• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pengontrol di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 41-51)

a. Mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pengontrolan secara langsung proses perencanaan pendidikan di sekolah. Komite sekolah hanya memberikan masukan berdasarkan informasi kepala sekolah tentang kondisi sekolah. Temuan lainnya adalah komite sekolah telah ikut mengesahkan rencana kegiatan sekolah, tapi tidak melakukan pengontrolan perencanaan pendidikan secara langsung bagaimana realisasi berbagai masukan dari komite sekolah.

Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.

Temuan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pengontrolan secara langsung pada proses pengambilan keputusan di sekolah. Komite sekolah telah memberikan saran-saran untuk pendidikan disekolah, tapi dalam realisasi dan pengambilan keputusan, komite sekolah tidak banyak melakukan pengontrolan. Setelah menjadi suatu konsep perencanaan pengembangan sekolah, ketua komite hanya ikut mengesahkan

saja. Temuan penelitian lainnya adalah komite sekolah ikut memantau pelaksanaan pada bantuan pengadaan seragam siswa yang diperoleh sekolah. Komite sekolah menyarankan agar dana ini diuangkan saja dan tidak diberikan seluruhnya kepada siswa yang bersangkutan, tapi diberikan juga kepada siswa lainnya yang membutuhkan tapi tidak tercover dalam nama penerima bantuan.

Pada tahap pengontrolan atau pengawasan tersebut, dapat mempengaruhi proses perencanaan manajemen yang akan datang, karena dengan pengawasan berarti dilakukannya evaluasi untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan yang terjadi agar dapat diperbaiki pada proses manajemen ke depan. Karena itu, peran komite sekolah dalam pengontrolan pengambilan keputusan di sekolah sangat diperlukan agar tujuan yang ingin dicapai dapat direalisasikan.

b. Memantau pelaksanaan program sekolah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite sekolah kurang melakukan pengawasan terhadap kualitas program sekolah. Program sekolah yang ada sekarang menurut komite sekolah sudah cukup bagus. Temuan penelitian lainnya adalah komite sekolah telah ikut mengesahkan RKS dan RKAS, tapi komite sekolah belum ikut merevisi kembali bersama kepala sekolah, untuk penyusunan perencanaan program sekolah selanjutnya.

Program sekolah merupakan suatu pedoman, petunjuk arah, dan penggerak yang menentukan semua aktivitas yang ada di sekolah. Bermutu atau tidaknya suatu kegiatan sekolah sangat tergantung pada program yang dibuat. Apabila program sekolahnya baik maka kegiatan-kegiatan sekolahnya pun akan baik,

dan begitu pula sebaliknya apabila program sekolahnya tidak bermutu maka sudah barang tentu kegiatan-kegiatan sekolahnya tidak akan bermutu pula. Berkaitan dengan program sekolah ini sangat berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan. Perlu diketahui bahwa semua kegiatan yang dilakukan di sekolah yang merupakan realisasi dari program sekolah yang telah dibuat, semua itu harus bermuara pada satu titik yakni tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.

Berdasarkan pada uraian di atas tampak jelas bahwa program sekolah sangat penting dalam dunia persekolahan. Oleh karena itulah, mengingat pentingnya program sekolah, maka untuk menjaga mutu dan pengembangannya ke arah yang lebih baik, program sekolah ini harus selalu dievaluasi secara berkelanjutan. Sehingga dengan dilakukannya evaluasi yang kontinyu, dari waktu ke waktu program sekolah akan semakin bermutu. Dari hasil evaluasi inilah, dapat dilakukan perbaikan-perbaikan, pengembangan, dan peningkatan program sekolah sehingga akan semakin sempurna sesuai dengan tuntutan dan harapan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Evaluasi pelaksanaan program sangat membantu penyusun program untuk mengetahui apakah program yang dibuat dilaksanakan sesuai dengan prosedur, dan hasilnya akan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan (Arikunto, 1993: 297).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite sekolah tidak memantau alokasi keseluruhan anggaran pelaksanaan program sekolah. Komite sekolah mengetahui alokasi anggaran pendidikan di sekolah melalui pemberitahuan kepala sekolah.

Pelibatan masyarakat khususnya komite sekolah dalam mengelola sumber daya dan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan dimaksudkan agar mereka lebih memahami, membantu dan mengontrol pengelolaan pendidikan.

c. Memantau out put pendidikan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komite sekolah tidak melakukan pemantauan pada hasil ujian akhir. Komite sekolah hanya mengikuti rapat sebelum pelaksanaan ujian dan setelah ujian serta memperoleh informasi hasil ujian akhir sekolah.

Ujian akhir sekolah merupakan suatu hal yang harus dihadapi siswa untuk menentukan kemampuan mereka dan mengetes seberapa rajinkah kita mengikuti pelajaran disekolah. Bagi sebagian orang itu adalah hal yang biasa, tetapi ada sebagian orang kurang percaya diri dalam menghadapi ujian akhir sekolah ini. Komite sekolah sebagai wakil masyarakat diperlukan peranannya untuk melakukan pemantauan atau pengawasan terhadap ujian akhir, bukan hanya hasil akhirnya saja tapi mulai dari proses persiapan menjelang ujian, pelaksanaan hingga hasil akhir ujian sekolah demi menjamin mutu lulusan.

Mutu dari segi proses mengandung arti efektivitas atau ketepatan dan efisiensi keseluruhan faktor-faktor atau unsur-unsur yang berperan dalam proses pendidikan. Mutu pendidikan itu dapat dilihat dari sisi proses dan lulusan yang dihasilkannya. Pendidikan yang bermutu dari sisi proses diukur oleh ketepatan, kelengkapan dan efisiensi pengelolaan faktor-faktor yang terlibat dalam proses pendidikan serta peserta didik mengalami proses pembelajaran yang bermakna, yang ditunjang oleh proses belajar mengajar yang efektif. Untuk itu diperlukan peran dari komite sekolah sebagai mitra sekolah untuk selalu melakukan pengawasan.

Menurut Sujamto (1996:9) “Pengawasan adalah segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan kegiatan apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak.

Gambar 4.3 Diagram Konteks Peran Komite Sekolah sebagai Pengontrol di desa terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Perencanaan Pendidikan & pengambilan keputusan Partisipasi Komite Sekolah sebagai Pengontrol di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Pelaksanaan Program Sekolah output pendidikan Melakukan evaluasi program & Meningkatkan pengawasan

4. Partisipasi Komite Sekolah sebagai Mediator di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

a. Perencanaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran komite di sekolah lebih banyak diwakili oleh ketua komite. Ketua komite selalu hadir pada rapat-rapat yang diadakan sekolah seperti rapat penerimaan buku laporan pendidikan dan ketika sekolah mengadakan rapat penyusunan rencana pengembangan sekolah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa komite sekolah tidak memiliki jadwal yang rutin sehingga tidak dapat melaksanakan perannya secara maksimal. Tapi komite sekolah berusaha untuk menyampaikan beberapa saran dari orang tua siswa yang ingin disampaikan ke sekolah melalui komite sekolah.

Temuan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa komite sekolah yang diwakili oleh ketua komite telah memberikan masukan-masukan yang merupakan aspirasi dari masyarakat yang mereka sampaikan pada komite sekolah melalui percakapan-percakapan tidak resmi atau melalui pesan singkat lewat telepon yang diteruskan oleh ketua komite kepada kepala sekolah disaat rapat sekolah.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang akan selalu memiliki tujuan dan cara mengerjakan, mengambil waktu tertentu, serta mengambil tempat tertentu. Dengan demikian, perencanaan, dapat didefinisikan sebagai upaya menentukan apa yang akan dikerjakan, bagaimana cara, mengerjakan, bilamana dikerjakan, serta di mana dikerjakan untak mencapai tujuan tertentu. Betapa pun besarnya kemampuan seseorang dalam melakukan perencanaan, manusia tetap memiliki keterbatasan dalam melakukan perencanaan. Apalagi

bila perencanaan yang dilakukan menyangkut suatu lembaga seperti sekolah diperlukan kerja sama antara berbagai pihak dengan spesifikasi kemampuan masing-masing. Demikian pula dengan komite sekolah sebagai wakil masyarakat, perannya sebagai penghubung sangat diperlukan untuk mengidentifikasi berbagai aspirasi masyarakat lainnya untuk disampaikan kepada sekolah sebagai masukan untuk menyusun perencanaan pendidikan di sekolah.

Perencanaan pendidikan adalah suatu kegiatan melihat masa depan dalam hal menentukan kebijakan, prioritas dan biaya pendidikan dengan memprioritaskan kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial dan politik untuk mengembangkan sistem pendidikan negara dan pesera didik yang dilayani oleh sistem tersebut (Sa’ud:2007).

Keberhasilan pendidikan dipengaruhi banyak faktor yang saling terkait, tidak bisa dipisahkan. Di antara faktor tersebut adalah keterlibatan masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan. Mulai bantuan pemikiran, sarana dan prasarana, pembiayaan serta aspek lain. Selain itu, kinerja kepala sekolah juga menjadi kunci keberhasilan pendidikan. Kedua unsur ini perlu melakukan kerjasama kolaboratif dalam penyelenggaraan pendidikan. Secara yuridis, tuntutan keterlibatan masyarakat itu ditetapkan dalam.

Kepmendiknas nomor 44 tahun 2002 tentang Komite Sekolah sebagai lembaga resmi yang menjadi mitra sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. Tujuan, peran dan fungsi komite sekolah telah diatur dengan jelas dalam

peraturan ini. Diantara poin dalam Kepmendiknas itu adalah komite sekolah bekerja sama dengan kepala sekolah untuk mengelola pendidikan.

b. Pelaksanaan program

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dan program sekolah disampaikan oleh kepala sekolah bersama ketua komite pada rapat sekolah karena komite sekolah tidak mempunyai agenda khusus untuk melakukan pertemuan dengan masyarakat.

Keberhasilan suatu program tidak lepas dari peranan manajemen yang baik. Karena manajemen merupakan suatu proses yang melibatkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Kenyataan ini menunjukkan pentingnya memberi pemahaman serta keterampilan kepada komite sekolah dan kepala sekolah agar bisa menjalankan tugas secara sempurna. Dengan harapan kedua lembaga ini bisa bekerja sama dalam penyelenggaraan pendidikan.

Samani mengatakan sekolah bukan sekolah. Artinya, ada komponen lain, termasuk masyarakat. Kepala sekolah perlu mendapat pendamping dalam mengelola pendidikan. Dengan demikian, di masyarakat akan terjadi perubahan sikap dari sekedar menitipkan anak menjadi pemilik sekolah. Hal ini akan terjadi jika partisipasi masyarakat sudah berjalan (2001, 152-153).

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sekolah ini dipengaruhi oleh keterampilan kepala sekolah dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat.

Compbel mengatakan, selain tugas administrator, kepala sekolah juga memiliki tugas komprehensif. Salah satunya adalah menjalin kemanusiaan dengan masyarakat terhadap pelaksanaan pendidikan akan terbangun (Mantja, 2002).

Pidarta menambahkan kepala sekolah harus memiliki tiga keterampilan yaitu : (1)keterampilan konseptual, yaitu kemampuan memahami dan mengoperasioanlkan organisasi sekolah; (2) keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan melakukan kerjasama, memotivasi dan memimpin, dan (3) keterampilan teknis, yaitu kemampuan menerapkan metode-metode dalam pengelolaan sekolah (Pidarta :1988).

Untuk itu kepala sekolah perlu memiliki keterampilan untuk memberi motivasi kepada masyarakat khususnya komite sekolah sebagai mitra kerja kepala sekolah dalam melaksanakan pengelolaan pendidikan dan dapat memaksimalkan peran komite sekolah sebagai mediator.

Gambar 4.4 Diagram Konteks Peran Komite Sekolah sebagai Mediator di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo

Partisipasi Komite Sekolah

sebagai Mediator di Desa Terpencil di SDN 12 Bongomeme Kecamatan Bongomeme

Kabupaten Gorontalo

Mengidentifikasi aspirasi masyarakat dalam penyunan perencanaan

Menyampaikan kebijakan dan program sekolah kepada masyarakat melalui rapat sekolah

Dalam dokumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (Halaman 41-51)

Dokumen terkait