• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA

A. Upaya Mengoptimalkan Pajak Daerah di DPPKA Kota Surakarta

A.2. Upaya Ekstensifikasi dengan menggali sumber-sumber pendapatan daerah khususnya pajak daerah

3. Pajak Parkir

Pajak parkir merupakan pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor, tidak bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran. Dasar hukumnya peraturan daerah kota Surakarta nomor 11 tahun 2002 tentang pajak parkir. Alasan pengenaan pajak parkir menurut informan karena banyaknya pertumbuhan pusat perbelanjaan di kota Surakarta. Menurut ibu Sinto Retno Wandyastuti, SE, MM selaku kepala seksi pendaftaran dan pendataan menyebutkan “…ada pajak parkir, dengan semakin maraknya mall, swalayan di solo ini…” . pertumbuhan ini juga menyebabkan tumbuhnya lahan parkir sehingga dinas pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset merasa hal ini sebagai potensi yang cukup baik untuk digali. Pajak parkir memang menjadi bagian dari pajak daerah berdasarkan UU no.34 tahun 2000 yang memberikan hasil signifikan dibanding pajak lainnya.

commit to user Tabel 3.4

Realisasi Pendapatan Pajak Parkir

Tahun Anggaran Realisasi %

2007 Rp.500.000.000,00 Rp.545.865.700,00 109,17 2008 Rp.751.000.000,00 Rp.752.316.260,00 100,18 2009 Rp.945.000.000,00 Rp.972.577.200,00 102,92 Sumber : DPPKA Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 pajak parker dianggarkan Rp.945.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.972.577.200,00 atau 102,92% melebihi anggaran sebesar Rp. 27.577.200,00 atau 2,92%. Pajak parker ini mendapat perikat ketiga untuk kontribusi terbesar pada pajak daerah. Mengingat pada tahun 2008 mengalami menurunkan pencapaian tetapi masih bisa menutupi anggaran yang ada.

Lahan parkir memang menjadi usaha yang menguntungkan mengingat banyaknya kendaraan pribadi yang ada baik kendaraan bermotor maupun mobil. Kondisi ini dapat dilihat di kota Surakarta yang sudah mulai mengalami kemacetan walaupun tidak terlalu pajang. Peneliti menganggap ini sebagai hal yang pantas untuk dipungut karena jumlah kendaraan pribadi yang ada merupakan potensi pajak yang sangat besar. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kontribusi pajak parkir selalu melibihi target yang ditetapkan diawal tahun anggaran berdasarkan data yang ada.

commit to user 4. Pajak Penerangan Jalan

Setiap penggunaan listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun yang diperoleh dari sumber lain dipungut pajak dinamakan pajak penerangan jalan. Listrik yang dimaksudkan meliputi seluruh pembangkit listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. Adapun pengenaan tarifnya adalah sebesar 9% untuk penggunaan listrik sumber lain selain industry, 3% untuk sumber lain oleh industry, 1,5% yang dihasilkan sendiri.

Tabel 3.5

Realisasi Pendapatan Pajak Penerangan Jalan

Tahun Anggaran Realisasi %

2007 Rp.21.221.953.000,00 Rp.22.860.946.389,00 107,72 2008 Rp.24.150.000.000,00 Rp.24.902.623.244,00 103,12 2009 Rp.25.538.000.000,00 Rp.25.937.479.080,00 101,56 Sumber : DPPKA Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pajak penerangan jalan pada tahun 2009 sebesar Rp.25.538.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.25.937.479.080,00 tau 101,56% melebihi anggaran sebesar Rp. 399.479.080,00 atau 1,56%. Secara nominal ini memang sangat memuaskan, tetapi secara persentase pajak ini menduduki peringkat keempat diantara pajak daerah lain. Ini perlu digali lebih mengingat secara nominal pajak ini dilihat sangat besar nominalnya.

commit to user 5. Pajak Restoran

Setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran dipungut pajak dengan nama pajak restoran. Adapun dasar hokum yang mengikatnya adalah peraturan daerah kota Surakarta nomor 10 tahun 2002 tentang pajak restoran. Tarif pajak pengenaan yang ditetapkan 5% dan 10% tergantung kategorinya.

Tabel 3.6

Realisasi Pendapatan Pajak Restoran

Tahun Anggaran Realisasi %

2007 Rp.6.000.000.000,00 Rp.6.193.638.884,00 103,23 2008 Rp.7.500.000.000,00 Rp.7.647.041.788,00 101,96 2009 Rp.9.000.000.000,00 Rp.9.044.588.060,00 100,50 Sumber : DPPKA Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pajak restoran yang mempunyai target sebesar Rp.9.000.000.000,00 dapat direalisasikan sebesar Rp.9.044.588.060,00 atau 100,50% melebihi anggaran sebesar Rp.44.588.060,00 atau 0,50%. Hasilnyapun cukup memuaskan mengingkat kota Surakarta banyak berdiri warung makan, café dan resto yang baru dan banyak disudut-sudut kota Surakarta. Pajak ini juga bisa lebih dioptimalkan lebih untuk mendapatkan target yang telah ditentukan oleh pemkot Surakarta.

commit to user 6. Pajak Reklame

Pajak reklame dikenakan setiap penyelenggaraan reklame yang dipasang. Reklame merupakan benda, alat perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan coraknya untuk memperkenalkan, menganjurkan dan memujikan suatu barang, jasa atau seseorang yang ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari tempat umum. Dasar hukum pemungutannya adalah peraturan daerah nomor 5 tahun 1999 dan keputusan walikota Surakarta nomor 4 tahun 2001 tentang perubahan keputusan walikota nomor 3/DRT/1999 tentang pedoman pelaksanaan reklame. Objek pajak reklame ini antara lain : · Reklame papan / billboard / videotron / megatron dan sejenisnya, · Reklame kain,

· Reklame melekat, stiker, · Reklame selebaran,

· Reklame berjalan, termasuk pada kendaraan, · Reklame udara,

· Reklame apung, · Reklame suara, · Reklame film / slide · Reklame peragaan.

commit to user Tabel 3.7

Realisasi Pendapatan Pajak Reklame

Tahun Anggaran Realisasi %

2007 Rp.3.416.000.000,00 Rp.3.441.757.063,00 100,75 2008 Rp.3.450.000.000,00 Rp.3.527.909.910,00 102,26 2009 Rp.4.500.000.000,00 Rp.3.850.377.341,00 85,24 Sumber : DPPKA Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan secara nominal pada tiga tahun terakhir. Disini pajak reklame dapat dikategorikan dalam implementasinya kurang baik. Dalam laporan realisasi APBD kota Surakarta tahun anggaran 2009, pajak reklame kurang dari anggaran sebesar Rp.649.622.659,00 atau 14,44%. Ini merupakan hasil kurang memuaskan. Dimana dari target yang sudah ditetapkan masih kurang bisa menutupi pungutannya. Maka ini dirasakan perlu untuk memperbaiki pelayanan dari dalam maupun dari luar dinas sendiri seperti yang dikemukakan oleh bapak Pramono, MM selaku staf seksi dafda bagian reklame :

“Kita juga sudah mengusahakan secara optimal, tapi mungkin hasilnya belum bisa menutupi anggaran yang sudah ditargetkan” (Wawancara, 19 juli 2010).

Ini bisa dilihat dengan menurunnya jumlah obyek pajak yang ada di kota Surakarta yang di tahun 2008 DPPKA mempunyai objek pajak sejumlah 15.838 objek pajak reklame sedangkan pada tahun 2009 DPPKA mempunyai 13.729 objek pajak. Ini mengalami

commit to user

penurunan sejumlah 2.109 objek pajak. Padahal untuk menutupi target yang ada, seharusnya objek pajak bukan mengalami penurunan tetapi harus meningkat, seiring meningkatnya target setiap tahunnya. Jadi tidak mengherankan jika tahun 2009 target yang sudah ditetapkan mengalami penurunan yang drastis sebesar 14,44 %.

Lebih lanjut Bapak Pramono menegaskan penurunan ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang tidak paham akan papan publik yang dipasang tersebut dikenakan pajak.

“Rata-rata masyakarat dalam subyek pajak reklame ini banyak yang tidak sadar mbak bahwa papan iklannya itu kena pajak. Sebenarnya kita juga punya tim tapi dengan lokasi yang begitu banyaknya tahun kemarin kita sudah merugi banyak. Akhirnya tahun ini kita akan berusaha lagi untuk terus mengawasi menyebaran dan pemasangan reklame dengan menambah orang dalam tim observasi lapangan di UPTD itu” (Wawancara, 19 juli 2010).

Banyaknya masyarakat yang kurang sadar membayar pajak memang menjadi kendala utama dalam pemungutan pajak. Apalagi tentang pengetahuan masyarakat akan benda yang memperkenalkan produknya tersebut dikenakan pajak. Sumber daya manusia pun juga tak kalah menjadi penghambat terkumpulnya pajak, kekurangan orang dalam suatu tim sangat menggangu jalannya tugas yang harus dilaksanakan.

Dokumen terkait