• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Nahdatul Wathan

1. Organisasi Nahdatul Wathan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Nahdatul Wathan

1. Organisasi Nahdatul Wathan

Nahdatul Watan merupakan salah satu Organisasi sosial keagamaan Islam di Indonesia yang fokus pada bidang pendidikan, sosial, dan dakwah. Organisasi Nahdatul Wathan didirikan oleh putra asli sasak, yaitu Tuan Guru Zainuddin Abdul Majid pada tanggal 01 Maret 1953 di Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggata Barat. Organisasi Nahdatul Wathan memainkan peran penting dalam proses Islamisasi di Lombok di awal abad XX melalui gerakan Pesantren dan Madrasah yang terbesar ke seluruh kampung yang terdapat di Pulau Lombok. Kata Nahdatul wathan, berasal dari bahasa arab Nahdlah, yang berarti kebangkitan, pergerakan, atau pembangunan. sedangkan Wathan yang berarti tanah air atau Negara. Nahdatul Wathan berarti kebangkitan tanah air, pembangunan Negara atau membangun Negara.7

Istilah Nahdatul Wathan sendiri pada mulanya mengalami proses diskusi antara Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid dengan gurunya Syaikh Hasan Al-Masyat Sewaktu Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid hendak mendirikan jam’iyyah ia memohon restu

gurunya dan meminta pertimbangan nama. Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid mengajukan nama Nahdatul Wathan dengan dasar

15

pemikiran backgroud historis masyarakat pulau Lombok dan umumnya di Nusantara pada waktu itu dalam proses perjuangan kemerdekaan. Kondisi keterpurukan inilah yang harus dibangkitkan. Oleh syeikh Hasan Al-Masysyat mengusulkan nama nahdah al-din al-islam li al-watan atau nahdah al-islam li al-watan. Tuan Guru Muhammad Zainnuddin Abdul Majid menegaskan nama Nahdatul Wathan sebagai pilihan ideal. Mengingat revelansi yang lebih bernuansa kebangsaan. akhirnya Syaikh Hasan Al Masysyat menyetujui nama tersebut lebel utama. Tetapi dalam visi dan misi perjuangan organisasi tersebut harus menjadikan agama sebagai basis perjuangan yang utama.8

Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Nahdatul Wathan merupakan suatu bukti yang tidak terbantahkan akan peran serta mewujutkan tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai mana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahwa secara matematis beberapa banyak anak bangsa yang dapat di cerdaskan oleh organisasi nahdatul wathan.

Istilah Nahdatul Wathan pertama kali pertama kali muncul di kalangan tokoh-tokoh pejuang Islam di Surabaya 1916. Kiai Wahab Hasbullah dan Kiai Mansur menggunakan istilah ini sebagai salah satu nama organisasi pergerakan sosial untuk menentang dan menandingi dominasi penjajahan belanda. Selain organisasi Nahdatul Wathan di tahun

8 Tuan Guru Haji Afifuddin Adnan,diktat ka-NW –an untuk madrasah menengah NW (Pancor Birio dakwah YPD PPD NW Pancor 1983)hlm 28-29

16

1918 mereka juga membentuk gerakan Nahdatul Tujjar (gerakan pedangang) Nahdatul Fikri (gerakan intelektual) sebagai respons terhadap kondisi masyarakat yang mengalami keterbelakangan ekonomi dan pendidikan akibat hegemoni politik kolonial. Fakta sejarah ini melahirkan sebuah tanda tanya, apakah terdapat hubungan antara organisasi Nahdatul Wathan yang lahir di Surabaya 1916 dengan organisasi Nahdatul Wathan yang didirikan oleh Tuan Guru Zainuddin di Lombok Timur. Menurut Muhammad Noor secara oganisatoris tidak ada hubungan antara kedua organisasi tersebut walaupun namanya sama karena jarak waktu cukup jauh dan tempat yang berbeda.9

Dari sisi historis dan ideologis, Organisasi Nahdatul Wathan (NW) lebih dekat dengan Nahdatul Ulama (NU) dari pada Muhammadiya. Tidak ada perbedaan dalam praktik Ibadah Amaliyah antara Nahdatul Wathan dan Nahdatul Ulama, apalagi sebelum itu tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid Pernah diangkat sebagai konsulat Nahdatul Ulama di 1950 an perwakilan dari pulau sunda kecil. Hal ini menunjukkan adanya ikatan emosional antara Nahdatul Ulama dengan Dahdatul Wathan, adapun salah satu penyebab keluarnya Tuan Guru Zainuddin keluar dari Nahdatul Ulama secara struktural bahwa ada kebijakan politik para tokoh Nahdiyin yang keluar dari partai masyumi dan membentuk partai baru, sedangkan Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid memilih tetap di Masyumi. Selain itu faktor internal juga memainkan peran singnifikan,

17

perkembangan Madrasah-Madrasah yang begitu pesat di beberapa Desa menjadi pendorong Tuan Guru Muhammd Zainuddin Abdul Majid untuk membentuk sebuah organisasi yang nantinya akan berfungsi sebagai payung besar menaungi dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungya lembaga-lembaga pendidikan tersebut.10

Nahdatul Wathan menganut paham akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menganut Mazhab Syafi’i sebagai Mazhab Tunggal

Organisasi. Walaupun menganut Mazhab Iman Syafi’i, namun dalam praktiknya tradisi keagamaan yang berkembang di lingkungan jama’ah

Nahdatul Wathan bercampur dengan praktik budaya lokal masih punya pengaruh kuat di kalangan jama’ah Nahdatul Wathan, ia sejalan dengan

praktik keagamaan atau lebih dikenal dengan Islam di Nusantara sebagai contoh jama’ah Nahdatul Wathan masih menggunakan upacara adat untuk

kematian, seperti tahlilan, talkin, dan juga kelahiran banyi dan sunatan. Tidak ada upaya purifikasi yang ketat dan pemisahan budaya dari agama oleh Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid. Namun pelan-pelan dominasi agama mulai terlihat di atas seiring berjalannya moderisasi pendidikan, salafisasi keagamaan, media turisme di Lombok. sinkretisme agama dan adat dikalangan jama’ah Nahdatul Wathan tidak lepas dari

model dakwah Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid yang mengikuti pola dakwah wali Songo di pulau Jawa. dia mengembangkan tradisi Islam sufi yang sangat adaptif dan akomodatif dengan budaya lokal,

18

menyisipkan prinsip dan nilai Islam dalam praktik lokal tersebut, dia juga persuasif dalam dakwahnya, lembut, sopan santun, toleran dan tidak ekstrim.11

Walaupun Organisasi Nahdatul Wathan adalah Organisasi keagamaan Islam ortodok, akan tetapi Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid justru menggunakan pancasila sebagai asas organisasi, bukan Islam ini sangat menarik karena bertolak belakang dari latar belakang keagamaan dan kepartaian politik nya di Masyumi yang di kenal sangat Islami keputusan ini menunjukkan dirinya sebagai sosok nasionalis religius yang mengedepankan kepentingan bangsa dari pada kepentingan pribadi dan kelompok, Tuan Guru Muhammad Zainuddin Abdul Majid di kenal sagat koopratif dengan pemerintahan daerah dan pusat.