• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

C. Karakteristik dan Hubungan Faktor Maternal pada Kejadian Berat Badan

7. Paritas Ibu

Paritas adalah banyaknya jumlah anak yang pernah dilahirkan (BKKBN, 2011). Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diketahui bahwa mayoritas BBLR lahir dari ibu yang pernah melahirkan multipara (2-4 orang anak) (55,58%). Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Yilgwan, dkk. (2012) yang menemukan bahwa kelompok ibu yang melahirkan multipara lebih banyak melahirkan anak dengan berat rendah dibandingkan dengan kelompok primipara maupun grandemultipara. Adapun penelitian di Indonesia sebelumnya menunjukkan bahwa kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada saat melahirkan anak kedua ataupun ketiga

(5,5%) (Pramono dan Putro, 2009). Selain itu penelitian Torres-Arreola, dkk. (2005) menunjukkan bahwa 58,22% BBLR berasal dari ibu yang memiliki riwayat melahirkan multipara.

Berdasarkan hasil analisis bivariat pada penelitian ini diketahui bahwa paritas ibu memiliki hubungan dengan kejadian BBLR, di mana ibu yang melahirkan pertama kali dan atau lebih dari 5 kali memiliki kemungkinan 1,49 kali lebih besar melahirkan BBLR daripada ibu yang pernah melahirkan 2-3 orang anak (95%CI 1,34-1,66). Paritas 23 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari kematian ibu, di mana paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian ibu yang lebih tinggi (Surjaningrat, 2002)..

Pada penelitian ini diketahui sebesar 23,4% primipara lahir dari ibu yang memiliki usia bersiko untuk melahirkan, baik < 20 tahun maupun > 35 tahun. Ibu yang hamil pada usia muda turut mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan karena adanya persaingan nutrisi antara ibu dan janin, di mana ibu yang hamil di usia muda juga membutuhkan nutris karena masih dalam masa pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang terjadi (Soetjiningsih, 1995). Selain itu, menunjukkan bahwa semakin tua usia ibu melahirkan, maka risiko melahirkan bayi BBLR semakin tinggi dikarenakan komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi pada ibu melahirkan berusia ≥ 40 tahun (Tabcharoen, dkk, 2009).

Pada ibu yang paritas tinggi dapat menyebabkan tempat implantasi plasenta pada dinding rahim tidak sempurna lagi, sehingga pertumbuhan

plasenta dan janin akan terganggu (Hapisah, dkk., 2010). Selain itu, paritas seorang wanita dapat mempengaruhi bentuk dan ukuran uterus (Cunningham, dkk., 2005). Adapun kondisi uterus tersebut dapat mempengaruhi kemampuan janin selama masa kehamilan, di mana dampak buruk dari hal tersebut dapat terlihat pada kondisi bayi yang dilahirkan. Banyaknya anak yang dilahirkan akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan ibu maupun anak, di mana risiko BBLR, kematian ibu maupun anak akan meningkat apabila jarak melahiran terlalu dekat. Hal tersebut dikarenakan fisik ibu dan rahim masih kurang cukup istirahat karena Ibu yang sering hamil, terutama dengan jarak yang pendek akan menyebabkan ibu terlalu lelah akibat dari hamil, melahirkan, menyusui, merawat anaknya terus menerus (Juaria, 2014). Selain itu, Tabcharoen, dkk. (2009)

Pemerintah sendiri telah memiliki program yang berupaya untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan, yakni program keluarga berencana. Oleh karena itu, diharapkan bagi Dinas Kesehatan dapat menginstruksikan petugas kesehatan untuk mendukung program tersebut memalui edukasi ataupun penyuluhan mengenai program tersebut terhadap wanita usia subur, yang akan merencakan kehamilan dan terutama pada ibu yang baru melakukan proses persalinan saat melakukan kunjungan nifas. Selain itu, Dinas Kesehatan juga dapat bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam memberikan materi mengenai kesehatan reproduksi wanita maupun program KIA pemerintah pada pasangan yang akan menikah saat melakukan konsultasi pra nikah.

8. Riwayat Ibu Melahirkan BBLR

Pada variabel ini, riwayat ibu melahirkan tidak dilihat berdasarkan jumlah seluruh anak yang pernah dilahirkan dan berat lahir yang diketahui, melainkan diperoleh melalui riwayat berat lahir anak yang memiliki hubungan saudara (adik-kakak) dari ibu yang sama dan dilahirkan tahun 2010-2013. Hal tersebut berkaitan dengan ketersediaan data yang ada di Riskesdas 2013.

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini diketahui bahwa mayoritas ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan anak BBLR sebelumnya cenderung melahirkan anak selanjutnya dengan berat rendah (99,3%). Penelitian Torres-Arreola, dkk. (2005) menunjukkan hal yang sama dengan penelitian ini, di mana ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR cenderung melahirkan anak BBLR (71,73%) pada persalinan selanjutnya. Di samping itu, penelitian kasus-kontrol di Malaysia juga menemukan hal sama, di mana ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR pada kelompok kasus (18,3%) maupun kontrol (74,4%) cenderung melahirkan anak BBLR (Sutan, dkk., 2014). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kejadian BBLR cenderung terjadi pada ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR pada persalinan sebelumnya.

Berdasarkan uji hipotesis pada penelitian ini diketahui terdapat hubungan antara riwayat ibu yang pernah melahirkan BBLR dengan kejadian BBLR pada anak yang dilahirkan selanjutnya (95% CI 2,14-6,93). Ibu yang memiliki riwayat BBLR memiliki kemungkinan 3,85 kali lebih

besar untuk melahirkan anak BBLR daripada ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR sebelumnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian kasus-kontrol di Malaysia yang menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR sebelumnya dengan kejadian BBLR, di mana ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR berisiko 4 kali lebih besar melahirkan BBLR daripada ibu yang tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR (Sutan, dkk., 2014).

Riwayat BBLR dapat berulang yang disebabkan oleh kelainan anatomis dari uterus, seperti septum uterus, biasanya septum pada uterus avaskular dan terjadi keadaan kegagalan vaskularisasi ini akan menyebabkan gangguan pada perkembangan plasenta. Septum akan mengurangi kapasitas dari endometerium sehingga dapat menghambat pertumbuhan janin, selain itu dapat menyebabkan keguguran pada trimester dua dan persalinan prematur (Surjaningrat, 2002). Adapun kelahiran prematur tersebut dapat berkonstribusi secara tidak langsung terhadap peningkatan jumlah anak BBLR (Sutan, dkk., 2014).

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait dengan kejadian BBLR di Indonesia pada Tahun 2010-2013 dengan menggunakan data Riskesdas 2013, didapatkan simpulan sebagai berikut:

1. Prevalensi kejadian BBLR di Indonesia tahun 2010-2013 adalah sebesar 5,2%.

2. Distribusi frekuensi faktor maternal pada kejadian BBLR tersebut mayoritas terjadi pada ibu yang tidak bekerja dan berusia antara 20-35 tahun. Ibu dengan tingkat pendidikan tinggi cenderung tidak melahirkan anak BBLR dan mayoritas ibu yang melakukan kunjungan ANC ≥ 4 kali cenderung melahirkan BBLR. Adapun kejadian BBLR lebih banyak terjadi pada ibu yang melahirkan di usia gestasi < 37 minggu, dan ibu yang mengonsumsi tablet Fe < 90. Sedangkan proporsi ibu dengan paritas multipara dan tidak memiliki riwayat melahirkan BBLR lebih banyak melahirkan BBLR.

3. Adapun berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat beberapa variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR, anatara lain usia ibu melahirkan anak terakhir, ibu dengan tingkat pendidikan dasar dan tidak tidak memiliki ijazah sekolah. Selain itu, jumlah kunjungan antenatal selama kehamilan sebanyak 1-3 kali, usia gestasi <37 minggu, ibu yang

tidak dan mengonsumsi tablet Fe< 90 hari, paritas ibu, dan ibu yang memiliki riwayat melahirkan BBLR memiliki hubungan dengan kejadian BBLR.

B.Saran

1. Kementerian Kesehatan

a. Diharapkan Kementerian Kesehatan dapat menginstruksikan terkait penyediaan anggaran dana sebagai sumber daya yang dapat digunakan oleh Dinas Kesehatan untuk membuat kegiatan penyuluhan pada ibu hamil saat pelaksanaan kelas ibu hamil dengan menggunakan sarana yang memadai seperti pamflet ataupun alat peraga lain yang dapat membantu mempermudah penyerapan informasi pada ibu hamil. b. Diharapkan bagi Kementerian Kesehatan, terutama Balitbangkes agar

dapat menambah variabel penelitian, berupa hasil pengukuran lingkar lengan atas saat pada hamil ketika ibu melakukan kunjungan antenatal pertama kali, status merokok saat hamil, dan cara ibu mengonsumsi tablet Fe pada saat hamil apakah bersamaan dengan meminum air teh, kopi, ataupun minum maupun makannan lainnya dalam Riskesdas selanjutnya.

c. Diharapkan Kementerian Kesehatan dapat membuat kebijakan terkait dengan pemberian Vitamin C yang bersamaan dengan tablet Fe saat ibu melakukan kunjungan antental.

2. Dinas Kesehatan di Indonesia

a. Diharapkan pada Dinas Kesehatan dapat berkoordinasi dengan Puskesmas maupun Pemerintah Daerah untuk melakukan penyuluhan mengenai program kesehatan ibu dan anak yang berasal dari Kementerian Kesehatan pada kegiatan-kegiatan rutin di Puskesmas maupun Pemerintah Daerah, sehingga meningkatkan jumlah kunjungan ibu hamil maupun ibu melahirkan di fasilitas pelayanan pelayanan kesehatan.

b. Diharapkan bagi seluruh Dinas Kesehatan agar dapat bekerja sama dengan puskesmas dalam melakukan monitoring dan supervisi terhadap pelaksanaan posyandu dan menyediakan tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan antenatal pada ibu hamil selama pelaksanaan posyandu tersebut, sehingga ibu hamil dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan ANC tiap bulannya dan diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan antenatal ibu hamil. Selain itu juga, dapat dilakukannya kunjungan ke rumah ibu hamil oleh tenaga kesehatan, bila ibu tidak memungkinkan untuk datang ke pelayanan kesehatan terdekat.

c. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan dapat menginstruksikan petugas kesehatan untuk mendukung program keluarga berencana melalui edukasi ataupun penyuluhan mengenai program tersebut terhadap wanita usia subur, yang akan merencakan kehamilan dan terutama ibu

yang telah melakukan proses persalinan saat melakukan kunjungan nifas.

d. Diharapkan bagi Dinas Kesehatan dapat bekerja sama dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dalam memberikan materi mengenai kesehatan reproduksi wanita maupun program KIA pemerintah pada pasangan yang akan menikah saat melakukan konsultasi pra nikah.

3. Peneliti Selanjutnya

a. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai BBLR dengan menggunakan data primer dan menambahkan variabel lain yang berhubungan secara teori yang tidak diteliti dalam penelitian ini, seperti status merokok ibu saat hamil, status KEK ibu, riwayat sakit selama masa kehamilan, cara mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan status sosial ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Saad, K., dkk. 2010. Maternal Nutrition and Birth Outcomes. Oxford Journal, 32, 5-25.

Aminian, O., dkk. 2014. Association between maternal work activity on birth weight and gestational age. Asian Pacific Journal of Reproduction, 3,

200-203. Tersedia di:

https://scholar.google.com/scholar?cluster=18369008392864899139&hl=e n&as_sdt=0,5&as_vis=1 [Diakses 23 April 2015].

Amosu A.M, dkk. 2014. Maternal socio-demographic characteristics as correlates of newborn birth weight in urban Abeokuta, Nigeria. Biomedical

Research, 25, 612-616. Tersedia di:

http://biomedres.info/yahoo_site_admin/assets/docs/612-616-Amosu-Maternal.262230536.pdf.

Anwar, F., dkk. 2009. Makan Tepat Badan Sehat, Jakarta, Mizan Publika.

Badshah, S., dkk. 2008. Risk factors for low birthweight in the public-hospitals at Peshawar, NWFP-Pakistan. BMC Public Health, 8, 197. Tersedia di: http://www.biomedcentral.com/1471-2458/8/197 [Diakses 1 Maret 2015]. Balarajan, Y., dkk. 2013. Maternal Iron and Folic Acid Supplementation is

Associated with Lower Risk of Low BirthWeight in India. The Journal of Nutrition, 1309-1315.

Bánhidy, F., dkk. 2011. Iron deficiency anemia: Pregnancy outcomes with or without iron supplementation. Nutrition, 27, 65-72. Tersedia di: http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0899900710000031 [Diakses 1 Maret 2015].

Behrman, R. E., dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Jakarta, EGC.

offspring? Eur J Epidemiol, 26, 413-420. Tersedia di: http://link.springer.com/article/10.1007/s10654-011-9560-y [Diakses 22 April 2015].

BKKBN. 2011. Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Jakarta, BKKBN.

Blencowe, H., dkk. 2012. National, regional, and worldwide estimates of preterm birth rates in the year 2010 with time trends since 1990 for selected countries: a systematic analysis and implications. Lancet, 379, 2162-72. Borders, A. E. B., dkk. 2007. Chronic Stress and Low Birth Weight Neonates in a

Low-Income Population of Women. Obstetrics & Gynecology, 109,

331-338. Tersedia di:

http://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2007/02000/Chronic_Stress _and_Low_Birth_Weight_Neonates_in_a.16.aspx [Diakses 1 Maret 2015]. Boulet, S., dkk. 2011. Birth Weight and Health and Developmental Outcomes in US Children, 1997–2005. Maternal and Child Health Journal, 15, 836-844. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s10995-009-0538-2 [Diakses 25 Februari 2015].

BPPK. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2013, Jakarta, Kementrian kesehatan RI.

CDC. 2015. Maternal and Infant Health [Online]. Tersedia di: http://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/.

Centers for Disease Control and Prevention, dkk. 2010. How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease: A Report of the Surgeon General Atlanta, Centers for Disease Control and Prevention

Darmayanti, dkk. 2010. Pengaruh Kenaikan Berat Badan Rata – Rata Per Minggu pada Kehamilan Trimester II Dan III Terhadap Risiko Berat Bayi Lahir Rendah. Berita Kedokteran Komunitas, 26, 40-46. Tersedia di:

http://www.berita-kedokteran-masyarakat.org/index.php/BKM/article/view/221/118.

Dharmalingam, A., dkk. 2010. Nutritional Status of Mothers and Low Birth Weight in India. Maternal and Child Health Journal, 14, 290-298. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s10995-009-0451-8 [Diakses 1 Maret 2015].

Fonseca, dkk. 2014. Adequacy of antenatal care and its relationship with low birth weight in Botucatu, São Paulo, Brazil: a case-control study. BMC Pregnancy and Childbirth, 14, 255. Tersedia di: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4131026/ [Diakses 2 Maret 2015].

Francis-Cheung, T. 2008. Manajemen Berat Badan Kehamilan, Jakarta, Arcan. Frederick, I., dkk. 2008. Pre-pregnancy Body Mass Index, Gestational Weight

Gain, and Other Maternal Characteristics in Relation to Infant Birth Weight. Maternal and Child Health Journal, 12, 557-567. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s10995-007-0276-2 [Diakses 2 Maret 2015]. Frontini, M. G., dkk. 2004. Low birth weight and longitudinal trends of

cardiovascular risk factor variables from childhood to adolescence: the bogalusa heart study. BMC Pediatrics, 4, 22-22. Tersedia di: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC534105/ [Diakses 3 Maret 2015].

Ganesh Kumar, S., dkk. 2010. Determinants of low birth weight: A case control study in a district hospital in Karnataka. The Indian Journal of Pediatrics, 77, 87-89. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1007/s12098-009-0269-9.

Han, Z., dkk. 2011. Maternal underweight and the risk of preterm birth and low birth weight: a systematic review and meta-analyses. International Journal

of Epidemiology, 40, 65-101. Tersedia di:

http://ije.oxfordjournals.org/content/40/1/65.abstract [Diakses 25 Februari 2015].

Hapisah, dkk. 2010. Depressive Symptoms pada Ibu Hamil dan Bayi Berat Lahir Rendah. Berita Kedokteran Masyarakat, 26, 81- 89. Tersedia di:

http://www.berita-kedokteran-masyarakat.org/index.php/BKM/article/view/221/118.

Hatfield, N. T. 2014. Introductory Maternity and Pediatric Nursing (Ed. 3rd), China, Wolters Kluwer Health dan Lippincott Williams and Wilkins. Holloway, A. C., dkk. 2014. Characterization of the adverse effects of nicotine on

placental development: in vivo and in vitro studies. Am J Physiol Endocrinol Metab, 306, E443-E456. Tersedia di: http://ajpendo.physiology.org/ajpendo/306/4/E443.full.pdf.

Huxley, R., dkk. 2007. Is birth weight a risk factor for ischemic heart disease in later life? Am J Clin Nutr, 85, 1244-50. Tersedia di: http://ajcn.nutrition.org/content/85/5/1244.full.pdf+html [Diakses 1 Maret 2015].

Jammeh, A., dkk. 2011. Maternal and obstetric risk factors for low birth weight and preterm birth in rural Gambia: a hospital-based study of 1579 deliveries. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 1, 94-103. Tersedia di: http://www.SciRP.org/journal/ojog/ [Diakses 25 Februari 2015].

Juaria, H. 2014. Hubungan Antara Umur dan Pritas Ibu Bersalin dengan Kejadian Berat Lahir Rendah. Gema Bidan Indonesia, 3. Tersedia di:

Kementerian Kesehatan RI. 2010a. Glosarium Data & Informasi Kesehatan, Jakarta, Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi.

Kementerian Kesehatan RI. 2010b. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu, Jakarta, Kementerian Kesehatan

Kerber, K. J., dkk. 2007. Continuum of care for maternal, newborn, and child health: from slogan to service delivery. The Lancet 370, 1358–1369. Tersedia di: http://www.who.int/pmnch/topics/20071003lancet.pdf.

Khanal, V., dkk. 2014. Role of antenatal care and iron supplementation during pregnancy in preventing low birth weight in Nepal: comparison of national surveys 2006 and 2011. Archives of Public Health, 72, 4. Tersedia di: http://www.archpublichealth.com/content/72/1/4 [Diakses 25 Februari 2015].

Khatun, S., dkk. 2008. Socio-economic Determinants of low birth weight in Bangladesh: A multivariate approach. Bangladesh Med Res Counc Bull, 34, 81-86.

Lawn, J. E., dkk. 2005. 4 million neonatal deaths: When? Where? Why? The

Lancet, 365, 891-900. Tersedia di:

http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(05)71048-5/abstract [Diakses 25 Februari 2015].

Lee, A. C., dkk. 2013. National and regional estimates of term and preterm babies born small for gestational age in 138 low-income and middle-income countries in 2010. The Lancet Global Health, 1, e26–36. Tersedia di: http://www.thelancet.com/pdfs/journals/langlo/PIIS2214-109X(13)70006-8.pdf [Diakses 25 Februari 2015].

Longo-Mbenza, B., dkk. 2010. Low birth weight, metabolic syndrome and their associations with the global crisis of 1930 - 1945, rapidly growing economy and coronary heart disease in Central Africa. International

Journal of Nutrition and Metabolism, 2, 1-10. Tersedia di: http://www.academicjournals.org/ijnam [Diakses 25 Februari 2015]. Manuaba, I. B. G., dkk. 2007. Pengantar Obstetri, Jakarta, EGC.

Martin, J. A., dkk. 2013. Births: Final Data for 2012. National Vital Statistic Report, 62

Metgud, C. S., dkk. 2012. Factors Affecting Birth Weight of a Newborn – A Community Based Study in Rural Karnataka, India. PLoS ONE, 7,

e40040. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1371%2Fjournal.pone.0040040 [Diakses 25 Februari 2015].

Mubarak, W. I. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan, Yogyakarta, Graha Ilmu.

Mumbare, S. S., dkk. 2012. Maternal Risk Factors Associated with Term Low Birth Weight Neonates: A Matched-Pair Case Control Study. Indian

Pediatrics, 49, 25-28. Tersedia di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21719926 [Diakses 1 Maret 2015]. Nasreen, H. E., dkk. 2010. Low birth weight in offspring of women with

depressive and anxiety symptoms during pregnancy: results from a population based study in Bangladesh. BMC Public Health, 10. Tersedia di: http://www.biomedcentral.com/1471-2458/10/515

National Institute of Health. 2013. Gestational age [Online]. Tersedia di: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002367.htm [Diakses 28 April 2015.

Niedhammer, I., dkk. 2009. Occupational predictors of pregnancy outcomes in Irish working women in the Lifeways cohort. BJOG: An International Journal of Obstetrics & Gynaecology, 116, 943-952. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.1111/j.1471-0528.2009.02160.x.

Norris, S. A., dkk. 2012. Size at Birth, Weight Gain in Infancy and Childhood, and Adult Diabetes Risk in Five Low- or Middle-Income Country Birth Cohorts. Diabetes Care, 35, 72-79.

OECD, dkk. 2012. Health at a Glance: Asia/Pacific 2012, OECD Publishing. OECD, dkk. 2013. Health at a Glance 2013: OECD Indicators, OECD

Publishing.

Pramono, M. S., dkk. 2009. Risiko Terjadinya Berat Bayi Lahir Rendah Menurut Determinan Sosial, Ekonomi dan Demografi di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 12, 127-132

Rahayu, M. L. D. 2013. Pengaruh Karakteristik, Perilaku, dan Sosial Ekonomi Ibu Terhadap Kelahiran Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) di Kabupaten Sidoarjo Swara Bhumi, 2, 232-341. Tersedia di: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/923/baca-artikel.

Risnes, K. R., dkk. 2011. Birthweight and mortality in adulthood: a systematic review and meta-analysis. International Journal of Epidemiology, 40,

647-661. Tersedia di:

http://blogs.helsinki.fi/mmjokela/files/2012/05/risnes_birthweight.pdf [Diakses 1 Maret 2015].

Shaikh, F., dkk. 2012. Pregnancy Outcome at Maternal Age 40 and Older.

JLUMHS, 11. Tersedia di:

http://beta.lumhs.edu.pk/jlumhs/Vol11No03/pdfs/v11n3oa09.pdf.

Snijder CA, dkk. 2012. Physically demanding work, fetal growth, and the risk of adverse birth outcomes. The Generation R Study. Occupational and Environmental Medicine, 69, 543-550.

Stanfordchildren.org. 2014. Low Birthweight [Online]. Tersedia di: http://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=low-birthweight-90-P02382 [Diakses 1 Maret 2015.

Surjaningrat, S., dkk. 2002. Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sutan, R., dkk. 2014. Determinant of Low Birth Weight Infants: A Matched Case Control Study. Journal of Preventive Medicine, 4, 91-99. Tersedia di: http://dx.doi.org/10.4236/ojpm.2014.43013.

Syarifuddin, V., dkk. 2011. Kurang Energi Kronis Ibu Hamil sebagai Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah Berita Kedokteran Komunitas, 27, 187-196. Tersedia di: http://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/3393/2942 [Diakses 25 Februari 2015].

Tabcharoen, C., dkk. 2009. Pregnancy outcome after age 40 and risk of low birth weight. Journal of Obstetrics and Gynaecology, 29, 378–383. Tersedia di: http://medinfo2.psu.ac.th/qa/document/SAR/SAR%2053/evidence/6/58.pd f.

Torres-Arreola, dkk. 2005. Socioeconomic factors and low birth weight in Mexico. BMC Public Health, 5, 20. Tersedia di: http://www.biomedcentral.com/1471-2458/5/20 [Diakses 25 Februari 2015].

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia. UNICEF. 2006. Progress for Children: A Report Card of Nutrition, New York,

UNICEF.

UNICEF. 2008. The continuum of maternal, newborn and child health care across time and place [Online]. Tersedia di: http://www.unicef.org/sowc08/docs/sowc08_panel_1_6.pdf [Diakses 10 Agustus 2015].

UNICEF. 2014. Undernourishment in the womb can lead to diminished potential and predispose infants to early death [Online]. Tersedia di: http://data.unicef.org/nutrition/low-birthweight#sthash.HdxUERM6.dpuf [Diakses 25 Februari 2015].

University of California. 2004. Intensive Care Nersey House Staff Manual, California, University of California.

Utama, T. A., dkk. 2013. Perbandingan Zat Besi dengan dan Tanpa Vitamin C terhadap Kadar Hemoglobin Wanita Usia Subur. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 7, 344-348.

Viengsakhone, L., dkk. 2010. Factors affecting low birth weight at four central hospitals in Vientiane, Lao PDR. Nagoya J. Med. Sci., 72., 51 - 58. Tersedia di: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20229703 [Diakses 25 Februari 2015].

Viswanatha, K. H., dkk. 2014. Maternal and neonatal factors among low birth weight babies: A tertiary care hospital based study. Curr Pediatr Res, 18,

73-75. Tersedia di:

http://www.currentpediatrics.com/yahoo_site_admin1/assets/docs/73-75_gvkumar.297232528.pdf [Diakses 1 Maret 2015].

Vrijkotte, T. G. M., dkk. 2009. First-Trimester Working Conditions and Birthweight: A Prospective Cohort Study. American Journal of Public

Health, 99, 1409-1416. Tersedia di:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2707468/ [Diakses 25 Februari 2015].

WHO. 2004. ICD-10: International Statistical Classification of Diseases adnd Related Health Problems: tenth revision, Geneva, WHO.

WHO. 2005. Factsheet: Chronic diseases and their common risk factors [Online].

http://www.who.int/chp/chronic_disease_report/media/Factsheet1.pdf [Diakses 25 Februari 2015.

WHO 2012. WHA Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy Brief

Dokumen terkait