• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain, (Hacth dan Farhady 19981, dalam Sugiyono, 2009:60). Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:

1. Variabel independen atau variabel yang mempengaruhi dalam penelitian ini yaitu program ruang busa.

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, (Sugiyono, 2009:61). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keterampilan gerak dasar dan empati siswa sekolah dasar.

Instrument yang di gunakan penulis untuk kemampuan gerak dasar yaitu teknik observasi dan evaluasi gerak dasar yang berisikan beberapa gerak dasar yang cenderung dilakukan anak dalam kehidupan sehari-hari. Instrumen ini dikembangkan oleh Adang Suherman (2008), dimana terdapat 5 instrumen untuk observasi gerak dasar, yaitu : lari, lompat, lempar, menangkap, dan menendang. Beberapa alasan penentuan gerak dasar di atas Adang Suherman (2008) mengungkapkan sebagai berikut :

1. Gerak dasar tersebut cenderung merupakan gerak dasar utama yang sangat penting untuk perkembangan gerak lebih lanjut.

2. Gerak dasar tersebut cenderung digunakan siswa dalam kehidupan sehari-hari. 3. Gerak dasar tersebut potensial dapat dijadikan item tes objektif

4. Gerak dasar tersebut mampu membedakan perkembangan gerak siswa yang memiliki keterlambatan dan keistimewaan.

Berikut adalah format instrumen observassi gerak dasar : a. Instrumen Obsevasi Gerak Dasar

1) Lari

Nama siswa : ... tgl/bln/th lahir:... • Posisi observasi :

Gerak dasar lari diobservasi dari dua posisi, yaitu dari samping dan dari belakang. Observasi dari samping dilakukan kira-kira berjarak 7 meter ditujukan untuk mengamati gerakan lengan dan tungkai dari samping. Observasi dari belakang ditujukan untuk mengobservasi gerakan tungkai

ditetapkan. Agar larinya maksimal anak dapat diamati dalam situasi kompetisi. Sebaiknya jarak harus cukup jauh agar mencapai kecepatan maksimal namun jangan sampai anak kelelahan. Waktu istirahat yang cukup harus diberikan diantara waktu percobaan.

• Aba-aba : pada saat mendengar aba-aba “YA”, ibu/bapa ingin anda berlari secepat-cepatnya menuju (pohon,garis, dsb). Siaap, ya!

• Beberapa pertimbangan :

Observasi memiliki cukup banyak waktu mengobservasi gerakan lari siswa (tidak pada saat akselerasi maupun finish)

Untuk menghindari kelelahan, jarak lari anak dibawah enam tahun antara 5-8 meter.

Tabel 3.1

Instrumen Observasi Lari

KOMPONEN

ASPEK OPTION

GERAKAN YA TIDAK

TUNGKAI panjang dan kecepatan langkah maksimal

DARI

SAMPING Fase melayang terlihat jelas

Kaki tumpu merentang secara penuh

betis kaki ayun bergerak sejajar dengan tanah

LENGAN lengan mengayun secara vertikal berlawanan dengan tungkai

kedua lengan membengkok membentuk sudut 90 derajat

TUNGKAI

gerakan memutar pada saat recovery tungkai dan kaki sangat kecil

DARI BELAKANG TOTAL SKOR % STATUS AWAL/TRANSISI/MATANG

Gambar. 3.3 Gerakan Berlari • Tingkat kemampuan :

Awal : apabila kemampuannya (total skor) kurang dari 50% Transisi : apabila kemampuannya (total skor) lebih dari 50% dan < 100%

Matang : apabila kemampuannya (total skor) 100% 2) Lompat

Nama siswa : ... tgl/bln/th lahir:... • Posisi observasi :

Observasi gerak dasar melompat dilakukan dari sisi yang dirasakan nyaman bagi observer. Pelaku memulai lompatan dari posisi relaks dengan kedua ujung jari kaki menempel pada garis start. Perhatian harus ditekankan agar siswa tidak start dari posisi yang tidak nyaman.

• Aba-aba : pada saat mendengar aba-aba “ya”, ibu/bapa ingin anda melompat dengan keduan kaki sejauh-jauhnya. Siaaaap ya!

lunak. Lompatan dimulai dari tanda start, lebih baik apabila diberi gambar dua telapak kaki.

Tabel 3.2

Instrumen Observasi Lompat

Gambar.3.4. Gerakan Melompat KOMPONEN ASPEK OPTION GERAKAN YA TIDAK

Mengayun tinggi ke belakang untuk memaksimalkan lompatan LENGAN

Selama take off (tinggal landas) ayunan ke depan dan ke atas dengan

menggunakan kekuatan

Lengan dipertahankan tinggi selama gerakan melompat

TOGOK Togok cenderung condong ke depan kira-kira 45 derajat

Melompat ke depan buka ke atas

Bengkokkan tungkai konsisten dengan sudut yang tajam TUNGKAI

DAN PAHA

Take off dilakukan dengan pelurusan sendi paha, lutut, dan angkle secara penuh

Sebelum mendarat, paha parallel dengan tanah sementara kaki bagian bawah menggantung secara vertical

Berat badan saat mendarat berada di depan TOTAL

SKOR

%

• Tingkat kemampuan :

Awal : apabila kemampuannya (total skor) kurang dari 50% Transisi : apabila kemampuannya (total skor) lebih dari 50% dan < 100%

Matang : apabila kemampuannya (total skor) 100% 3) Lempar

Nama siswa : ... tgl/bln/th lahir:... • Posisi observasi :

Gerak dasar lempar dilakukan dari sisi tangan lempar pelempar. Namun demikian jangan sampai mengganggu kenyamanan pelempar untuk melakukan lemparan.

• Aba-aba : pada saat mendengar aba-aba “YA”, ibu/bapa ingin anda melempar bola ini sejauh-jauhnya. Siaap, ya!

• Beberapa pertimbangan :

Lemparan dilakukan di tempat luas, tidak licin, dengan menggunakan bola yang nyaman dipegang siswa. Bola dapat diganti dengan bola yang

Gambar .3.5 Gerakan Melempar • Tingkat kemampuan :

Awal : apabila kemampuannya (total skor) kurang dari 50% Transisi : apabila kemampuannya (total skor) lebih dari 50% dan < 100%

Matang : apabila kemampuannya (total skor) 100%

KOMPONEN

ASPEK

OPTION

GERAKAN YA TIDAK

LENGAN Lengan lempar diayunkan ke belakang dalam proses persiapan

Sikut lengan yang satu lagi diangkat untuk mengimbangi gerakan lengan

lempar

Sikut lempar bergerak merentang ke depan secara horizontal

Lengan bagian atas berputar membentuk gerakan lacutan diakhiri dengan

ibu jari menghadap ke bawah

TOGOK

Togok bergerak menyamping sejajar dengan arah lempar pada saat

gerakan persiapan

Bahu lengan lempar turun lebih rendah pada saat persiapan

Putaran tubuh diawali dari panggul, paha, tungkai, dan bahu pada saat

gerakan melempar

TUNGKAI Berat badan berada pada kaki belakang pada saat gerakan persiapan DAN KAKI

Segera setelah berat badan pindah ke kaki depan dilanjutkan dengan

gerakan langkah oleh kaki belakang

TOTAL

SKOR

%

Nama siswa : ... tgl/bln/th lahir:... • Posisi observasi :

Observasi gerak dasar menengkap dilakukan dari depan siswa dengan posisi menghadap siswa. Observer melakukan lemparan dari bawah, bola yang dilempar kecil dan lunak, lemparan kira-kira setinggi dada siswa dengan jarak kira-kira 3 m.

• Aba-aba : ibu/bapa ingin anda menangkap bola ini manakala ibu/bapa lemparkan bola pada anda. Siaap, ya!

• Beberapa pertimbangan :

Berat dan besar bola merupakan factor penting, untuk itu gunakan bola yang lunak, tidak terlalu berat, kurang lebih sebesar bola tenis, lemparan terlalu tinggi atau rendah harus diulang.

Tabel 3.4

Instrumen Observasi Menangkap

KOMPONEN

ASPEK

OPTION

GERAKAN YA TIDAK

KEPALA

Kepala menghadap ke depan dengan mata fokus pada gerakan bola

yang akan ditangkap

Kedua lengan bagian atas rilek di samping badan sementara itu lengan

bagian bawah menjulur di depan badan

LENGAN Kedua lengan mengeper untuk menyerap berat bola

Gerakan kedua lengan sesuai dengan gerakan bola

Kedua ibu jari sejajar bersebelahan satu sama lainnya TANGAN Kedua tangan menangkap bola dengan tepat secara bersamaan

Semua jari tangan bergerak menangkap bola secara efektif

TOTAL

SKOR

%

Gambar.3.6 Gerakan Menangkap • Tingkat kemampuan :

Awal : apabila kemampuannya (total skor) kurang dari 50% Transisi : apabila kemampuannya (total skor) lebih dari 50% dan < 100%

Matang : apabila kemampuannya (total skor) 100% 5) Menendang

Nama siswa : ... tgl/bln/th lahir:... • Posisi observasi :

Observasi gerak dasar menengkap dilakukan dari sisi kaki tending siswa dengan jarak yang dirasakan nyaman bagi observer.

• Aba-aba : pada saat mendengar aba-aba “ya”, ibu/bapa ingin anda menendang bola ini sekeras-kerasnya dan sejauh-jauhnya. Siaaaap ya! • Beberapa pertimbangan :

Gunakan bola yang lunak agar anak tidak merasa takut dalam melakukan geralan menendang. Besar bola kira-kira sebesar bola voli. Tempatkan

harus diawali dengan lari awalan Tabel 3.5

Instrumen Observasi Menendang

Gambar.3.7. Gerakan Menendang • Tingkat kemampuan :

Awal : apabila kemampuannya (total skor) kurang dari 50% Transisi : apabila kemampuannya (total skor) lebih dari 50% dan < 100%

Matang : apabila kemampuannya (total skor) 100%

KOMPONEN

ASPEK

OPTION

GERAKAN YA TIDAK

Kedua lengan mengayun secara berlawanan pada proses gerak menendang LENGAN

DAN

TOGOK Togok membengkok pada bagian pinggang pada proses gerak lanjut

Gerakan kaki tending dimulai dari pangkal paha

TUNGKAI Kaki tumpu ditekuk sedikit pada saat kaki tending kontak bola Kaki tendang mengayun maksimal

Gerak lanjut kaki tendang tinggi, tumit kaki tumpu terangkat

TOTAL

SKOR

%

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang dilakukan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif ( Sugiyono, 2009:133). Sedangkan untuk mengukur aspek-aspek psikologis dengan menggunakan angket empati dari (Albert Mehrabian dan Norman Epstein) yang sudah dimodifikasi dengan skala Guttman, dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju” atau “Ya” atau “Tidak”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan (Sugiyono, 2009:139). Skala guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0, Analisa dilakukan seperti pada skala Likert.

Adapun langkah-langkah dalam penyusunan instrumen penelitian, penulis merumuskannya sebagai berikut:

1. Membuat dan menyusun kisi-kisi angket tes sikap terhadap aktivitas jasmani. 2. Membuat dan menyusun skala penilaian dari tes sikap yang berpatokan

kepada sub komponen yang telah dibuat. Mengenai pembuatan soal yang mengacu pada sub komponen, Surakhmad (1989:184) mengemukakan sebagai berikut:

a. Rumuskan setiap pernyataan sejelas-jelasnya dan seringkas-ringkasnya.

b. Mengajukan pernyataan-pernyataan yang memang dapat dijawab oleh responden, pernyataan mana yang menimbulkan kesan agresif.

dari sumber lain.

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa untuk instrument angket empati, penulis mengacu pada skala yang di kembangkan oleh Albert Mehrabian dan Norman Epstein. Skala yang diutarakan oleh Albert Mehrabian dan Norman Epstein (1971) adalah sebagai berikut ; (1) Kerentanan terhadap pengaruh emosional, (2) Apresiasi terhadap perasaan orang lain yang tidak dikenal, (3) Reaksi emosional yang berlebihan, (4) Kecenderungan untuk tergerak berdasarkan pengalaman emosional positif orang lain, (5) Kecenderungan untuk tergerak berdasarkan pengalaman emosional negatif orang lain, (6) Kecenderungan memiliki rasa simpati, dan (7) Kesediaan untuk berhubungan dengan orang lain yang memiliki masalah.

Penulis menyusun angket sebanyak 42 butir pernyataan, yang terdiri atas 21 pernyataan positif dan 21 pernyataan negatif. Setiap nomor soal pada setiap komponen di random atau diacak untuk mencegah terjadinya bias dalam pengumpulan data.

Tabel 3.6

Kisi-kisi Angket Empati

Teori Albert Mehrabian dan Norman Epstein

Variabel Sub Variabel NO SOAL

+ -

Empati Kerentanan terhadap pengaruh emosional

yang tidak dikenal

Reaksi emosional yang berlebihan 8,9,17 23,2,34 Kecenderungan untuk tergerak

berdasarkan pengalaman emosional positif orang lain

14,7,35 22,6,36

Kecenderungan untuk tergerak berdasarkan pengalaman emosional negatif orang lain

16,19,37 30,13,38

Kecenderungan memiliki rasa simpati 31,29,39 26,33,40 Kesediaan untuk berhubungan dengan

orang lain yang memiliki masalah

12,25,41 21,32,42

c. Uji Coba Instrumen

Sebuah instrumen dapat digunakan dalam penelitian apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian terhadap instrumen yang dibuat dengan cara diuji coba. Uji coba dilakukan pada tanggal 15 Desember 2010 di SDN Cibiru, uji coba diberikan pada 30 orang responden .

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Empati

Setelah pelaksanaan uji coba angket, selanjutnya penulis menentukan kadar validitas dan reliabilitas terhadap setiap butir pernyataan dari responden. Mengenai validitas ini Sugiyono (2009:173) menjelaskan bahwa, “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

dipercaya dan diakui oleh banyak orang bahwa alat ukur tersebut layak digunakan untuk mengukur.

Adapun langkah yang ditempuh dalam menentukan validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan menyeleksi angket dari kemungkinan adanya butir soal yang tidak dijawab oleh responden.

2. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan setiap responden.

3. Memasukkan atau meng-input data yang diperoleh pada program komputer Microsoft Excel.

4. Selanjutnya data tersebut diolah dengan teknik person correlation pada

Statistical Product and Service Solution (SPSS) Seri 17

Pengujian validitas tiap butir soal digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Masrun (1979) dalam Sugiyono (2009:188) menyatakan bahwa, “Teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan.” Korelasi yang digunakan adalah korelasi

Pearson Moment, yaitu mengkorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total.

Berdasarkan analisis validitas instrumen dari setiap butir penelitian yang berjumlah 42 butir pertanyaan dan pernyataan, diperoleh 25 butir soal yang valid yang mewakili. Berikut penulis sajikan hasil uji coba instrument:

No Pernyataan Pernyataan Pearson Correlation

Sig.(2-tailed) Keterangan +/-

1 Saya turut merasa sedih melihat korban banjir pada acara televise

+ 0.509 0.004 Valid

2 Saya marah ketika seseorang mencorat-coret buku saya

- 0.325 0.080 Tidak Valid

3 Orang –orang yang saya lihat di tempat umum terlihat tenang dan ramah

- 0.391 0.033 Tidak Valid

4 Saya biasa saja ketika teman sedih - 0.303 0.104 Tidak Valid 5 Saya turut merasa risau ketika

teman-teman di kelas merasa gelisah

+ 0.518 0.003 Valid

6 Saya merasa tidak senang ketika teman-teman tertawa

- 0.312 0.93 Tidak Valid

7 Saya suka melihat orang membuka hadiah + 0.285 0.127 Tidak Valid 8 Lagu yang dinyanyikan itu membuat saya

merasa bersemangat

+ 0.508 0.004 Valid

9 Saya merasa ikut bersedih ketika menyampaikan kabar buruk kepada teman

+ 0.520 0.003 Valid

10 Teman-teman sekelas membuat saya merasa senang dan sedih

+ 0.484 0.007 Valid

11 Teman penyendiri mungkin punya sifat tidak ramah

- 0.312 0.093 Tidak Valid

12 Saya senang menghibur teman yang sedang sedih

+ 0.432 0.017 Valid

13 Saya akan membenci teman ketika ia berbuat tidak baik terhadap orang lain

- 0.124 0.545 Tidak Valid

14 Saya gembira ketika sahabat saya menjadi juara kelas

+ 0.275 0.141 Tidak Valid

15 Saya tidak suka melihat orang manja terhadap orang tuanya

- 0.055 0.131 Tidak Valid

16 Saya ikut bersedih melihat orang lain menangis

+ 0.444 0.014 Valid

17 Saya sangat senang karena menjadi juara kelas

+ 0.512 0.004 Valid

18 Mengikuti prilaku dalam film Upin-Ipin adalah sesuatu yang agak bodoh

+ 0.540 0.002 Valid

19 Saya sangat marah ketika melihat orang diperlakukan tidak baik

+ 0.430 0.018 Valid

20

Ketika tidak mengerjakan pekerjaan rumah saya tidak takut dimarahi ibu guru meskipun semua teman-temanku merasa

21 Saya malas menghibur teman yang sedang sedih

- 0.524 0.003 Valid

22 Saya merasa tidak senang melihat teman mendapatkan nilai ulangan yang bagus

- 0.462 0.010 Valid

23 Saya tidak suka jika seorang teman menirukan gaya bicara Upin-Ipin

- 0.444 0.14 Valid

24 Saya tidak menghiraukan permintaan teman yang meminta bantuan

- -0.022 0.909 Tidak Valid

25 Saya menanyakan kabar teman karena ia tidak masuk sekolah karena sakit

+ 0.638 0.000 Valid

26 Saya tidak mengerti mengapa seorang teman merasa sangat sedih

- 0.415 0.022 Valid

27 Saya sangat sedih ketika melihat seekor binatang kesakitan

+ 0.214 0.256 Tidak Valid

28 Saya turut sedih melihat orang yang mengemis di tengah keramaian

+ 0.378 0.040 Tidak Valid

29 Saya sedih melihat seorang kakek yang sudah tidak berdaya

+ 0.192 0.308 Tidak Valid

30

Saya merasa biasa saja ketika ada teman yang mengganggu saat saya mengerjakan tugas

- 0.298 0.109 Tidak Valid

31 Saya sangat sedih melihat seorang pengemis dijalan

+ 0.447 0.013 Valid

32 Ketika akan bermain saya tidak mengajak teman yang terlihat murung dan sedih

- 0.295 0.113 Tidak Valid

33

Membantu teman mengerjakan pekerjaan rumah sama saja dengan membiarkan ia mencontek

- 0.366 0.047 Tidak Valid

34 Saya marah ketika teman sekelas mengganggu

- 0.247 0.188 Tidak Valid

35 Saya ikut gembira ketika tim sepakbola sekolah saya menang

+ 0.488 0.006 Valid

36 Saya tidak senang mendengar teman sekelas bernyanyi

- 0.407 0.026 Valid

37 Saya tidak senang melihat teman sekelas merusak pohon di halaman sekolah

+ -0.059 0.757 Tidak Valid

38 Saya tidak peduli melihat teman sekelas membuang sampah sembarangan

- 0.447 0.013 Valid

39 Saya senang membantu korban banjir dengan menyumbang uang

+ 0.571 0.001 Valid

40 Saya tidak senang melihat teman sekelas menangis

- 0.136 0.473 Tidak Valid

41 Saya merasa senang membantu teman yang mengalami kesulitan

Keterangan:

1) Jika koefisien korelasi (Pearson correlation) > 0,3 dinyatakan valid 2) Jika koefisien korelasi (Pearson correlation) < 0,3 dinyatakan tidak valid 3) Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka item tes tidak valid

4) Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka item tes valid

Hasil analisis secara lengkap mengenai uji validitas instrumen angket, penulis sajikan pada bagian lampiran.

Selanjutnya item pernyataan yang valid tersebut diuji tingkat reliabilitasnya. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik belah dua, yaitu membagi item soal yang valid ke dalam dua kelompok ganjil dan genap atau belah dua (split half). Selanjutnya skor total kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.

Adapun hasil uji reliabilitas pada uji coba instrumen yang ke-1 diperoleh reliabilitas dengan Cronbach’ Alpha 0.816 yang terdiri atas 25 item soal. Berdasarkan kriteria keputusan bahwa apabila Cronbach’ Alpha > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel. Berikut adalah tabel 3.4 hasil uji reliabilitas ke-1 dengan analisis data SPSS Serie-17.

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Nilai r hitung Cronbach's Alpha 0,816

Jika r hitung Cronbach's Alpha 0,4 > 0,6 maka tingkat reliabilitas cukup baik Jika r hitung Cronbach's Alpha lebih dari 0,6 maka tingkat reliabilitas sangat baik

Jika reliabilitas nilai Cronbach’ Alpha semakin mendekati angka 1 (satu), maka instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka instrumen yang diujicobakan layak untuk digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian layak digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Selanjutnya butir yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes yang hendak penulis teliti kepada sampel yang sebenarnya.

Berikut adalah kisi-kisi dan angket setelah dilakukan ujicoba angket. Tabel. 3.9

Tabel Angket Empati Setelah Ujicoba

Variabel Sub Variabel Pernyataan

No Soal

+ -

Empati

Kerentanan terhadap pengaruh emosional

1. Saya turut merasa risau ketika teman-teman di kelas merasa gelisah. (+)

2. Teman-teman sekelas membuat saya merasa senang dan sedih. (+) 3. Saya biarkan permintaan teman

yang meminta bantuan. (-)

1,3 6

Apresiasi terhadap perasaan orang lain yang tidak dikenal

1. Mengikuti perilaku dalam film Upin-Ipin adalah sesuatu yang agak bodoh. (+)

2. Saya turut sedih melihat orang yang

3. Saya turut merasa sedih melihat korban banjir di televise. (+)

4. Saya tidak suka melihat orang yang manja terhadap orang tuanya (-)

Kemampuan reaksi emosional yang berlebihan

1. Saya sangat senang karena menjadi juara kelas. (+)

2. Saya merasa ikut bersedih ketika menyampaikan kabar buruk kepada teman. (+)

3. Lagu yang dinyayikan itu membuat saya merasa bersemangat. (+) 4. Saya marah ketika teman

mencorat-coret buku saya. (-)

25,13,2 11

Kecenderungan untuk tergerak berdasarkan pengalaman emosional positif orang lain

1. Saya ikut gembira ketika tim sepakbola sekolah saya menang. (+) 2. Saya tidak senang mendengar teman

sekelas saya bernyanyi. (-)

3. Saya merasa tidak senang melihat teman mendapatkan nilai ulangan yang bagus. (-)

12 20,7

Kecenderungan untuk tergerak berdasarkan pengalaman emosional 80negatif orang lain

1. Saya ikut bersedih melihat orang lain menangis. (+)

2. Saya sangat marah ketika melihat orang diperlakukan tidak baik. (+) 3. Saya tidak peduli melihat teman

sekelas membuang sampah sembarangan. (-)

16,21 8

Kecenderungan memiliki rasa simpati

1. Saya sangat sedih melihat seorang

banjir dengan menyumbang uang. (+)

3. Membantu teman mengerjakan PR sama saja dengan membiarkan ia mencontek. (+)

4. Saya tidak mengerti mengapa seorang teman merasa sangat sedih. (-)

Kesediaan untuk berhubungan dengan orang lain yang memiliki masalah

1. Saya senang menghibur teman yang sedang sedih. (+)

2. Saya menanyakan kabar teman karena ia tidak masuk sekolah karena sakit. (+)

3. Saya malas menghibur teman yang sedang sedih. (-)

4. Saya tidak suka belajar dengan orang teman yang bodoh. (-)

10,14 15,22

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Keterampilan Gerak Dasar Sedangkan untuk instrumen gerak dasar juga diujicobakan terhadap responden dan dianalisis dengan menggunakan spss. Kriteria validitas dapat ditentukan dengan melihat nilai pearson correlation (nilai r-hitung) dan Sig. (2-tailed). Jika Nilai pearson correlation (r-hitung) > nilai pembanding berupa r-tabel, maka item tersebut valid. Atau jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti item tersebut valid dan berlaku sebaliknya. r-kritis bisa menggunakan tabel r atau dengan uji -t.

0.444, dengan demikian makna dari data yang diperoleh penulis sajikan sebagai berikut :

Tabel.3.10

Tabel Uji Validitas Instrumen Keterampilan Gerak Dasar

r- hitung r- tabel N20 = 0.444 Keterangan melompat 0.597 0.444 Valid menendang 0.701 0.444 Valid menangkap 0.562 0.444 Valid berlari 0.463 0.444 Valid melempar 0.701 0.444 Valid

Adapun hasil uji reliabilitas pada uji coba instrumen diperoleh reliabilitas dengan Cronbach’ Alpha 0.806. Berdasarkan kriteria keputusan bahwa apabila Cronbach’ Alpha > 0,6 maka instrumen dinyatakan reliabel. Berikut adalah tabel 3.11 hasil uji reliabilitas dengan analisis data SPSS Serie-17.

Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

Nilai r hitung Cronbach's Alpha 0,806

Jika r hitung Cronbach's Alpha 0,4 > 0,6 maka tingkat reliabilitas cukup baik Jika r hitung Cronbach's Alpha lebih dari 0,6 maka tingkat reliabilitas sangat baik

Jika reliabilitas nilai Cronbach’ Alpha semakin mendekati angka 1 (satu), maka instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka instrumen yang diujicobakan layak untuk digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian layak digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Selanjutnya butir yang valid tersebut akan digunakan sebagai alat tes yang hendak penulis teliti kepada sampel yang sebenarnya.

Dokumen terkait