di beranda tiktok
Percakapan 3.3.2.28 Aktif memberikan komentar dan menanggapi komentar dari pengguna lain
3.3.2.29 Sering menggunkan fitur
komentar untuk menanggapi pengguna lain.
Komunitas 3.3.2.30 Mengikuti perkembangan lagu-lagu pada aplikasi Tiktok digunakan oleh akun menandakan bahwa akun tersebut aktif dan terbuka menyebarkan informasi.
3.3.2.33 Fitur share ke media sosial lain memudahkan untuk melihat akun orang lain pada TIkTok
Budaya alone together (Y)
Sibuk sendiri 3.3.2.34 Ketika berkumpul dengan teman lebih fokus pada gadget.
3.3.2.35 Takut kehilangan koneksi atau jaringan ketika sedang sendirian.
3.3.2.39 Merasa tersisihkan ketika berkumpul dengan orang lain.
3.3.2.40 Orang-orang berada di sekitar saya tetapi saya merasa jiwa saya tidak bersama mereka.
3.3.2.41 Saya tidak berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar saya.
Likert
48
3.3.2.42 Saya lebih nyaman bermain media sosial dibandingkan berinteraksi saat berkumpul
3.3.2.43 Saya merasa tersisihkan ketika berkumpul dengan teman-teman.
Berdasarkan tabel 3.1 terdapat pernyataan untuk rancangan kuesioner. Rancangan kuesioner pada operasionalisasi variabel ini disusun berdasarkan variabel-variabel penelitian, dimensi, indikator, dan alat ukur. Penyusunan rancangan kuesioner ini dimaksudkan untuk kemudian dibagikan kepada responden yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
3.2.2 Skala Pengukuran
Pengumpulan data primer penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner kepada masing-masing sampel baik secara langsung ataupun melalui internet (media sosial atau email). Kuisioner merupakan instumen penelitian untuk mendapatkan informasi variable dalam kondisi responden berjumlah banyak. Kuisioner penelitian ini didesain dengan skala likert dengan pengisian menggunakan tanda centang pada kolom skor yang diinginkan responden (Siyoto, 2015). Skala likert menjelaskan kuantifikasi untuk pengukuran pendapat, sikap atau persepsi seseorang terhadap suatu fenomena.
Kuesioner yang digunakan memiliki 5 skala likert mulai dari gradasi sangat positif sampai negatif. Berikut keterangannya:
1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju
3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
Skala rating linkert dalam penelitian ini menggunakan lima kolom pilihan jawaban yang disediakan, yaitu : Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Netral (AS), Sesuai (S) dan Sangat Sesuai (SA). Penilaian jawaban bergerak dari 1,2,3,4,5.
Peneliti menggunakan respon diatas karena jawaban tersebut relatif sesuai dengan respon masing-masing aitem. Selain itu jawaban dari skala ini juga bertujuan untuk mengetahui keadaan subjek. Peneliti ingin mengetahui pernyataan tersebut sesuai atau
tidak seperti yang dialami subjek tersebut sehingga peneliti memilih respon jawaban sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai kepada subjek. Hal tersebut disesuaikan dengan bunyi aitem yang peneliti gunakan.
Adapun alasan peneliti menggunakan respon pilihan ganjil karena peneliti berpedoman bahwa skala likert sebaiknya memiliki pilihan jawaban ragu-ragu atau netral. Menurut Suliyanto (2011) jawaban dari skala likert dibuat ganjil dan memuat pilihan jawaban netral atau ragu-ragu. Pilihan jawaban netral tetap dipertahankan karena pada opsi genap akan memaksa responden untuk memilih sikap yang jelas terhadap pernyataan yang diberikan sedangkan jumlah opsi ganjil memfasilitasi responden yang belum memiliki sikap yang jelas. Pemaksaan tersebut dapat menimbulkan eror pengukuran, karena skor yang dihasilkan tidak benar- benar menggambarkan diri responden (Widhiarso, 2010). Adapun respon pilihan satu hingga lima karena peneliti peneliti menggunakan rentang tersebut karena peneliti berasumsi bahwa respon pilihan tersebut lebih mudah dipahami disbanding dengan respon pilihan yang lebih banyak missal tujuh atau Sembilan.