• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAAN

4.1 Paparan, Analisis data, dan Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan dilakukan karena untuk megetahui informasi mengenai kebutuhan siswa kelas X, SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta, terhadap pembelajaran keterampilan berbicara yang difokuskan pada aspek pragmatik. Dari analisis kebutuhan akan diperoleh data yang jelas tentang kebutuhan siswa terhadap materi berbicara yang bermuatan pragmatik, misalnya: apa yang belum dan sudah dikuasai oleh siswa berkaitan dengan keterampilan berbicara yang berkadar pragmatik, materi seperti apa yang disukai oleh siswa, bentuk materi yang seperti apa yang biasanya disukai siswa, dan lain sebagainya.

Dalam analisis kebutuhan, pemerolehan data itu akan diperoleh melalui tiga hal atau yang biasa disebut dengan instrumen penelitian. Dan hasil analisis ini akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan silabus dan materi pembelajaran keterampilan berbicara yang bermuatan pragmatik.

Berikut akan dipaparkan proses analisis dengan menggunakan ketiga instrumen, yaitu:

a. Observasi

Analisis kebutuhan dengan observasi dilakukan satu kali di dalam kelas pembelajaran keterampilan berbicara. Dalam observasi di kelas, peneliti melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun oleh peneliti dalam format tabel yang berisi pokok-pokok penting, agar memudahkan dalam proses observasi. Hasil observasi dapat dilihat secara jelas dalam lampiran.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas X, SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta. Wawancara dengan guru, merupakan wawancara mengenai pembelajaran keterampilan berbicara di SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta, sedangkan wawancara dengan siswa dilakukan setelah penyebaran kuesioner. Karena wawancara tersebut mengenai alasan siswa memilih setiap jawaban dari kuesioner. Hal itu dilakukan agar analisis kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil wawancara dengan dapat dilihat dalam lampiran.

c. Kuesioner

Instrumen analisis kebutuhan selanjutnya adalah kuesioner. Lembar kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dengan memperhatikan pokok-pokok penting dari tujuan analisis kebutuhan. Kuesioner dibagikan kepada siswa kelas X SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta sebanyak 115 siswa dari 3 kelas, karena tiga kelas yang dijadikan sampel. Setelah pengisisan kuesioner, dilakukan wawancara dengan siswa tentang alasan mereka memilih setiap jawaban dalam kuesioner, dengan tujuan agar diperoleh informasi yang lengkap. Dan nantinya akan disimpulkan secara bersama-sama dengan hasil kuesioner. Hasil kuesioner dapat dilihat secara jelas dalam lampiran.

Berikut akan dipaparkan hasil penyimpulan analisis data yang diperoleh dari analisis kebutuhan yang menggunakan tiga instrumen, yaitu: observasi, wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas X, kuesioner yang ditujukan kepada siswa kelas X, SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta. Kesimpulan akan diuraikan berikut ini:

Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Produk Silabus dan

Materi

Analisis Kebutuhan Penyimpulan Data yang Diperoleh

1. Hasil Observasi - Apersepsi dilakukan dengan tanya jawab yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan.

- Praktek tidak banyak dilakukan.

- Proses pangajaran dilakukan dengan memperhatikan langkah- langkah

pembelajaran yang dibuat oleh guru secara runtut.

- Teknik dalam mengajarkan kesantunan berbahasa kurang efektif.

- Pembelajaran berbicara sudah mengandung unsur pragmatik, terlihat pada waktu diskusi siswa.

- Setelah penjelasan materi dilaksanakan evaluasi.

- Pada akhir jam pelajaran diberikan tugas rumah.

2. Hasil Wawancara - Materi berbicara dalam setiap semester diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa. - Ceramah, diskusi, simulasi, latihan, dan

tugas-tugas memudahkan siswa memahami materi.

- Tanya jawab, ilustrasi, dan pemberian contoh dapat memotivasi siswa mengikuti pelajaran.

- Menyajikan teks dengan topik yang aktual dan menarik, merupakan cara yang efektif dalam penyajian materi.

- Kendala guru dalam pembelajaran kesantunan berbahasa, yaitu ketidakseragaman keaktifan dari setiap siswa.

- Kesantunan berbahasa yang diberikan kepada siswa perlu kerjasama dengan guru bidang studi yang lain, karena bahasa

yang digunakan guru dalam mengajar berpengaruh terhadap kesantunan berbahasa siswa.

- Pragmatik sangat penting diterapkan karena dapat membantu siswa dalam bertutur kata yang baik dan benar.

- Materi yang aktual, menarik, mudah dipahami, dan bermanfaat dalam kehidupan siswa, merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan materi.

3. Hasil Kuesioner - Pada umumnya bahan keterampilan berbicara yang diberikan guru cukup menarik, bervariasi, tetapi terkadang teori yang diberikan kurang memperbanyak praktek. - Untuk memudahkan pemahaman materi

berbicara dilakukan dengan cara memperluas pergaulan, mencari pengalama n di luar sekolah, dan praktek.

- Tema yang banyak disukai siswa adalah materi yang bertema kehidupan anak remaja, karena sesuai dengan usia mereka.

- Latihan dari guru yang bermanfaat dalam pembelajaran berbicara yaitu, dengan mempraktekkan bagaimana cara membawakan berita di televisi/ radio dan menanggapi sesuatu hal secara lisan.

- Bermain drama dan bermusyawarah dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan masyarakat, merupakan kegiatan di luar sekolah yang

banyak disukai siswa, karena dapat melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan berpikir secara kritis dan logis.

- Penyiar radio merupakan profesi yang banyak disukai oleh siswa berkaitan dengan keterampilan berbicara.

Uraian di atas merupakan hasil penyimpulan dari hasil analisis kebutuhan dengan menggunakan tiga instrumen, yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Analisis kebutuhan dilakukan di SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta, kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas X, SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta.

Analisis kebutuhan yang pertama kali dilakukan yaitu observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap proses pembelajaran berbicara di kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sendiri oleh peneliti. Ada tujuh kesimpulan yang didapat peneliti dari observasi pembelajaran berbicara di kelas. Yang pertama, apersepsi yang dilakukan dengan tanya jawab antara guru dengan siswa sangat efektif, karena dapat membangkitkan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Yang kedua, praktek tidak banyak dilakukan. Padahal kebanyakan siswa menyukai aktivitas, dan dengan praktek lebih memudahkan siswa memahami materi. Hal ini akan menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan materi berbicara yang bermuatan pragma tik.

Selanjutnya kesimpulan observasi yang ketiga, yaitu guru selalu memperhatikan langkah-langkah pembelajaran dalam proses pengajaran di kelas. Hal itu dilakukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar dan runtut, sehingga kompetensi dasar akan mudah tercapai. Keempat, teknik pengajaran kesantunan berbahasa kurang efektif. Hal itu merupakan tugas peneliti untuk membuatnya jadi efektif. Kelima, unsur pragmatik sudah terlihat, yaitu dalam proses diskusi, dimana siswa saling bertukar pikiran. Yang keenam, setelah penjelasan materi guru melaksanakan evaluasi. Menurut peneliti, evaluasi memang harus selalu ada dalam proses pembelajaran. Dan kesimpulan yang terakhir ketujuh, yaitu pemberian tugas rumah sangat penting dilakukan , dengan tujuan siswa lebih ,menguasai materi.

Hasil analisis kebutuhan selanjutnya adalah penyimpulan hasil wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta. Ada delapan kesimpulan yang diperoleh peneliti. Kesimpulan yang pertama, materi berbicara diberikan sesuai dengan kebutuhan siswa. Jadi pemberian materi tidak ada patokan atau aturan tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Yang kedua, ceramah, diskusi, simulasi, latihan dan tugas memudahkan siswa memahami materi. Jadi hal itu akan diterapkan peneliti dalam pengembangan materinya. Ketiga, tanya jawab, ilustrasi, dan pemberian contoh dapat memotivasi siswa. Peneliti dalam pengembanga n materi berbicara yang bermuatan pragmatik, akan lebih memperbanyak contoh-contoh penggunaan bahasa karena hal itu yang lebih ditekankan pada aspek pragmatik.

Kesimpulan yang keempat yaitu, penyajian materi dengan topik yang aktual dan menarik, merupakan cara yang paling efektif untuk menyajikan materi. Jadi kedua hal tersebut harus tercantum dalam materi yang dikembangkan oleh peneliti. Kelima, ketidakseragaman keaktifan siswa dalam satu kelas merupakan kendala yang dihadapi guru dalam mengajarkan kesantunan berbahasa. Jadi tugas peneliti yaitu membangkitkan keaktifan siswa agar lebih berani dalam mengemukakan argumen secara lisan. Keenam, pembelajaran kesantunan berbahasa perlu kerjasama dengan guru bidang studi yang lain. Karena bahasa yang digunakan guru berpengaruh terhadap bahasa yang digunakan siswa.

Selanjutnya yang ketujuh, yaitu pragmatik memang berpengaruh terhadap cara bertutur kata siswa. Jadi aspek pragmatik harus selalu ada dalam keterampilan berbahasa. Dan yang terakhir kedelapan, yaitu materi aktual, menarik, mudah dipahami, dan bermanfaat dalam kehidupan siswa, merupakan hal yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan materi. Jadi hal- hal tersebut harus diterapkan peneliti dalam mengembangkan materi.

Hasil kesimpulan yang terakhir yaitu dengan menggunakan instrumen kuesioner yang ditujukan kepada siswa kelas X, SMA Pangudi Luhur I Yogyakarta. Yang pertama, materi cukup menarik tetapi terkadang teori yang diberikan kurang diperbanyak praktek. Dalam pembelajaran berbicara teori dan praktek seharusnya lebih diperbanyak porsi untuk praktek, karena dengan praktek keberhasilan siswa memahami materi lebih besar. Yang kedua, memperluas pergaulan, mencari pengalaman di luar sekolah, dan selalu mempraktekkan teori yang diberikan akan memudahkan siswa dalam memahami materi berbicara.

Peneliti akan menyajikan ma teri yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang sering dikuti oleh siswa.

Ketiga, yaitu materi dengan tema kehidupan anak remaja merupakan tema materi yang banyak disukai siswa. Tetapi kalau semua tema dalam produk pengembangan mengenai kehidupan anak remaja, maka akan menjadi monoton dan tidak bervariasi. Sehingga peneliti tetap memilih tema yang menarik, aktual dan tentunya bermanfaat bagi kehidupan siswa sekarang dan kelak nanti. Yang keempat, mempraktekkan cara membawakan berita di televisi/radio dan menanggapi sesuatu secara lisan, merupakan latihan yang disukai siswa. Karena dapat melatih kepercayaan diri dan membiasakan berpikir secara kritis dan logis. Jadi latihan- latihan seperti itu akan diterapkan dalam pengembangan materi ini.

Kemudian kesimpulan kelima, yaitu bermain drama dan bermusyawarah di lingkungan masayarakat merupakan kegiatan di luar sekolah yang banyak diminati oleh siswa. Jadi sebisa mungkin dalam pengembangan materi akan dimasukkan hal- hal yang akan diminati oleh siswa, sejauh itu bermanfaat dalam pembelajaran berbicara yang bermuatan pragmatik. Yang keenam, penyiar radio merupakan profesi yang disukai siswa, karena menurut mereka seorang penyiar radio disukai bukan dari wajahnya melainkan dari gaya bicaranya.

Dari keseluruhan kesimpulan hasil analisis kebutuhan, akan dijadikan acuan oleh peneliti untuk mengembangkan materi berbicara yang bermuatan pragmatik. Hal itu dilakukan agar pengembangan materi ini dapat diminati, dan bermanfaat sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga keberhasilan dalam penguasaan materi berbicara bermuatan pragmatik akan terwujud.

Dokumen terkait