• Tidak ada hasil yang ditemukan

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang Pulang kembali aku padamu Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu

Satu kekasihku Aku manusia Rindu rasa Rinda rupa Di mana engkau Rupa tiada Suara sayup

Hanya kata merangkai hati Engkau cemburu

Engkau ganas

Mangsa aku dalam cakarmu Bertukar tangkap dengan lepas Nanar aku gula sasar

Sayang berulang padamu jua Engkau pelik menarik ingin Serupa dara di balik tirai Kasihmu sunyi

Menunggu seorang diri Lalu waktu-bukan giliranku Mati hari-bukan kawanku....

b. Perasaan /Rasa

Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu

yang dituangkan ke dalam puisinya. Rasa juga merupakan cara bagaimana penyair mengejawantahkan bentuk perasaan dan pengalaman batinnya kepada keahlian untuk memilih kata-kata figuratif yang dianggap dapat mewakili perasan atau ekspresinya terhadap sesuatu.

Keahlian menuangkan gejolak batin, gairah, kerinduan, atau bentuk ungkapan lain berupa pilihan kata dan simbol-simbol gaya bahasa menjadikan puisi makin terasa indah dan punya kedalaman makna. Hal tersebut dapat dilihat pada contoh larik-larik penggalan puisi Tuhan karya Bahrun Rangkuti di bawah ini.

Hanyut aku Tuhanku

Dalam lautan kasih-Mu

Tuhan bawalah aku

Meninggi ke langit ruhani

c. Nada dan Suasana

Nada adalah bentuk sikap atau keinginan penyair terhadap

pembaca. Apakah penyair lewat puisinya ingin memberikan nasihat, menyindir, mengkritik, atau mengejek pembaca. Suasana adalah akibat yang ditimbulkan puisi terhadap jiwa pembaca. Nada dan suasana memiliki kaitan yang erat. Nada puisi yang bersifat kesedihan dapat membuat perasaan pembaca merasa iba. Nada yang mengandung kritikan membuat suasana hati pembaca merasa ingin memberontak dan sebagainya.

d. Pesan atau Amanat

Pesan atau amanat adalah hal yang ingin disampaikan oleh

penyair kepada pembaca lewat kata-kata dalam puisinya. Makna dapat ditelaah setelah pembaca memahami tema, nada, dan suasana puisi tersebut. Amanat juga dapat tersirat dari susunan kata-kata yang dibuat oleh penyair. Perhatikan puisi Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro, di bawah ini.

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi rapi Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali Pedang di kanan, keris di kiri

Berselimpang semangat yang tak bisa mati Maju

Ini barisan tak bergenderang bertalu Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti Sudah itu mati Maju

Bagimu negeri Menyediakan api

Punah di atas menghamba Binasa di atas di tinda

Sungguhpun dalam ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai

Maju Serbu Serang Terjang

Amanat atau pesan yang tersirat dari puisi ini ialah bagaimana semangat Pangeran Diponegoro dapat hadir pada jiwa-jiwa manusia modern yang hidup di zaman sekarang. Meskipun yang dihadapi bukan lagi penjajah melainkan berbagai masalah yang terjadi pada bangsa yang sedang berkembang seperti masalah pengangguran, pemerataan, dan keadilan, namun tetap semangat membela kebenaran khususnya bagi para kaum yang tertindas jangan pernah punah.

A. Hakikat Apresiasi

Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal, memahami, dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya tersebut dan berakibat subjek apresiator bisa menghargai karya sastra yang dinikmatinya secara sadar.

B. Proses Apresiasi

Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni bahasa, perlu dilakukan aktivitas berupa (1) mendengarkan/menyimak,(2) membaca, (3) menonton, (4) mempelajari bagian-bagiannya, (5) menceritakan kembali, (6) mengomentari, (7) meresensi, (8) membuat parafrasa, (9) menjawab pertanyaan, (1) merasakan atau melakonkan, (11) membuat sinopsis cerita.

Selain aktivitas merespons, juga melakukan langkah-langkah (1) menginterprestasi, (2) menganalisis, (3) menikmati, (4) mengevaluasi, dan (5) memberikan penghargaan

C. Jenis Apresiasi

Setelah melakukan pilihan kepada sebuah bentuk karya sastra yang menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya, seseorang akan merespons karya tersebut dengan dua bentuk sikap atau jenis apresiatif, yaitu:

1. apresiasi yang bersifat kinetik atau sikap tindakan, dan 2. apresiasi yang bersifat verbalitas

D. Pengertian Prosa

Prosa ialah karya sastra yang berbentuk cerita yang bebas, tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi. Bahasa prosa seperti bahasa sehari-hari. Menurut isinya prosa terdiri atas prosa fiksi dan nonfiksi.

1. Prosa fiksi ialah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan

pengarangnya. Isi cerita tidak sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi sugestif/ imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek (cerpen), novel, dan dongeng.

Di dalam prosa fiksi, terdapat unsur-unsur pembangun yang disebut unsur intrinsik, yaitu: tema, alur/plot, penokohan, latar, amanat, sudut pandang pengarang, dan gaya bahasa.

2. Prosa nonfiksi

Prosa nonfiksi ialah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang tetapi berisi hal-hal yang berupa informasi faktual (kenyataan) atau berdasarkan pengamatan pengarang. Prosa nonfiksi disebut juga karangan semi ilmiah, yang termasuk karangan semi ilmiah ialah: artikel, tajuk rencana, opini, feature, biografi, tips, reportase, jurnalisme baru, iklan, dan pidato.

E. Memahami Puisi 1. Pengertian Puisi

Puisi adalah wujud ekspresi pikiran dan batin seseorang melalui kata-kata yang terpilih dan dapat mewakili berbagai ungkapan makna sehingga menimbulkan tanggapan khusus, keindahan, dan penafsiran beragam. Dalam pengertian bebas yang lain, puisi disebut juga ucapan atau ekspresi tidak langsung atau ucapan ke inti pati masalah, peristiwa, ataupun narasi (Pradopo, 2005, 314).

2. Hakikat Puisi

Sebagai karya sastra, puisi tetap harus memiliki kemampuan menampung segala unsur yang berkaitan dengan kesastraan. Setidaknya ada tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk memahami hakikat puisi, yaitu: sifat seni, kepadatan, dan ekspresi tidak langsung.

3. Unsur-unsur di dalam puisi

Selain memiliki unsur-unsur yang tampak seperti diksi, misalnya (penggunaan ungkapan, majas, peribahasa), tipografi (pola susunan puisi seperti larik, bait), serta rima/ritme (persamaan bunyi), puisi juga memiliki unsur batin. Unsur batin di dalam puisi meliputi: tema, rasa (nada, dan amanat).

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dari pernyataan di bawah ini!

1. Yang tidak termasuk bentuk prosa nonfiksi ialah

a. artikel d. tips

b. legenda e. tajuk rencana

c. feature

2. Karangan yang tidak terikat oleh baris, persamaan bunyi, dan irama disebut

a. drama d. seni tradisional

b. puisi e. lirik lagu

c. prosa

3. Di bawah ini yang bukan termasuk langkah-langkah apresiasi adalah

a. mengenal d. memberikan reaksi

b. memahami e. memberikan penghargaan

c. menghayati/menjiwai

4. Perbedaan cerpen dan novel adalah di bawah ini, kecuali a. dari perkembangan nasib tokohnya

b. perkembangan setting atau latarnya c. karakter dan watak tokohnya

d. dari jenis sastranya e. penyajian konfliknya

Dalam dokumen BAB 1 MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI teks seni (Halaman 46-51)

Dokumen terkait