• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada siklus II ini dilaksanakan sebanyak 1 kali pertemuan dengan rencana kegiatan pembelajaran yaitu dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2017 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Sedangkan Post Test siklus 2 dilaksanakan setelah selesai pembelajaran berlangsung atau dalam satu pertemuan.

Adapun materi yang akan diajarkan adalah Shalat Jumat. Proses dari siklus II akan diuraikan sebagai berikut:

(a) Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan tindakan siklus II peneliti menyusun dan mempersiapkan instrumen-instrumen penelitian yaitu sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2) Menyusun lembar kerja kelompok

3) Menyiapkan lembar tes formatif siklus II untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS)

4) Menyusun lembar observasi kegiatan peserta didik maupun peneliti dalam pembelajaran.

(b)Tahap Pelaksanaan Tindakan

Penelitian siklus II dilaksanakan 1 kali pertemuan, yaitu dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 Mei 2017, dalam satu pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2x35 menit) pukul 08.20 s/d 09.30 WIB. Adapun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II sebagaimana terlampir. Sebagaimana pada siklus I, Pada saat tindakan berlangsung, pengamat melakukan observasi yang telah disiapkan peneliti.

Kegiatan Awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam serta membaca do’a bersama, peneliti mengecek kehadiran peserta didik. Kemudian mengkondisikan kelas agar siap memulai pelajaran. Selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi lebih banyak kepada peserta didik Selanjutnya peneliti memberikan apersepsi terhadap materi Shalat Jumat.

Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan materi Shalat Jumat

menggunakan media yang sederhana agar peserta didik mudah memahami materi dengan lebih mudah. Pada kegiatan inti di siklus II lebih menekankan pada partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan melakukan tanya jawab dalam mengkonstruksi pengetahuan, hal ini juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman materi peserta didik pada siklus I. Untuk meningkatkan partisipasi peserta didik maka peneliti memberikan reward untuk peserta didik yang aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti tentang materi Shalat Jumat.

Pada tahap selanjutnya adalah tahap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS). Peneliti memberikan permasalahan seputar materi Shalat Jumat, kemudian Peserta didik diminta untuk mencoba mencari jawaban/penyelesaian masalah tersebut secara individu (think). Setelah waktu berfikir yang diberikan peneliti terasa cukup, peneliti meminta peserta didik berpasangan (pair) dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan jawaban yang tepat dari hasil pemikiran mereka masing-masing. Peneliti memantau kegiatan diskusi tersebut serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan.

Kemudian peneliti meminta beberapa pasangan untuk mempresetasikan hasil diskusi mereka atau berbagi kepada teman-teman sekelas (share). Untuk memacu semangat dan partisipasi peserta didik maka peneliti memberikan reward kepada pasangan kelompok yang menShare hasil diskusinya di depan kelas. Jika pada siklus I banyak kelompok yang terkesan malu-malu untuk menshare hasil diskusi mereka di depan kelas, maka di siklus II banyak kelompok yang sudah tidak malu-malu untuk menyampaikan hasil diskusi mereka ke depan kelas dan lebih banyak lagi peserta didik yang memberikan tanggapannya pada saat diskusi berlangsung.

Setelah kegiatan Share peneliti melengkapi hasil presentasi peserta didik. Selanjutnya peneliti memberi kesempatan kepada peserta

didik untuk bertanya materi yang belum dipahami dan bersama peserta didik menyimpulkan materi hasil diskusi.

Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) maka peneliti memberikan soal tes akhir (Post Test) Siklus II. Post test

dilaksanakan setelah presentasi hasil diskusi kelompok selesai. Peneliti memberikan lembar kerja kepada setiap peserta didik dengan 10 butir soal uaian.

Adapun instrumen soal dan penilaian sebagaimana terlampir. Post Test II dilaksanakan selama kurang lebih 30 menit. Selanjutnya seluruh lembar kerja Post test dikumpulkan pada peneliti untuk di koreksi.

Kegiatan Akhir

Pada Kegiatan akhir pembelajaran peneliti bersama peserta didik membuat kesimpulan hasil pembelajaran, dan untuk mengakhiri pertemuan peneliti menutup dengan memberikan pesan moral kepada peserta didik, membaca do’a bersama dan mengucapkan salam.

(c) Tahap Pengamatan

1) Data Hasil Observasi Peneliti dan Peserta didik

Tahap observasi pada siklus II dilakukan oleh teman sejawat yaitu Muklis Jauhari sebagai pengamat kegiatan peserta didik dalam pembelajaran dan guru pengampu mata pelajaran Fiqih kelas IV-A MIN Mergayu Bandung Tulungagung yaitu ibu Astutik Mutoharoh S.Pd.I sebagai pengamat kegiatan peneliti dalam pembelajaran. Adapun

pedoman observasi sebagaimana terlampir. Hasil pengamatan terhadap aktivitas peneliti selama proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil observasi kegiatan peneliti dan peserta didik dalam pembelajaran dicari dengan nilai rata-rata dengan rumus:

Presentase nilai rata-rata =

x 100%

(a) Data hasil aktifitas peneliti

Hasil pengamatan aktifitas peneliti/pendidik pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti Siklus II

Tahap Indiktor

Keterangan

Observer 1 Obaerver II

Skor Deskriptor Skor Dekriptor

1 2 3 4 5 6

Awal

1.Melakukan aktifitas

rutin sehari-hari 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d 2.Menyampaikan tujuan

pembeljaran 4 a.b.,d 5 a,b,c,d

3.Memberikan motivasi

beajar 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d

Inti

1.Menyampaikan materi

pembelajaran 5 a,b,c,d 4 a,b,d

2.Pembelajaran tipe take

and give 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d

3.Membimbing dan mengarahkan dalam pembelajaran take and give

4 a,b,d 5 a,b,c,d

Akhir

1. Merespon kegiatan

bertukar informasi 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d 2.Mmengakhiri

pembelajaran 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d

Jumlah Skor 38 39

Rata-rata 38,5

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, jumlah skor observer I adalah 38 dan observer II 39, sedangkan skor

maksimalnya adalah 40 dan nilai rata – rata untuk observer I dan II adalah 38.5. Maka persentase nilai secara umum untuk aktivitas peneliti yaitu:

Presentase nilai rata-rata =

x 100% =

x 100

= 96.25%

Sesuai dengan taraf keberhasilan tindakan yang ditetapkan, yaitu : 90 % - 100% Sangat Baik 80 % - 89% Baik 70 % - 79% Cukup 60 % - 69% Kurang < 59% Sangat Kurang

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas peneliti sudah sesuai dengan rencana yang sudah dibuat, namun demikian masih ada beberapa yang masih belum diterapkan. Nilai yang diperoleh dari aktivitas peneliti yaitu 96,25% termasuk dalam katagori Sangat baik.

(b) Data hasil aktivitas peserta didik

Hasil pengamatan aktivitas peserta didik pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktifitas Peserta didik Siklus II

Tahap Indiktor

Keterangan

Observer 1 Obaerver II

Skor Deskriptor Skor Dekriptor

1 2 3 4 5 6

Awal

1. Melakukan aktifitas

rutin sehari-hari 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d 2. Memperhatikan tujuan

pembeljaran 5 a,b,c,d 4 a,b,c

Inti

1. Memperhatikan

penjelasan materi 5 a,b,c,d 4 a,b,d 2. Memahami lembar

kerja 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d

3. keterlibatan dalam pembelajaran take and give

5 a,b,c,d 5 a,b,c,d

Akhir

1. Menanggapi evaluasi 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d 2.Mengakhiri

pembelajaran 5 a,b,c,d 5 a,b,c,d

Jumlah skor 35 33

Rata-rata 34

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, jumlah skor observer I adalah 35 dan observer II 33 sedangkan skor maksimalnya adalah 35 dan nilai rata – rata untuk observer I dan II adalah 34. Maka persentase nilai secara umum untuk aktivitas peserta didik yaitu:

Presentase nilai rata-rata =

x 100% =

x 100 = 85%

Sesuai dengan taraf keberhasilan tindakan yang ditetapkan, yaitu : 90 % - 100% Sangat Baik

80 % - 89% Baik 70 % - 79% Cukup 60 % - 69% Kurang

< 59% Sangat Kurang

Sesuai dengan tabel kriteria taraf keberhasilan, maka taraf keberhasilan aktivitas peserta didik berada pada kategori baik.

2) Data Hasil Tes Akhir (Post Test) Peserta Didik Siklus II

Adapun hasil belajar peserta didik pada akhir tindakan siklus II atau Post test II disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 4.12 Hasil Post Test Siklus II

No Nama L/P Nilai Ketuntasan Belajar

Tuntas Tidak 1 2 3 4 5 6 1. AA P 90 2. ABM L 85 3. ARA P 80 4. AQR P 95 5. CF L 80 6. DKIH P 90 7. IR L 85 8. LMNA P 85 9. MAM L 75 10. MAK L 80 11. MFRH L 100 12. NFU P 80 13. NHR L 85 14. FAA P 100 15. RWGP L 80 16. REN P 85 17. SHS P 95 18. ZDP P 80 19. MLA L 85 20. ARM L 80 21. FEP L 90 22. BABP L 75 23. BABS L 75 24. NHT L 90 25. SRNS P 95

Tabel 4.13 Analisis Hasil Post Test Siklus II

No Uraian Hasil Post Test I

1 2 3

1. Jumlah peserta didik seluruhnya 25

2. Jumlah peserta didik yang telah tuntas 25 3. Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 0

4. Jumlah skor yang diperoleh 2140

5 Rata-rata nilai kelas 85,6

6 Persentase ketuntasan 100%

7 Persentase ketidak tuntasan 0%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, nilai rata-rata peserta didik pada diskusi siklus II sebesar 85,6.

presentase ketuntasan belajar =

x 100% =

x 100% = 100%

persentase ketuntasan belajar sebesar 100%, sedangkan persentase ketidaktuntasan belajar sebesar 0%. Hasil tes sudah mencapai target yang diharapkan oleh peneliti yaitu 75%. Lebih mudahnya dapat dilihat pada diagram dibawah:

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan hasil belajar peserta didik Post Test II Post Test 2 Tuntas 25 Tidak Tuntas 0 0 5 10 15 20

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari 25 peserta didik kelas IV-A MIN Mergayu Bandung Tulungagung yang mengikuti post test

mata pelajaran Fiqih pada siklus II bahwa seluruh peserta didik telah tuntas belajar. Dengan demikian persentase ketuntasan belajar peserta didik mencapai 100%.

Berdasarkan beberapa data diatas, diketahui bahwa hasil belajar peserta didik pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini terbukti dengan tingkat ketuntasan 100%. Peningkatan hasil belajar pada siklus II ini dapat dilihat dari hasil rata-rata nilai peserta didik di siklus I yaitu sebesar 69,2 (Post Test

Siklus I) menjadi 85,6 (Post Test Siklus II). Sedangkan persentase ketuntasan peserta didik juga mengalami peningkatan dari 60% (Post Test Siklus I) menjadi 100%.(Post Test Siklus II). Hal ini juga berpengaruh pada menurunya jumlah peserta didik yang belum tuntas belajar yaitu pada siklus I sebanyak 40% atau 10 peserta didik menurun sampai 0% Pada siklus II.

Dari hasil post test siklus II diketahui bahwa ketuntasan peserta didik yang mencapai 100 % maka sudah melewati batas kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu sebesar 75% dari jumlah seluruh peserta didik dalam kelas IV-A MIN Mergayu Bandung Tulungagung. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) mampu meningkatkan hasil belajar Fiqih peserta

didik kelas IV-A MIN Mergayu Bandung Tulungagung. Dengan demikian siklus penelitian tindakan kelas dapat dihentikan pada siklus II.

Adapun perbandingan peningkatan hasil belajar pada saat Pre Test, Post Test siklus I dan Post Test siklus II dapat dilihat pada diagram berikut:

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Ketuntasan Belajar peserta didik Pre Test, Post Test I dan Post Test II

3) Catatan Lapangan

Catatan lapangan dibuat sehubungan dengan hal-hal yang terjadi selama pembelajaran berlangsung, dimana tidak terdapat indikator maupun deskriptor seperti pada lembar observasi. Data hasil catatan lapangan selama proses pembelajaran Fiqih pada siklus II adalah sebagai berikut:

36% 60% 100% 64% 40% 0 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pre test Post test 1 Post Test 2

a) Peserta didik secara keseluruhan dapat lebih memahami langkah-langkah dalam embelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS).

b) Peserta didik terlihat lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

c) Peserta didik sangat antusias untuk mengikuti setiap tahap pembelajaran dari awal sampai akhir.

d) Peserta didik lebih dapat menghargai teman dan lebih aktif untuk bekerjasama dalam kelompok diskusi.

e) Peserta didik lebih berani untuk mengungkapkan pendapat dan mengekspresikan diri selama proses pembelajaran berlangsung.

f) Peserta didik bisa membedakan antara tugas kelompok dan individu. Sehingga pada saat post test peserta didik dapat lebih percaya diri untuk mengerjakan tugas secara mandiri.

4) Wawancara

Wawancara ini dilakukan setelah pelaksanaan tes akhir siklus II selesai. Wawancara dilakukan kepada subjek wawancara yang terdiri dari beberapa peserta didik yang telah dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan peneliti, wawancara dilaksanakan secara bersama dengan peserta didik lain, tidak perorangan.

Berdasarkan analisis dari wawancara yang dilakukan dengan guru, teman sejawat dan beberapa peserta didik dapat dijabarkan sebagai berikut :

a) Dari wawancara yang dilakukan bersama guru dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Fiqih pada siklus II dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) peneliti sudah lebih tegas dalam mengondisikan kelas dan menetapkan aturan, sehingga pembelajaran berjalan dengan lebih kondusif.

b) Peneliti juga sudah lebih dapat membagi waktu dalam melaksanakan setiap langkah-langkah atau tahap-tahap dalam pembelajaran Fiqih dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS).

c) Peserta didik lebih senang dalam mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair and Share (TPS).

d) Peserta didik sudah lebih mengetahui dan memahami tahap-tahap pelaksanaan Think Pair and Share (TPS) sehingga peserta didik lebih antusias dan bersemangat dalam mengikuti setiap tahap-tahap dengan baik.

e) Dengan adanya peta konsep yang menarik, peserta didik lebih bisa berkonsentrasi dalam mendengarkan penjelas materi yang disampaikan oleh peneliti.

f) Peserta didik lebih aktif dan berani dalam mengemukakan pendapatnya di depan kelas.

g) Penerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share (TPS) dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang menarik dalam pembelajaran Fiqih.

(d)Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil post test (tes akhir) yang dilakukan pada siklus II, hasil observasi keberhasilan tindakan, hasil wawancara yang dilakukan kepada guru dan pesrta didik serta hasil catatan lapangan yang telah dilaksanakan peneliti selama pelaksanaan siklus II, dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut:

1) Berdasarkan hasil post test siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan Peningkatan ketuntasan peserta didik dari 69,2% menjadi 100%. Hasil tersebut sudah melebihi persentase ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan yaitu 75% dari jumlah peserta didik keseluruhan yang ada di dalam kelas.

2) Aktivitas peneliti dalam proses pembelajaran sudah mengalami peningkatan dan menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik.

3) Aktivitas Peserta Didik dalam proses pembelajaran juga mengalami peningkatan dan menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik.

4) Peserta didik lebih aktif, dapat bekerjasama dengan teman sekelompoknya, dan lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan umum.

5) Peserta didik sudah mampu menguasai dari indikator menjelaskan ketentuan Shalat Jumat, rukun, dan syarat syahnya Shalat Jumat.

Berdasarkan tahap refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus II di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum pada pelaksanaan siklus II sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik dari siklus sebelumnya (Siklus I). Selain itu keberhasilan tindakan peneliti dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Sahre (TPS) juga mengalami peningkatan.

Dari urain diatas, maka setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tidak diperlukan pengulangan siklus selanjutnya karena secara umum dalam kegiatan pembelajaran sudah mengalami peningkatan dan telah berjalan sesuai rencana dan pencapaian yang diharapkan.

Dokumen terkait