• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parameter Kimia Lingkungan Laut

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM OSEANO GRAFI GEOFISIKA (Halaman 31-36)

P. Cemara Kecil

IV.2.3. Parameter Kimia Lingkungan Laut

IV.2.3.1. Derajat Keasaman (pH)

Parameter

Lokasi

Gosong Menyamplungan P. MenjanganKecil P. MenjanganBesar

pH 7,8 7,8 7,9 7,9

Tabel 4. Pengukuran Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen (H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971). Tinggi rendahnya pH dipengaruhi oleh fluktuasi kandungan O2 maupun CO2. Tidak semua mahluk bisa bertahan terhadap perubahan nilai pH, untuk itu alam telah menyediakan mekanisme yang unik agar perubahan tidak terjadi atau terjadi tetapi dengan cara perlahan (Sary, 2006).

Pengamatan nilai pH dilakuan pada tiap lokasi pengamatan yaitu pada gosong 7,8 Menyamplungan 7,8, Menjangan Kecil 7,9 dan Menjangan Besar 7,9. Nilai pH dari pulau Gosong dan Menyamplungan yaitu 7.8 dan pada pulau Menjangan Besar dan Menjangan Kecil yaitu 7.9. Hal ini sesuai dengan pernyataan Gundo (2011) dimana kisaran pH air laut yang masih alami yaitu 7,4-8,5 sedangkan menurut Affan (2012) pH air laut berkisar antar 7,5-8,4 dan semakain rendah ke wilayah pantai karena pengaruh air tawar.

IV.2.3.2. Salinitas

No Parameter Satuan St-Gs St-Nylg St-Mjk St-MjB Referensi

1 Salinitas Ppm 32 32 32 32 32-35

Nilai salinitas pada kedua lokasi praktikum menunjukkan hasil yang sama yaitu sebesar 32 ppt. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai salinitas diantaranya, hilangnya air karena penguapan (evaporasi) dan masuknya air baru melalui presipitasi baik oleh hujan atau salju atau masuknya air yang mengalir dari sungai (Laili, 1997). Variasi nilai salinitis air laut yang fluktuasi juga dipengaruhi oleh kondisi tempat, pada umumnya daerah Pulau adalah daerah yang jarak lautnya tidak jauh dari daratan sehingga kandungan air tawar akan terlepas keluatan pada saat air laut surut.

Terdapat hubungan berdanding terbalik antara suhu dan salinitas terhadap kedalaman dimana menurut Klemas (2012) fungsi langsung dari kedalaman laut adalah densitas yang dipengaruhi oleh salinitas, suhu dan tekanan. Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur kecuali pada temperatur dibawah densitas maksimum. Densitas maksimum terjadi diatas titik beku untuk salinitas dibawah 24,7 dan dibawah titik beku untuk salinitas diatas 24,7. Hal tersebut menunjukan semakin dalam periran maka suhu berkurang sedangkan salinitas bertambah.

IV.2.3.3. Klorofil, Nitrat, dan Fosfat

Parameter P. Cemara Besar P. Menjangan Besar

Klorofil (ppm) -0,00713 -0,00163

Nitrat (ppm) 0.43185 0.4347

Fosfat (ppm) 0.03045 0.0082

Tabel 6. Kadar Klorofil, Nitrat, dan Fosfat pada Lokasi Praktikum

Bedasarkan hasil praktikum pengambilan data parameter klorofil, nitrat, dan fosfat yang dilakukan pada dua pulau yaitu pulau Cemara Besar,dan Menjangan Besar.Kandungan klorofil yang ada dua dipulau tersebut berkisar antara -0,00713 - -0,00163 ppm,sedangkan kandungan nitrat pada kesua pulau

tersebut adalah 0.43185-0.4347 ppm.Kandungan fosfat pada pulau Cemara besar adalah 0.03045 sedangkan kandungan fosfat pada pulau Menjangan Besar adalah 0.0082.

Menurut referensi Hartati et al (2012) kandungan nitrat di Karimunjawa adalah 0,019-0,076 ppm hal ini tidak sesuai dengan data praktikum. Faktor yang mempengaruhi tingi rendahnya nitrat adalah kedalamn dan penetrasi cahaya.Distribusi vertikal nitrat di laut menunjukkan bahwa kadar nitrat semakin tinggi bila kedalaman laut bertambah, sedangkan distribusi secara horisontal, kadar nitrat semakin tinggi pada daerah pantai.Banyaknya cahaya yang masuk keperairan mempengaruhi pemanfaatan nitrat oleh produsen primer jika cahaya matahari yang masuk ckup banyak maka kandungan nitat di laut akan lebih rendah begitu juga sebaliknya (Hutagalung, 1997). Nitrat merupakan suatu unsur penting dalam sintesa protein tumbuhan, namun pada badan perairan yang memiliki jumlah nitrat yang berlebih akan menyebabkan kurangnya oksigen terlarut di perairan dan menyebabkan banyak organisme yang mati (Agawin dan Duarte, 2002). Jika kadar nitrat yang melebihi 0,2 mg/liter dapat mengakibatkan terjadinya eutrofikasi (pengkayaan) perairan, yang selanjutnya menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara cepat (blooming) (Hartati et al,2012). Menurut refrensi kandungan klorofil a di Karimunjawa adalah berkisar antara 4,016 μg/l - 9,892 μg/l. Tinggi rendahnya klorofil a sangat terkait dengan kondisi lingkungan suatu perairan. Beberapa parameter fisika kimia mengintrol dan mempengaruhi klorofil-a (Wang, 1997). Sebaran konsentrasi klorofil-a pada umumnya tinggi di perairan pantai sebagai akibat dari suplai nutrien tinggi yang berasal dari daratan melalui limpasan air sungai, dan rendah di perairan lepas

pantai. Meskipun demikian konsentrasi klorofil-a tinggi dapat ditemukan pula di perairan lepas pantai, disebabkan adanya proses sirkulasi massa air mengangkut nutrien dengan konsentrasi tinggi dari perairan dalam ke permukaan yang dikenal sebagai fenomena upwelling (Sukoharjo, 2012).

Menurut refrensi Hartati et al (2012) kandungan fosfat di Karimunjawa adalah sekitar 0,053-0,01 ppm hal ini tidak sesuai dengan data praktikum, nilai fosfat yang didapat dari hasil praktikum lebih tinggi dibanding refrensi. Tingginya konsentrasi fosfat ini dipengaruhi oleh keberadaan ekosistem terumbu karang yang luas terhampar ditempat pengambilan data (Yusuf, 2012). Menurut Brady (1990), fosfor merupakan nutrien metabolik yang sangat penting dan keberadaan unsur ini seringklali mempengaruhi produktivitas perairan umum. Jika peraian kelebihan kandungan fosfat maka bisa menyebabkan terjadi eutrofikasi.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

1. Parameter geologi yang diamati adalah ukuan butir sedimen, sedimen diambil menggunakan tangan. Untuk menganalisis ukuran butir sedimenya diakukan dengan menggunkan ayakan bertingkat dengan 4 jumlah fraksi, setiap fraksi memiliki ukuran yang bebeda-beda. Jenis sedimen yang didapat dari analisis menggunakan ayakan bertingkat adalah krikil, pasir halus, pasir kasar, dan lumpur. Parameter fisika yang diamati adalah suhu, arus, dan kecerahan. Pengambilan data arus diukur menggunakan alat Current meter, sedangkan data suhu diambil menggunakan alat CTD. Data suhu dan arus dianalisis bedasarkan data yang terekeam di alat dan dibuat grafik. Kecerahan diukur menggunakan secchi disk, analisis kecerahan dihitung dengan rumus 0,5× (kedalaman keping ta terlihat + kedalaman keping terlihat). Parameter kimia diamati adalah salinitas, pH, klorofil, nitrat, dan fosfat. Salinitas diukur menggunakan CTD.Analisis data menggunakan data yang salinitas yang terekam oleh alat CTD dan dibuat grafik. Pengukuran pH menggunakan pH paper, analisisnya dengan mencocokan warna kertas dengan warna indikator. Pengambilan klorofil, nitrat, dan fosfat diambil menggunakan botol lalu di analisis di laboratorium menggunakan spektofotometri.

2. Sedimen di Pulau Cemara kecil terdiri 2,72% kerikil, 21,38% pasir kasar, 6,02% pasir sedang, 40,59% pasir halus, 23,12% lumpur. Sedimen di Pulau Menjangan Besar terdiri dari: 4,02% kerikil, 18,08% pasir kasar, 4,96% pasir sedang, 50,26% pasir halus, dan 23,12% lumpur. Jenis sedimen yang terdapat di Pulau Cemara Kecil dan pulau Menjangan Kecil didominasi oleh pasir halus. Nilai pH dan kecerahan yang diambil dari

Pulau Gosong, Pulau Menyamplungan, Pulau Menjangan Kecil, dan Pulau Menjangan Besar memiliki kecerahan 100% dan memiliki pH berkisar antara 7,8-7,9. Rata-rata suhu dan salinitas yang diambil dari kedalaman 0 – 7 meter didapatkan suhu berkisar 26,994°C-30,914° C, sedangkan salinitas didapatkan berkisar anatara 19,228-21,962 ppt.

V.2. Saran

Sebaiknya acara praktikum dapat terlaksana semua tanpa menunda-nunda. Selain itu praktikum dan pengumpulan laporan jaraknya sangat jauh menyebabkan pengumpulan laporan yang tidak berjalan sesuai dengan format dan praktikum diharap lebih baik lagi.

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM OSEANO GRAFI GEOFISIKA (Halaman 31-36)

Dokumen terkait