• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parameter Pulse Generator

Dalam dokumen ENJOI CAPITAL SINAGA NIM (Halaman 46-87)

BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM

3.3 Parameter Pulse Generator

Berikut adalah parameter Pulse generator yang akan digunakan:

Tabel 3.3 Parameter PWM

Amplitudo 0-1 volts

Frekuensi 50000 Hz

Pulse Width 52.8

Nilai dari pulse width ditentukan dengan persamaan 2.19 D = v0(t)

v(t)+v0(t)

Nilai

v

t

(t)

sebagai masukan pada konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) diambil dari tegangan rata-rata keluaran dari penyearah gelombang penuh. Pada Tugas Akhir ini, keluaran dari penyearah gelombang penuh adalah sebesar 215 Volt. Dan besar tegangan keluaran yang diinginkan adalah sebesar 240 volt. Sehingga perhitungannya menjadi:

D = 240

215+240x 100 % D = 52.8

3.4 Parameter PI Controller

Parameter pengontrol kecepatan diambil dari jurnal IEEE yang berjudul Design and simulation of speed controller using AC-DC buck boost converter for

dc motor drive with soft starter. Berikut adalah parameter pengontrol kecepatan yang akan digunakan:

Tabel 3.4 Parameter PI Controller

Nref 100 RAD/SEC

3.5 Parameter Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-Boost Converter)

Parameter konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) diambil dari jurnal IEEE yang berjudul Design and simulation of speed controller using AC-DC buck boost converter for dc motor drive with soft starter. Berikut adalah parameter konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) yang akan digunakan:

Tabel 3.5 Parameter Buck-Boost Converter 1. Ideal switch

3.6 Parameter Soft Starter

Parameter soft starter diambil dari jurnal IEEE yang berjudul Design and simulation of speed controller using AC-DC buck boost converter for dc motor drive with soft starter. Berikut adalah parameter soft starter yang akan digunakan:

Tabel 3.6 Parameter Soft Starter 1. GTO

3.7 Pemodelan Simulasi pada Matlab

MATLAB (Matrix Laboratory) adalah sebuah perangkat lunak yang untuk analisa dan komputasi numerik yang merupakan bahasa pemrograman matematika lanjutan dengan dasar pemikiran menggunakan sifat dan bentuk matrik.

Pemodelan ini dilakukan pada Matlab R2011b.

3.7.1 Mesin Arus Searah

Model mesin arus searah pada Simulink ditunjukkan pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Model Mesin Arus Searah

Mesin arus searah dapat bekerja sebagai motor atau generator. Hal ini ditandai dengan mekanikal torsi masukannya (TL) :

 Jika TL bernilai positif, maka mesin arus searah beroperasi sebagai motor

 Jika TL bernilai negatif maka, mesin arus searah beroperasi sebagai generator Model mesin arus searah dilengkapi dengan kotak dialog untuk memasukkan nilai parameter mesin arus searah yang digunakan dalam simulasi. Tampilan kotak dialog mesin induksi seperti gambar 3.2.

Gambar 3.2 Kotak Dialog Parameter Mesin Arus Searah

Pada kotak tersebut dimasukkan nilai-nilai parameter mesin induksi yang telah diperoleh.

3.7.2 Penyearah dan Filter Kapasitor

Penyearah yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah penyearah gelombang penuh 4 dioda atau sering disebut penyearah jembatan. Diagram simulink penyearah dan filter kapasitor seperti ditunjukkan pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram Simulink Penyearah dan Filter Kapasitor Keempat dioda ini memiliki parameter yang sama. Tampilan kotak dialog dioda dan filter kapasitor seperti pada gambar 3.4.

(a)

(b)

Gambar 3.4 (a) Kotak Dialog Dioda dan (b) Kotak Dialog Kapasitor

3.7.3 Pulse Generator

Fungsi dari pulse generator ini adalah untuk mengontrol tegangan keluaran dari konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter). Pengontrolan ini dapat dilakukan dengan mengubah-ubah nilai dari pulse width. Tampilan kotak dialog mesin induksi seperti gambar 3.5.

Gambar 3.5 Kotak Dialog Pulse Generator

3.7.4 PI Controller

Pengontrol berguna untuk menentukan kecepatan yang kita inginkan. Kita dapat menentukan besar kecepatan yang diinginkan dengan mengubah nilai masukan pada Nref. Diagram simulink pengontrol kecepatan seperti ditunjukkan pada gambar 3.6.

Gambar 3.6 Diagram Simulink Pengontrol Kecepatan

3.7.5 Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-boost Converter)

Diagram simulink konverter penaik dan penurun tegangan (buck- boost converter) ditunjukkan pada gambar 3.7.

Gambar 3.7 Diagram Simulink Konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-boost Converter)

Komponen yang terdapat pada konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) terdiri dari IGBT, dioda, induktor, dan kapasitor. Masing-masing tampilan dialog komponen tersebut seperti pada gambar 3.8.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.8 (a) Kotak Dialog IGBT, (b) Kotak Dialog Dioda, (c) Kotak Dialog Induktor, dan (d) Kotak Dialog Kapasitor

3.7.6 Soft Starter

Soft starter ini berkerja berdasarkan chopping circuit, yaitu rangkaian yang bekerja dengan sebuah switch yang dipicu oleh pulse. Pada Tugas Akhir ini switch yang digunakan adalah sebuah GTO (gate turn off). Gate akan berubah seiring dengan pulse pemicunya. GTO akan mengalirkan arus jika pulse-nya bernilai satu dan akan terputus jika bernilai nol. Diagram simulink soft starter akan ditunjukkan pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 Diagram Simulink Soft Starter

Soft starter ini memiliki 4 komponen penyusun yang terdiri dari GTO, induktor, dioda, dan relay. Tampilan dialog penyusun ini ditunjukkan pada gambar 3.10.

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.10 (a) Tampilan Dialog GTO, (b) Tampilan Dialog Relay, (c) Tampilan Dialog Induktor, dan (d) Tampilan Dialog Dioda

3.7.7 Tahanan Starting

Tahanan starting berguna untuk menahan arus start yang besar sehingga arus yang masuk ke motor bisa dikurangi. Tahanan starting yang digunakan seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 Tampilan Tahanan Starting

Tahanan yang digunakan adalah sebesar 3,66 ohm, 1,64 ohm, dan 0,74 ohm.

Tahanan starting ini akan berkurang secara bertahap sampai semua tahanan akan lepas. Pada saat semua tahanan telah lepas, maka arus akan langsung masuk ke mesin tanpa melalui tahanan lagi.

3.8 Rangkaian Simulasi

3.8.1 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

Gambar 3.12 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

3.8.2 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

Gambar 3.13 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

3.8.3 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI Controller

Gambar 3.14 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI Controller

3.8.4 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI Controller

Gambar 3.15 Rangkaian Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dengan PI Controller

3.9 Simulasi Sistem

Simulasi yang akan dilakukan menggunakan toolbox yang terdapat pada perangkat lunak MATLAB. Simulasi dilakukan dalam rentang waktu tertentu dengan:

 Simulasi motor arus searah dengan start langsung dengan waktu 1.5 detik

 Simulasi motor arus searah dengan tahanan starting dengan waktu 5 detik

 Simulasi motor arus searah dengan soft starter tanpa pengatur kecepatan dengan waktu 1.5 detik

 Simulasi motor arus searah dengan soft starter dengan pengatur kecepatan dan waktu 1.5 detik

3.10 Skematik Perencanaan Penelitian

BAB IV

ANALISIS HASIL SIMULASI

4.1 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung

Gambar 4.1 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan Motor Arus Searah (rad/s)

4.2 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Start Langsung Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa arus dan tegangan membutuhkan waktu 0.5 detik agar sistem menjadi stabil. Dari grafik arus terlihat terjadi arus inrush sebesar 64 ampere (3 kali lipat dari arus nominal mesin sebesar 21.1 ampere). Kenaikan ini terjadi karena tahanan belitan jangkar dari mesin arus searah yang kecil.

4.3 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

Gambar 4.2 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan Motor Arus Searah (rad/s)

4.4 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikan secara bertahap pada tegangan, arus start, dan kecepatan motor sampai pada nilai nominalnya. Hal ini terjadi karena terjadi penurunan tahanan start secara bertahap sampai lepas semua.

Tahanan start ini berguna untuk mengurangi arus yang masuk ke jala-jala motor saat start. Disaat semua tahanan telah lepas maka mesin akan sampai ke kecepatan nominalnya karena arus telah langsung ke mesin tanpa melalui tahanan lagi. Dari grafik terlihat bahwa sistem memerlukan waktu 3.5 detik untuk memutuskan semua tahanan starting dan sistem akan stabil.

4.5 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI Controller

Gambar 4.3 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan Motor Arus Searah (rad/s)

Gambar 4.4 Grafik Gate Pulse ke GTO dan Besar Error Current

4.6 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter tanpa PI Controller

Dari grafik terlihat bahwa arus jangkar tidak pernah melewati batas arus maksimum sebesar 25 ampere. Hal ini terjadi karena adanya respon dari arus error current yang terdiri dari arus referensi dengan arus jangkar mesin terhadap gate pulse pada GTO. Jika besar error current Ie ( Ia-Iref) lebih besar dari 2,5 ampere maka pulse akan bernilai nol (0) dan jika lebih kecil dari -2,5 maka pulse akan bernilai satu (1). Perbandingan ini akan membuat pada saat arus jala-jala sebesar 25 ampere maka besar error current Ie akan bernilai nol (0) sehingga pulse yang dibangkitkan sebesar nol (0). Pulse ini akan membuat gate pada GTO akan terputus dan arus juga akan terputus, tetapi pada saat arus jala-jala lebih kecil dari 22,5 ampere maka pulse yang dibangkitkan sebesar satu (1) dan gate pada GTO akan terhubung dan mengalirkan arus. Besar arus start ini dapat ditentukan sendiri

dengan mengatur nilainya pada arus referensi. Dari grafik terlihat bahwa sistem akan stabil setelah 1.3 detik.

Pulse GTO berfungsi sebagai pemicu gate pada GTO. Jika pulse bernilai satu (1) maka gate akan terhubung dan mengalirkan arus tetapi jika pulse bernilai nol (0) maka gate akan terputus dan tidak mengalirkan arus. Nilai dari pulse ini tergantung dari nilai dari arus referensi dan arus start motor. Arus referensi akan dibandingkan dengan arus start motor, jika arus start lebih besar dari arus referensi maka pulse akan bernilai nol (0) dan jika arus start lebih kecil dari arus referensi maka pulse akan bernilai satu (1).

4.7 Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI Controller

Gambar 4.5 Grafik Arus Jangkar (Ia), Tegangan Jangkar (Va), dan Kecepatan Motor Arus Searah (rad/s)

Gambar 4.6 Grafik Gate Pulse Ke GTO dan Besar Error Current

4.8 Analisis Hasil Simulasi Motor Arus Searah dengan Soft Starter dan PI Controller

Percobaan ini hampir sama dengan percobaan simulasi motor arus searah dengan soft starter tanpa PI controller karena bekerja berdasarkan pembatas arus start. Perbedaannya terletak pada penambahan rangkaian pengontrol kecepatan yang berfungsi sebagai pembatas arus start. Rangkaian pengontrol ini bekerja dengan membandingkan kecepatan referensi dengan kecepatan motor arus searah.

Hasil dari perbandingan ini kemudian akan diumpankan ke PI (Proportional-Integral) controller. Hasilnya dari PI controller akan dibandingkan dengan arus start dari motor arus searah. Hal ini membuat kita dapat menentukan kecepatan motor sesuai dengan masukan pada kecepatan referensi.

Dengan menggunakan pengontrol kecepatan terlihat bahwa motor arus searah akan memiliki kecepatan mendekati 100 rad/s. Arus start tidak akan pernah melewati arus maksimum sebesar 25 ampere.

4.9 Tegangan Arus Searah Hasil dari Filter dan Pulse Generator

Tegangan arus searah dihasilkan dari tegangan bolak-balik yang disearahkan dengan penyearah jembatan. Hasil dari penyearah ini memiliki riak yang sangat besar. Tegangan ini perlu difilter untuk menghilangkan riak tegangan yang besar dengan filter kapasitor. Hasil dari filter ini adalah tegangan yang hampir rata dengan riak yang kecil. Besar dari riak tegangan ini tergantung dari besar filter kapasitor yang diberikan. Semakin besar filter kapasitornya maka semakin kecil riak tegangan yang tejadi dan sebaliknya. Grafik dari tegangan yang difilter seperti pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Grafik Tegangan Arus Searah Hasil dari Filter Kapasitor

Pulse generator berfungsi untuk mengontrol besar tegangan yang akan dinaikkan maupun yang akan diturunkan pada konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter). Semakin besar duty cycle yang diberikan maka pulse yang dibangkitkan akan semakin rapat dan semakin rapat pulse yang dibangkitkan maka tegangan yang

dibangkitkan juga akan semakin besar dan demikian sebaliknya. Grafik dari pulse generator akan ditunjukkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Grafik Pulse Generator pada konverter Penaik dan Penurun Tegangan (Buck-boost Converter)

4.10 Pengaturan Kecepatan Motor Arus Searah dengan Mengubah-ubah Nilai dari Duty Cycle

Simulasi ini dilakukan dengan mengganti nilai dari duty cycle. Simulasi ini dapat dilakukan pada simulasi motor arus searah dengan start langsung, dengan tahanan starter, ataupun dengan soft starter tanpa pengontrol kecepatan. Dengan mengubah-ubah nilai dari duty cycle maka besar tegangan yang keluar dari konverter penaik dan penurun tegangan (buck-boost converter) akan berubah.

Perubahan tegangan yang masuk ke jala-jala motor akan membuat kecepatan motor bervariasi seiring dengan besar tegangannya.

Simulasi dengan mengganti duty cycle ini tidak efektif digunakan pada simulasi motor arus searah dengan soft starter dan pengontrol kecepatan, hal ini karena kecepatan dari motor arus searah tidak terlalu terpengaruh dengan kenaikan ataupun penurunan tegangan. Kecepatan motor arus searah pada percobaan ini hanya tergantung dari nilai kecepatan referensi yang diberikan pada pengontrol kecepatan.

Besar tegangan yang dibangkitkan dan kecepatan motor arus searah yang dihasilkan dengan mengubah-ubah nilai duty cycle akan ditampilkan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Kecepatan Motor Arus Searah dan Tegangan yang Dibangkitkan dengan Perubahan Nilai Duty Cycle

Perubahan kecepatan dengan duty cycle dapat dibuat menjadi grafik seperti ditunjukkan pada gambar 4.9.

Gambar 4.9 Grafik Kecepatan dengan Duty Cycle

Dari grafik di atas terlihat bahwa semakin besar nilai duty cycle, maka semakin besar juga kecepatan motor yang terjadi. Hal ini terjadi karena seiring bertambahnya nilai duty cycle maka tegangan yang dibangkitkan akan semakin besar sehingga kecepatan motor juga akan bertambah.

0 100 200 300 400 500 600 700

0 20 40 60 80 100

Grafik Kecepatan dengan Duty Cycle

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Setelah dilakukan simulasi, dapat ditemukan perbedaan antara penggunaan soft starter dengan metode starting yang lain, diantaranya:

 Dengan menggunakan soft starter, arus start yang masuk ke motor arus

searah dapat dikurangi sesuai dengan batasan yang diinginkan. Pada simulasi, arus start tidak pernah melewati 25 ampere.

 Pada metode langsung, arus yang masuk ke motor mencapai tiga kali

arus nominalnya yaitu sebesar 64 ampere dan membutuhkan waktu selama 0,5 detik agar sistem menjadi stabil.

 Pada metode tahanan starting, arus yang masuk ke motor sebesar 33

ampere dan membutuhkan waktu selama 3,5 detik agar sistem menjadi stabil.

 Penggunaan soft starter adalah dasar dari pengaturan kecepatan motor arus searah dengan pengontrol kecepatan. Pengaturan kecepatan dapat dilakukan dengan mengubah nilai pada kecepatan referensi.

2. Dengan pengontrolan pada konverter penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck-boost converter) didapat bahwa:

 Perubahan nilai duty cycle akan mengubah nilai tegangan keluaran pada konverter penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck-boost converter).

 Pengaturan kecepatan motor arus searah dengan menggunakan konverter

penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck-boost converter) dapat dilakukan dengan mengatur nilai dari duty cycle pada pulse generator.

5.2 SARAN

1. Percobaan dilakukan pada mesin yang besar sehingga dapat diketahui efisiensi dari konverter penaik dan penurun tegangan (AC-DC buck boost converter) pada mesin yang besar.

2. Percobaan dilakukan untuk mencari filter yang dapat digunakan pada berbagai jenis beban, beban yang besar maupun beban yang kecil

DAFTAR PUSTAKA

1. Nasution, A R Hakim. “Pengaruh Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Tahanan Jangkar Terhadap Efisiensi Motor DC Shunt”.

Repository University of Sumatera Utara. 2010.

2. Pinem, Andreas. “Pengaturan Kecepatan Motor DC Penguatan Shunt dengan Integral Siklus Kontrol (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)”. Repository University of Sumatera Utara. 2008.

3. Rijano, Yon. “Dasar Teknik Tenaga Listrik”. Penerbit Andi. Yogyakarta.

1997.

4. A.E Fitzgerald dan Charles kingsly Jr. “Mesin-mesin Listrik, Edisi Keempat”.

Penerbit Erlangga. Jakarta. 1992.

5. Ompusunggu, Chandra Putra. “Sistem Kendali Kecepatan Motor DC dengan Menggunakan Mikrokontroler”. Repository Universitas of Sumatera Utara.

2012

6. Samantha, Subhajit dan Tanya Tanesha. “Design And Simulation Of Speed Controller Using Ac-dc Buck-boost Converter For DC Motor Drive With Soft Starter”. IEEE. 2013.

9. Zuhal. “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”, Cetakan ke-IV.

Penerbit Gramedia Nusantara. Jakarta. 1993

10. Gupta, Rohit, Ruchika Lamba, dan Subransu Padhe. “Thyristor Based Speed Control Techniques of DC Motor: A Comparative Analysis”. International Journal of Scientific and research Publication, Volume 2, Issue 6. 2012

LAMPIRAN

PERCOBAAN PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC MENGUNAKAN PT DC DENGAN STARTING LANGSUNG

Percobaan dilakukan untuk membuktikan simulasi pengaturan motor arus searah dengan tahanan starting. Percobaan yang dapat dilakukan secara konvensional ini dilakukan di Pusat Pengembangan dan pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bangunan dan Listrik yang beralamat di Jl.

Setia Budi No. 75 Kapten Sumarsono Helvetia Medan. Percobaan yang dapat dilakukan adalah percobaan pengaturan arus searah dengan tahanan starting. Hal ini karena keterbatasan ketersediaan alat di tempat penelitian. Tidak tersedianya peralatan seperti yang dipakai dalam simulasi diantaranya:

1. Ac-dc buck boost converter, sehingga diganti dengan PT DC 2. Soft starter

3. Pengontrol kecepatan (PI controller)

Dengan keterbatasan ini maka percobaan yang dapat dilakukan adalah percobaan pengaturan kecepatan arus searah menggunakan PT DC dengan start langsung dan percobaan pengaturan kecepatan arus searah dengan PT DC dengan tahanan starting. Tapi percobaan dengan start langsung dapat mengakibatkan terbakarnya kumparan stator pada motor karena arus start yang besar sehingga percobaan ini tidak dapat dilakukan. Percobaan yang dilakukan yaitu:

1. Percobaan pengasutan motor arus searah dengan tahanan starting.

2. Percobaan pengaturan kecepatan motor arus searah dengan mengatur tegangan jala-jala.

1. Percobaan pengasutan motor arus searah dengan tahanan starting.

A. Peralatan yang digunakan:

1. PT DC.

Gambar 1 PT DC 2. Voltmeter DC 2 buah.

Gambar 2 Voltmeter 3. Amperemeter DC 1 buah.

Gambar 3 Amperemeter

4. Motor DC 1 buah.

Gambar 4 Mesin DC

Mesin DC yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

 Tipe : SE 2662-5D

 Tegangan : 220 V

 n : 1870 RPM

 Arus nominal : 5.7 A

 P : 1 KW

5. Tachometer 1 buah.

Gambar 5 Tachometer

6. Tombol ON 1 buah.

7. Tombol OFF 1 buah.

8. Kotak magnetik kontaktor 1 buah (terdiri dari magnetik kontaktor dan thermal overload.

Gambar 6 Kotak Magnetik Kontaktor 9. Tahanan geser.

Gambar 7 Tahanan Geser 10. Kabel secukupnya.

B. Prosedur percobaan:

1. Susun peralatan seperti pada gambar percobaan.

2. Pasangkan tahanan geser secara seri dengan kumparan jangkar.

3. Bangkitkan tegangan dari PT DC dengan kemampuan penuh 100 % atau sebesar 220 volt.

4. Tekan tombol ON.

5. Catat angka yang ditunjukkan pada tegangan, arus, dan kecepatan motor.

6. Turunkan tahanan secara bertahap sampai nol sehingga motor akan sampai pada kecepatan nominalnya.

7. Setelah selesai tekan tombol OFF.

C. Rangkaian Percobaan

Gambar 8 Rangkaian Percobaan

D. Hasil Percobaan Pengasutan Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting Tabel 1 Data Percobaan Pengasutan Motor Arus Searah dengan Tahanan Starting

25 220 5,46 173 4,48 1530 3

2. Percobaan pengaturan kecepatan motor arus searah dengan mengatur tegangan jala-jala.

Percobaan ini dilakukan dengan men-set tahanan pada nila nol dan tegangan dari PT DC dinaikkan secara bertahap dari tegangan nol sampai 220 volt. Arus yang diukur adalah yang terbaca pada Ia. Data yang diperoleh seperti pada tabel berikut.

Tabel 2 Data Percobaan dengan Mengatur Tegangan Jala-jala

3. Analisa Hasil Pengamatan

a. Dari penelitian yang telah dilakukan dengan starting motor arus searah dengan tahanan starter terlihat bahwa semakin besar tahanan yang diberikan maka arus jangkar yang masuk ke motor akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena adanya tahanan yang akan mengurangi arus yang masuk ke kumparan jangkar. Dari tabel 1 diatas dapat dibuat grafik seperti pada gambar 9 berikut.

Gambar 9 Grafik kecepatan Motor dengan Waktu

1500

Gambar 10 Grafik Tegangan dengan Waktu

Gambar 11 Grafik Arus dengan Waktu

b. Dari penelitian pengaturan kecepatan motor arus searah dengan mengatur tegangan jala-jala terlihat bahwa semakin besar tegangan yang diberikan pada kumparan jangkar maka kecepatan motor arus searah juga akan semakin besar. Hal ini sesuai dengan persamaan N =Vt− IC x ∅a .Ra. Jika

tegangan jala-jala Vt diubah-ubah maka nilai dari kecepatan motor N akan berubah juga. Dari data percobaan dapat dibuat grafik seperti pada gambar berikut

4,48 4,51 4,53 4,56 4,58 4,61

Gambar 12 Grafik Tegangan dengan Kecepatan

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

0 50 100 150 200 250

Dalam dokumen ENJOI CAPITAL SINAGA NIM (Halaman 46-87)

Dokumen terkait