• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Pemberdayaan Mitra Kerja dan Masyarakat

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BPOM RI (Halaman 37-63)

Jumlah Perkara Tahun 2017 Berdasarkan Jenis Pelanggaran

III. Optimalisasi Pemberdayaan Mitra Kerja dan Masyarakat

BPOM melakukan fungsi pengawasan tiga lapis, yaitu produsen, pemerintah dan masyarakat.

Sebagai salah satu pilar dalam pengawasan obat dan makanan, masyarakat harus terus diedukasi dan diberi informasi yang benar tentang keamanan obat dan makanan agar daat melindungi dirinya sendiri dari risiko kesehatan yang ditimbulkan akibat obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat keamanan, khasiat dan mutu.

BPOM melakukan penyebaran informasi melalui berbagai saluran komunikasi termasuk dengan memanfaatkan pers/media. BPOM telah menerbitkan 49 Siaran Pers dimana 19 diantaranya melalui penyelenggaraan konferensi pers dan juga menerbitkan 25 (lima) penjelasan/klarifikasi berita terkait hoax. Seluruh siaran pers dan penjelasan/klarifikasi berita

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 33 dipublikasikan juga melalui website dan media sosial BPOM. Selain itu telah dilaksanakan pula 45 kali talkshow atas permintaan televisi swasta nasional dan 77 kali wawancara pimpinan BPOM dengan media.

Talkshow di Metro TV “Waspada Makanan Impor Ilegal”, 19 Juni 2017 Sidak Takjil, 2 Juni 2017

Talkshow di Kompas TV “Awasi Peredaran

Makanan Non Halal”, 20 Juni 2017 Talkshow di Metro TV “Topik Dibalik Pil Maut”, 18 September 2017

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 34

BPOM juga melakukan edukasi melalui iklan layanan masyarakat yang menyampaikan pesan CekKLIK, tips sederhana agar masyarakat dapat memilih Obat dan Makanan yang aman dengan membaca label sebelum membeli/mengonsumsi/menggunakan produk Obat dan Makanan. BPOM telah menayangkan ILM sebanyak 14 kali di media elektronik (TV) dan juga telah membuat video kinerja yang ditayangkan di berbagai kesempatan seperti acara-acara resmi, pameran, penyuluhan, dll. Selain melalui media televisi, BPOM juga telah memuat 7 advertorial di media cetak dan melakukan penyebaran informasi melalui media sosial melalui akun official Fanpage, Twitter, dan Instagram.

Selama periode 2017, media sosial BPOM melakukan beberapa strategi untuk perbaikan pelayanan informasi seputar obat dan makanan. Strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan performa engagement yakni like, share dan reply oleh masyarakat atas informasi yang disampaikan BPOM melalui akun official Instagram, Facebook-Fanpage, Twitter, dan Youtube. Strategi tersebut meliputi strategi konten dan aplikasi yang mengacu pada 4 pendekatan komunikasi yang bersifat situasional, yakni awake, inspire, provoke, dan engage.

Post Performance

Sepanjang tahun 2017 media sosial BPOM telah memposting 3.378 konten tentang obat dan makanan dengan profil sebagai berikut:

Wawancara Deputi III dengan MNC Media terkait Permen Susu diduga mengandung Narkoba”, 19

Desember 2017 Advertorial di Tabloid Mom & Kiddie

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 35 Engagement Performance

Performa media sosial BPOM hingga akhir tahun 2017 terus menunjukkan peningkatan yang ditunjukkan dengan grafik berikut:

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 36

Tingginya engagement terjadi pada bulan Juni saat BPOM mengeluarkan siaran pers

“Penarikan Produk Mi Instan Asal Korea Yang Mengandung Babi”. Konten tersebut mampu menyedot engagement di setiap platform media sosial dengan rincian sebagai berikut:

Followers Performance

Sepanjang tahun 2017 terjadi peningkatan followers tertinggi pada Juni 2017 sebanyak 41.465 dengan rincian Facebook 29.954 disusul Instagram 10.461 dan Twitter 1.050.

Pertumbuhan followers tertinggi pada Juni 2017 disebabkan adanya post Siaran Pers BPOM terkait Penarikan Produk Mi Instan Asal Korea Mengandung Babi yang sangat menarik perhatian masyarakat.

Klout Twitter

Klout akun @BPOM_RI tertinggi adalah 70 poin yang dicapai pada bulan Oktober, yang menunjukkan terus meningkatnya interaksi antara akun official @BPOM_RI dengan audiensnya.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 37 Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2017, BPOM melaksanakan layanan pengaduan dan informasi konsumen mengenai Obat dan Makanan sebanyak 34.434 layanan yaitu melalui ULPK yang ada di Pusat (Jakarta) dan melalui ULPK di 33 Balai Besar/Balai POM seluruh Indonesia serta melalui Contact Center HALOBPOM1500533 dan media sosial twitter

@halobpom1500533. Dari seluruh layanan yang diberikan tersebut sebanyak 1.581 layanan (4,6%) bersifat pengaduan dan 32.853 layanan (95,42%) bersifat informasi.

Jenis pengaduan dan informasi konsumen terbanyak adalah mengenai produk pangan (makanan/minuman) sebanyak 15.453 layanan (44,88%). Masyarakat yang paling banyak mengadu/menanyakan informasi tentang obat dan makanan adalah dari kalangan pelaku usaha yaitu sebanyak 13.389 (38,88%).

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 38

Gambar 32. Profil Masyarakat/Konsumen yang Menghubungi ULPK dan Contact Center Triwulan IV Tahun 2017

Tahun 2014

Gambar 31. Profil Jumlah Layanan Pengaduan dan Informasi Konsumen Berdasarkan Jenis Komoditi – Triwulan IV Tahun 2017

Tahun 2014

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 39 Selama tahun 2017 BPOM melalui Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat selain melakukan kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) melalui media juga melakukan KIE secara langsung ke masyarakat, seperti Car Free Day (CFD), Pameran, kegiatan koordinasi lintas sektor dam lain sebagainya.

CFD tanggal 22 Oktober 2017 di Bundaran HI tema “Peduli Obat dan Pangan Aman”

Pameran dalam rangka the 27th ASEAN Cosmetic Committee (ACC) Meetings 14-16 November 2017 Klinik Konsumen Obat dan Makanan di Wisuda

UI 25-26 Agustus 2017

Pameran Hari Kesehatan Nasional tanggal 9-11 November 2017

Kegiatan Koordinasi Lintas Sektor Dan Lintas Unit Pengaduan Dan Informasi Obat & Makanan pada

Chemistry Education Faiir 2017, 8 Mei 2017

Sosialisasi kepada Lintas Sektor tentang Tren Isu Obat dan Makanan tanggal 12 Juli 2017

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 40

Pembangunan Sistem Teknologi Pengawasan Obat dan Makanan Berbasis Digital

Dalam rangka meningkatkan pengawasan obat dan makanan, meminimalisir pemalsuan produk obat dan makanan, serta dalam upaya BPOM untuk menjawab tuntutan hukum masyarakat terkait vaksin palsu, pada tahun ini BPOM telah menyiapkan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Berbasis Digital yang memiliki kemampuan mengidentifikasi/membedakan antara produk asli dan produk diduga palsu melalui pemasangan 2D barcode pada kemasan yang diharapkan mampu memberikan identifikasi keaslian suatu produk obat. Dengan pembeda ini maka akan mempermudah dilakukan deteksi oleh petugas/Inspektur BPOM bahkan oleh masyarakat. Pembangunan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Berbasis Digital selama tahun 2017 yang telah dicapai :

1. Pembangunan Solusi Sistem Pengawasan Obat Berbasis Digital:

a. Website aplikasi pada alamat ttac.pom.go.id

b. Mobile aplikasi tersedia di apps store dan play store dengan nama BPOM Mobile, yang di fungsikan untuk industri, sarana distribusi dan Sarana Pelayanan

Kefarmasian

(Sanyanfar), dan masyarakat.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 41 2. Pembuatan Film sosialisasi mencakup proses pembangunan sistem yang dilakukan BPOM

bersama industri farmasi.

3. Telah dilakukan pelaksanaan uji coba track and trace system pada industri farmasi, sarana distributor dan sarana Pelayanan Kefarmasian (Saryanfar).

4. Telah dilaksanakan konsultasi Publik Peraturan Kepala BPOM RI tentang Penerapan 2d Barcode dalam rangka Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Pangan Olahan.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 42

5. Telah dilaksanakan sosialisasi dan transfer knowledge track and trace system untuk pelaku usaha dan internal BPOM.

Pelaksanaan Roadmap Manajemen Data dan Informasi Kegiatan Manajemen Data dan

Informasi BPOM bertujuan untuk menghasilkan SATU DATA Pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan instruksi Presiden. Hal ini bertujuan untuk peningkatan interoperabilitas dan pemanfaatan data pemerintah yang tidak terbatas pada penggunaan internal antar instansi, tetapi juga sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan data publik bagi masyarakat.

Pembangunan tata kelola data dilingkungan BPOM sedang dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan Manajemen Data dan Informasi (MDI).

Kegiatan MDI tahun 2017 dilaksanakan untuk mengaplikasikan melaksanakan Penerapan Roadmap MDI yang dihasilkan tahun 2016 dengan fokus kegiatan sebagai berikut:

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 43 Kegiatan MDI pada tahun 2017 adalah pelaksanaan implementasi tata kelola data, manajemen kualitas data yang ditetapkan pada 5 domain data, yaitu pada domain:

1. Profil sarana produksi produk Obat, OT dan SK;

2. Profil produk teregistrasi produk Obat, OT dan SK;

3. Pengawasan produk Obat, OT, dan SK;

4. Pemeriksaan sarana distribusi produk Obat, OT, dan SK.

Dan terhadap setiap domain, dilakukan implementasi peningkatan kualitas data, dengan tahapan: Akusisi data domain terkait, Penyusunan kebijakan standard data bersama data owner, Profiling data, dan Cleansing data sesuai kebijakan yang ditetapkan.

Dari pelaksanaan MDI 2017 diperoleh hasil integrasi data berupa data pre-market dan post-market dalam bentuk data profil produk dan sarana produksi, dengan rincian data yang siap dimasukan dalam Dashboard sebagai berikut:

1. Identitas produk (nama, NIE, tanggal kadaluarsa, bentuk sediaan)

2. Identitas sarana (nama, NPWP, alamat, nomor SIUP, jenis sarana, status CPOB) 3. Jumlah produk terdaftar

4. Jumlah sampling sarana dan hasil pemeriksaannya (MK/TMK) 5. Jumlah sampling produk dan hasil pengujiannya (MS/TMS).

Hasil integrasi data ini dapat dilihat pada dashboard informasi yang dapat digunakan untuk menjadi dasar peningkatan mutu layanan registrasi Obat dan Makanan di pre-market dan hasil pengawasan di post-market. Dashboard informasi sudah dapat disajikan pada bulan Januari 2018. Kesiapan penggunaan informasi tergantung dari masing-masing unit terkait.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 44

Pelayanan Informasi Obat dan Makanan

Selama tahun 2017, pelayanan KIE terkait informasi obat dan makanan kepada masyarakat yang dilakukan oleh PIOM melalui Pusat Informasi Obat Nasional (PIONas) dan Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas) adalah 215 layanan yang terdiri dari: 134 layanan informasi obat, 43 layanan informasi keracunan, dan 38 layanan LAPOR. Bila dibandingkan dengan jumlah layanan tahun 2016 yaitu 319 layanan maka jumlah tersebut mengalami penurunan. Penurunan jumlah layanan tahun 2017 dibanding jumlah tahun 2016 dikarenakan telah diintegrasikannya layanan informasi Publik di BPOM ke layanan Contact Center HALO BPOM 1500533 dan semakin menyebarnya layanan satu pintu dari BPOM tersebut, dan pengalihan fokus prioritas kegiatan PIOM.

Gambar 33. Grafik Gambaran Informasi Berdasarkan Kategori Penanya

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 45 Penyusunan dan Pembuatan Produk Informasi Obat dan Makanan

Pada triwulan IV tahun 2017, SIKerNas telah melakukan melakukan proses cetak Buletin InfoPOM edisi Januari-Februari, Maret-April, Mei-Juni, Juli-Agustus, September-Oktober, dan November-Desember 2017. Edisi November-Desember mengangkat sajian utama ”Teknologi Pengawasan Digital: Lindungi Diri dari Obat Palsu”. Obat palsu, obat ilegal, obat tidak terdaftar, dan obat tidak memenuhi syarat. Setiap mendengar kata-kata itu tak pelak kita akan khawatir, mungkin saja obat yang kita konsumsi termasuk di dalamnya. Berbagai cara oknum untuk mencari keuntungan melalui pemalsuan obat, padahal tindakan mereka tidak hanya merugikan berbagai pihak secara finansial tetapi juga dapat membahayakan kesehatan.

Januari-Februari Maret-April Mei-Juni

Juli-Agustus September-Oktober November-Desember

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 46

Selain itu untuk meningkatkan peran serta masyarakat khususnya masyarakat tenaga medis, pada tahun 2017 PIOM melakukan penyususnan dan pencetakan buku Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Petugas Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat. Buku pedoman ditujukan untuk petugas kesehatan di Puskesmas untuk menangani korban keracunan yang datang ke Puskesmas. Pada triwulan IV, buku telah selesai dicetak.

Dalam rangka pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko, BPOM melalui PIOM melakukan kegiatan pemetaan kasus keracunan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan pelaporan data kasus keracunan yang dilakukan oleh BPOM (Balai Besar/ Balai POM untuk wilayah luar

Jabodetabek dan PIOM untuk wilayah Jabodetabek). Selama tahun 2017 jumlah kejadian kasus keracunan obat dan makanan secara Nasional yang dilaporkan oleh Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia sebanyak 4.643 kasus.

Berdasarkan laporan tersebut, 3 (tiga) Provinsi yang melaporkan kasus keracunan Obat dan Makanan tertinggi yaitu Jawa Barat (1.555 data), DKI Jakarta (1.071 data), dan Bali (622 data).

Data keracunan Obat dan Makanan di Indonesia paling tinggi disebabkan oleh kelompok pangan 1226 kasus (makanan 336 kasus, minuman 890 kasus), napza 277 kasus, dan obat 411 kasus.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 47 Pengembangan Beberapa Aplikasi di BPOM

Pada Triwulan IV Tahun 2017 BPOM mengembangkan beberapa aplikasi yaitu:

a. Aplikasi Perpustakaan dengan konsep Parralx Web Design

Perpustakaan BPOM melakukan updating aplikasi perpustakaan dan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi untuk mendukung pengelolaan koleksi perpustakaan.

Gambar 34. Jumlah Data Keracunan Obat dan Makanan Berdasarkan Provinsi

Gambar 35. Jumlah Data Keracunan Obat dan Makanan Berdasarkan Kelompok Penyebab

0 500 1000 1500 2000

Aceh

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 48

Untuk katalog online, aplikasi yang diimplementasikan adalah Senayan Library Management System (SLiMS).

Saat ini Perpustakaan BPOM didukung berbagai literature terkini berupa Buku-buku ilmiah, jurnal, majalah, bulletin, leaflet, poster dll. Sehubungan dengan adanya revitalisasi ruang Command Center pada gedung A, pada bulan November beberapa ruang telah direnovasi, termasuk perpustakaan BPOM yang dipindah ke gedung Layanan Publik BPOM (Gedung B lantai 2), bersebelahan dengan ruang layanan Penilaian Obat Tradisional, Suplemen Makanan dan Kosmetik.

b. Perkuatan Back Office Operasional Contact Center

Dalam rangka meningkatkan layanan contact center Halo BPOM maka dilakukan evaluasi terhadap Aplikasi Contact Center, beberapa item yang telah di tambahkan di aplikasi contact center selama Triwulan IV seperti menu master, master city, dan menu laporan top customer. Karena semakin bertambahnya tingkat pelayanan di contact center, sehingga bertambah pula SDM di contactc center. Terkait hal itu, maka ditambahkan 2 PC dan 1 Wallmount di contact center sebagai media pendukung kinerja contact center.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 49 c. Pembangunan Command Center

BPOM selalu berbenah diri untuk meningkatkan sarana dan prasarana layanan agar sesuai dengan Undang-Undang No. 14 tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik. Salah satu peningkatan layanan publik yang sedang dilakukan BPOM adalah Pembangunan BPOM Command Center. BPOM Command Center terdiri dari 5 pokja meliputi: Pokja 1 Desain Ruangan, Pokja 2 Perangkat Keras dan Perangkat Lunak, Pokja 3 Bisnis Proses Pengawasan Obat dan Makanan, Pokja 4 Perkuatan dan Pengembangan SDM, dan Pokja 5 Pengelolaan Data dan Informasi Strategis. Semua pokja bekerja secara paralel supaya di tahun 2017 ini BPOM command center sudah mulai beroperasional. Kegiatan Revitalisasi Ruang Command Center memiliki output berupa tersedianya Meeting Room, Ruang Command Center, Ruang Server Command Center, dan Pantry baru.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 50

Gambar disain lay out ruangan command center

Gambar Meeting Room BPOM Command Center

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 51 Gambar Ruang Command Center

d. E-bpom Modul Ekspor SKE online kemasan pangan saat ini dalam tahap uji coba oleh perusahaan. Untuk SKE pangan sejak 3 Januari 2017 sudah diimplementasikan secara penuh. Pada pengembangan modul SKE aplikasi ebpom NSW memfasilitasi pengajuan Surat Keterangan Ekspor dengan Output Health Certificate, Certificate Of

Free Sale dan To Whom It May Concern. Aplikasi e-bpom NSW untuk SKE pangan diintegrasikan juga dengan e-payment untuk mempermudah pembayaran dimana eksportir hanya memerlukan Billing ID e-payment untuk dapat melakukan pembayaran ke bank.

Uji coba aplikasi SKE Online untuk Output Certificate of Pharmaceutical Product, Health Certificate, Surat Keterangan GMP telah dilakukan pada 10 April 2017 dan siap untuk diimplementasikan. SKE online yang semula diakses di http://e-bpom.pom.go.id/ske saat ini sudah diintegrasikan dalam http://e-bpom.pom.go.id dengan mekanisme pembayaran melalui SIMPONI Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN G2).

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 52

e. Aplikasi SIPT

Saat ini PIOM telah mengembangkan sistem informasi manajemen yang disebut Sistem Informasi Pelaporan Terpadu (SIPT). SIPT mengandung konten hasil pemeriksaan sarana dan produk obat dan makanan Pusat dan BB/BPOM. Kondisi saat ini, baru sekitar 27,58% rekomendasi hasil pengawasan BPOM yang ditindaklanjuti oleh pemerintah Propinsi, Kabupaten dan kota. Hasil rekomendasi antara lain agar pemerintah kabupaten atau kota menutup apotek atau toko obat yang ada di wilayahnya. Akibat dari keengganan untuk menutup sarana tersebut tentu masyarakat mengkonsumsi obat dan makanan yang tidak memenuhi syarat aman, berkhasiat dan bermutu.

Aplikasi Smart BPOM dapat diakses di http://sipt.pom.go.id/smart.

f. E-registrasi Online Produk Obat dan Makanan Sejak tahun 2011, secara

bertahap BPOM telah mengembangkan e-Registrasi online produk Obat dan

Makanan untuk

mempermudah pelayanan publik. Pengembangan, pemeliharaan dan update dari sistem aplikasi masih dilakukan selama Tahun 2017

seiring dengan

berkembangnya kebutuhan dan teknologi.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 53 g. Pembangunan Aplikasi e-Standar Pangan

Pembangunan aplikasi e-Standar Pangan dimulai sejak tahun 2017. Aplikasi e-Standar Pangan adalah aplikasi yang bertujuan untuk mengubah proses bisnis layanan publik yang dilakukan oleh Direktorat Standardisasi Pangan dari proses manual menjadi elektronik.

Untuk tahun ini pengembangan aplikasi yang dilakukan adalah pelayanan pengajuan perluasan bahan tambahan pangan.

h. Pengembangan Aplikasi e-sertifikasi Pengembangan Aplikasi e-sertifikasi dilakukan dalam rangka peningkatan layanan publik terkait penyediaan layanan sertifikasi Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik (CPOTB) yang saat ini masih dilakukan secara manual. Pengembangan aplikasi e-sertifikasi dilakukan sejak tahun 2017 mencakup pengajuan denah dan cara sertifikasi CPOTB.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 54

i. Pengembangan Akses Bahan Baku Obat Tradisional Lanjutan

Pengembangan database khususnya untuk bahan aktif obat tradisional yang telah dimulai sejak tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 telah menghasilkan 3.000 simplisia bahan aktif lokal (indigenous) dan tahun 2016 ada penambahan 1.000 simplisia obat tradisional (diutamakan bahan baku impor). Simplisia saat ini merupakan simplisia yang berasal dari Indonesia dan luar indonesia. Pada kenyataannya obat tradisional lokal yang didaftarkan tidak hanya mengandung simplisia lokal namun juga simplisia impor. Untuk memudahkan akses bahan baku simplisia, maka diperlukan pengembangan database bahan baku aplikasi asrot agar dapat disinkronisasi dengan database simplisia serta membuat evaluasi lebih cepat, tepat serta akurat serta menjadi sumber rujukan dalam melakukan evaluasi dalam aplikasi asrot.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 55 j. Pembangunan Sistem Monitoring Industri Obat

Sistem Monitoring Industri Obat berfungsi sebagai wadah pelaporan dan pengawasan menyeluruh terhadap industri farmasi. Sistem ini mempermudah industri dalam proses pelaporan dan mempermudah organisasi dalam proses pengawasan dan dapat digunakan sebagai acuan dalam pengambilan tindak lanjut. Pokok kegiatan pengawasan tersebut mencakup data industri farmasi dan kegiatan industri farmasi.

Data industri farmasi meliputi izin industri farmasi, sertifikat CPOB yang dimiliki oleh industri serta kepemilikan industri farmasi.

Kegiatan industri meliputi realisasi produksi obat jadi, penggunaan dan distribusi bahan baku, realisasi produksi bahan baku farmasi dan realisasi ekspor dan impor obat.

k. Penyempurnaan Aplikasi Webreg

Cek BPOM merupakan media informasi yang dapat memberikan informasi terkait seluruh produk Obat, Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, Kosmetik dan Produk Pangan yang terdaftar di BPOM. Salah satu informasi yang tersedia dalam suatu produk obat dan makanan yang aman adalah tercantumnya Nomor Ijin Edar (NIE). NIE yang tercantum dalam produk obat dan makanan dapat diperiksa kebenaran datanya melalui aplikasi cek BPOM. Cek BPOM diharapkan mampu berfungsi sebagai media informasi yang akurat, cepat dan tepat terkait produk obat dan makanan yang terdaftar. Oleh karena itu, untuk

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 56

menfasilitasi kebutuhan informasi yang lebih dinamis maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Cek BPOM.

l. Penyempurnaan Website BPOM Perkembangan teknologi bukan hanya berdampak positif tetapi juga bisa berdampak negatif. Dampak negatif yang berkaitan dengan obat dan makanan adalah semakin maraknya peredaran obat dan makanan yang tidak jelas sumbernya, bahkan bisa berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Untuk itu pengawasan obat dan makanan perlu ditingkatkan

guna mendukung visi BPOM “Obat dan Makanan Aman Meningkatkan Kesehatan Masyarakat dan Daya Saing Bangsa”, salah satunya dengan Website BPOM. Sehingga untuk menfasilitasi kebutuhan informasi yang lebih dinamis maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap website BPOM. Website BPOM diharapkan bisa semakin memenuhi kebutuhan seluruh kalangan terkait informasi yang diperlukan terutama yang berkaitan dengan Obat dan Makanan.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 57 m. Pembangunan Integrasi Modul Kepegawaian

Sistem informasi kepegawaian merupakan suatu sistem informasi yang didalamnya sudah memenuhi seluruh kebutuhan SDM di BPOM.

Untuk memudahkan pengelolaan sistem kepegawaian maka perlu membangun integrasi modul kepegawaian untuk data pegawai, SKP, Cuti, Dosir dan Manajemen Talenta. Sistem kepegawaian terintegrasi ini dapat digunakan oleh seluruh pegawai dan data yang dihasilkan dapat dikelola secara elektronik oleh unit atau pejabat yang berwenang.

n. Pembangunan Aplikasi Dashboard Layanan Publik

Pembangunan dashboard layanan publik BPOM ini dapat menjadi salah satu bentuk pengawasan kinerja BPOM atas pelayanan publik yang diberikan kepada stakeholder.

Informasi yang disampaikan melalui dashboard meliputi pengawasan Pre and Post Market obat dan makanan sesuai dengan tugas dan fungsi BPOM. Dengan dibangunnya dashboard layanan publik ini diharapkan Pimpinan dapat melakukan pengawasan secara real time dalam berbagai pelayanan publik yang diberikan oleh BPOM.

Kinerja BPOM Dalam Angka Triwulan IV Tahun 2017 58

Dalam dokumen SAMBUTAN KEPALA BPOM RI (Halaman 37-63)