• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANYABUNGAN, KABUPATEN MANDAILING NATAL , PROPINSI SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN Jl Agatis kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp./Fax (0251)

C. Panduan Pertanyaan ( Ternak kambing ) 1 Keterangan Tentang Ternak

1. Nama ternak : ... 2. No. Ear Tag : ... 3. a. Tanggal lahir : ... 4. b. Berat lahir : ... 5. c. Umur : ... 6. Lama diternakkan : ...

C.2. Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan

1. Sistem pemeliharaan : Kandang individual/campur dengan sesama anak 2. Sistem pemeliharaan : (pilih salah satu)

a. Selalu dikandangkan

b. Dikandangkan dan digembalakan c. Dilepas di lingkungan sekitar 3. Pemberian pakan

52 - Jenis hijauan/rumput yang diberikan : ...

- Jumlah rumput yang diberikan per ekor/hari : ... kg - Waktu pemberian pakan hijauan : ...kali (pagi-siang-sore) *) b. Dibiarkan mencari sendiri (dilepas)

c. Konsentrat dberikan/tidak diberi : banyaknya ... kg/hari d. Pakan konsentrat :

- Jenis konsentrat yang diberikan : ... - Jumlah konsentrat yang diberikan per ekor/hari : ... - Waktu pemberian konsentrat : ... kali (pagi-siang-sore)

4. Apakah kambing saudara pernah sakit ? YA/TIDAK 5. Bila ”YA” (tulis penyakitnya) :

6. Apakah kambing saudara divaksinasi ? YA/TIDAK 7. Bila ”YA” (tulis vaksinasinya apa) :

8. Seberapa besar tingkat kelahiran dan kematian? 2. PERTANYAAN II :

1. Berapa keuntungan yang diperoleh dari setiap hasil penjualan kambing?

2. Berapakah pendapatan yang diperoleh buruh dan pemilik peternakan setiap hari/bulan ?

3. Apakah pendapatan yang anda peroleh sudah sesuai dengan usaha kerja anda ? 4. Bagaimanakah keadaan peternakan khususnya peternakan kambing yang ada ? 5. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mendapatkan hijauan pakan untuk

kambing ?

6. Apakah ketersediaan hijauan pakan telah sesuai kebutuhan ?

7. Bagaimanakah tingkat pendidikan buruh dan pemilik peternakan yang ada ? 8. Dari manakah hijauan kambing didapatkan ?

9. Bagaiamanakah peranan pihak dinas peternakan terhadap pengembangan peternakan tersebut ?

36 DAFTAR PUSTAKA

Aboenawan, L. 1991. Pertambahan berat badan, konsumsi ransum, dan total digestible nutrient (TDN) pellet isi rumen disbanding pellet rumput pada domba jantan. Laporan penelitian. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Anganga, A. A. & S. Tshwenyane. 2004. Potentials of Guenia Grass (Panicum maximum) as Forage Crop in Live Stock Production. Pakista J. Nutrition. 3 (1) : 1-4.

Baba, A. S. H., F. B. Castro, & E. R. Orskov. 2002. Partioning of energy and degradability of browse plants in vitro and the implication of blocking the effects of tannin by the addition of polyethylene glycol. J. Anim. Feed Sci. and Tech. 95 (1-2): 93-94.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal. 2010. Populasi Ternak Kambing. Kabupaten Mandailing Natal. Sumatera Utara.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat. 2010. Budidaya Hijauan Makanan Ternak. Jawa Barat.

Bridson, D. & L. Forman. 1998. The Herbarium Handbook. 3rd edition. Royal Botanical Garden. Kew.

Dasgupta, A. K. & Guka. H. 1978. Some Cause of Variation in The Growth Rates of Black Brugal Goats. India J. Vet. Sci. 38 : 269 – 278

Devendra, C. 2001. Small ruminant: Impreratives for productivity enhacement improved livelihoods and rural growth. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 14 (10): 1483-1496.

Direktorat Jenderal Peternakan. 1989. Rumput Raja. Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak. Baturadden, Purwokerto.

Direktur Jenderal Peternakan. 1990. Upaya menciptakan kerangka landasan pembangunan peternakan menyongsong era lepas landas Pelita V. Disampaikan pada Seminar Nasional Peternakan. Mukernas I (SMAPET), Yogyakarta.

Gilliland, H. B. 1971. Flora of Malaya. Volume III. Grasses of Malaya. Botanic Gardens, Singapore.

Handiwirawan, E., B. Setiadi, & D. Anggraeni. 1996. Produktivitas induk ternak ruminansia kecil pada kondisi peternakan rakyat di Kabupaten Lebak. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor. Hal. 184-187.

37 Hellena, D. 2005. Field Guide To The Grasses of Singapore. Botanic Gardens,

Singapore.

Henty , E. E. 1969. Annual of The Grasses of New Guinea. LAE, New Guinea.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Kehutanan RI, Jakarta.

Hutasoit, R., S. Juniar, & G. P. Simon. 2009. Budidaya dan Pemanfaatan Bachiaria ruziziensis (Rumput Ruzi) sebagai Hijauan Pakan Kambing. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian, Bogor.

Kantor Desa Pidoli Lombang. 2011. Profil Desa Pidoli Lombang Tahun 2011. Kecamatan Panyabungan. Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Mannetje, L. & K. P. Haydock. 1963. The Dry Weight Rank Method for the Botanical Analysis of Pasture. J. British Grassland Society, Vol. 18 No. 4.

McDonald, P., R. A. Edwards, & J. F. D. Greenhalgh. 2002. Animal Nutrition. 6th Edition. Longman Scientific and Technical, New York.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES, Jakarta.

Munandar, A. & S. Hardjosuwignyo. 1990. Rumput Landskap. Institut Pertanian Bogor. Bogor.380 hal

Natasasmita. 1969. Pedoman Beternak Domba. Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nell. A. J. & D. H. L. Rollinson. 1974. The Requirement and Availability of Livestock Feed in Indonesia, Jakarta.

Newman, A. L. & R. R. Snapp. 1969. Beef Catlle. 6 th Ed. John Willey and Son, Inc. New York, London.

Nitis, I. M. 1993. Forage Production System in Marginal Land. Proc. Seminar on Ruminant Nutrition in the Tropics, Cipanas.

Nurhayati. 2002. Penambahan Pembenah Tanah dan Mikroorganisme Tanah Terhadap Produktivitas rumput Setaria splendida Stapf. Pada Tanah Podzolik Merah Kuning. Skripsi. Sarjana Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Pamungkas, F. A., A. Batubara, M. Doloksaribu, & E. Sihite. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Beberapa Plasma Nutfah Kambing Lokal Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.

38 Purbajanti, E. D., S. Anwar, S. Widyati, & F. Kusmiyati. 2007. Kandungan Protein

dan Serat Kasar Rumput Benggala (Panicum maximum) dan Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) pada Cekaman Stres Kering. Animal Production. 11 (2) : 109-115.

Pizarro, E. A. & Carvalho, M. A. 1997 Evaluation of a Collection of Calopogonium mucunoides Desv. for the Cerrado Ecosystem, Brazil. Journal of Applied Seed Production. 15 : 17-21.

Quattrocchi, U. 2006. CRC World Dictionary of Grasses. Taylor & Francis Group. New York, USA. Vol. III.

Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Reksohadiprojo. 2000. Pengantar Hijauan Makanan Ternak. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Rukmana, R. 2005. Budidaya Rumput Unggul. Kanisius. Yogyakarta.

Sastroamidjojo, S. 1976. Ternak Potong dan Kerja. Cetakan Pertama. CV. Jasaguna, Jakarta.

Soerjani, M., A. J. G. H., Kostermans & G. Tjitrosoepomo. 1987. Weeds of Rice in Indonesia. Balai Pustaka, Jakarta.

Setiadi. B., B. Tiesnamurti, Subandryo, T. Sartika, U. Adiati, D. Yulistiani & I. Sendow. 2002. Koleksi dan Evaluasi Karakteristik Kambing Kosta dan Gembrong Secara Ex-situ. Laporan Hasil Penelitian APBN 2001. Balai Penelitian Ternak Ciawi-Bogor. hal 59-73.

Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Utama. Jakarta

Sulistyantara, B. 1992. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta.194 hal

Sumarsono, 2002. Ketahanan Sentro (Centrosema pubescen Benth) dalam Pertanaman Campuran dengan (Centrosema pubescens Benth) yang Menerima Pupuk Fosfat dan Kotoran Ternak. J. Pengembangan Peternakan Tropis. 27 (2) : 76-82.

Tomar, Q. S., P. S. Minhas, V. R. Sharma & R. K. Gupta. 2003. Response of Nine Forage Grasses to Salineirrigation and its Schedules in a Semi‐Arid Climate of North‐West India. J. Arid Environments 55 (3): 533‐544.

Turgeon, A. J. 2002. Turfgrass Management. Sixth Edition. Prentice Hall. New Jersey. 400 hal.

39 Wiradarya, T. R. 1989. Peningkatan Produktivitas Ternak Domba melalui Perbaikan

40 LAMPIRAN

41 Lampiran 1. Peta Wilayah Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal.

42 Lampiran 2. Populasi dan Produksi Ternak di Kabupaten Mandailing Natal (2010).

No Jenis Hewan Ternak Populasi (ekor) Produksi (kg)

1 Sapi potong 4517 261.204,79 2 Kerbau 4246 8.298,72 3 Kambing 20310 10.302,09 4 Domba 8046 6.739,60 5 Babi 2823 6.458,76 6 Itik Lokal 535011 2.564.842,76 7 Ayam potong 1096 - 8 Ayam kampong 1758489 1.437.037,19

Sumber : BPS Kabupaten Mandailing Natal (2009)

Lampiran 3. Populasi Ternak Ruminansia Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2006- 2009 (Ekor) 0 5000 10000 15000 20000 25000 2006 2007 2008 2009 Ju m lah Te r n ak (Ek o r ) Tahun sapi kerbau kambing domba Ternak :

43 Lampiran 4. Keadaan Umum Desa Pidoli Lombang

Keadaan Lokasi Penelitian Keterangan

Luas Wilayah (ha) 1.844,18

Jumlah Penduduk (jiwa) 6.062

Ketinggian Tempat (m/dpl) 200

Dataran (%) 80

Hidrologi Irigasi Berpengairan Teknis

Suhu (°C) 25

Curah Hujan (mm) 3000

Kelembaban (%) 60

Kecepatan Angin (km/jam) 15-25

Sumber : Profil Desa Pidoli Lombang (2011)

Lampiran 5 . Keadaan Umum Desa Aek Banir

Keadaan Lokasi Penelitian Keterangan

Luas Wilayah (ha) 38

Jumlah Penduduk (jiwa) 2424

Ketinggian Tempat (m/dpl) 350

Hidrologi Sungai Batang Gadis

Suhu (°C) 25

Sumber : Profil Desa Aek Banir (2011)

Lampiran 6. Jumlah Tanggungan dan Penghasilan Responden Peternak Tahun 2011

Uraian Responden (%)

Penghasilan

A. Desa Pidoli Lombang

a) Rp 400.000,00-Rp 900.000,00 16,66

b) Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00 58,33

c) >Rp 2.000.000,00 8,33

B. Desa Aek Banir

44 b) Rp 1.000.000,00-Rp 2.000.000,00 89,65

c) >Rp 2.000.000,00 6,90

Jumlah Tanggungan A. Desa Pidoli lombang

a) Tidak Ada 25,00

b) 1-4 orang 58,33

c) >5 orang 16,67

B. Desa Aek Banir

a) Tidak Ada 20,69

b) 1-4 orang 65,52

c) >5 orang 13,79

Lampiran 7. Kondisi Jumlah Ternak dari Tiap Peternak Desa Pidoli Lombang

0 10 20 30 40 50 60 Ju m lah T er n a k ( E k or ) Nama Peternak

45 Lampiran 8. Kondisi Jumlah Ternak dari Tiap Peternak Desa Aek Banir

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ju m lah T e r n a k ( E k or ) Peternak

Lampiran 9. Perhitungan Komposisi Botani Desa Pidoli Lombang

Komponen Rank Nama Hijauan

1 2 3

A 1 1 1 Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp. B 0 3 0 Leucaena leucocephala LAMK.

C 1 Centrosema pubescens Benth.

D 1 Pueraria javanica Benth.

E 1 Calopogonium mucunoides Desv. F 1 1 3 Manihot utillissima POHL. G 3 3 0 Mikania micrantha HBK.

H 1 Ipomoea batatas (L). Lam.

I 1 Artocarpus heterophyllus LAMK.

J 1 Mangifera indica L.

K 1 Ipomoea aquatica Forssk.

L 1 1 1 Brachiaria mutica Forssk.

M 5 0 1 Panicum maximum Jacq. var. Gatton. N 1 1 Chloris barbata Swartz.

46 Jumlah rank dikalikan dengan angka konstanta 8,04:2,41:1.

Komponen Rank Jumlah % Tiap Jenis

1 2 3 A 8.04 2.41 1 11.45 8.76 B 0 7.23 0 7.23 5.53 C 0 0 1 1 0.76 D 0 0 1 1 0.76 E 0 0 1 1 0.76 F 8.04 2.41 3 13.45 10.29 G 24.12 3 0 27.12 20.74 H 8.04 0 0 8.04 6.15 I 0 2.41 0 2.41 1.84 J 0 0 1 1 0.76 K 0 0 1 1 0.76 L 8.04 2.41 1 11.45 8.76 M 40.2 1 41.2 31.51 N 0 2.41 1 3.41 2.61

Lampiran 10. Frekuensi Pemberian Jenis Hijauan Pakan Desa Pidoli Lombang

Peternak Penelitian

Hari ke- Jenis Hijauan

Pemberian (kg)

A/Loso

1

Brachiaria mutica Forssk. 9.2 Mikania micrantha HBK. 10.1 Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex.

Walp 3.7

2 Brachiaria mutica Forssk. 11.4 Mikania micrantha HBK. 8.8 3

Mikania micrantha HBK. 12.6 Manihot utilissima POHL. 8.2 4 Mikania micrantha HBK. 21.8

B/Suliadi

1

Mikania micrantha HBK. 7.4 Panicum maximum Jacq. var. Gatton 5.3 Brachiaria mutica Forssk. 8.6 2

Manihot utilissima POHL. 5.4 Brachiaria mutica Forssk. 4.3 Mikania micrantha HBK. 6.4 3

Pueraria javanica Benth. 7.8 Mikania micrantha HBK. 6.5 Brachiaria mutica Forssk. 4.9 4

Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex.

Walp 9.7

Panicum maximum Jacq. var. Gatton 6.5

47 2 Mikania micrantha HBK. 10.3

Ipomoea batatas (L). Lam 8.6 3

Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex.

Walp 4.5

Mikania micrantha HBK. 9.6 4 Pueraria javanica Benth. 8.7 Leucaena leucocephala LAMK. 11.2

D/Sumandik

1

Manihot utilissima POHL. 6.7 Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex.

Walp 4.8

Pueraria javanica Benth. 7.7 Leucaena leucocephala LAMK. 2.4 Panicum maximum Jacq. var. Gatton 12.3

Mikania micrantha HBK. 4.6 Brachiaria mutica Forssk. 3.7

2

Leucaena leucocephala LAMK. 6.9 Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex.

Walp 7.3

Panicum maximum Jacq. var. Gatton 17.6 Ipomoea aquatic Forssk. 2.3 Pueraria javanica Benth. 9.8 Brachiaria mutica Forssk. 6.8

3

Panicum maximum Jacq. var. Gatton 20.1 Leucaena leucocephala LAMK. 8.9

Manihot utilissima POHL. 10.4 Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex.

Walp 7.9

Pueraria javanica Benth. 13.4 4

Leucaena leucocephala LAMK. 7.8 Panicum maximum Jacq. var. Gatton 19.4

Pueraria javanica Benth. 14.5 Mikania micrantha HBK. 6.3

48 Lampiran 11. Kapasitas Daya Tampung Ternak Metode Nell dan Rollinson (1974)

a) Populasi Rill Ternak Desa Pidoli Lombang

Ternak Populasi (ekor) Dewasa (ekor) Muda (ekor) Anak (ekor)

Kerbau 24 12 8 4

Kambing 159 72 53 34

Perhitungan Konversi Satuan Ternak

Kerbau = (12 x 1)+(8 x 0,6)+(4 x 0,25) = 17,8 ST

Kambing = (72 x 0,16)+(53 x 0,08)+(34 x 0,04) = 17,12 ST

Total Populasi Ternak Riil = 17,8 ST + 17,12 ST = 34,92 ST

Konversi lahan Garapan ke dalam padang rumput permanen = 250 Ha x 15 ton BK/Ha/tahun

= 3.750 ton BK/Ha/thn

Daya dukung = Potensi HMT (BK) kg BK/tahun x 365 (hari) Konsumsi ternak/hari

= 3.750 ton BK/Ha/tahun x 365 hari 6,29 kg BK/ST

= 217.607,31 ST

KPPTR Efektif = Daya Dukung – Populasi Rill = 217.607,31 ST – 34,92 ST = 217.572,39 ST

b) Populasi Rill Ternak Desa Pidoli Lombang

Ternak Populasi (ekor) Dewasa (ekor) Muda (ekor) Anak (ekor)

Sapi 8 5 2 1

Kambing 135 54 56 25

49 Perhitungan Konversi Satuan Ternak

Sapi = (5 x 1)+(2 x 0,6)+(1 x 0,25) = 6,45 ST Kambing = (72 x 0,16)+(53 x 0,08)+(34 x 0,04) = 14,12 ST Domba = (3 x 0,16)+(1 x 0,08)+(1 x 0,04) = 0,6 ST

Total Populasi Ternak Riil = 6,45 ST + 14,12 ST + 0,6 ST = 21,17 ST

Konversi lahan Garapan ke dalam padang rumput permanen = 38 Ha x 15 ton BK/Ha/tahun

= 570 ton BK/Ha/thn

Daya dukung = Potensi HMT (BK) kg BK/tahun x 365 (hari) Konsumsi ternak/hari

= 570 ton BK/Ha/tahun x 365 hari 6,29 kg BK/ST

= 33.076,31 ST

KPPTR Efektif = Daya Dukung – Populasi Rill = 33.076,31 ST – 21,17 ST = 33.055.14 ST

50 Lampiran 12. Kuisioner

Kuisioner Survey Keragaman Jenis Hijauan Makanan Ternak Kambing Lokal Di Dua Desa Pidoli LombangDan Aek Banir, Kecamatan Panyabungan

Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara 1. PERTANYAAN I : A. Identitas Peternak Nama : ……… Umur : ………tahun Jenis Kelamin : ……… Alamat : ……… Agama : ……… Pendidikan terakhir : ………

Status Peternak : [ ] Peternak Pemilik, [ ] Peternak Buruh Pekerjaan utama : ………

Pekerjaan sambilan : ………

Status dalam keluarga : ………

Jumlah Tanggungan : ………

Penghasilan yang diperoleh :………/hari/bulan

B. Panduan Pertanyaan ( Responden/Peternak yang memanfaatkan hijauan disekitar pemukiman)

1. Sejak kapan Anda menjadi peternak ?

2. Apakah beternak menjadi pekerjaan tetap? jika tidak sebutkan! 3. Mengapa Anda menjadi peternak?

4. Apa orientasi Anda beternak ?Jelaskan!

5. Apakah dengan beternak, Anda bisa memenuhi kebutuhan keluarga Anda terutama dalam hal konsumsi?

6. Berapa lamakah Anda menjadi peternak?

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN Jl. Agatis kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Telp./Fax. (0251)

8626213, 8628149

51 7. Ternak milik sendiri/gaduhan?

8. Berapa jumlah ternak yang Anda pelihara?

9. Apakah jenis pakan/rumput yang Anda berikan pada ternak?

10.Dimanakah Anda memperoleh hijauan makanan ternak tersebut?Sebutkan. 11.Fungsi lahan kosong di lingkungan Anda pada saat musim kemarau?

Sebutkan.

12.Apakah Anda memanfaatkan rumput yang tumbuh di sawah sebagai hijauan makanan ternak?

13.Sumber hijauan makanan ternak selain berasal dari kebun di sekitar lingkungan?Sebutkan.

14.Apakah ternak Anda menyukai rumput – rumput di kebun lingkungan sekitar?

15.Berapa hari Anda biasanya menggembalakan ternak Anda di lingkungan sekitar/lahan kosong?

16.Menurut Anda apakah lahan kosong pada musim kemarau ( dilingkungan responden ) bermanfaat untuk penggembalaan?

C. Panduan Pertanyaan ( Ternak kambing ) C.1. Keterangan Tentang Ternak

1. Nama ternak : ...

2. No. Ear Tag : ...

3. a. Tanggal lahir : ...

4. b. Berat lahir : ...

5. c. Umur : ...

6. Lama diternakkan : ... C.2. Manajemen Peternakan dan Kesehatan Hewan

1. Sistem pemeliharaan : Kandang individual/campur dengan sesama anak 2. Sistem pemeliharaan : (pilih salah satu)

a. Selalu dikandangkan

b. Dikandangkan dan digembalakan c. Dilepas di lingkungan sekitar 3. Pemberian pakan

52 - Jenis hijauan/rumput yang diberikan : ...

- Jumlah rumput yang diberikan per ekor/hari : ... kg - Waktu pemberian pakan hijauan : ...kali (pagi-siang-sore) *) b. Dibiarkan mencari sendiri (dilepas)

c. Konsentrat dberikan/tidak diberi : banyaknya ... kg/hari d. Pakan konsentrat :

- Jenis konsentrat yang diberikan : ... - Jumlah konsentrat yang diberikan per ekor/hari : ... - Waktu pemberian konsentrat : ... kali (pagi-siang-sore)

4. Apakah kambing saudara pernah sakit ? YA/TIDAK 5. Bila ”YA” (tulis penyakitnya) :

6. Apakah kambing saudara divaksinasi ? YA/TIDAK 7. Bila ”YA” (tulis vaksinasinya apa) :

8. Seberapa besar tingkat kelahiran dan kematian? 2. PERTANYAAN II :

1. Berapa keuntungan yang diperoleh dari setiap hasil penjualan kambing?

2. Berapakah pendapatan yang diperoleh buruh dan pemilik peternakan setiap hari/bulan ?

3. Apakah pendapatan yang anda peroleh sudah sesuai dengan usaha kerja anda ? 4. Bagaimanakah keadaan peternakan khususnya peternakan kambing yang ada ? 5. Apakah anda mengalami kesulitan dalam mendapatkan hijauan pakan untuk

kambing ?

6. Apakah ketersediaan hijauan pakan telah sesuai kebutuhan ?

7. Bagaimanakah tingkat pendidikan buruh dan pemilik peternakan yang ada ? 8. Dari manakah hijauan kambing didapatkan ?

9. Bagaiamanakah peranan pihak dinas peternakan terhadap pengembangan peternakan tersebut ?

RINGKASAN

RABIAH AL-ADAWIYAH SIREGAR. D24070015. 2012. Keragaman Jenis Hijauan Pakan Kambing Lokal di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara. Skripsi. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing Utama : Ir. Sudarsono Jayadi, MSc. Agr. Pembimbing Anggota : Ir. Muhammad Agus Setiana, MS.

Bentuk topografi dan dinamika sosial yang berbeda di antara Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir mempengaruhi sistem beternak yang diterapkan masyarakat. Desa Pidoli Lombang yang memiliki topografi datar dan lebih dekat dengan ibukota kecamatan menerapkan sistem pemeliharaan ternak kambing secara intensif. Sementara Desa Aek Banir yang memiliki tofografi berbukit dan terletak jauh dari ibukota kecamatan menerapkan sistem pemeliharaan ternak kambing secara semi intensif.

Penelitian dilaksanakan di peternakan kambing rakyat Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir. Metode yang digunakan adalah observasi langsung difokuskan pada pengamatan kandang kambing, memprediksi komposisi botani di kandang ternak, menimbang hijauan pakan yang diberikan pada ternak, menimbang ternak dewasa, wawancara dengan peternak dan pemotretan untuk dokumentasi. Pengamatan pemberian hijauan per hari hanya di lakukan di Desa Pidoli Lombang dengan sistem pemeliharaan intensif dengan menggunakan sampel 40 ekor kambing dari 4 orang peternak.

Desa Pidoli Lombang memiliki 3 jenis kambing yaitu kambing Benggala, kambing Peranakan Benggala-Lokal dan kambing Kacang Lokal. Hijauan pakan diberikan peternak terbagi atas 3, yaitu kacangan (5 jenis), rumput (3 jenis) dan ramban (6 jenis). Spesies jenis kacangan yaitu Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp, Leucaena leucocephala LAMK, Centrosema pubescens Benth, Pueraria javanica Benth. dan Calopogonium mucunoides Desv. Jenis rumput yaitu Brachiaria mutica Forssk, Panicum maximum Jacq var. Gatton dan Chloris barbata Swartz. Jenis ramban yaitu Manihot utillissima POHL, Ipomoea batata (L). Lam, Artocarpus heterophylus LAMK, Mikania micrantha HBK, Mangifera indica L. dan Ipomoea aquatic Forssk.

Desa Aek Banir memiliki satu jenis kambing yaitu kambing Kacang Lokal. Jenis hijauan pakan diberikan peternak terbagi atas 3 yaitu kacangan (5 jenis), rumput (2 jenis) dan ramban (5 jenis). Jenis kacangan yaitu Gliricidia sepium Jacq. Kunth ex. Walp, Leucaena leucocephala LAMK, Centrosema pubescens Benth, Calliandra calothyrsus Meissn dan Calopogonium mucunoides Desv. Spesies jenis rumput yaitu Brachiaria mutica Forssk dan Cynodon dactylon L. PERS. Spesies jenis ramban yaitu Manihot utillissima POHL, Mikania micrantha HBK, Arenga pinnata (Wurmb) Merr, Lantana camara LINN dan Eugenia aquena BURM.f.

Hasil analisis komposisi botani di Desa Pidoli Lombang menunjukkan bahwa peringkat pertama hijauan yang diberikan pada kambing di Desa Pidoli Lombang adalah ramban dengan frekuensi pemberian sebesar 42,86 %, disusul oleh kacangan dengan frekuensi sebesar 35,71%, dan rumput dengan frekuensi sebesar 21,43%.

Apabila dilihat dari spesies dengan jumlah frekuensi pemberian hijauan tertinggi yang diberikan pada kambing adalah rumput benggala (Panicum maximum Jacq. var. Gatton) sebesar 31,51%, rampas para (Mikania micrantha HBK) sebesar 20,74%, dan peringkat ketiga adalah daun singkong (Manihot utillissima POHL) sebesar 10,29%. Hijauan pakan yang paling banyak dikonsumsi ternak kambing di Desa Aek Banir adalah jenis kacangan (41,67%) dan ramban (41,67%), kemudian rumput (16,66%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalah jenis hijauan pakan pada peternakan kambing rakyat di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir secara garis besar terbagi menjadi tiga jenis yaitu kacangan, rumput dan ramban. Keragaman jenis hijauan pakan kambing lokal di Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir termasuk ke dalam golongan sedang dengan jumlah spesies yang digunakan sebanyak 14 dan 12. Dapat disimpulkan berdasarkan jumlah jenis hijauan pakan yang digunakan bahwa keragaman jenis hijauan pakan antara Desa Pidoli Lombang dan Aek Banir memiliki sedikit perbedaan (berbeda 2 jenis).

Dokumen terkait