• Tidak ada hasil yang ditemukan

P7NATA9A$!ANAAN :;11

Dalam dokumen ulkus kornea (Halaman 32-41)

N $onjung#i-al "ak#eri !eang /an0a ree epifora %louresein *+++, N *4, N !iliar !ensibili#a s !eang sampai &eba# (ingan /eba# Presipi#a# 5u0 N *4, N !iliar Infeksi loal /eba# an men0ebar #iak aa !eang 7ema Abu4abu ke&ijauan N *4, N+++ 7piskelara Tonome#ri 3.8 P7NATA9A$!ANAAN:;11

Pengobatan pada ulkus kornea bertujuan menghalangi hidupnya  bakteri dengan antibiotika, dan mengurangi reaksi radang dengan steroid. "ampai saat ini pengobatan dengan steroid masih kontro+ersi.* "eara umum ulkus diobati sebagai berikut  %ila terdapat ulkus yang disertai dengan

'2

 pembentukan seret yang banyak, jangan dibalut karena dapat menghalangi  pengaliran seret infeksi dan memberikan media yang baik untuk   perkembangbiakan kuman penyebabnya. "ekret yang terbentuk dibersihkan (

kali sehari ntisipasi kemungkinan terjadinya glauoma sekunder Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. %iasanya ukup diberi lokal keuali  pada kasus yang berat.

Terapi kortikosteroid pada peradangan kornea masih kontro+ersi. Telah diketahui bah!a pada keratitis telah terjadi kerusakan jaringan baik oleh karena efek langsung enim litik dan toksin yang dihasilkan oleh organisme  pathogen serta kerusakan yang disebabkan oleh reaksi inflamasi oleh karena

mikroorganisme. 4eaksi inflamasi supuratif terutama banyak sel  polimorfonuklear leukosit. -eutrofil mampu menyebabkan destruksi jaringan oleh metabolit radikal bebasnya maupun enim proteolitiknya. lasan yang masuk akal penggunaan kortikosteroid yaitu untuk menegah destruksi  jaringan yang disebabkan oleh neutrofil tersebut. %erikut adalah kriteria  pemberian kortikosteroid yang direkomendasikan ',B,<

Kortikosteroid tidak boleh diberikan pada fase a!al pengobatan hingga organisme penyebab diketahui dan organisme tersebut seara in +itro sensitif  terhadap antibiotik yang telah digunakan.

Pasien harus sanggup datang kembali untuk kontrol untuk melihat respon  pengobatan.

''

Tidak ada kesulitan untuk eradikasi kuman dan tidak berkaitan dengan +irulensi lain.

Di samping itu, adanya respon yang memuaskan terhadap pemberian antibiotik sangat dianjurkan sebelum memulai pemberian kortikosteroid. Kortikosteroid tetes dapat dimulai dengan dosis sedang 5prednisolon asetat atau fosfat 1L setiap (* jam7, dan pasien harus dimonitor selama 2((< jam setelah terapi a!al. /ika pasien tidak menunjukkan efek samping, frekuensi  pemberian dapat ditingkatkan dengan periode !aktu yang pendek kemudian

dapat di tapering sesuai dengan gejala klinik.',<

Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epitelisasi dan mata terlihat tenang, keuali bila penyebabnya pseudomonas yang memerlukan pengobatan tambahan 12 minggu. Pada tukak kornea dilakukan pembedahan atau keratoplasti apabila dengan pengobatan tidak sembuh atau terjadinya jaringan  parut yang mengganggu penglihatan.l

3./ ,&MPLI,A"I

Ulkus kornea dapat berkomplikasi dengan terjadinya perforasi kornea !alaupun jarang. $al ini dikarenakan lapisan kornea semakin tipis dibanding dengan normal sehingga dapat menetuskan terjadinya peningkatan tekanan intraokuler. /aringan parut kornea dapat berkembang yang pada akhirnya menyebabkan penurunan parsial maupun kompleks juga dapat terjadi, glaukoma dan katarak. Terjadinya neo+askularisasi dan endoftalmitis11,  penipisan kornea yang akan menjadi perforasi, u+eitis, sinekia anterior,

'(

sinekia posterior, glauoma dan katarak juga bisa menjadi salah satu komplikasi dari penyakit ini.2,',*

3.10 PR&%N&"I"

Prognosis dari ulkus kornea tergantung dari epat lambannya pasien mendapat pengobatan, jenis mikroorganisme penyebab, dan adanya penyulit maupun komplikasi. Ulkus kornea biasanya mengalami perbaikan tiap hari dan sembuh dengan terapi yang sesuai. /ika penyembuhan tidak terjadi atau ulkus bertambah berat, disgnosis dan terapi alternatif harus dipertimbangkan.

BAB I> PEMBAHA"AN

Keluhan utama penderita yaitu mata kiri nyeri sehingga pasien kesulitan membuka matanya, dimana rasa nyeri akan bertambah saat pasien berusaha membuka mata dan berkedip. "elain itu mata kiri juga dikeluhkan berair, silau, merah,  penglihatan kabur, dan kadang terdapat kotoran mata ber!arna kekuningan. $al ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan bah!a ulkus kornea menyebabkan nyeri karena kornea memiliki banyak serabut nyeri dimana kebanyakan lesi kornea akibat  benda asing kornea, keratitis serta ulkus kornea akan menimbulkan rasa sakit, rasa sakit ini diperhebat dengan adanya gesekan palpebfa terutama palpebra superior pada kornea dan menetap sampai sembuh. Peka terhadap ahaya 5 fotofobia7 dikarenakan kontraksi iris karena peradangan dimana terjadi dilatasi pembuluh iris yang merupakan refleks akibat dari iritasi ujung saraf kornea. Dan peningkatan  pembentukan air mata. 8ejala lainnya adalah gangguan penglihatan, pada pasien ini gangguan penglihatan dikarenakan letak dari ulkus itu sendiri yaitu di sentral yang mana mengganggu pembiasan sinar yang masuk ke mata sehingga sinar tidak dapat difokuskan tepat pada makula lutea. "elain itu adanya mata merah dan berair  dikarenakan proses inflamasi yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah.

Pada pemeriksaan lokalis mata kiri didapatkan blepharospasme karena pasien merasa silau. ?dema pada kelopak disebabkan adanya peningkatan permeabilitas  pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah berupa P9:I dan 9:I dikarenakan adanya reaksi peradangan yang meluas sampai ke arteri konjungti+a posterior dan

'*

arteri siliaris anterior. Kekeruhan kornea diakibatkan oleh adanya edema pada kornea. Kekeruhan tersebut berbentuk bulat berbatas tegas terletak di sentral. ?dema ini disebabkan adanya peradangan kornea yang menyebabkan gangguan pompa -aK  sehingga terjadi retensi air yang dapat menyebabkan edema. "elain itu juga disebabkan oleh adanya infiltrasi selsel radang pada kornea.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik penderita ini memenuhi kriteria diagnosis ulkus kornea yang disebabkan oleh bakteri. Pada penderita ini dari anamnesis dan pemeriksaan fisik perlu dibedakan dengan ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan +irus. Pada ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan +irus keluhan yang didapatkan oleh pasien hampir sama dengan ulkus kornea yang disebabkan oleh bakteri. Pada ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur, edema pada kelopak mata dan kemerahannya lebih minimal dan juga sering dijumpai pada  pemakai kortikosteroid jangka panjang. Pada ulkus kornea yang disebabkan oleh +irus nyeri yang ditimbulkan minimal karena terjadi anestesi pada kornea Ulkus kornea juga sering berulang terutama yang diakibatkan oleh +irus herpes simplek. Pada pemeriksaan fisik penderita ini juga mengarah ke ulkus kornea susp bakterial. Pada ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur bentuk ulkus mirip dengan ulkus dendritik pada herpes simplek, adanya lesi satelit 5umumnya infiltrat7 di tempat tempat yang jauh dari ulserasi. Pada ulkus kornea yang disebabkan +irus lesi biasanya  berbentuk ulkus dendritik yang memiliki pola perabangan linear khas dengan tepian kabur memiliki bulbus bulbus terminalis pada ujungnya. Dapat juga berupa ulkus geografik dimana biasanya lesi dendritik berbentuk lebih lebar dan tepian ulkus tidak  kabur dan terjadi penurunan sensibilitas dari kornea.

'B

Usulan pemeriksaan yang dilakukan adalah pengeatan gram, giemsa, K#$, kultur dan tes sensiti+itas. $al ini dilakukan untuk membedakan penyebab dari ulkus kornea tersebut sehingga dapat membantu pemilihan terapi yang adekuat.

Pengobatan yang diberikan pada penderita ini adalah le+oflo=ain tetes mata * kali 1 tetes per hari yang berfungsi sebagai antibiotik lokal spektrum luas, trophin tetes mata ' kali 1 tetes per hari sebagai midriatikum, iprofoksasin tablet 2 = )33mg sebagai antibiotik sistemik, Ketokonaole 1=233 mg kortikosteroid sebagai anti  peradangan

Prognosis pada penderita ini mengarah ke buruk, didukung oleh kepustakaan yang mengatakan bah!a prognosis penderita ulkus kornea buruk karena komplikasi yang dapat terjadi berupa perforasi kornea, endopthalmitis, panopthalmitis. pabila sembuh maka akan menyebabkan terbentuknya sikatriks kornea yang juga akan mengganggu penglihatan penderita.

BAB > PENUTUP

I>.1 ,E"IMPULAN

Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien didiagnosa #" ulkus kornea dengan hipopion.

Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea. Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak  ditemukan oleh adanya kolagenase oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal dua bentuk ulkus pada kornea yaitu sentral dan marginal ; perifer. Ulkus kornea perifer dapat disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya oleh kuman "tafilokok aureus, $. influena dan .launata.

8ejala dari ulkus kornea adalah mata merah, sakit mata ringan hingga  berat, fotofobia, penglihatan menurun serta kekeruhan ber!arna putih pada

kornea. 8ejala yang dapat menyertai adalah terdapatnya penipisan kornea, lipatan Desemet, reaksi jaringan kornea 5akibat gangguan +askularisasi iris7,  berupa suar, hipopion, hifema dan sinekia posterior.

Pengobatan pada ulkus kornea bertujuan untuk menghalangi hidupnya  bakteri, dengan antibiotika serta untuk mengurangi reaksi radang, dengan

steroid.

'>

I>.2 "ARAN

Pemberian KI? kepada masyarakat a!am mengenai bahaya

MkelilipanN yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan ulkus kornea,terkait kesalahan pada saat penaganan dengan hygiene yang kurang sehingga menjadi penetus infeksi dan dapat menggangu penglihatan.

(3

DATAR PU"TA,A

1. %is!ell 4. 9ornea In :aughn D, sbury T, ?+a P4, eds. 8eneral #phtalmology 1Bthed. U" ppleton C 0angeG 233<. p. 12*(>

2. ills T/, 9orneal Uleration and Ulerati+e Keratitis in ?mergeny ediine. 9itied on ugust >, 2311. +aible from http;;!!!.emediine.om;emerg;topi 11).htm.

'. -etter tlas of $uman natomy.

(. Ilyas ". natomi dan @isiologi ata. Dalam  Ilyas ". Ilmu Penyakit mata ?disi ketiga. /akarta %alai Penerbit @KUI G 233<. $.l1'.

). 4iordan P. natomy C ?mbriology of the ?ye. In :aughan D8, sbury T, 4iordan?+e P. 8eneral #phtalmology. 1Bthed. U" ppleton C 0angeG 233<. P.<13

*. 0ange 8erhard K.#phtalmology. 2333. -e! Jork Thieme. P. 11B((

B. %asi and 9linial "iene 9ourse. ?=ternal Disease and 9ornea, part 1, "etion <, American Academy of -phthalmology, U" 233<233> P.'<>

<. %asi and 9linial "iene 9ourse. ?=ternal Disease and 9ornea, part 1, "etion <, American Academy of -phthalmology, U" 233<233> P.1B>>2

>. %asi and 9linial "iene 9ourse. @undamental and priniples of  ophthalmology, setion 2 , American Academy of -phthalmology, U" 233< 233>. P. ()>

13. Ilyas ". ata erah dengan penglihatan Turun endadak. In Ilyas ". Ilmu Penyakit ata. 'rd ed. /akarta %alai Penerbit @KUI. 233(. P.1(B*B

11. @arouHui "O, 9entral "terile 9o rnea Uleration. 9itied on ugust >th, 2311. +ailable from !!!.emediine.om.

12. %oles, "@, D. 0ens 9ompliation C anagement ?I Ainter 233> -e!sletter. 9itied on ugust > th, 2311

1'. nggraini -D. 233(. Ulkus kornea. +ailable at http ; ;!!!. sribd. om; do; ')>1*1*<;U0KU"K#4-?.

Dalam dokumen ulkus kornea (Halaman 32-41)

Dokumen terkait