• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

D. Paradigma Penelitian

Berdasarkan kerangka yang mengacu pada pembelian impulsif dapat digambarkan paradigma sebagai berikut:

H1

Karakteristik produk (x)

Gender (m)

Pembelian impulsif (y)

30 E. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berfikir yang sudah diuraikan sebelumnya, maka menghasilkan hipotesis. Hipotesis merupakan dugaan sementara dari pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah, maka:

H1 : Karakteristik produk (X) berpengaruh terhadap pembelian impulsif (Y).

H2 : Karakteristik produk (X) dan gender (M) berpengaruh terhadap pembelian impulsif (Y).

H3 : Karakteristik produk (X) mempegaruhi pembelian impulsif (Y) yang dimoderatori oleh gender.

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian dengan menggunakan metode survei yang bersifat kuantitatif. Metode survei dipilih sebagai sumber data primer. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok ( Sofian Effendi dan Tukiran, 2014).

Menurut tingkat eksplanasinya penelitian ini termasuk penelitian asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang mencari hubungan sebab-akibat, yaitu hubungan atau pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) (Sugiyono, 2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengguna internet yang berfokus pada pengguna instagram di Kota Yogyakarta yang pernah melakukan pembelian secara online. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai Februari.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di Yogyakarta, yang pernah melakukan pembelian dari media online instagram.

32

b. Penggunaan sampel pada penelitian ini adalah masyarakat yang pernah melakukan pembelian melalui media online instagram yang berada di Yogyakarta yang diambil secara acak menggunakan metode purposive sampling. Metode yang digunakan menggunakan pertimbangan yang dilakuakan oleh peneliti. Pertimbangan tersebut adalah masyarakat yang berusia 17-23 tahun dengan kriteria sebagai berikut:

1. Konsumen yang pernah mengunjungi akun belanja online pada instagram.

2. Konsumen yang pernah melakukan pembelian melalui media sosial instagram minimal 2 kali pembelian.

Ukuran sampel yang digunakan pada penelitian ini didasarkan menurut Hair, dkk (1995) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang sesuai adalah 100 sampai 200, dalam penelitian ini peneliti menggunakan jumlah pertanyaan sejumlah 24 pertanyaan, sehingga sampel yang digunakan adalah 5 kali pertanyaan yang diajukan, yaitu sebanyak 120 orang.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode survei menggunakan kuisioner yaitu berupa daftar pertanyaan dan pernyataan mengenai gambaran umum tentang perhatian responden dan pendapat mengenai objek penelitian.

33

Daftar pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner kepada responden harus sesuai dengan permasalahan yang diteliti, agar dapat memperoleh data yang berkaitan dan sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan, yaitu karakteristik produk dan pembelian impulsif. Jumlah responden yang mengisi kuisioner sejumlah 128 responden.

E. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013). Penelitan ini terdiri dari tiga variabel yaitu satu variabel independen (Independent variable) yaitu karakteristik produk, variabel terikat (Dependent variable) yaitu pembelian impulsif dan variabel moderasi (Moderating variable) yaitu gender. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel Terikat / Y (Pembelian Impulsif)

Variabel terikat menurut Mudrajad (2003) adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan, dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu pembelian impulsif, dalam instrumen ini pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 4. Poin dalam penilaian penelitian ini adalah sebagai berikut: ST (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).

34

Menurut teori Clover (1950) dan Rook (1987) pembelian yang dilakukan tanpa perencanaan dengan dimensi pengukuran sebagai berikut:

a. Ketertarikan b. Posesif Produk

c. Mengabaikan Konsekuensi d. Konflik Diri

Menurut Rook dan Fisher (Miranda, 2016) Pembelian Impulsif mempunyai kategori tertentu yaitu sebagai berikut:

a. Spontanitas.

Pembelian Impulsif terjadi secara tidak terduga dan memotivasi konsumen membeli pada saat itu juga.

b. Kekuatan, Kompulsi, Intensitas.

Adanya motivasi untuk mengesampingkan hal-hal lain dan bertindak cepat.

c. Kegairahan dan Stimulasi.

Keinginan untuk membeli secara tiba-tiba yang seringkali diikuti emosi.

d. Ketidakpedulian akan akibat.

Keinginan untuk membeli dapat menjadi tidak dapat ditolak sehingga konsekuensi negatif diabaikan.

35

2. Variabel bebas / X (Karakteristik produk)

Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat dan mempunyai hubungan positif atau negatif dengan variabel terikat. Variasi dalam variabel terikat merupakan hasil dari variabel bebas (Mudrajad:2003), dalam penelitian ini variabel bebas yaitu karakteristik produk. Produk tertentu yang dibeli cenderung lebih impulsif daripada produk yang lain atau dengan kata lain suatu produk tertentu akan lebih menarik untuk dilakukan pembelian impulsif. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kemungkinan bahwa suatu produk akan dibeli, dalam instrumen ini pengukuran menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 4. Poin dalam penilaian penelitian ini adalah sebagai berikut: ST (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Produk dimensi pengukuran sebagai berikut:

a. Durabilitas merek

Durabilitas merupakan manfaat inti pada suatu produk.

Daya tahan produk yang signifikan melahirkan image produk itu sendiri dan berimbas pada citra produk tersebut.

b. Kualitas Merek

Suatu produk yang mampu bertahan lama dinilai merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. Kualitas sangat mempengaruhi keputusan pembelian seorang konsumen, karena

36

apabila produk mempunyai kualitas produk yang baik, maka akan meningkatkan keputusan pembelian.

c. Posesif Merek

Posesif merek merupakan dimensi brand image yang di dalam marketing sering disebut dengan loyalitas merek.

Kesetiaan konsumen pada suatu merek produk tertentu dapat dilihat dari perilaku pembelian konsumen pada produk tertentu.

d. Prestise Merek

Prestise merek akan meningkatkan kepercayaan diri konsumen yang menggunakan produk tersebut. Produk yang mempunyai harga yang tinggi seolah mampu memberikan prestise pada produk tersebut.

3. Variabel Moderator (Gender)

Varibel moderator adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain.

Variabel moderator dalam penelitian ini adalah gender, yaitu berkaitan dengan jenis kelamin pria dan wanita. Jenis kelamin mempengaruhi bagaimana seseorang melakukan keputusan pembelian.

Ketika perbedaan gender sangat melekat pada cara pandang masyarakat, sering kali masyarakat berpendapat bahwa gender merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana permanen

37

dan abadinya ciri-ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki (Sumijah, 2015).

F. Instrumen

Menurut Sugiyono (2008), instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dan secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa angket yang berisi butir-butir pertanyaan untuk diberi tanggapan oleh para subyek penelitian. Penyusunan angket tersebut didasarkan pada konstruksi teoritik yang telah disusun sebelumnya, kemudian dikembangkan dalam indikator-indikator dan selanjutnya dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan.

Skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi 4 dengan tujuan untuk menghindari jawaban yang netral. Setiap jawaban dari responden terhadap daftar pertanyaan yang diajukan pada responden, kemudian diberi skor untuk masing-masing pertanyaan. Skor tersebut bergerak antara 1 sampai 4, dengan ketentuan sebagai berikut.

Keterangan Poin / Nilai

Sangat setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju ( TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

38

Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah:

Tabel 2. Kisi-kisi Penelitian

c. Mengabaikan Konsekuensi Clover (1950) dan Rook

Kuisioner harus diuji terlebih dahulu, sebelum digunakan untuk penelitian sesungguhnya. Uji instrumen dilakukan guna mengetahui validitas dan reliabilitas suatu penelitian. Dari uji coba tersebut dapat mengetahui kelayakan dari instrumen yang digunakan yang dikumpulkan dari responden. Dari hasil pengujian instrument akan diketahui item pertanyaan yang sah, dan jika terdapat item pertanyaan yang tidak sah

39

akan dihilangkan. Jumlah responden dalam pengujian instrumen digunakan sebanyak 70 responden untuk menguji validitas dan reliabitas.

Penelitian yang baik dipengaruhi oleh baik atau tidaknya suatu instrumen.

a. Validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan kemampuan sebuah skala yang mengukur konsep yang dimaksudkan.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan instrumen dalam mengukur variabel penelitian. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuisioner. Sebuah kuisioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur kuisioner tersebut.

Pengujian ini dengan mengajukan butir-butir pertayaan kuisioner yang nantinya akan diberikan kepada responden. Setelah melakukan pengambilan data dari responden, maka selanjutnya dilakukan Uji Construct Validity dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), cara ini untuk menguji seberapa baik variabel terukur mewakili konstruk.

Butir pertanyaan yang mempunyai faktor loading yang valid yaitu

≥ 0,50 menunjukan bahwa indikator-indikator yang ada merupakan satu kesatuan alat ukur yang mengukur suatu konstruk yang sama dan dapat memprediksi apa yang seharusnya dapat diprediksi. Item-item yang mengukur konsep yang sama akan memiliki korelasi yang tinggi dan berkorelasi rendah dengan item-item yang mengukur konsep yang

40

berbeda (Sekaran, 2006). Hal ini ditunjukkan dengan muatan faktor item yang tinggi.

Hasil Kaiser-Meiyer-Olkin Measure Sampling Adecuacy KMO (MSA) dan uji validitas menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) ditunjukan pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Kaiser-Meyer-Olkin tahap 1

KMO and Bartlett's Test

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukan nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adecuacy mempunyai angka lebih besar dari angka 0,5 yaitu 0,729 hai ini menunjukan bahwa data yang ada layak untuk dilakukan analisis, sedangkan nilai Bartlett’s test mempunyai nilai signifikansi 0,000 yang menunjukan bahwa antar variabel saling korelasi, dengan demikian semua variabel dapat dilakukan analisis lebih lanjut karena sudah memenuhi kriteria.

Pada tabel di bawah ini menunjukan hasil dari uji Confirmatory Factor Analysis (CFA) pada masing-masing variabel mengelompok menjadi satu dengan loading faktor di atas 0,5. Berikut adalah hasil uji CFA.

41

Tabel 4. Rotated Component Matrix tahap 1

Rotated Component Matrixa

Berdasarkan hasil uji di atas, meskipun masing-masing variabel telah mengelompok pada komponennya, namun ada item pertanyaan

42

yang kosong, hal ini menunjukan bahwa nilainya kurang dari 0,5 yang artinya pertanyaan tersebut tidak valid. Item pertanyaan impulsif 2, impulsif 4, impulsif 8, impulsif 11, impulsif 14, impulsif 19, impulsif 20 dan impulsif 22 mempunyai nilai loading di bawah 0,5 sehingga butir pertanyaan tersebut dinyatakan gugur dan perlu dilakukan uji CFA tahap 2. Pada tahap kedua dihasilkan output KMO sebagai berikut:

Tabel 5. Keiser-Meyer-Olkin tahap 2

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .763

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square 2139.294

df 276

Sig. .000

Sumber: Data primer diolah, 2019

Bedasarkan hasil uji KMO tahap kedua menghasilkan nilai KMO sebesar 0,763 lebih besar dari 0,5 hal ini mengindikasikan bahwa data layak dilakukan faktor analisis, selain itu nilai Bartlett’s Test of Sphericity diperoleh nilai signifikansi 0,000 yang artinya ada korelasi antar variabel (≥0,05), dengan demikian semua variabel dapat dilakukan analisis lebih lanjut.

43

Tabel 6. Rotated Component Matrix tahap 2

Rotated Component Matrixa

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji CFA tahap 2 diketahui bahwa semua variabel telah mengelompok pada komponen masing-masing dan mempunyai loading faktor di atas 0,5 sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid.

44 b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Realibilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi dan masalah ketepatan (Mudrajad, 2003). Menurut Ghozali (2005) hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diteliti tidak berubah.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Conbach Alpha untuk menentukan apakah setiap instrument reliabel atau tidak.

Pengukuran ini menggunakan uji statistic Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,70 meskipun nilai 0,60 masih dapat diterima (Ghozali, 2011). Data dinilai andal apabila nilai alphanya mendekati angka 1.

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Batas

Normal

Nilai Cronbach Alpha

Keterangan Karakteristik

Produk 0,60 0,970 Reliabel

Impulse Buying 0,60 0,956 Reliabel

Sumber: Data primer diolah, 2019

45 H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Diskriptif

Untuk mengidentifikasikan kecenderungan tiap-tiap variabel digunakan jumlah nilai total dari setiap responden setiap variabel. Dari nilai total tersebut akan dibagi secara rata menurut jumlah pertanyaan yang diberikan dan dikelompokan menjadi tiga katagori yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Cara mengategorikan data berdasarkan rumus dari Azwar (2009) adalah sebagai berikut:

a. Tinggi: X ≥ X + SD

b. Sedang: M - SD ≤ X < M + SD c. Rendah: X < M – SD

2. Uji Prasyarat Analisis

Pengujian persyaratan analisis dilakukan sebelum uji hipotesis, yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data diperlukan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak dapat digunakan. Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variabel disribusi normal atau tidak

46

(Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametik Kolmogorov-smirnov.

b. Uji Linieritas

Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak Ghozali (2011). Uji linieritas biasanya digunakan sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS statistics 20 dengan menggunakan Test of Linierity dengan tarif signifikan 0,05.

Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linier apabila signifikansi lebih dari 0,05 Ghozali (2011).

3. Analisis MRA (Moderating Regression Analysis)

Variabel moderasi adalah variabel yang menentukan apakah keberadaanya tersebut berpengaruh pada hubungan variabel bebas dan variabel terikat pada suatu penelitian. Variabel moderasi merupakan variabel yang faktornya diukur oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderasi memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat (Wijaya & Budiman, 2016).

Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan aplikasi khusus regresi linier berganda di mana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interkasi (perkalian dua atau lebih perkalian dua variabel independen) dengan rumus persamaan

47

sebagai berikut (Liana, 2009). Cara menguji regresi dengan variabel moderating yaitu:

Uji Interaksi

Uji interaksi sering disebut juga dengan Moderated Regression Analysis (MRA).

Rumus persamaannya adalah:

Y= a + b1X ………..(1) Y= a + b1X + b2M.………….(2) Y= a + b1X+ b2M + b3XM…(3)

Keterangan:

X = Independent variable M = Moderating variable

XM = Interaksi antara independent variable dan moderating varible Pengaruh karakteristik produk terhadap pembelian impulsif yang di moderator oleh gender. Gender diekspektasikan akan memperkuat atau memperlemah pengaruh dari karakteristik produk.

H1

H2 H3

Karakteristik produk (x)

Gender (m)

Pembelian impulsif (y)

48 BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik produk terhadap pembelian impulsif pada generasi Z yaitu remaja yang lahir pada tahun 1995-2010, dengan gender sebagai moderator. Penelitian dilakukan pada konsumen yang pernah melakukan pembeliaan secara online dan berada pada wilayah Yogyakarta. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 128 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling atau pengambilan sampel dengan menggunakan karakteristik tertentu.

1. Analisis Diskriptif

Analisis diskriptif dalam penelitian ini meliputi: analisis karakteristik responden, analisis statistik diskripstif yang terdiri dari:

nilai minimal, maksimal, mean dan standar deviasi, serta kategorisasi jawaban responden. Adapun pembahasan mengenai masing-masing analisis diskriptif dijelaskan sebagai berikut.

a. Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi sebagai berikut: jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

1. Diskripsi karakteristik responden berdasar jenis kelamin dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:

49

Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Presentase (%)

Perempuan 81 63,3

Laki-laki 47 36,7

Jumlah 128 100,0

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan data di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah responden perempuan sebanyak 81 orang atau sebesar 63,3% dan responden laki-laki sebanyak 47 orang atau sebesar 36,7%.

2. Diskripsi Karakteristik responden berdasar usia dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut:

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasar Usia

Berdasarkan data tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa responden berusia 17 tahun sebanyak 1 orang (0,8%), responden berusia 18 tahun sebanyak 5 orang (3,9%), responden berusia 19 tahun sebanyak 12 orang (9,4%), responden berusia 20 tahun sebanyak 30 orang (23,4%), Usia Frekuensi Presentase (%)

17 tahun 1 0,8

Sumber: Data primer diolah, 2019

50

responden berusia 21 tahun sebanyak 50 orang (39%), responden berusia 22 tahun sebanyak 23 orang (18%), dan responden berusia 23 tahun sebanyak 7 orang (5,5%).

3. Diskripsi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dalam penelitian ini dapat disajikan data sebagai berikut:

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasar Pekerjaan

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan data tabel di atas menunjukan bahwa pekerjaan responden dalam penelitian ini adalah sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 121 orang atau sebesar 94,5%, Swasta/pegawai swasta sebanyak 4 orang atau sebesar 3,1% dan pekerjaan lainnya sebanyak 3 orang atau sebesar 2,4%.

b. Diskripsi Karakteristik Variabel

Diskripsi variabel menggambarkan penilaian responden terhadap variabel karakteristik produk dan pembelian impulsif.

Data tersebut kemudian dikategorikan dalam tiga kelompok yaitu:

tinggi, sedang dan rendah. Hasil kategori tersebut disajikan berikut ini.

Pekerjaan Frekuensi Presentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 121 94,5

Swasta/pegawai

swasta 4 3,1

Lainnya 3 2,4

Jumlah 128 100,0

51 1) Karakteristik Produk

Hasil analisis diskriptif untuk variabel karakteristik produk, diperoleh nilai minimum sebesar 19; nilai maksimum sebesar 33; mean sebesar 26,37; standar deviation sebesar 2,738. Selanjutnya variabel karakteristik produk dikategorikan dengan menggunakan skor rerata (M) dan simpangan baku (SD). Jumlah butir pertanyaan pada variabel karakteristik produk sebanyak 9 pertanyaan dengan menggunakan skor penilaian 1,2,3, dan 4.

Pengategorian dilakukan berdasarkan Mean (Mi) dan Standar deviasi (Sdi) pada variabel tersebut. Menurut Azwar (2012) membagi menjadi tiga kategori yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Kategorisasi untuk variabel karakteristik produk disajikan berikut ini:

Tabel 11. Kategorisasi Variabel Karakteristik Produk Kategori Interval skor frekuensi Prosentase(%)

Tinggi X ≥ 29,25 17 13,3

Sedang 15,75≤X<29,25 111 86,7

Rendah X < 15,75 0 0,0

Jumlah 128 100,0

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel di atas menunjukan bahwa responden menganggap karakteristik produk adalah suatu yang penting dalam melakukan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan

52

jumlah responden yang memberikan penilaian tinggi sebanyak 17 orang atau sebesar 13,3 %, responden yang memberikan penilaian sedang sebanyak 111 orang atau sebesar 86,7 % dan tidak adanya responden yang memberikan penilaian rendah.

2) Pembelian Impulsif

Hasil analisis diskriptif untuk variabel pembelian impulsif diperoleh nilai minimum sebesar 28; nilai maksimum sebesar 60; mean sebesar 38,5234; serta standar deviasi sebesar 5,05243. Selanjutnya variabel pembelian impulsif dikategorikan dengan menggunakan skor rerata mean (M) dan simpangan baku (SD). Jumlah butir pertanyaan pada variabel pembelian impulsif terdiri dri 15 pertanyaan yang masing-masing mempunyai skor 1,2,3, dan 4.

Pengategorian dilakukan berdasar nilai mean (M) dan simpangan baku (SD) pada variabel tersebut. Azwar (2012) membagi menjadi tiga kategori yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Kategorisasi untuk variabel pembelian impulsif adalah sebagai berikut:

53

Tabel 12. Kategorisasi Variabel Pembelian Impulsif Kategori Interval skor frekuensi Prosentase(%)

Tinggi X ≥ 48,75 8 6,25

Sedang 26,25≤X<48,75 120 93,75

Rendah X < 26,25 0 0,00

Jumlah 128 100,00

Sumber: Data primer diolah, 2019

Tabel di atas menunjukan penilaian bahwa responden melakukan pembelian impulsif dengan jumlah yang sedang dengan dibuktikan berdasar tabel di atas bahwa kategori tinggi sebanyak 8 orang atau sebesar 6,25%, kategori sedang 120 orang atau sebesar 93,75% dan tidak ada responden yang melakukan penilaian dengan penilaian rendah terhadap pembelian impulsif. Dapat disipulkan bahwa mayoritas responden melakukan pembelian impulsif dengan jumlah sedang.

2. Uji Prasyarat Analisis

Pengujian analisis prasyarat dilakukan sebelum melakukan regresi berganda. Prasyarat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji linieritas dengan menggunakan aplikasi SPSS statistics 20. Hasil uji prasyarat disajikan berikut ini:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data diperlukan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai

54

residual mengikuti distribusi normal. Uji normalitas dilakukan pada variabel karakteristik produk dan pembelian impulsif dengan menggunakan teknik analisis Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan SPSS statistics 20. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi bernilai > 0,05 pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil normalitas disajikan berikut ini:

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas

Variabel Signifikansi Keterangan

Unstandarized residual 0,694 Normal

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji normalitas di atas menunjukan semua variabel mempunyai variabel unstandardized residual dengan sig di atas 0,05 yaitu 0,694 (0,694 > 0,05) yang berarti menunjukan data tersebut terdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Menurut Ghozali (2011) uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test of Linierity dengan tarif signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linier apabila signifikansi lebih dari 0,05 (Ghozali, 2011). Hasil uji linieritas disajikan berikut ini:

55 Tabel 14. Hasil Uji Linieritas

Variabel Sig Keterangan

Karakteristik produk terhadap pembelian impulsif

0,068 Linier

Sumber: Data primer diolah, 2019

Berdasarkan uji linieritas di atas menunjukkan bahwa variabel tersebut mempunyai nilai signifikansi diatas 0,05 yaitu sebesar 0,068 yang menunjukkan bahwa data tersebut linier.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa karakteristik produk berpengaruh terhadap pembelian impulsif dengan gender sebagai moderator. Adapun hasil pengujian hipotesis disajikan sebagai berikut:

a. Hipotesis 1

H1: Karakteristik produk (X) berpengaruh terhadap pembelian impulsif (Y)

Pengujian hipotesis 1 menggunakan regresi linier sederhana, dapat dilihat di hasil berikut ini:

56 Tabel 15. Hipotesis 1

Berdasarkan hasil uji regresi tersebut maka dapat ditentukan garis persamaan garis regresi untuk hipotesis 1, yaitu:

Y = 15,518 + 0,873 X

Persamaan tersebut menunjukan bahwa konstanta sebesar 15,518, hal ini menunjukkan bahwa variabel karakteristik produk dianggap nol maka pembelian impulsif dianggap tetap ada.

Koefisien regresi karakteristik produk menunjukan hasil sebesar 0,873 menunjukkan bahwa setiap peningkatan karakteristik produk akan meningkatkan pembelian impulsif. Berdasar hasil tersebut menunjukkan arah model ini positif, hal ini dibuktikkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,473. Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,223 hal ini menunjukkan bahwa sebesar 22,3%

Koefisien regresi karakteristik produk menunjukan hasil sebesar 0,873 menunjukkan bahwa setiap peningkatan karakteristik produk akan meningkatkan pembelian impulsif. Berdasar hasil tersebut menunjukkan arah model ini positif, hal ini dibuktikkan dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,473. Koefisien determinasi (R square) sebesar 0,223 hal ini menunjukkan bahwa sebesar 22,3%

Dokumen terkait