• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Paradigma Pedagogi Reflektif

Dalam bagian ini PPR akan dijelaskan dalam empat bagian, yaitu: (1)

Pengertian PPR, (2) Dinamika pembelajaran yang berpola PPR, (3)

Prinsip-prinsip pembelajaran menurut PPR (Karakteristik PPR dalam pembelajaran) dan

(4) Kegiatan Siswa dalam pembelajaran menurut karakteristik PPR. Untuk

masing-masing bagian, dijabarkan dalam pembahasan berikut ini.

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Dalam (Subagyo. 2005a) Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) adalah pola

pikir pendidikan atau pembelajaran yang mengintegrasikan pengembangan

keilmuan dan pengembangan nilai kemanusiaan dalam satu proses yang terpadu,

yang dirancang sedemikian hingga nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran

dan kehendak siswa sendiri melalui refleksinya dan aksinya. Pembelajaran

berpola PPR adalah suatu pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran

bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Paradigma adalah

seluruh kerangka pikir yang dimiliki seseorang, yang mempengaruhi dan

membentuk pemahaman, nilai, sikap, pilihan dan tindakannya. Pedagogi

merupakan suatu seni atau ilmu mendampingi anak dalam rangka visi tertentu

yang tidak terbatas pada metode semata. Reflektif merupakan berpretensi

menangkap makna dan nilai hakiki dari hal yang sedang digeluti dan

mengaitkannya dengan segi-segi lain kehidupan, menghargai

implikasi-implikasinya dalam mencari kebenaran (Subagyo. 2005).

Dapat disimpulkan bahwa PPR adalah cara pandang tentang pendidikan di

sekolah yang menekankan pada pengintegrasian usaha penumbuhan nilai-nilai

kemanusiaan dan pengembangan kompetensi siswa melalui pelaksanaan

pembelajaran untuk semua mata pelajaran di sekolah. Penumbuhan nilai-nilai

kemanusiaan dilakukan sesuai dengan konteks siswa dan materi pelajaran, serta

melalui mekanisme pemberian pengalaman, refleksi, perwujudan aksi, dan

evaluasi. Dengan demikian, dinamika pembelajaran berpola PPR meliputi 5 unsur,

yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi (Susento. 2009).

2. Dinamika Pembelajaran yang Berpola PPR

Dinamika pembelajaran berpola Paradigma Pedagogi Reflektif meliputi 5

unsur, yaitu (a) konteks, (b) pengalaman, (c) refleksi, (d) aksi dan (e) evaluasi.

Adapun untuk masing-masing unsur dijabarkan dalam pembahasan berikut.

a. Konteks

Dalam pola pikir PPR, seorang guru harus mengenal latar belakang siswa.

Hal ini bertujuan agar guru dapat menempatkan diri dalam pembelajaran yang

sesuai dengan latar belakang siswa. Konteks yang perlu diperhatikan, dalam

Subagyo (2005a) adalah sebagai berikut:

1) Bahan pengajaran disesuaikan dengan kemampuan, minat dan bakat siswa.

Dalam pola pikir PPR, penguasaan siswa akan kompetensinya lebih

penting dari banyaknya materi. Kualitas lebih penting dari kuantitas. Lebih

penting apa yang dikuasai siswa dari apa yang diajarkan guru.

2) Kurikulum atau silabus seharusnya merupakan suatu kebulatan, supaya

pemahaman siswa menjadi utuh. Pembelajaran yang tepat seharusnya

mendukung kebulatan dan keutuhan perkembangan akademik siswa.

3) Nilai kemanusiaan yang diperjuangkan perlu juga disesuaikan dengan

konteks siswa, misalnya apakah sesuai dengan taraf perkembangan

pribadi, sesuai dengan agama, etnis, visi atau misi sekolah.

Sehingga konteks harus disesuaikan dengan nilai kemanusiaan yang akan

dikembangkan oleh guru dengan materi pelajaran.

b. Pengalaman

Pengembangan nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui

pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan (Subagyo.

2005a). Pengalaman nilai yang ingin dikembangkan dapat berupa pengalaman

secara langsung dan dapat juga berupa pengalaman secara tidak langsung.

Penerapan pengalaman secara langsung, misalnya guru ingin mengembangkan

nilai persaudaraan dan kerjasama dalam diri para siswa, maka guru memfasilitasi

para siswa dengan kegiatan diskusi kelompok. Penerapan pengalaman secara tidak

langsung, misalnya guru ingin memberi pengalaman ketidakadilan, maka guru

memfasilitasi siswa dengan memberikan gambar-gambar atau cerita-cerita tentang

ketidakadilan. Siswa diberi kesempatan untuk mendalami peristiwa tersebut

dengan membayangkan dan merasakannya. Dalam pembelajaran yang peneliti

amati, pengalaman yang akan didapatkan oleh siswa mengenai kerja sama,

menghargai perbedaan, menghormati perbedaan serta tanggung jawab.

c. Refleksi

Menurut Subagyo (2005a), dalam pola pikir PPR, refleksi merupakan

tahap dimana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat

dan makna nilai yang diperjuangkan. Tujuannya adalah agar nilai yang

diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan kemudian mereka terpikat untuk

memiliki atau menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada keinginan untuk

bertindak. Dari hasil pengalaman yang diperoleh siswa, guru mengajak siswa

untuk melihat kembali pengalaman yang telah diperoleh tersebut yang disebut

refleksi.

Untuk membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di

dalam pengalaman belajarnya, guru memfasilitasi dengan berbagai cara, antara

lain: mengajukan pertanyaan terbuka, memberi tugas kepada siswa untuk

mengkomunikasikan pendapat dan perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan,

atau gambar dan mengajak siswa untuk berdiskusi. Menurut Fr. Th. Ambar

Prihastomo, SJ. (dalam Subagyo. 2005c), dalam paradigma pedagogi reflektif,

siswa sendiri yang berefleksi sedangkan guru dapat membantu siswa dengan

memberikan pertanyaan reflektif.

d. Aksi

Menurut Subagyo (2005a), perkembangan nilai kemanusiaan tidak boleh

hanya berhenti sampai kesadaran, tetapi harus berlanjut sampai pada bersikap dan

berbuat dari kemauannya sendiri. Sikap dan niat adalah aksi batin, sedangkan

perbuatan merupakan aksi lahir. Untuk membantu siswa menumbuhkan niat,

sikap, dan perbuatan, guru memfasilitasi dengan mengajukan pertanyaan –

pertanyaan yang mengacu pada nilai yang ingin diperjuangkan. Sehingga setelah

siswa melakukan refleksi, maka perlu adanya tindak lanjutnya. Tindak lanjut dari

hasil pengalaman yang sudah direfleksikan itulah yang disebut aksi. Kegiatan aksi

ini merupakan niatan atau sikap yang ingin dilakukan siswa atas kemauan mereka

sendiri terkait dengan nilai kemanusiaan yang ingin diperjuangkan, misalnya: nilai

kejujuran, kerjasama, dan lain – lain.

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap penentuan hasil belajar dari para siswa. Guru

perlu mengadakan evaluasi, untuk masalah akademik dapat dilakukan seperti

biasa. Guru seharusnya juga mengadakan evaluasi perubahan pola sikap dan

perilaku (Subagyo. 2005c).

Menurut Subagyo (2005a), evaluasi perkembangan nilai kemanusiaan

tidak dapat dilakukan dengan tes, tetapi dengan observasi. Guru mengobservasi

semua tindakan siswa yang spontan, yang menunjukan perkembangan nilai

kemanusiaan dan kemudian mencatat tindakan tersebut. Perlunya observasi ini

karena ciri khas dari nilai kemanusiaan adalah kebebasan, siswa bersikap dari

kemauannya sendiri tanpa ada permintaan apalagi paksaan dari orang lain.

Observasi dilakukan secara terus menerus sehingga perkembangan perilaku yang

menunjukkan adanya nilai kemanusiaan dapat diketahui. Dan nantinya dapat

digunakan sebagai acuan untuk refleksi diri yang juga dapat menentukan niat atau

yang disebut aksi.

Guru melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil belajar siswa

yang terkait dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Penilaian proses

belajar tersebut dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa dalam tahap

pengalaman dan refleksi. Sedangkan penilaian hasil belajar tersebut dilakukan

melalui pengamatan terhadap aksi siswa dan catatan anekdot (peristiwa yang

cukup mencolok) yang terkait dengan aksi siswa (Subagyo, 2005a).

3. Prinsip-prinsip pembelajaran menurut PPR (Karakteristik PPR)

Prinsip-prinsip pembelajaran menurut PPR merupakan pembelajaran yang

mengacu pada karakteristik PPR dalam pembelajaran. Menurut Susento (2009),

dari uraian tentang unsur-unsur dinamika pembelajaran berpola PPR, dapat

disimpulkan bahwa karakteristik PPR dalam pembelajaran ditunjukkan dengan

adanya kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Guru menyesuaikan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan

konteks siswa dan materi pelajaran

b. Siswa mengalami nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran

c. Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan

d. Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai

kemanusiaan

e. Guru mengevaluasi proses belajar nilai kemanusiaan pada diri para siswa.

4. Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menurut Karakteristik PPR

Dalam proses pembelajaran di kelas, guru dan murid memiliki peranan

penting demi berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Dari karakteristik

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan siswa dalam pembelajaran

menurut karakteristik PPR adalah sebagai berikut:

a. Siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan nilai

kemanusiaan yang akan ditumbuhkan dengan konteks siswa dan materi

pelajaran oleh guru.

c. Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan

d. Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan nilai

kemanusiaan

e. Siswa dievaluasi oleh guru dalam proses belajar berdasar nilai

kemanusiaan.

D. Materi Pelajaran

Dokumen terkait