• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V TEMUAN PENELITIAN

V.4 Partisipasi Masyarakat dalam pembangunan Irigasi Pertanian

Berbicara tentang Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan tidak bisa dipisahkan dengan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan sesuatu yang sangat penting atau merupakan sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan karena dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan, masyarakat merupakan pelaku utama dimana masyarakat tidak hanya dijadikan sebagai objek akan tetapi juga sebagai subjek dalam upaya penangulangan kemiskinan. Selain itu kenapa masyarakat dilibatkan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dikarenakan masyarakatlah yang paling tahu apa yang mereka butuhkan dan masalah apa yang sedang mereka hadapi (Wawancara dengan bapak Mangatur Simaremare, 12 April 2011).

Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan karena tanpa adanya partisipasi dari masyarakat maka program yang akan dilaksanakan akan gagal. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan Irigasi pertanian di desa Aritonang sangat baik karena dalam setiap musyawarah yang dilaksanakan banyak masyarakat yang hadir. Terlebih lagi ketika musyawarah penggalian gagasan ke dusun I dan dusun II, semua masyarakat yang hadir sangat semangat untuk memberikan masukan mana yang saat ini perlu untuk dibangun (Wawancara dengan bapak Asman Rajagukguk, 27 Maret 2011).

Dalam Pembangunan Irigasi Pertanian ini, banyak masyarakat yang ikut serta dalam setiap musyawarah bahkan juga dalam pelaksanaannya. Hal ini

dikarenakan masyarakat senang dengan program yang akan dilaksanakan terlebih bagi masyarakat yang sawahnya berada pada lokasi yang telah disepakati bersama (Wawancara dengan ibu Manna Siregar, 11 April 2011).

Mengenai partisipasi masyarakat dalam pembangunan Irigasi pertanian, dapat dikatakan baik. Masyarakat sangat antusias terhadap program ini. Dalam setiap musyawarah masyarakat yang hadir minimal empat puluh orang dan jika dibandingkan tingkat kehadiran masyarakat antara kaum laki-laki dan kaum perempuan bisa dikatakan satu banding dua. Bahkan ketika dalam pembangunan Irigasi pertanian ini pun para ibu-ibu juga banyak yang ikut serta. Misalnya mengangkat air, pasir,batu dan ada juga yang mengocok semen (Wawancara dengan bapak Manuju Aritonang, 07 April 2011).

Banyak tidaknya masyarakat yang terlibat dalam pembangunan Irigasi pertanian tidak terlepas dari ada tidaknya sosialisasi yang diberikan oleh para pelaku PNPM Mandiri Pedesaan kepada masyarakat sebagai sasaran program.

Sebelum Pembangunan Irigasi Pertanian dilaksanakan, terlebih dahulu diberikan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjelaskan apa itu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dan tujuannya. Dan biasanya apabila mau diadakan musyawarah maka satu minggu sebelumnya kepada masyarakat sudah diberikan surat undangan untuk menghadiri musyawarah dan sosialisasi karena masyarakat perlu mengetahui tujuan daripada penyelenggaraan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan. Sehingga pada akhirnya masyarakat mengerti dan semangat untuk terlibat dalam pelaksanaannya. Akan tetapi ada beberapa dari masyarakat yang harus diajak dan

dipanggil ke rumahnya supaya datang menghadiri musyawarah sehingga pada akhirnya memakan banyak waktu untuk mengadakan musyawarah (Wawancara dengan bapak Asman Rajagukguk, 27 Maret 2011).

V.5 Efektivitas Pelaksanaan Irigasi Pertanian Sebagai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

V.5.1 Pencapaian Tujuan

Dalam pembuatan suatu program, tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan harus melalui proses pelaksanaan dan menggunakan kebijakan yang tepat dalam pelaksanaannya. Tujuan dibangunnya Irigasi Pertanian adalah agar pengairan persawahan dapat dilakukan secara merata, memperluas area persawahan dan mencegah gagal panen.

Pembangunan Irigasi Pertanian ini memberi dampak positif bagi masyarakat. Adanya Irigasi ini membantu masyarakat dalam mengairi persawahan secara merata. Jika dibandingkan dengan sebelum adanya Irigasi, masyarakat sangat kesulitan untuk mendapatkan air terlebih jika musim kemarau tiba sehingga terkadang masyarakat rebutan untuk mendapatkan air. Akan tetapi setelah adanya Irigasi ini masyarakat sudah mudah jika ingin memasukkan air ke sawah mereka (Wawancara dengan ibu Bunga Sani Simaremare, 09 April 2011). Sejak adanya Irigasi Pertanian, masyarakat sudah mulai kembali mengelola lahan yang selama ini tidak di kelola lagi karena sulitnya mendapatkan air. Dalam satu tahun ini jumlah lahan tidur yang sudah mulai dikelola kembali oleh masyarakat kurang lebih ada satu hektar. Jika Irigasi ini tidak ada maka

sawah yang satu hektar yang sudah dikelola itu tidak akan pernah ada (Wawancara dengan bapak Togi Siregar, 09 April 2011).

Setelah adanya Irigasi Pertanian, gagal panen sudah mulai dapat diatasi. Tahun ini setelah adanya Irigasi pertanian, keluhan masyarakat karena hasil panen yang tidak sesuai dengan luas lahannya sudah mulai berkurang. Sebelumnya masyarakat sering mengeluh karena gagal panen atau hasil penen yang hanya sedikit karena diakibatkan pengairan yang tidak baik (Wawancara dengan ibu Normalinda Sianipar, 12 April 2011).

V.5.2 Ketepatan Waktu Pelaksanaannya

Suatu program selain mempunyai tujuan juga harus memiliki target waktu. Artinya, waktu dijadikan sebagai salah satu ukuran keberhasilan program. Penggunaan waktu yang efektif dan efisien tentu akan memberikan hasil yang baik pada pelaksanaan program.

Jangka waktu yang diberikan oleh pemerintah untuk pembangunan suatu program adalah satu tahun. Jadi dalam satu tahun program yang didanai oleh PNPM Mandiri Pedesaan harus selesai. Pembangunan Irigasi di desa Aritonang dapat dikatakan tepat pada waktunya karena tidak melebihi dari jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu hanya selama sepuluh bulan. Dimana mulai dari tahap sosialisasi hingga pada penyetujuan proposal itu selam tujuh bulan yaitu mulai bulan Juni hingga Desember 2009, dan pengerjaan saluran Irigasi kurang lebih tiga bulan yaitu mulai pertengahan bulan Februari hingga

pada pertengahan bulan April 2010 (Wawancara dengan bapak Manuju Aritonang, 07 April 2011).

V.5.3 Manfaat

Suatu program dikatakan efektif apabila memberi manfaat kepada masyarakat ataupun yang menikmati program.

Irigasi pertanian ini sangat bermanfaat bagi masyarakat desa Aritonang khususnya bagi para petani karena setelah adanya Irigasi Pertanian ini adalah pengairan sudah dapat dilakukan secara merata ke tiap sawah-sawah tanpa ada lagi yang berebutan untuk mendapatkan air (Wawancara dengan ibu Bunga Sani simaremare, 12 April 2011).

Selanjutnya Irigasi Pertanian ini telah membantu masyarakat untuk mencegah gagal panen. Sekarang setelah adanya Irigasi ini maka jumlah hasil panen para petani sudah bertambah atau meningkat. Berbeda dengan sebelum adanya irigasi, dimana hasil panen para petani hanya sedikit. Hal ini dipengaruhi oleh pengairan yang tidak baik sehingga secara otomatis hal tersebut berdampak pada hasil panen. Sehingga pada akhirnya pun hasil panen yang bisa dijual hanya sedikit (Wawancara dengan ibu Dormauli Tampubolon, 05 April 2011).

Dengan adanya Irigasi pertanian ini beberapa masyarakat sudah mulai membuka lahan baru yang selama ini tidak pernah dikelola lagi (Wawancara dengan ibu Mariati Sinaga, 08 April 2011).

V.5.4 Hasil

Pelaksanaan suatu program dikatakan berhasil apabila setelah dilaksanakannya program tersebut ada hasil yang diperoleh. Tujuan akhir dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya msyarakat miskin.

Hasil yang diperoleh setelah adanya Irigasi Pertanian ini adalah bertambahnya pendapatan masyarakat. Hal ini bisa dilihat dimana setelah pengairan persawahan dapat dilakukan secara merata dan dengan bertambahnya area persawahan maka hasil panen para petani meningkat yang secara otomatis meningkatkan pendapatan masyarakat karena hasil panen yang dijual bisa lebih banyak dari sebelum adanya Irigasi Pertanian dan pada akhirnya tujuan umum dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri pedesaan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin dapat tercapai (Wawancara dengan Asman Rajagukguk, 11 April 2011).

Selain daripada pendapatan masyarakat yang meningkat, hasil lain yang di peroleh adalah semakin meningkatnya nilai sosial masyarakat yaitu semakin meningkatnya kerjasama diantara sesama masyarakat, saling menghormati dan masyarakat diajari untuk mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan memelihara Irigasi pertanian yang diberikan oleh PNPM Mandiri Pedesaan (Wawancara dengan Ramidun Ompusunggu, 06 April 2011).

Tabel V.1

Efektivitas Pelaksanaan Irigasi Pertanian Sebagai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan

No Unsur Efektivitas Keterangan

1 Pencapaian Tujuan - Agar pengairan sawah dapat dilakukan secara merata

- Untuk memperluas lahan persawahan - Untuk mencegah gagal panen

2 Ketepatan waktu Waktu pelaksanaan pembangunan Irigasi pertanian tidak melebihi jangka waktu

yang telah ditetapkan.

3 Manfaat - Kesulitan dalam pengairan telah dapat diatasi

- Bertambahnya lahan persawahan para petani

- Gagal panen sudah dapat diatasi - Hasil penen meningkat

4 Hasil - Meningkatnya pendapatan

masyarakat

- Meningkatnya nilai sosial masyarakat seperti, mengurangi konflik di antara masyarakat, meningkatkan solidaritas masyarakat dan mengajari masyarakat untuk mempunyai tanggung jawab Sumber: Hasil wawancara dengan Semua Informan

BAB VI

Dokumen terkait