• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III. Bantuan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya

3.1. Paket Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya

Dalam kegiatan Pengembangan Wirausaha Pemula Perikanan Budidaya, dialokasikan bantuan melalui mata anggaran kegiatan belanja barang non operasional lainnya (MAK 521219). Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 91/PMK.05/2007 tanggal 30 Agustus 2007 tentang Bagan Akun Standar, MAK 521219 digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditampung dalam MAK 521211 (belanja bahan) dan MAK 521212 (belanja barang transito)

termasuk belanja barang/modal yang akan diserahkan pada masyarakat serta biaya-biaya crash program. Dengan demikian, penyerahan bantuan pengembangan wirausaha perikanan budidaya dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada pokdakan agar dicatat oleh petugas Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Keuangan – Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) sebagai barang persediaan serta dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima dari KPA kepada pokdakan penerima bantuan.

Penentuan lokasi dan alokasi setiap kabupaten/kota didasarkan pada potensi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing kabupaten/kota, aspirasi masyarakat, dan sasaran produksi yang telah ditargetkan masing-masing kabupaten/kota.

Bantuan diberikan dalam bentuk sarana produksi perikanan untuk kegiatan usaha:

1. Pembenihan/pembibitan rumput laut, patin, lele, dan gurame;

2. Pembesaran rumput laut, patin, nila, lele, gurame, mas, dan polikultur;

3. Budidaya maggot sebagai bahan baku pakan ikan.

Untuk kegiatan usaha pembenihan, sarana produksi perikanan terdiri dari induk berkualitas, benih, pakan, obat-obatan dan sarana budidaya. Kebun bibit rumput laut terdiri dari bibit rumput laut dan sarana budidaya. Sedangkan untuk kegiatan pembudidayaan/pembesaran, sarana produksi

perikanan terdiri dari benih berkualitas, pakan, obat-obatan dan sarana untuk pembesaran. Untuk maggot, sarana produksi berupa bungkil atau sludge/lumpur kelapa sawit dan sarana pendukung budidaya.

Penyaluran bantuan didasarkan pada perhitungan analisa usaha minimal 1 (satu) orang, sehingga dapat diproyeksikan produksi yang dihasilkan. Dengan demikian untuk memperoleh hasil yang optimal maka pemanfaatan bantuan dikelola dalam kelompok (minimal 10 orang). Untuk bantuan UPR dan kebun bibit rumput laut, pengelolaannya dilakukan oleh UPP yang pelaksanaannya dikoordinasikan dengan pokdakan.

Untuk memperoleh calon penerima bantuan yang dapat dikategorikan sebagai wirausaha pembudidaya pemula maka perlu dilakukan proses seleksi secara terpadu dan akuntabel sehingga bantuan dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk pengembangan usaha selanjutnya.

Paket pengembangan wirausaha perikanan budidaya meliputi:

a. Paket budidaya rumput laut

a) Paket kebun bibit rumput laut dengan nilai bantuan sebesar Rp. 15.000.000, diberikan dalam bentuk sarana produksi yang akan dimanfaatkan dengan menggunakan metode lepas dasar, long line atau rakit apung, terdiri dari:

 Bibit : 2.000 kg

 Sarana : tali, jangkar, pelampung, kayu/bambu,

dan perahu kayu.

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 25 hari, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 8 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 10 ton, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 80 ton.

b) Paket budidaya rumput laut dengan nilai sebesar Rp. 6.500.000, diberikan dalam bentuk sarana produksi yang akan dimanfaatkan dengan menggunakan metode lepas dasar, long line atau rakit apung, terdiri dari:

 Bibit : 750 kg

 Sarana : tali, jangkar, pelampung, kayu/bambu

dan perahu kayu.

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 45 hari, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 6 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 450 kg kering, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton kering.

b. Paket budidaya ikan patin

a) Paket pembenihan patin dengan nilai sebesar Rp. 15.000.000 yang diberikan dalam bentuk sarana produksi yakni:

 Aquarium uk. 6o cm2 (15 buah) Rp. 3.000.000,-

 Kolam Induk ukuran 5x2 m2 (1 kolam) sebesar

Rp.1.000.000,-

 Induk : 20 ekor betina dan 10

ekor jantan

 Sarana lainnya : obat-obatan, vitamin,

dan hormon

 Pakan induk : 150 kg

 Pakan larva artemia : 10 kaleng

 Pakan benih cacing : 100 liter

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 2 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 5 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 250.000 ekor, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1.250.000 ekor .

b) Paket budidaya patin di Karamba Jaring Apung dengan nilai sebesar Rp. 17.500.000 yang diberikan dalam bentuk sarana produksi yakni:

 Pengadaan KJA 2 lubang @ 3x3 m2

sebesar Rp. 10.000.000,-

 Benih (ukuran 3 inch/ekor) : 2.000 ekor

 Pakan : 1.000 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 850 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1,7 ton.

c) Paket budidaya patin di kolam, kolam lahan marjinal dan lahan gambut dengan nilai sebesar Rp. 13.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pembuatan kolam sebesar : Rp. 3.500.000,-

 Benih (ukuran 3 inch/ekor) : 3.000 ekor

 Pakan : 1.500 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 1,2 ton, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

c. Paket budidaya ikan nila

a) Paket budidaya nila di kolam dengan nilai sebesar Rp. 9.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-

 Benih (ukuran 5 - 8 cm/ekor) : 3.400 ekor

 Pakan : 1.000 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 4 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,7 ton.

b) Paket budidaya nila di Karamba Jaring Apung dengan nilai sebesar Rp. 17.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pengadaan KJA 2 lubang @ 3x3 m2 sebesar Rp.

10.000.000,-

 Benih (ukuran 3-4 inch/ekor) : 3.000 ekor

 Pakan : 1.000 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 3 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 3,2 ton.

d. Paket Budidaya ikan lele

a) Paket pembenihan lele dengan nilai sebesar Rp. 15.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Kolam terpal ukuran 3x4 m2 (6 kolam)

sebesar Rp. 3.000.000,-

 Kolam Induk ukuran 5x2 m2 (1 kolam) sebesar Rp. 1.000.000,-

 Induk : 20 ekor betina dan 10 ekor

jantan

 Pakan induk : 100 kg

 Pakan larva : 150 kg

 Pakan benih : 600 kg

 Sarana lainnya : obat-obatan, vitamin, pupuk

dan kapur.

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 3 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 262.500 ekor, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 1.050.000 ekor.

b) Paket pembesaran lele dengan nilai sebesar Rp. 7.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pengadaan terpal sebesar : Rp. 1.000.000,-

 Benih (ukuran 5 - 8 cm/ekor) : 9.000 ekor

 Pakan : 900 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 3 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 4 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 900 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 3,6 ton.

e.

Paket

budidaya ikan gurame

a) Paket pendederan gurame dengan nilai sebesar Rp. 7.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-

 Benih (ukuran 6 - 8 cm/ekor) : 1.800 ekor

 Pakan : 400 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 4 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 275 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 825 kg.

b) Paket pembesaran gurame dengan nilai sebesar Rp. 7.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-

 Benih (ukuran 175 - 250 gram/ekor) : 750 ekor

 Pakan : 150 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 325 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 650 kg.

f. Paket budidaya ikan mas

Paket budidaya ikan mas dengan nilai sebesar Rp. 9.500.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Pembuatan Kolam : Rp. 3.500.000,-

 Benih (ukuran 5 - 8 cm/ekor) : 4.000 ekor

 Pakan : 950 kg

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 4 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 3 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 800 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 2,4 ton.

g. Paket budidaya polikultur udang - bandeng - rumput laut Paket budidaya polikultur dengan nilai sebesar Rp. 6.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Nener (ukuran 4 – 7 cm/ekor) : 5.000 ekor

 Benur berkualitas baik : 10.000 ekor (PL 30)

atau 15.000 ekor (PL 15)

 Rumput laut : 1.000 kg

 Persiapan Lahan : Rp. 2.500.000,-

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 6 bulan, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 2 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 160 kg udang; 1,3 ton bandeng dan 625 kg rumput laut kering. Sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 320 kg udang; 2,6 ton bandeng dan 1,25 ton rumput laut kering.

Gambar – 13. Budidaya polikultur udang, bandeng dan rumput laut di tambak tradisional

h. Paket budidaya maggot dengan bangunan beratap terpal Paket budidaya maggot dengan nilai sebesar Rp. 2.000.000 yang diberikan dalam bentuk penyediaan sarana produksi yakni:

 Bungkil kelapa sawit : 1.000 kg atau lumpur/

sludge kelapa sawit 3.000 kg

 Sarana : pasir, papan, kayu bulat, paku,

dan terpal.

Dengan asumsi: 1 siklus produksi = 30 hari, dan dalam 1 tahun dapat dilakukan 10 siklus, maka produksi 1 siklus diproyeksikan 300 kg, sehingga dalam 1 tahun akan diperoleh hasil sekitar 3 ton.

3.2 Kriteria Wirausaha Pemula Perikanan

Dokumen terkait