• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Anjasmoro 3.992 Pangrango 4.042 Lawit 3.831 Dieng 3

Seulawah 3.797 Kaba 3.536 Tidar 3.734 Panderman 3.409 Sindoro 3.607 Sindoro 3.406 Ratai 3.603 Burangrang 3.403 Dempo 3.598 Anjasmoro 3.367 Malabar 3.585 Krakatau 3.355 Grobogan 3.583 Tidar 3.345 Burangrang 3.545 Lokon 3.316 Kaba 3.536 Ijen 3.310 Argopuro 3.535 Seulawah 3.293 Lokon 3.486 Kawi 3.268 Pangrango 3.457 Ratai 3.267 Ijen 3.429 Sinabung 3.251 Kawi 3.373 Dempo 3.178 Krakatau 3.292 Lawit 3.177 Dieng 3.273 Grobogan 3.172 Panderman 3.256 Rajabasa 3.146 Tanggamus 3.246 Argopuro 3.129 Sinabung 3.127 Wilis 3.097 Wilis 3.050 Malabar 3.031 Rajabasa 2.971 Tanggamus 2.925 Rata-rata 3.474 3.304 Persentase kesesuaian : 47.826%

57

Berdasarkan Tabel 17, VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Kaba, Sindoro, Burangrang, Anjasmoro, Tidar dan Lokon menunjukkan nilai di atas rata-rata, hal ini berarti varietas kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS) yang tinggi berdasarkan variabel kecepatan tumbuh benih. Sebaliknya VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Kawi, Sinabung, Rajabasa, Wilis dan Tanggamus menunjukkan nilai VDS di bawah rata-rata, hal ini berarti varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS) rendah berdasarkan variabel kecepatan tumbuh.

Perbandingan hasil penapisan 23 varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpannya secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan alami (VDS-alami) pada variabel daya hantar listrik disajikan pada Tabel 18. Berdasarkan data pada Tabel 18, diketahui bahwa terdapat kesesuaian antara hasil penapisan 23 varietas benih kedelai sebesar 78.260% pada variabel daya hantar listrik. VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Kaba, Lawit, Krakatau, Pangrango, Kawi dan Ratai menunjukkan nilai vigor daya simpan di atas rata-rata, hal ini berarti varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS) yang tinggi berdasarkan variabel daya hantar listrik. Sebaliknya VDS-buatan dan VDS-alami pada benih kedelai varietas Malabar, Anjasmoro, Grobogan, Argopuro, Rajabasa, Tidar, Wilis, Panderman, Tanggamus, Lokon, Ijen dan Dempo menunjukkan nilai VDS di bawah rata-rata, hal ini berarti varietas benih kedelai tersebut dikelompokkan ke dalam varietas kedelai dengan nilai vigor daya simpan (VDS) rendah berdasarkan variabel daya hantar listrik.

Rekapitulasi seluruh hasil percobaan menunjukkan bahwa daya hantar listrik merupakan variabel yang paling sesuai untuk digunakan dalam penapisan varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpannya menggunakan MPC IPB 77-1 MM, hal ini dikarenakan variabel daya hantar listrik memiliki nilai persentase kesesuaian penapisan berdasarkan VDS-buatan dan VDS-alami tertinggi yaitu 78.2% dibandingkan pada variabel lainnya. Hal tersebut didukung oleh hasil percobaan sebelumnya yang menunjukkan bahwa variabel daya hantar listrik merupakan variabel yang lebih peka dalam membedakan setiap hasil titik waktu pengusangan cepat benih.

Tabel 18 Perbandingan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya hantar listrik

Varietas VDS-alami Varietas VDS-buatan

Pangrango 3.618 Kaba 3.408 Kaba 3.569 Lawit 3.363 Lawit 3.538 Krakatau 3.349 Sindoro 3.536 Burangrang 3.347 Krakatau 3.379 Pangrango 3.345 Seulawah 3.291 Dieng 3.225 Ratai 3.260 Kawi 3.091 Kawi 3.222 Ratai 3.057 Sinabung 3.220 Malabar 3.023 Malabar 2.972 Anjasmoro 3.000 Wilis 2.947 Sinabung 2.998 Burangrang 2.889 Sindoro 2.992 Argopuro 2.882 Grobogan 2.989 Rajabasa 2.882 Argopuro 2.981 Grobogan 2.867 Rajabasa 2.933 Dieng 2.831 Tidar 2.916 Anjasmoro 2.825 Wilis 2.914 Panderman 2.823 Panderman 2.912 Dempo 2.807 Tanggamus 2.902 Lokon 2.779 Lokon 2.809 Tidar 2.775 Ijen 2.796 Ijen 2.768 Dempo 2.795 Tanggamus 2.751 Seulawah 2.609 Rata-rata 3.062 3.033 Persentase kesesuaian : 78.260%

Keterangan : - - - : batas rata-rata

Daya hantar listrik merupakan salah satu variabel pengujian benih secara fisik untuk melihat tingkat kebocoran dan degradasi membran sel. Menurut Saenong (1986), variabel daya hantar listrik dapat lebih dini dalam menunjukkan kemunduran benih kedelai, hal ini dikarenakan gejala utama kemunduran benih ialah degradasi membran sel yang pada akhirnya akan diikuti oleh penurunan energi yang dibutuhkan untuk biosintesis. Roberts (1972) mengemukakan bahwa eksudat yang keluar karena kebocoran membran dapat mendorong berkembangnya mikroorganisme sehingga memperlambat proses perkecambahan, meningkatkan kepekaan kecambah terhadap stress lingkungan, meningkatkan

59

pertumbuhan kecambah abnormal dan pada akhirnya benih akan kehilangan kemampuan berkecambah.

Hasil penapisan varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara alami dan buatan yang tertera pada Tabel 19, menunjukkan bahwa hanya kedelai varietas Kaba yang konsisten berada pada kelompok varietas kedelai yang memiliki nilai vigor daya simpan tinggi pada seluruh variabel pengamatan (daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik). Kedelai varietas Panderman, Lokon dan Grobogan memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, indeks vigor dan daya hantar listrik, sedangkan varietas Tanggamus memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik, serta kedelai varietas Wilis memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel indeks vigor, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik.

Tabel 19 Rekapitulasi pengelompokan hasil penapisan 23 varietas benih kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara buatan (VDS-buatan) dengan vigor daya simpan secara alami (VDS-alami) pada variabel daya berkecambah (DB), indeks vigor (IV), kecepatan tumbuh (KCT) dan daya hantar listrik (DHL)

Kelompok DB IV KCT DHL

VDS tinggi

Seulawah Seulawah Anjasmoro Pangrango Kaba Burangrang Tidar Kaba

Pangrango Sindoro Sindoro Lawit

Sinabung Kaba Burangrang Krakatau

Wilis Rajabasa Kaba Ratai

Lokon Kawi

VDS rendah

Sindoro Malabar Kawi Malabar

Ratai Ratai Tanggamus Wilis

Panderman Grobogan Sinabung Argopuro Lokon Panderman Wilis Rajabasa

Dieng Argopuro Rajabasa Grobogan

Rajabasa Kawi Anjasmoro

Grobogan Wilis Panderman

Tanggamus Lokon Dempo

Lokon Tidar

Ijen

Data hasil penapisan varietas kedelai berdasarkan vigor daya simpan secara alami dan buatan yang tertera pada Tabel 19 tersebut sesuai dengan data penurunan viabilitas dan peningkatan daya hantar listrik benih kedelai selama 10 minggu periode simpan alami yang tertera pada Tabel 9 dan 10, yang mana benih kedelai varietas Kaba termasuk dalam kelompok varietas yang lebih dapat mempertahankan viabilitasnya serta memiliki nilai daya hantar listrik yang lebih rendah pada akhir periode simpan, sedangkan kedelai varietas Panderman, Lokon, Grobogan, Wilis dan Tanggamus termasuk kelompok varietas yang kurang dapat mempertahankan viabilitasnya serta memiliki nilai daya hantar listrik yang lebih tinggi pada akhir periode simpan dibandingkan dengan varietas kedelai lainnya.

SIMPULAN

Simpulan

1. MPC IPB 77-1 MM dapat dimanfaatkan sebagai alat penduga vigor daya simpan benih kedelai melalui metode pengusangan cepat benih secara fisik maupun kimia

2. Pendugaan vigor daya simpan benih kedelai dengan menggunakan MPC IPB 77-1 MM melalui metode pengusangan cepat benih secara kimia lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan pengusangan cepat benih secara fisik.

3. MPC IPB 77-1 dapat dimanfaatkan untuk penapisan vigor daya simpan benih kedelai dengan menggunakan metode pengusangan cepat benih secara kimia dan variabel daya hantar listrik dengan tingkat kesesuaian penapisan 78%.

4. Hasil penapisan secara alami dan buatan menunjukkan bahwa kedelai varietas Kaba memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten tinggi berdasarkan variabel daya berkecambah, indeks vigor, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik. Kedelai varietas Panderman, Lokon dan Grobogan memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, indeks vigor dan daya hantar listrik, sedangkan varietas Tanggamus memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel daya berkecambah, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik. Kedelai varietas Wilis memiliki nilai vigor daya simpan yang konsisten rendah berdasarkan variabel indeks vigor, kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik.

Dokumen terkait