• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lampiran 7.2 Papan Perkalian

93 Lampiran 7.3 Uji Coba Lapangan Terbatas

Foto 1. Siswa mengerjakan soal pretest materi perkalian bilangan yang hasilnya bilangan dua angka(Jumat, 5 April 2013)

94 Foto 3. Modeling penggunaan papan perkalian oleh siswa kepada temannya

(Jumat, 12 April 2013)

Foto 4. Siswa berkonsentrasi saat menggunakan papan perkalian (Senin, 16 April 2013)

95 Foto 5. Siswa berkonsentrasi saat menggunakan papan perkalian

(Jumat, 20 April 2013)

Foto 6. Siswa memberekan alat peraga setelah selesai digunakan (Sabtu, 21 April 2013)

96 Foto 7. Siswa mengerjakan soal posttest materi perkalian bilangan yang hasilnya

bilangan dua angka (Senin, 22 April 2013)

Foto 8. Peneliti membimbing siswa mengisi kuesioner kualitas alat peraga (Senin, 22 April 2013)

97 Lampiran 8. Album Alat Peraga

KONSEP PERKALIAN

MENGGUNAKAN PAPAN PERKALIAN

1. Tema Pembelajaran: Pengantar 1.1 Alat Peraga :

1.1.1 Papan perkalian

1.1.2 Kotak penyimpanan alat peraga yang berisi: 1.1.2.1Kancing perkalian

1.1.2.2Kartu bilangan yang terdiri dari:

 Kartu bilangan satuan berwarna hijau

 Kartu bilangan puluhan berwarna kuning

 Kartu bilangan ratusan (100) yang berwarna merah

1.1.2.3Dua buah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali dan bilangan yang dikali

98

1.2 Tujuan langsung :

Anak dapat mengetahui papan perkalian dan alat peraga lain yang akan digunakan untuk berlatih perkalian

1.3 Usia : dari usia 6/7 tahun 1.4 Syarat : Anak dapat membilang 1.5 Presentasi :

1.5.1 Direktris menyiapkan lokasi kerja.

1.5.2 Anak diajak untuk bermain mengenal konsep perkalian. Direktris berkata, “Mari, kita bermain konsep perkalian!”

1.5.3 Anak diminta untuk membantu direktris menyiapkan alat peraga.

1.5.4 Anak diminta untuk duduk di sebelah kanan direktris. 1.5.5 Direktris meletakkan papan perkalian di depan anak.

1.5.6 Direktris mengenalkan papan perkalian kepada anak. “Ini papan perkalian”.

1.5.7 Direktris mengenalkan bagian-bagian yang ada pada papan perkalian sambil menunjuk bilangan 1 sampai 10 yang dimaksud. “Bilangan 1 sampai 10 yang bersusun dari atas ke bawah ini merupakan bilangan pengali dan bilangan 1 sampai 10 yang bersusun dari kiri ke kanan ini merupakan bilangan yang dikali”.

99

1.5.8 Anak mulai dikenalkan konsep perkalian dengan contoh soal yang dituliskan oleh direktris, 3 x 1.

1.5.9 Direktris menunjuk soal tersebut sambil berkata, “Tiga kali satu. Berarti tiga kalinya satu. Tiga sebagai bilangan pengali dan satu sebagai bilangan yang dikali”.

1.5.10 Direktris menggunakan kartu bilangan untuk menunjukkan operasi perkalian tersebut.

1.5.11 Direktris mengambil sebuah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali kemudian meletakkannya di atas (menutupi) bilangan 3.

1.5.12 Direktris mengambil kembali sebuah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan yang dikali kemudian meletakkannya di atas (menutupi) bilangan 1.

100 1.5.13 Direktris memasukkan satu per satu kancing perkalian ke dalam lubang papan perkalian sampai batas tanda panah bilangan pengali dan bilangan yang dikali.

1.5.14 Anak diminta untuk menghitung seluruh kancing perkalian yang ada pada papan.

1.5.15 Anak diminta meletakkan kartu bilangan yang sesuai dengan jumlah kancing yang dihitung anak di sebelah kanan simbol sama dengan (=).

101 1.6 Pengendali kesalahan :

 Lubang pada papan perkalian: satu lubang hanya bisa ditempati satu kancing.

102 2. Tema Pembelajaran: Perkalian Menggunakan Bilangan Pengali 1-5

2.1 Alat Peraga : 2.1.2.1Papan perkalian

2.1.2.2Kotak yang berisi :

2.1.2.1 Kancing perkalian

2.1.2.2 Kartu bilangan yang terdiri dari:

 Kartu bilangan satuan berwarna hijau

 Kartu bilangan puluhan berwarna kuning

 Kartu bilangan ratusan (100) yang berwarna merah

2.1.2.3Dua buah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali dan bilangan yang dikali

103 2.1.2.5Kartu soal

2.2 Tujuan langsung : Anak dapat memahami konsep perkalian menggunakan bilangan pengali 1-5

2.3 Usia : dari usia 7 tahun

2.4 Syarat : Anak dapat membilang 2.5 Presentasi :

2.5.1 Direktris menyiapkan lokasi kerja.

2.5.2 Anak diajak untuk bermain perkalian menggunakan bilangan pengali 1-5.

2.5.3 Anak diminta untuk membantu direktris menyiapkan alat peraga “Mari membantu Ibu mengambil papan perkalian!”

2.5.4 Anak diminta untuk duduk di sebelah kanan direktris. 2.5.5 Direktris meletakkan alat peraga di depan anak.

2.5.6 Direktris mengambil salah satu kartu soal perkalian yang menggunakan bilangan pengali 1-5, misal kartu soal nomor 2, yaitu 2 x 3. Kartu soal tersebut diletakkan di depan anak. Sambil menunjuk kartu soal tersebut, direktris berkata, “Dua kali tiga”. Direktris meminta anak untuk mengikuti ucapan direktris.

2.5.7 Direktris berkata, “Dua adalah bilangan pengali dan tiga adalah bilangan yang dikali”.

104 2.5.8 Direktris menggunakan kartu bilangan untuk menunjukkan

operasi perkalian tersebut.

2.5.9 Direktris menunjukkan langkah-langkah untuk menyelesaikan soal tersebut menggunakan papan perkalian. Direktris mengambil sebuah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali kemudian meletakkannya di atas (menutupi) bilangan 2.

2.5.10 Direktris mengambil kembali sebuah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan yang dikali kemudian meletakkannya di atas (menutupi) bilangan 3.

2.5.11 Direktris memasukkan satu per satu kancing perkalian ke dalam lubang papan perkalian sampai batas tanda panah bilangan pengali dan bilangan yang dikali.

105 2.5.12 Anak diminta untuk menghitung seluruh kancing perkalian yang

ada pada papan.

2.5.13 Anak diminta meletakkan kartu bilangan yang sesuai dengan jumlah kancing yang dihitung anak di sebelah kanan simbol sama dengan (=).

106 2.5.15 Anak menjawab pertanyaan tersebut kemudian direktris mengecek jawaban anak menggunakan kunci jawaban yang ada di sebalik kartu soal.

2.5.16 Anak melanjutkan latihannya sendiri menggunakan kartu soal lain yang menggunakan bilangan pengali 1-5.

2.6 Pengendali kesalahan :

 Lubang pada papan perkalian: satu lubang hanya bisa ditempati satu kancing

107 3. Tema Pembelajaran: Perkalian Menggunakan Bilangan Pengali 6-10

3.1 Alat Peraga : 3.1.1 Papan perkalian

3.1.2 Kotak yang berisi : 3.1.2.1Kancing perkalian

3.1.2.2Kartu bilangan yang terdiri dari:

 Kartu bilangan satuan berwarna hijau

 Kartu bilangan puluhan berwarna kuning

 Kartu bilangan ratusan (100) yang berwarna merah

3.1.2.3Dua buah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali dan bilangan yang dikali

108 3.1.3 Kartu soal

3.2 Tujuan langsung : Anak dapat memahami konsep perkalian menggunakan bilangan pengali 6-10.

3.3 Usia : dari usia 7 tahun 3.4 Syarat : Anak dapat membilang 3.5 Presentasi :

3.5.1 Direktris menyiapkan lokasi kerja dengan membuka karpet. 3.5.2 Anak diajak untuk bermain perkalian menggunakan bilangan

pengali 6-10.

3.5.3 Anak diminta untuk membantu direktris menyiapkan alat peraga di atas karpet. “Mari membantu Ibu mengambil papan perkalian!”

3.5.4 Anak diminta untuk duduk di sebelah kanan direktris. 3.5.5 Direktris meletakkan alat peraga di depan anak.

3.5.6 Direktris mengambil salah satu kartu soal perkalian yang menggunakan bilangan pengali 6-10, misal kartu soal nomor 14, yaitu 9 x 6. Kartu soal tersebut diletakkan di depan anak. Sambil menunjuk kartu soal tersebut, direktris berkata, “Sembilan kali enam”. Direktris meminta anak untuk mengikuti ucapan direktris.

109 3.5.7 Direktris berkata, “Sembilan adalah bilangan pengali dan enam

adalah bilangan yang dikali”.

3.5.8 Anak diminta menunjukkan operasi perkalian tersebut menggunakan kartu bilangan.

3.5.9 Direktris mengambil sebuah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali kemudian meletakkannya di atas (menutupi) bilangan 9.

3.5.10 Direktris mengambil kembali sebuah tanda panah yang digunakan sebagai penanda bilangan pengali kemudian meletakkannya di atas (menutupi) bilangan 6.

110 3.5.11 Anak diminta untuk memasukkan satu per satu kancing perkalian ke dalam lubang papan perkalian sampai batas tanda panah bilangan pengali dan bilangan yang dikali.

3.5.12 Direktris meminta anak untuk menghitung seluruh kancing perkalian yang ada pada papan perkalian.

3.5.13 Anak diminta meletakkan kartu bilangan yang sesuai dengan jumlah kancing yang dihitung anak di sebelah kanan simbol sama dengan (=).

3.5.14 Direktris bertanya kepada anak, “Jadi, berapa hasil dari 9 x 6?” 3.5.15 Anak menjawab pertanyaan tersebut kemudian direktris

mengecek jawaban anak menggunakan kunci jawaban yang ada di sebalik kartu soal.

111 3.5.16 Anak melanjutkan latihannya sendiri menggunakan kartu soal

lain yang menggunakan bilangan pengali 6-10.

3.6 Pengendali kesalahan :

 Lubang pada papan perkalian: satu lubang hanya bisa ditempati satu kancing.

112 CURRICULUM VITAE

Dian Aprelia Rukmi lahir di Sleman, 28 April 1991. Pendidikan dasar diperoleh di SD N Bronggang, tamat pada tahun 2003. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP N 1 Pakem, tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah atas diperoleh di SMA N 1 Cangkringan, tamat pada tahun 2009.

Pada tahun 2009, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar perkuliahan. Pada tahun 2010, peneliti mengikuti workshop Montessori usia 3-6 tahun dan aktif dalam organisasi HMPS PGSD periode 2010/2011. Pada tahun 2011-2012, peneliti lolos PKM-M dan memperoleh juara III dalam PIMNAS XXV. Pada tahun 2012, peneliti mengikuti workshop Montessori usia 9-12 tahun dan menjadi sekretaris dalam kegiatan Malam Kreativitas PGSD. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Alat Peraga Perkalian Ala Montessori untuk Siswa Kelas II SD Krekah Yogyakarta”.

viii ABSTRAK

Rukmi, Dian Aprelia. (2013). Pengembangan alat peraga perkalian ala Montessori untuk siswa kelas II SD Krekah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, alat peraga Montessori, perkalian, Matematika.

Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran. Kenyataannya, guru SD belum banyak yang menggunakan alat peraga. Penelitian ini difokuskan untuk mengisi kekurangan akan pentingnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran di SD, khususnya pembelajaran matematika. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan prototipe produk berupa alat peraga perkalian ala Montessori untuk siswa kelas II SD semester genap.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Metode ini digunakan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kualitas pengembangan alat peraga perkalian untuk siswa kelas II SD semester genap. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini mengadopsi alat peraga perkalian Montessori bernama papan skittle. Alat peraga dikembangkan berdasarkan empat karakteristik alat peraga Montessori, yaitu menarik, bergradasi, auto-education, dan auto-correction. Selain itu, peneliti juga menambahkan karakteristik kontesktual. Penelitian ini dilakukan terhadap sekelompok siswa kelas II SD Krekah Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Prosedur pengembangkan ini melalui empat tahap, yakni, 1) kajian standar kompetensi dan materi pembelajaran, 2) analisis kebutuhan dan pengembangan perangkat pembelajaran, 3) produksi alat peraga Montessori untuk perkalian, 4) validasi dan revisi produk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga perkalian yang dikembangkan mengandung lima ciri alat peraga dan mempunyai

kualitas “sangat baik” setelah divalidasi oleh pakar pembelajaran matematika, pakar alat peraga, guru kelas II, dan siswa kelas II SD Krekah. Alat peraga yang dikembangkan terbukti dapat mengatasi kesulitan belajar siswa dalam perkalian dengan peningkatan skor posttest sebesar 86,44%.

ix ABSTRACT

Rukmi, Dian Aprelia. (2013). The developing of multiplication Montessori’s material for 2nd grade students of Krekah Yogyakarta Elementary School. A Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Education Study Program, University of Sanata Dharma.

Keywords: Research and development method, Montessori’s material, multiplication, and mathematics.

The use of learning media in primary school classes is often found very limited, despite of the fact that learning media have been proved to be fruitful to

help the students’ understanding. This research was aimed at developing a set of

Montessori multiplication materials for the 2nd grade students.

This research employed the Research and Development method (R&D) to answer two questions; the first was on the procedure used to design and develop the material and the second was on the quality of the materials developed. The set

of materials developed in this study adopted Montessori’s multiplication material

called the skittle board. The prototype was designed based on four main

characteristics of Montessori’s materials namely attractive, gradual, auto- education, and auto-correction. In addition, the researcher included contextual as another criterion. This research was conducted on a group of 2nd grade students in Krekah Primary School, Yogyakarta during the second term in the academic year of 2012/2013.

The materials development was conducted in four major steps: 1) examining the competency standard and the math concept, 2) analyzing the students’ needs,

3) producing the first prototype of Montessori’s multiplication material, and 4)

validating and revising the prototype. The findings of the research showed that the developed multiplication material satisfied the five criteria and was measured as

“very good” after a validation involving the group of students, the class teacher

and a couple of experts in Math education. The set of materials also was also found to be effective in helping the struggling students in understanding the concept of multiplication with the posttest scores of students increased by 86,44%.

Dokumen terkait