• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PERUMPAMAAN DALAM INJIL LUKAS

E. Sumber bahan perumpamaan orang Samaria yang baik hati

1. Paralel Hukum Terutama dengan perumpamaan orang

baik hati

Perumpamaan orang Samaria yang Baik Hati yang terdapat dalam Injil Lukas 10:25-37 paralel dengan Hukum yang Terutama dalam Injil Markus 12:28-34 dan Injil Matius 22: 35-40:

Tabel. 1

Paralel Hukum Terutama dengan perumpamaan orang Samaria yang baik hati

Lukas 10:25-37 Markus 12:28-34 Matius 22:34-40

(1) (2) (3)

25. Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk

mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum

Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 30 Jawab Yesus: "Adalah seorang

28. Lalu seorang ahli Taurat, yang

mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi

jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepadaNya dan bertanya:”Hukum manakah yang paling utama?”

29. jawab Yesus:” Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.

30. Kasihanilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap

34. Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang saduki itu bungkam, berkumpulah mereka 35. Dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai dia: 36”Guru, Hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” 37. Jawab Yesus kepadanya: “Kasihalilah Tuhan Allahmu,

(1) (2) (3) yang turun dari Yerusalem ke

Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi

meninggalkannya setengah mati. 31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendirilalu membawanya ke tempat

penginapan dan merawatnya. 35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik

penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"

akal budimudan dengan segenap kekuatanmu. 31. Dan hukum kedua adalah ialah

Kasihanilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

32. Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 33. Memang mengasihi

Dia dengan segenap hati dan dengan

segenap pengertian dan dengan segenap

kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan. 34 “ Yesus melihat,

bagaimana

bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39. dan Hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihanilah sesamamu manusia. 40. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

Lukas, Markus dan Matius sama-sama menyebutkan bahwa seorang yang bertanya kepada Yesus adalah Ahli Taurat. Lukas dan Matius menyebutkan tujuan Ahli Taurat bertanya adalah untuk mencobai Yesus. Lain halnya dengan Markus yang menuliskan bahwa Ahli Taurat tertarik bertanya kepada Yesus karena jawaban Yesus selalu tepat. Markus dan dan Matius menyebutkan bahwa pertanyaan Ahli Taurat muncul setelah Yesus bercakap-cakap dengan orang Saduki.

Lukas dan Matius menuliskan Ahli Taurat menyapa Yesus dengan sebutan “Guru”. Markus dan Matius menujukan bahwa Ahli Taurat langsung menanyakan tentang hukum. Matius menyebutkan secara eksplisit hukum yang dimaksud adalah Hukum Taurat. Sedangkan Lukas menujukan bahwa Ahli Taurat bertanya perbuatan yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal, sepertinya Lukas merujuk pada Hukum Taurat namun tidak secara terang-terangan.

Dalam Lukas, Yesus menjawab pertanyaan Ahli Taurat mengenai hidup kekal dengan bertanya balik tentang Hukum Taurat. Ahli Taurat menjawab pertanyaannya sendiri. Markus menggambarkan Yesus menjawab langsung pertanyaan Ahli Taurat dengan menghardik Ahli Taurat untuk mendengarkan perkataan Yesus. Yesus langsung menjawab mengenai Hukum Terutama. Nada dalam jawaban Yesus seperti tajam yang mengartikan bahwa pernyataan-Nya adalah penting. Seperti dengan Markus, Matius juga menunjukkan bahwa Yesus langsung menjawab pertanyaan dari Farisi. Perikop dari Matius berhenti sampai disini.

Rumusan hukum yang dikemukakan dalam ketiga injil Lukas, Markus, maupun Matius sama. Hanya saja pada dalam Markus Hukum Terutama tidak ada pernyataan yang menyebutkan bahwa mengasihi Allah dengan segenap kekuatan. Dari rumusan hukum kedua Lukas menunjukkan bahwa Yesus membenarkan jawaban Ahli Taurat dan menyarankan untuk berbuat sesuai dengan yang dikatakannya maka ia akan memperoleh hidup. Markus menambahkan bahwa Yesus menegaskan tidak ada hukum lain yang lebih utama dan tidak ada duanya. Matius juga menegaskan bahwa pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan kitab para nabi. Semua yang telah dituliskan pada ketiga injil menegaskan bahwa Hukum Terutama sangat penting.

Setelah Ahli Taurat mengetahui mengenai Hukum Terutama, Lukas dan Matius menuliskan kembali bahwa Ahli Taurat bertanya lagi. Ada perbedaan yang mencolok pertanyaan Ahli Taurat yang ditujukan kedua Injil ini. Dalam Lukas, Ahli Taurat bertanya untuk mencobai Yesus melalui pertanyaan mengenai sesama yang menujukkan ketidakpuasan Ahli Taurat atas tanya jawab Yesus atau sebenarnya keinginan mempermalukan Yesus. Ahli Taurat mempermasalahkan persoalan sesama. Cinta kepada Allah tidak menjadi persoalan bagi Ahli Taurat akan tetapi cinta kepada manusia menjadi persoalan bagi Ahli Taurat. Matius mengatakan bahwa jawaban Yesus sesuai dengan jawaban yang diinginkan Ahli Taurat. Ahli Taurat mengulang kembali apa yang dikatakan oleh Yesus. Sepertinya Ahi Taurat sudah mengetahui jawabannya hanya saja ia ingin memastikannya dengan bertanya kepada Yesus.

Lukas 10:30-36 mengenai perumpamaan orang Samaria yang baik hati yang tidak terdapat dalam Injil lain. Menurut Stefan Leks (2003:21) Lukas menambahkan bahan khusus dalam ajaran Yesus terutama dalam perumpamaan dan termasuk juga pada perumpamaan orang Samaria yang baik hati.

Lukas memperlihatkan Ahli Taurat seorang yang menyembunyikan sesuatu dengan tidak mau mengakui kekalahannya dalam mencobai Yesus. Sikap Ahli Taurat yang menyembunyikan sesuatu ditunjukkan dengan tidak menyebutkan orang Samaria yang melaksanakan Hukum Terutama, namun mengganti orang yang menujukan belas kasih. Lukas juga memperlihatkan Yesus dalam menanggapi jawaban Ahli Taurat dengan mengulang perintah “perbuatlah demikian”. Sedangkan dalam Markus Yesus melihat Ahli Taurat dengan baik yaitu sebagai orang yang bijaksana. Perikop dalam Markus berhenti dengan keterangan bahwa tidak ada orang lain lagi yang berani bertanya kepada Yesus.

Ketiga Injil menuliskan satu peristiwa dengan berbeda. Meskipun sebenarnya tujuannya adalah sama mengenai Hukum terutama dan menegaskan bahwa Hukum Terutama penting. Tertulisnya peristiwa mengenai tanya jawab antara Yesus dan Ahli Taurat ini dalam ketiga injil ini menujukan bahwa benar-benar ada peristiwa tersebut.

Dokumen terkait