Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
C. Hasil Penelitian
2. Pandangan Stakeholder a. Apresiasi
Apresiasi stakeholder Internal SMP Negeri 1 Malang yaitu 1) Pemberian kesempatan kepada siswa sekitar.
2) Penghematan biaya transportasi. 3) Pengurangan kemacetan.
4) Menjadi sebuah tantangan bagi guru dan sekolah.
Untuk apresiasi stakeholder eksternal SMP Negeri 1 Malang yaitu 1) Memberi kesempatan kepada warga sekitar
2) Mengurangi kemacetan 3) Mempermudah transportasi
4) Mengubah mindset masyarakat mengenai sekolah unggulan dan sekolah biasa.
1) Memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar 2) Menjadi sebuah tantangan bagi guru dan sekolah 3) Penghematan biaya transportasi.
Untuk apresiasi stakeholder eksternal SMP Negeri 3 Malang meliputi 1) Pemberian kesempatan kepada siswa sekitar.
2) Penghematan biaya transportasi. 3) Pengurangan kemacetan.
Tabel 4.1 Apresiasi stakeholder internal
No. SMP Negeri 1 Malang SMP Negeri 3 Malang
1. Persamaan 1. Pemberian
kesempatan kepada siswa sekitar 2. Menjadi sebuah
tantangan bagi guru dan sekolah. 3. Penghematan biaya transportasi. 1. Memberi kesempatan kepada masyarakat sekitar 2. Menjadi sebuah tantangan bagi guru dan sekolah
3. Penghematan biaya transportasi.
2. Perbedaan Pengurangan kemacetan.
Tabel 4.2 apresiasi stakeholder eksternal
No. SMP Negeri 1 Malang SMP negeri 3 Malang
1 Persamaan 1. Memberi kesempatan kepada warga sekitar 2. Mengurangi kemacetan 3. Mempermudah transportasi 1. Pemberian kesempatan kepada siswa sekitar. 2. Penghematan biaya transportasi. 3. Pengurangan kemacetan. 2 Perbedaan Mengubah mindset
masyarakat mengenai sekolah unggulan dan sekolah biasa.
b. Kritik stakeholder Internal dan Eksternal
Adapun kritik yang diberikan oleh stakeholder internal SMP Negeri 1 Malangadalah terjadinya kesenjangan wilayah bagi siswa yang berada di kabupaten. Kabupaten malang yang memiliki wilayah yang terbentang dan dibatasi oleh wilayah kita. Sehingga antara wilayah kabupaten memiliki jarak yang terlalu jauh. Sedangkan siswa berada pada zonasi kabupaten dengan jarak yang jauh.
Untuk kritik yang diberikan stakeholder Eksternal SMP Negri 1 Malang yaitu:
1) Terbatasnya pilihan sekolah anak
2) Orang tua menjadi kesulitan karena semangat anak untuk berprestasi menjadi menurun.
Sedangkan kritik yang diberikan oleh stakeholder internal SMP Negeri 3 Malang yaitu
1) Pelaksanaan kebijakan yang terlalu terburu
2) Sekolah kesulitan dalam menyamakan budaya belajar. Untuk kritik yang diberikan oleh stakeholder eksternal meliputi
1) Calon pesrta didik dalam memilih sekolah menjadi terbatas.
2) Sebuah kebijakan ketika diterapkan jangan menjadi sebuah kepentingan politik
c. Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan utama yang dihadapi oleh SMP Negeri 1 Malang dan SMP negeri 3 Malang sama yaitu mengenai permasalahan kemampuan akademis
siswa yang tidak sama. Hal inni dikarenakan input yang didapat sudah tidak sama dengan sebelumnya. Permasalahan yang dihadapi SMP negeri 1 Malang meliputi
1) Menurunnya motivasi anak untuk berprestasi.
2) Sekolah mendapatkan tantangan untuk menyamakan budaya disiplin siswa.
3) Penyalahgunaan SKTM
Sedangkan permasalahan yang dihadapi oleh SMP Negeri 3 Malang meliputi:
1) Sarana yang tidak dimiliki sebagian anak zonasi untuk pembelajaran E-Learning
2) Menurunnya semangat anak karena tidak bisa masuk sekolah favorit 3) Nilai-nilai anak wilayah yang tidak bisa diprediksi dan heterogen
4) Adanya penyebaran KK terbitan lama yang tidak sesuai dengan tempat tinggal sekarang
5) Sekolah mengalami kesulitan dalam menyamakan budaya disiplin anak 6) Penurunan nilai rata-rata nilai harian
Tabel 4. 3 Permasalahan No. SMP Negeri 1 Malang SMP Negeri 3 Malang 1. Persamaan 1. Menurunnya motivasi anak untuk berprestasi. 2. Sekolah mendapatkan tantangan untuk
1. Menurunnya semangat anak karena tidak bisa masuk sekolah favorit
2. Nilai-nilai anak wilayah yang tidak bisa diprediksi dan heterogen
menyamakan budaya disiplin siswa. 3. Penyalahgunaan SKTM pelanggaran 3. Adanya penyebaran KK terbitan lama yang tidak sesuai dengan tempat tinggal sekarang
4. Sekolah mengalami kesulitan dalam menyamakan budaya disiplin anak
2. Perbedaan 1. Sarana yang tidak dimiliki
sebagian anak zonasi untuk pembelajaran E-Learning 2. Penurunan nilai rata-rata
nilai harian
Selain itu permasalahan yang dihadapi oleh wali murid selaku stakeholder eksternal yaitu terbatasnya pilihan anak untuk sekolah hingga akhirnya
berdampak pada psikologis anak.
d. Solusi untuk mengatasi permasalahan.
Dalam mengatasi permasalahan yang ada solusi yang diberikan dan dilakukan oleh SMP Negeri 1 Malang meliputi:
1) Pendekatan dan penyiapan guru 2) Penyusunan program sekolah.
Sedangkan SMP Negeri 3 Malang dalam mengatasi permasalahan dengan cara:
1) Pengelompokan khusus anak zonasi dengan KKM dibawah standar untuk pemberian jam tambahan (penyusunan program sekolah) 2) Menyiapkan SDM guru yang telaten dan mumpuni
3) Pembelajaran berbasis IT
No. SMP Negeri 1 Malang SMP Negeri 3 Malang 1 Persamaan 1. Pendekatan dan
penyiapan guru 2. Penyusunan
program sekolah.
1. Pengelompokan khusus anak zonasi dengan KKM dibawah standar untuk
pemberian jam tambahan
(penyusunan program sekolah)
2. Menyiapkan SDM guru yang telaten dan mumpuni
2 Perbedaan Pembelajaran berbasis IT
e. Saran
Saran yang diberikan masyarakat adalah bahwa sistem zonasi itu namun dengan standar nilai yang sesuai dengan standar nilai sekolah. Saran yang diberikan oleh stakeholder eksternal SMP Negeri 1 Malang terkait sistem zonasi meliputi:
1) Zonasi tetap ada dengan persentase yang tidak terlalu besar 2) Ada batasan nilai yang sesuai dengan kelompok sekolah
3) Adanya evaluasi dua arah antara pembuat kebijakan dan kelompok sasaran kebijakan.
4) Adanya uji coba sebelum pelaksanaan kebijakan.
Sedangkan saran yang diberikan SMP Negeri 3 Malang meliputi:
1) Sistem zonasi tetap ada dengan grade nilai minimal dengan rata-rata delapan
2) Perlu kejelasan mengenai prasyarat dan syaratnya agar benar-benar tepat sasaran.
Tabel 4.5 Saran
No. SMP Negeri 1 Malang SMP Negeri 3 Malang
1. Persamaan Ada batasan nilai yang sesuai dengan kelompok sekolah
Sistem zonasi tetap ada dengan grade nilai minimal dengan rata-rata delapan
2. Perbedaan 1. Zonasi tetap ada dengan persentase yang tidak terlalu besar
2. Adanya evaluasi dua arah antara pembuat kebijakan dan kelompok sasaran kebijakan.
3. Adanya uji coba sebelum pelaksanaan kebijakan
1. Perlu kejelasan mengenai prasyarat dan syaratnya agar benar-benar tepat sasaran.
112 BAB V PEMBAHASAN
Proses implementasi kebijakan pendidikan menjadi suatu tahapan penting kebijakan pendidikan. tanpa adanya implementasi, kebijakan hanya akan menjadi sebuah dokumen saja. Dahulu dimana peneliti lebih memusatkan pada proses perumusan sehingga melupakan proses implementasinya. Jika dilihat pada kenyataannya implementasi kebijakan menjadi informasi penting mengenai kebijakan itu sendiri. Implementasi kebijakan menjadi sebuah informasi penting sebagai evaluasi kebijakan tersebut. Karena dengan implementasi kebijakan akan terlihat permasalahan yang muncul serta faktor keberhasilan kebijakan itu sendiri.
Dalam implementasi kebijakan tidak akan serta merta terjadi secara sempurna. Akan terjadi kesenjangan antara rumusan dan pelaksanaannya, yang pada akhirnya akan menimbulkan permaslahan. Permasalahan yang muncul ini akan menjadi kendala dalam proses implementasi kebijakan itu sendiri.157