• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TINJAUAN TEORITIS

A. Panti Asuhan

1. Visi dan Misi Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

Visi :

Terwujudnya anak asuh Panti yang cerdas secara Intelektual, Spritual dan Emosional untuk melahirkan generasi muda yang Kompetentif dan handal di segala bidang.

Misi :

a. Memberikan pembinaan yang konferhensip dan bertanggungjawab pada semua anak asuh di panti asuhan Kasih Ibu.

b. Meningkatkan mutu anak dalam berbagai bidang.

6

27

c. Membangun budaya LKSA yang berakhlak mulia mencintai ilmu pengetahuan.

d. Mengembangkan potensi anak-anak yang seimbang dalam berbagai keahlian dan keterampilan yang produktif.

2. Tujuan Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

Tujuan dari pendiriannya Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota sebagai berikut:

a. Melindungi dan memelihara anak-anak yatim piatu dan fakir miskin agar kelak hidup tidak terlantar

b. Memberikan pendidikan, pengarahan, dan bimbingan agar mereka menjadi anak sholeh dan sholehah yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa

c. Memberikan santunan kepada mereka anak-anak yatim piatu dan fakir miskin berupa pakaian, makanan, alat-alat atau perlengkapan belajar dan kebutuhan sehari-hari

d. Membina mereka agar dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat

3. Sasaran Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

Sasaran Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota yaitu mengasuh anak yatim, fakir miskin, anak terlantar. Ditampungnya anak-anak di Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota dimaksudkan agar jumlah anak yang terlantar yang tidak mampu melanjutkan pendidikannya

berkurang serta terbinanya mental dan spritual anak sehingga memiliki benteng diri dalam menghadapi perubahan kebudayaan dan sosial.

4. Struktur Organisasi Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

Adapun struktur organisasi di Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota adalah sebagai berikut:

STRUKTUR KEPENGURUSAN LKSA KASIH IBU

DHARMA WANITA PERSATUAN KABUPATEN KAMPARTAHUN 2015-2020

YAYASAN 1. Ibu Bupati Kampar

2. Ibu Ketua Dharma Wanita Persatuan

KETUA PANTI Ny. Arhasnida Jonsabri

WAKIL Ny. Atni Syahrizal

SEKRETARIS Ny. Harmi Yelmi Ahmadi

Ny. Dwi Andriani

BENDAHARA Ny. Yulhermi Alinur Ny. Susi Lestari Syarif

SEKSI PENERIMAAN ANAK 1. Murdaniati Nurahmi 2. Marliswati Wira 3. Risma Yeti Amin Pilda

SEKSI USAHA 1. Patma Dwi M. Yasir 2. Susi Suryani Agustar 3. Elvi Riawati Afdal

SEKSI PEMBINAAN ANAK 1. Ratina Jalinur

2. Ricanna Hambali 3. Neti Irawati Ahmad

SEKSI PENDIDIKAN 1. Afridayanti Santoso 2. Masniar Usman

3. Dian R. Nathalia Edward

SEKSI KETERAMPILAN 1. Rosmiati zamzamir 2. Elismar 3. Artati KEAMANAN 1. LIA 2. YENI PENGASUH 1. YURNALIS 2. ASMANIAR

SEKSI TENAGA ADM 1. ZULIARNI 2. MITHA

SEKSI TUKANG MASAK 1. ERNI

5. Pengasuh Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota memiliki tenaga pengasuh berjumlah 2 orang. Dan untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan dalam tabel berikut ini.

Tabel. 2.7

Pengasuh Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

No Nama L/P Jabatan 1. Pimpinan Yayasan P Pengasuh 2. Yurnalis L Pengasuh 3. Asmaniar P Pengasuh

Sumber: Data Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota

6. Jumlah Anak Asuhan

Jumlah seluruh anak asuhan di Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota yaitu 33 orang. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 2.8

Anak Asuh Panti Asuhan Kasih Ibu

No Nama Jenis

Kelamin Tempat Lahir Tanggal Lahir

1 Aulia Yolanda p Batusasak 18-06-2004

2 Dwi Aura Tirta P Bangkinang 03/04/2006

3 Firna Eriani p Tanjung Kudu 28-02-2006

4 Monica Saputri P Gunung Malelo 29-07-2006 5 Nining Huswatun

Hasanah P Sungai Jernih 17-03-2005

6 Rahel P Pulau Gadang 10-11 2009

7 Sri Wahyuni P Puja Rahayu 18-05-2003

8 Apri Lastri Nurlatipa P Lubuk Agung 30-04-2003

9 Saidah Mutia P Bangkinang 28-07-2006

10 Mardiana Sentia Welsi P Balung 09-03-2009

11 Anita BR.HTG P Suka Ramai 23-03-2003

12 Risna P Pintu Padang 02-09-2000

13 Zelpi Yani P Gunung Malelo 16-12-2001

14 Resti Lestari P Gunung Malelo 30-09-2002

15 Tia Ifanka P Rimba

Melintang 09-12-2002 16 Fhira Krisma Yanti P Gunung Malelo 18-08-2001

31

17 Karwina Sari P Bandur Picak 26-02-2004

18

Ashabul Jannah P

Mayang

Pongkai 25-05-2005

19 Susi Nopianti P Teluk Latak 22-04-2004

20 Intan Saputri P Gunung Malelo 30-08-2002

21 Maya Shofa P Bangkinang 07-11-2002

22 Fitri Rahmadhani P Air Tiris 22-10-2001

23 Ayuni Wulandari P Pulau Bayur 07-05-2001

24 Despira P Pulau Bayur 04-07-2003

25 Pipy Sri Jupita P Tanjung Alai 05-09-2004 26 Syarah Febri Rahayu

Putri P Tanjung Alai 01-02-2006

27 Putri Mandala P Padang Sawah 10-10-2005

28 Riska P Air Hitam 02-11-2001

29 Wilda Jannah P Tanjung Kudu 26-12-2003

30 Sukma Erlita P Lubuk Agung 26-10-2003

31 Mariani P Binamang 17-11-2002

32 Tia Tri Sari P Ujung Batu 05 Mei 2005

33 Yori Amalia P Lubuk Agung 20 Mei 2003

Sumber : Data Panti Asuhan Kasih Ibu Bangkinang Kota7

7

32

A. Panti Asuhan 1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, panti asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu dan sebagainya.

Secara etimologi, “panti asuhan” berasal dari dua kata yaitu kata “panti” yang berarti suatu lembaga atau kesatuan kerja yang merupakan prasarana dan sarana yang memberikan pelayanan sosial berdasarkan profesi pekerjaan sosial, dan “asuh” mempunyai arti berbagai upaya yang diberikan kepada anak yang tidak mempunyai orang tua dan terlantar, anak terlantar dan anak yang mengalami masalah kelakuan, yang bersifat sementara sebagai pengganti orang tua atau keluarga agar dapat tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani dan jasmani.

Panti adalah rumah, tempat (kediaman), sedangkan asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim/yatim piatu dan sebagainya.21 Sedangkan Tri Antoro menjelaskan, bahwa panti asuhan adalah tempat untuk mengasuh anak-anak yatim, piatu, atau yatim-piatu, bahkan anak-anak terlantar untuk dibina menjadi anak yang mandiri, bertanggung jawab, serta patuh dan berguna bagi masyarakat, nusa dan

21

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), hlm.134.

33

bangsa. Menurut Swasono, Panti Asuhan menjadi tempat pribadi manusia dimanusiawikan sebab Panti Asuhan mengasuh dan mendidik anak-anak yang seringkali disingkirkan oleh keluarga dan masyarakat.22

Panti asuhan merupakan lembaga sosial yang mempunyai program pelayanan yang disediakan untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam rangka menangani permasalahan sosial terutama permasalahan kemiskinan, kebodohan dan permasalahan anak yatim piatu, anak terlantar yang berkembang di masyarakat. Dalam pasal 55 (3) Undang-Undang RI No.35 Tahun 2014 dijelaskan bahwa kaitannya dengan penyelenggaraan pemeliharaan dan perawatan anak terlantar, lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait. Panti asuhan diartikan sebagai rumah, tempat atau kediaman yang digunakan untuk memelihara (mengasuh) anak yatim, piatu dan yatim piatu.23

Di dalam Pedoman Panti Asuhan Anak, Departemen Sosial RI memberikan pengertian panti asuhan adalah sebuah lembaga yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan kepada anak terlantar serta melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti atau perwalian anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi

22

Safira Triantoro. Autis Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna Bagi Orang Tua. (Jakarta:Graha Ilmu, 2005),hlm.31

23

W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,2002),hlm.701

perkembangan kepribadiannya sesuai yang diharapkan, sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam pembangunan nasional.24

Dengan demikian pengertian panti asuhan adalah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang bertanggung jawab memberikan pelayanan pengganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik, mental dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai yang diharapkan.25

Berdasarkan pengertian tersebut, terdapat enam komponen yang terkandung di dalam pengertian panti asuhan, yaitu:26

a. Panti asuhan merupakan suatu wadah atau tempat, lembaga yang dapat memberikan pelayanan pengganti dalam arti dapat mengganti fungsi orang tua atau keluarga. Oleh karena itu, di dalam mendidik dan mengasuh harus diciptakan suasana layaknya keluarga.

b. Panti asuhan dibentuk atau didirikan oleh masyarakat atau swasta. c. Terdapat pengasuh yang mampu mengembangkan tugas sebagai orang

tua.

d. Terdapat anak asuh

e. Terdapat kegiatan yang berproses.

f. Terdapat tujuan yang hendak dicapai yakni memberi pelayanan dan penyantun.

24

Nur Janah, Konsep Diri Anak Panti Asuhan (Studi Kasus Di Yayasan Panti Asuhan Al-Kaaf Alas Kulak, Kemantren, Jabung, Malang), Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri, Malang, 2007, hlm. 20-21

25

Pedoman Panti Asuhan, Direktorat Kesejahteraan Anak dan Keluarga, Depsos RI, 1979, hlm. 7.

26

35

2. Dasar Keberadaan Panti Asuhan Diindonesia

Panti asuhan di Indonesia sangat dominan sekali, karena panti asuhan merupakan salah satu wahana untuk mengatasi kendala-kendala sosial yang dihadapi oleh negara yang sedang berkembang seperti kemiskinan penduduk, anak-anak terlantar, korban bencana alam dan lainnya. Adapun dasar atau landasan keberadaan panti asuhan ini dapat ditinjau dari dua segi yaitu:27

a. Berdasarkan Hukum Positif di Indonesia

Adapun dasar yuridis formal tersebut adalah sebagai berikut : 1) Dasar Ideologi

Dasar ideologi adalah dasar yang bersumber dari falsafah Negara yaitu Pancasila terutama sila ke 5 (lima) yang berbunyi: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Sila ini dapat berarti bahwa keadilan dan kemakmuran harus dapat dirasakan oleh masyarakat secara merata.

2) Dasar Konstitusional

Dasar Konstitusional adalah dari Undang-Undang yang berlaku yaitu Undang-Undang Dasar 1945 terutama Bab XIV Pasal 34 yaitu: fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara.

27

3) Dasar Religius

Yang dimaksud adalah dasar hukum yang diambil dari ajaran agama Islam dalam hal ini Al-Qur‟an dan hadits Nabi. Banyak ayat dan hadits yang menyerukan suruhan untuk menyantuni anak yatim dan sesama manusia yang miskin karena dengan pemberian santunan itu mereka akan terhindar dari kehinaan dan keterlantaran. Di samping itu akan terbina masyarakat yang kuat saling tolong menolong dan kasih mengasihi serta penuh persaudaraan.

3. Standart Nasional Pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Undang-undang perlindungan anak dalam pasal 31 s/d 39 sudah jelas diatur mengenai yayasan sosial atau panti asuhan. Berdasarkan pasal 33 ayat(1) Undang-undang Perlindungan Anak ditentukan bahwa apabila orang tua anak tidak cakap melakukan perbuatan hukum, atau tidak diketahui tempat tinggal atau keberadaannya, maka seseorang atau badan hukum yang memenuhi persyaratan dapat ditunjuk sebagai wali dari anak yang bersangkutan. Selanjutnya ayat (2) dan (3) menentukan bahwa untuk menjadi wali anak dilakukan melalui penetapan pengadilan. Wali yang ditunjuk tersebut agamanya harus sama dengan agama yang dianut anak.28 pelaksanaan pemenuhan hak-hak anak sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Perlindungan Anak panti asuhan sebagai lembaga kesejahteraan sosial anak terikat pada peraturan yang dikeluarkan menteri sosial pada tahun 2011 tentang standart pengasuhan

28

Undang-undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tetang Perlindungan Anak

37

anak. Pada bab IV terdapat peraturan tentang kebutuhan-kebutuhan anak dengan judul Standart Pelayanan Pengasuhan, diantaranya yaitu:

a. Makanan

Anak harus mengkonsumsi makanan yang terjaga kualitas gizi dan nutrisinya sesuai kebutuhan usia dan tumbuh kembang mereka selama tinggal di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, dalam jumlah dan frekuensi yang memadai, makanan utama minimal 3 kali dalam sehari dan snack minimal 2 kali dalam sehari.29

b. Pakaian

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memenuhi kebutuhan pakaian untuk setiap anak secara memadai, dari segi jumlah, fungsi, ukuran dan tampilan yang memperhatikan keinginan anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pakaian anak.30

c. Pendidikan

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung anak untuk memperoleh akses pada pendidikan formal, non formal dan informal sesuai perkembangan usia, minat, dan rencana pengasuhan mereka selama tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.

d. Akses terhadap kesehatan

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak bertanggung jawab untuk merawat anak yang sakit, termasuk menyediakan obat-obatan dan

29

Peraturan Kemneterian Sosial No. 30 Tahun 2011 tentang Standart Nasional Pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, hal. 83.

30

makanan khusus yang diperlukan anak, sehingga tidak diperbolehkan untuk memulangkan anak jika sakit.31

e. Aturan, disiplin dan sanksi

Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memahami bahwa penegakkan aturan dan disiplin, termasuk bagaimana cara disiplin tersebut ditegakkan, merupakan upaya untuk mendukung perilaku positif dan penghargaan terhadap orang lain.

f. Menjaga kerahasiaan pribadi anak

Pengurus dan staf Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memperoleh pelatihan dan dukungan untuk menghargai dan menjaga semua informasi tentang anak yang sifatnya rahasia dan mengatur sistem untuk memastikan kerahasiaan informasi tersebut. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung privasi anak.32

g. Jadwal harian, waktu bermain dan istirahat anak

Anak, dengan didukung oleh pengasuh menyusun jadwal harian untuk membantu mereka melaksanakan kegiatan sehari-hari yang memerlukan bertanggung jawab seperti sekolah, belajar, ibadah, dan piket; namun tetap proporsional dengan kesempatan anak untuk beristirahat dan bermain. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memberikan kesempatan dan mengalokasikan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain dan rekreasi.

31

Ibid., hal. 80

32

39

h. Keterlibatan anak dalam pekerjaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak

Tugas piket dibatasi pada jenis pekerjaan yang ditujukan untuk meningkatkan keterampilan hidup (life skill) seperti membersihkan kamar anak, mencuci dan menyetrika baju pribadi, serta membantu menyiapkan makanan pada hari libur anak.

4. Tujuan dan Fungsi Panti Asuhan

a. Tujuan Panti Asuhan

Pada dasarnya tujuan panti asuhan tidak dapat terlepas dari tujuan pembangunan di bidang kesejahteraan sosial. Sebab panti asuhan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bidang pembangunan kesejahteraan sosial itu sendiri. Oleh karena itu bila tujuan panti asuhan tercapai maka secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan pembangunan kesejahteraan sosial yang ada.33

Secara umum tujuan panti asuhan adalah memberi pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang wajar serta kemampuan keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab baik terhadap dirinya maupun masyarakat.34 Tujuan di atas kemudian mengalami perkembangan dan

33

Nur Janah, Op. Cit., hlm. 27

34

perubahan karena semakin banyaknya lembaga sosial dan organisasi keagamaan yang ikut menangani masalah kesejahteraan atau panti asuhan ini, sehingga tujuan tersebut disesuaikan dengan ciri dan misi yang dibawa oleh lembaga tersebut35

b. Fungsi Panti Asuhan

Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan pengentasan anak terlantar. Menurut Departemen Sosial Republik Indonesia, panti asuhan berfungsi sebagai :

1) Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan, dan pencegahan.

2) Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak.

3) Sebagai pusat pengembangan ketrampilan. Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.36

B. Anak Asuh

Dokumen terkait