• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORANG - ORANG KANIBAL ORANG - ORANG KANIBAL

Dalam dokumen KISAH ABU NAWAS (Halaman 39-42)

26. ORANG - ORANG KANIBAL

Saat itu Abu Nawas baru saja pulang dari istana setesah dipanggil Baginda. ia. t:dak langsung pulang  Saat itu Abu Nawas baru saja pulang dari istana setesah dipanggil Baginda. ia. t:dak langsung pulang  ke rumah melainkan berjalan-ja6an lebih dahulu ke perkampungan orang-orang badui. ini memang sudah ke rumah melainkan berjalan-ja6an lebih dahulu ke perkampungan orang-orang badui. ini memang sudah menjadi kebiasaan Abu Nawas yang suka rnempelajari adat istiadat orang-orang badui.

menjadi kebiasaan Abu Nawas yang suka rnempelajari adat istiadat orang-orang badui.

Pada suatu perkampungan, Abu Nawas sempat melihat sebuah rumah besar yang dari luar terdengar Pada suatu perkampungan, Abu Nawas sempat melihat sebuah rumah besar yang dari luar terdengar suara hingar bingar seperti suara kerumunan puluhan orang. Abu tertarik, ingin melihat untuk apa orang-orang  suara hingar bingar seperti suara kerumunan puluhan orang. Abu tertarik, ingin melihat untuk apa orang-orang  badui berkumpul di sana, ternyata di rumah besar itu adalah tempat orang badui menjual bubur haris yaitu badui berkumpul di sana, ternyata di rumah besar itu adalah tempat orang badui menjual bubur haris yaitu bubur khas makanan para petani. Tapi Abu Nawas tidak segera masuk ke rumah besar itu, merasa lelah dan bubur khas makanan para petani. Tapi Abu Nawas tidak segera masuk ke rumah besar itu, merasa lelah dan ingin beristirahat maka ia terus berjalan ke arah pinggiran desa.

ingin beristirahat maka ia terus berjalan ke arah pinggiran desa.

  Abu Nawas beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. la merasa hawa di situ amat sejuk dan   Abu Nawas beristirahat di bawah sebatang pohon rindang. la merasa hawa di situ amat sejuk dan segar sehingga tidak berapa lama kemudian mengantuk dan tertidur di bawah pohon.

segar sehingga tidak berapa lama kemudian mengantuk dan tertidur di bawah pohon.

 Abu Nawas tak tahu berapa lama ia tertidur, tahu-tahu ia merasa dilempar ke atas lantai tanah. Brak!  Abu Nawas tak tahu berapa lama ia tertidur, tahu-tahu ia merasa dilempar ke atas lantai tanah. Brak! iapun tcrgagap bangun.

iapun tcrgagap bangun.

"Kurang ajar! Siapa yang melemparku ?" ta

"Kurang ajar! Siapa yang melemparku ?" ta nyanya hnyanya h eran sembari menengok kanan kiri.eran sembari menengok kanan kiri.  Ternyata ia berada di sebuah ruangan pengap berjeruji besi.

 Ternyata ia berada di sebuah ruangan pengap berjeruji besi. Seperti penjara.

Seperti penjara.

"Hai keluarkan aku! Kenapa aku dipenjara di sini...!" "Hai keluarkan aku! Kenapa aku dipenjara di sini...!"

  Tidak berapa lama kemudian muncul saorang badui bertubuh besar. Abu Nawas memperhatikan   Tidak berapa lama kemudian muncul saorang badui bertubuh besar. Abu Nawas memperhatikan dengan seksama, ia ingat orang inilah yang menjual bubur haris di rumah besar di tengah desa.

dengan seksama, ia ingat orang inilah yang menjual bubur haris di rumah besar di tengah desa. "Jangan teriak-ter

"Jangan teriak-teriak, cepat makan ini iak, cepat makan ini !" kata orang !" kata orang sembari menyodorkasembari menyodorkan piring ke n piring ke lubang ruangan.lubang ruangan.  Abu Nawas tidak segera makan. "Mengapa aku dipenjara?"

 Abu Nawas tidak segera makan. "Mengapa aku dipenjara?"

"Kau akan kami sembelih dan akan kami jadikan campuran bubur haris." "Kau akan kami sembelih dan akan kami jadikan campuran bubur haris." "Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?"

"Hah? Jadi yang kau jual di tengah desa itu bubur manusia?" "Tepat.... itulah makanan favorit kesukaan kami."

"Tepat.... itulah makanan favorit kesukaan kami."

"Kami…. ? Jadi kalian sekampung suka makan daging manusia?" "Kami…. ? Jadi kalian sekampung suka makan daging manusia?" "lya, termasuk dagingmu, sebab besok pagi kau akan kami sembelih!" "lya, termasuk dagingmu, sebab besok pagi kau akan kami sembelih!" "Sejak kapan kalian makan

"Sejak kapan kalian makan daging manusia?"daging manusia?"

"Oh ...sejak lama..:..setidaknya sebulan sekali kami makan

"Oh ...sejak lama..:..setidaknya sebulan sekali kami makan daging manusia."daging manusia." "Dari mana saja kalian dapatkan

"Dari mana saja kalian dapatkan daging manusia?"daging manusia?"

"Kami tidak mencari ke mana-mana, hanya setiap kali ada orang masuk atau lewat di desa kami pasti "Kami tidak mencari ke mana-mana, hanya setiap kali ada orang masuk atau lewat di desa kami pasti kami tangkap dan akhirnya kami sembelih untuk dijadikan bubur."

kami tangkap dan akhirnya kami sembelih untuk dijadikan bubur."

  Abu Nawas diam sejenak. la berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskankan diri dari bahaya   Abu Nawas diam sejenak. la berpikir keras bagaimana caranya bisa meloloskankan diri dari bahaya maut ini.la merasa heran, kenapa Baginda tidak mengetahui bahwa di wilayah kekuasaannya ada, kanibalisme, maut ini.la merasa heran, kenapa Baginda tidak mengetahui bahwa di wilayah kekuasaannya ada, kanibalisme, ada manusia makan rnanusia.

ada manusia makan rnanusia.

"Barangka!i para menteri hanya melaporkan hal yang baik-baik saja. Mereka tidak mau bekerja keras "Barangka!i para menteri hanya melaporkan hal yang baik-baik saja. Mereka tidak mau bekerja keras untuk memeriksa keadaan penduduk." pikir Abu Nawas."Baginda harus mengetahui hal seperti ini secara untuk memeriksa keadaan penduduk." pikir Abu Nawas."Baginda harus mengetahui hal seperti ini secara langsung, kalau perlu.... !"

langsung, kalau perlu.... !"

Setelah memberi makan berupa bubur badui itu meninggalkan Abu Nawas. Abu Nawas tentu saja tak  Setelah memberi makan berupa bubur badui itu meninggalkan Abu Nawas. Abu Nawas tentu saja tak  berani makan bubur itu jangan-jangan bubur manusia. la menahan lapar semalaman tak tidur, tubuhnya yang  berani makan bubur itu jangan-jangan bubur manusia. la menahan lapar semalaman tak tidur, tubuhnya yang  kurus makin nampak kurus.

kurus makin nampak kurus.

Esok harinya badui itu datang lagi. Esok harinya badui itu datang lagi. "Bersiaplah sebentar lagi kau akan mati." "Bersiaplah sebentar lagi kau akan mati."

  Abu Nawas berkata,"Tubuhku ini kurus, kalaupun kau sembelih kau tidak akan memperoleh daging    Abu Nawas berkata,"Tubuhku ini kurus, kalaupun kau sembelih kau tidak akan memperoleh daging  yang banyak. Kalau kau setuju nanti sore akan kubawakan temanku yang bertubuh gemuk. Dagingnya bisa yang banyak. Kalau kau setuju nanti sore akan kubawakan temanku yang bertubuh gemuk. Dagingnya bisa kalian makan selama lima hari."

kalian makan selama lima hari." "Benarkah?'

"Benarkah?'99

"Aku tidak pernah bahong!" "Aku tidak pernah bahong!"

 Abu Nawas langsung pergi ke istana menghadap Baginda. Setelah berbasa-basi maka Baginda bertanya  Abu Nawas langsung pergi ke istana menghadap Baginda. Setelah berbasa-basi maka Baginda bertanya kepada Abu : Nawas.

kepada Abu : Nawas.

"Ada apa Abu Nawas? Kau datang tanpa kupanggi!?" "Ada apa Abu Nawas? Kau datang tanpa kupanggi!?" "Ampun Tuanku, hamba baru saja pulang dari

"Ampun Tuanku, hamba baru saja pulang dari suatu desa yang aneh."suatu desa yang aneh." "Desa aneh, apa keanehannya?"

"Desa aneh, apa keanehannya?"

"Di desa tersebut ada orarig rnenjual bubur haris yang khas dan sangat lezat. Di samping itu hawa di "Di desa tersebut ada orarig rnenjual bubur haris yang khas dan sangat lezat. Di samping itu hawa di desa itu benar-benar sejuk dan segar."

desa itu benar-benar sejuk dan segar." "Aku

"Aku ingin ingin berkunjung berkunjung ke ke desa desa itu, itu, Pengawal Pengawal ! ! Siapkan Siapkan pasukan!" pasukan!" ..

"Ampun Tuanku, jangan membawa – bawa pengawal. Tuanku harus menyamar jadi orang biasa." "Ampun Tuanku, jangan membawa – bawa pengawal. Tuanku harus menyamar jadi orang biasa." "Tapi ini demi keselamatanku sebagai seorang raja."

"Tapi ini demi keselamatanku sebagai seorang raja."

"Ampun Tuanku, jika bawa-bawa tentara maka orang sedesa akan ketakukan dan Tuanku takkan dapat "Ampun Tuanku, jika bawa-bawa tentara maka orang sedesa akan ketakukan dan Tuanku takkan dapat melihat orang menjual bubur khas itu."

melihat orang menjual bubur khas itu." "Baiklah, kapan kita berangkat?" "Baiklah, kapan kita berangkat?"

"Sekarang juga Tuanku, supaya nanti sore kita

"Sekarang juga Tuanku, supaya nanti sore kita sudah datang di perkampungan itu."sudah datang di perkampungan itu."

Demikianlah, Baginda dengan menyamar sebagai orang biasa mengikuti Abu Nawas ke perkampungan Demikianlah, Baginda dengan menyamar sebagai orang biasa mengikuti Abu Nawas ke perkampungan orang-orang badui kanibal.

orang-orang badui kanibal.

  Abu Nawas mengajak Baginda masuk ke rumah besar tempat orang-orang makan bubur. Di sana   Abu Nawas mengajak Baginda masuk ke rumah besar tempat orang-orang makan bubur. Di sana mereka membeli bubur.

mereka membeli bubur.

Baginda memakan bubur itu dengan lahapnya. Baginda memakan bubur itu dengan lahapnya.

"Betul katamu, bubur ini memang lezat!" kata. Baginda setelah makan."Kenapa buburmu tidak kau "Betul katamu, bubur ini memang lezat!" kata. Baginda setelah makan."Kenapa buburmu tidak kau makan Abu Nawas."

makan Abu Nawas."

"Hamba masih kenyang," kata Abu Nawas sambil melirik dan berkedip ke arah penjual bubur. "Hamba masih kenyang," kata Abu Nawas sambil melirik dan berkedip ke arah penjual bubur. Setelah makan, Baginda diajak ke tempat pohon rindang yang hawanya sejuk.

Setelah makan, Baginda diajak ke tempat pohon rindang yang hawanya sejuk.

"Betul juga katamu, di sini hawanya memang sejuk dan segar... ahhhhh... aku kok mengantuk  "Betul juga katamu, di sini hawanya memang sejuk dan segar... ahhhhh... aku kok mengantuk  sekali."kata Baginda. "Tunggu Tuanku, jangan tidur dulu.... hamba pamit mau buang air kecil di semak belukar sekali."kata Baginda. "Tunggu Tuanku, jangan tidur dulu.... hamba pamit mau buang air kecil di semak belukar sana."

sana."

"Baik, pergilah Abu Nawas!" "Baik, pergilah Abu Nawas!"

Baru saja Abu Nawas melangkah pergi, Baginda sudah tertidur, tapi ia segera terbangun lagi ketika Baru saja Abu Nawas melangkah pergi, Baginda sudah tertidur, tapi ia segera terbangun lagi ketika mendengar suara bentakan keras.

mendengar suara bentakan keras.

"Hai orang gendut! Cepat bangun ! Atau

"Hai orang gendut! Cepat bangun ! Atau kau kami sembelih di tempat ini!" temyata badui penjual buburkau kami sembelih di tempat ini!" temyata badui penjual bubur sudah berada di belakang Baginda dan menghunus pedang di arahkan ke leher Baginda.

sudah berada di belakang Baginda dan menghunus pedang di arahkan ke leher Baginda. "Apa-apaan ini!" protes Baginda.

"Apa-apaan ini!" protes Baginda. "Jangan banyak cakap! Cepat jalan !" "Jangan banyak cakap! Cepat jalan !"

Baginda mengikuti perintah orang badui itu dan

Baginda mengikuti perintah orang badui itu dan akhirnya dimasukkan ke dalam penjara.akhirnya dimasukkan ke dalam penjara. "Mengapa aku di penjara?"

"Mengapa aku di penjara?"

"Besok kau akan kami sembelih, dagingmu kami campur dengan tepung gandum dan jadilah bubur "Besok kau akan kami sembelih, dagingmu kami campur dengan tepung gandum dan jadilah bubur haris yang terkenal lezat. Hahahahaha... !"

haris yang terkenal lezat. Hahahahaha... !" "Astaga... jadi yang kumakan tadi...?" "Astaga... jadi yang kumakan tadi...?"

"Betul... kau telah memakan bubur kami, bubur manusia." "Hoekkkkk.... !" Baginda mau muntah tapi "Betul... kau telah memakan bubur kami, bubur manusia." "Hoekkkkk.... !" Baginda mau muntah tapi tak bisa. "Sekarang tidurlah, berdoalah, sebab besok kau akan mati." "Tunggu...."

tak bisa. "Sekarang tidurlah, berdoalah, sebab besok kau akan mati." "Tunggu...." "Mau apa lagi?"

"Mau apa lagi?"

"Berapa penghasilanmu sehari dari menjual bubur itu?" "Lima puluh dirham!" "Berapa penghasilanmu sehari dari menjual bubur itu?" "Lima puluh dirham!"

Badui itu menuruti saran Baginda. Badui itu menuruti saran Baginda.

Menteri Farhan terkejut saat melihat seorang badui datang menemuinya. Menteri Farhan terkejut saat melihat seorang badui datang menemuinya. "Mau apa kau?" tanya Farhan.

"Mau apa kau?" tanya Farhan. "Menjual topi ini..."

"Menjual topi ini..."

Farhan melirik, topi itu memang bagus. la mencoba memeriksanya dan alangkah terkejutnya ketika Farhan melirik, topi itu memang bagus. la mencoba memeriksanya dan alangkah terkejutnya ketika melihat hiasan berupa huruf-huruf yang maknanya adalah surat dari Baginda yang ditujukan kepada dirinya. melihat hiasan berupa huruf-huruf yang maknanya adalah surat dari Baginda yang ditujukan kepada dirinya.

"Berapa harga topi ini ?" "Berapa harga topi ini ?"

"Lima ratus dirham tak boleh kurang!" "Baik aku beli!" "Lima ratus dirham tak boleh kurang!" "Baik aku beli!"

Badui itu langsung pulang dengan wajah ceria. Sama sekali ia fak tahu jika Farhan telah mengutus Badui itu langsung pulang dengan wajah ceria. Sama sekali ia fak tahu jika Farhan telah mengutus seorang prajurit untuk mengikuti langkahnya. Siangnya prajurit itu datang lagi ke istana dengan melaporkan seorang prajurit untuk mengikuti langkahnya. Siangnya prajurit itu datang lagi ke istana dengan melaporkan lokasi perkampungan si penjual bubur.

lokasi perkampungan si penjual bubur.

Farhan cepat bertidak sesuai pesan di surat Baginda. Seribu orang tentara bersenjata lengkap dibawa Farhan cepat bertidak sesuai pesan di surat Baginda. Seribu orang tentara bersenjata lengkap dibawa ke perkampungan. Semua orang badui di kampung itu ditangkapi sementara Baginda berhasil diselamatkan. ke perkampungan. Semua orang badui di kampung itu ditangkapi sementara Baginda berhasil diselamatkan.

"Untung kau bertindak cepat, terlambat sedikit saja aku sudah jadi bubur!" kata Baginda kepada "Untung kau bertindak cepat, terlambat sedikit saja aku sudah jadi bubur!" kata Baginda kepada Farhan.

Farhan.

"Semua ini gara-gara Abu Nawasl" kata Farhan. "Semua ini gara-gara Abu Nawasl" kata Farhan.

"Benar ! Tap! juga salahmu! Kau tak pernah memeriksa perkampungan ini bahwa penghuninya adalah "Benar ! Tap! juga salahmu! Kau tak pernah memeriksa perkampungan ini bahwa penghuninya adalah orang-orang kanibal!"

orang-orang kanibal!"

"Bagaimanapun Abu Nawas harus dihukum!" "Bagaimanapun Abu Nawas harus dihukum!" "Ya, itu pasti!"

"Ya, itu pasti!"

"Hukuman mati!" sahut Farhan. "Hukuman mati!" sahut Farhan. "Hukuman mati? Ya, kita coba

Dalam dokumen KISAH ABU NAWAS (Halaman 39-42)

Dokumen terkait