• Tidak ada hasil yang ditemukan

75. Siapakah yang dimaksud ‘orang-orang yang dilindungi’ berdasarkan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahannya?

Dalam suatu sengketa bersenjata, orang-orang yang dilindungi meliputi kombatan dan penduduk sipil. Kombatan harus dilindungi dan dihormati dalam segala keadaan. Kombatan yang jatuh ke tangan musuh mendapatkan status sebagai tawanan perang. Perlindungan dan hak-hak sebagai seorang tawanan perang diatur dalam Konvensi Jenewa III. Sedangkan penduduk sipil berhak mendapatkan perlindungan sebagaimana diatur dalam Konvensi Jenewa IV dan Protokol Tambahan 1977.

76. Siapakah yang berhak mendapat status sebagai tawanan perang?

Berdasarkan Pasal 4A Konvensi III, yang berhak mendapatkan status sebagai tawanan perang adalah para anggota angkatan perang dari pihak yang bersengketa, anggota-anggota milisi atau korps sukarelawan yang merupakan bagian dari angkatan perang itu; para anggota milisi lainnya, termasuk gerakan perlawanan yang terorganisir (organized resistence movement) yang tergolong pada satu pihak yang bersengketa dan beroperasi di dalam atau di luar wilayah mereka, sekalipun wilayah itu diduduki; para aggota angkatan perang reguler yang menyatakan kesetiaannya pada suatu pemerintah atau kekuasaan yang tidak diakui oleh negara penahan; orang-orang yang menyertai angkatan perang tanpa menjadi anggota dari angkatan perang itu; awak kapal niaga termasuk nakhoda, pandu laut, dan taruna serta awak pesawat terbang sipil dari pihak-pihak yang bersengketa yang tidak mendapat perlakuan yang lebih

baik menurut ketentuan apapun dalam hukum internasional; penduduk wilayah yang belum diduduki, yang karena serangan musuh, atas kemauan sendiri dan dengan serentak mengangkat senjata untuk melawan musuh, tanpa memilik waktu yang cukup untuk membentuk kesatuan bersenjata secara teratur, asal mereka menggunakan senjata secara terbuka dan menghormati hukum dan kebiasaan perang.

77. Apa saja yang harus dilakukan oleh para pihak yang bersengketa terhadap orang-orang yang dilindungi?

Pada prinsipnya, pihak-pihak yang bersengketa harus melakukan tindakan terhadap orang-orang yang dilindungi dengan menjamin penghormatan yang artinya mereka harus diperlakukan secara manusiawi; menjamin perlindungan yang artinya mereka harus dilindungi dari ketidakadilan dan bahaya yang mungkin timbul dari suatu peperangan; dan memberikan perawatan kesehatan yang artinya mereka berhak atas perawatan kesehatan yang setara dan tidak boleh diabaikan, walaupun ia pihak musuh.

78. Bagaimanakah proses pemulangan tawanan perang yang harus dilakukan oleh negara penawan?

Proses pemulangan tawanan perang yang diatur dalam Pasal 109-119 Konvensi III adalah segera setelah mampu berjalan, orang yang luka dan sakit parah harus langsung dikembalikan tanpa penangguhan. Komisi kesehatan bersama akan memutuskan siapa saja yang akan dipulangkan; setelah peperangan berakhir, semua tawanan harus dibebaskan dan sipulangkan setiap saat tanpa penundaan; tanpa menunggu barakhirnya perang, para pihak yang bersengketa hendaknya memulangkan para tawanan atas dasar kemanusiaan dan sedapat mungkin bersifat timbal balik yaitu dengan cara melakukan

pertukaran tawanan perang secara langsung atau melalui pihak ketiga yang netral.

79. Perlindungan apa saja yang diberikan kepada penduduk sipil?

Perlindungan terhadap penduduk sipil diatur dalam Konvensi Jenewa IV yang berupa perlindungan umum (general protection). Sedangkan dalam Protokol Tambahan, perlindungan itu diatur dalam Bagian IV tentang penduduk sipil diantaranya mengenai perlindungan umum (general protection against the effect of hostilities); bantuan terhadap penduduk sipil (relief in favour of the civilian population); serta perlakuan orang-orang yang berada dalam salah satu kekuasaan pihak yang bersengketa (treatment of persons in the power of a party to a conflict).

80. Hal umum apa saja yang harus tidak boleh dilakukan terhadap penduduk sipil?

Berdasarkan Konvensi Jenewa, perlindungan umum yang diberikan kepada penduduk sipil tidak boleh dilakukan secara diskriminatif. Terhadap mereka tidak boleh dilakukan tindakan-tindakan pemaksaan jasmani dan rohani untuk memperoleh keterangan; melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan jasmani; menjatuhkan hukuman kolektif; melakukan intimidasi, terorisme dan perampokan; melakukan pembalasan; menjadikan mereka sebagai sandera; dan melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan jasmani atau permusuhan terhadap orang yang dilindungi.

81. Apakah yang dimaksud dengan daerah keselamatan dan apa saja syaratnya?

Daerah keselamatan adalah pembentukan kawasan yang tujuannya untuk memberikan perlindungan kepada orang-orang sipil yang rentan terhadap

perang, yaitu orang yang luka dan sakit, lemah, perempuan hamil atau menyusui, perempuan yang memiliki anak-anak balita, orang lanjut usia dan anak-anak. Syarat untuk sebuah daerah keselamatan adalah daerah kesehatan hanya meliputi sebagian kecil dari wilayah yang diperintah oleh negara yang mengadakannya; daerah-daerah itu harus berpenduduk relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkinan akomodasi yang terdapat di situ; daerah-daerah itu harus jauh letaknya dan tidak ada hubungannya dengan segala macam objek-objek militer atau bangunan-bangunan industri dan administrasi yang besar; daerah-daerah seperti itu tidak boleh ditempatkan di wilayah-wilayah yang menurut perkiraan, dapat dijadikan areal untuk melakukan peperangan.

82. Siapa saja yang berhak menikmati perlindungan khusus?

Sekelompok penduduk sipil yang berhak menikmati perlindungan khusus adalah mereka yang umumnya tergabung dalam suatu organisasi sosial yang melaksanakan tugas-tugas yang bersifat sosial untuk membantu penduduk sipil lainnya pada waktu sengketa bersenjata. Mereka adalah penduduk sipil yang menjadi anggota Perhimpunan Palang Merah Nasional dan anggota perhimpunan Penolong Sukarela lainnya, termasuk Pertahanan Sipil. Pada saat melakukan tugasnya, mereka harus dihormati dan dilindungi. Dihormati berati mereka harus dibiarkan untuk melaksanakan tugas-tugas sosial mereka pada waktu sengketa bersenjata; sedangkan pengertian dilindungi adalah bahwa mereka tidak boleh dijadikan sasaran serangan militer.

BAB IX

MEKANISME PENEGAKAN HUKUM HUMANITER

Dokumen terkait