• Tidak ada hasil yang ditemukan

PASAL KEENAM : ZAKAT DAN FAIDAH-

Dalam dokumen Meraih Surga di Bulan Romadhon (Halaman 38-50)

FAIDAHNYA

akat merupakan kew ajiban satu dari kew a- jiban-kew ajiban di dalam agama Islam, dan ia mer upak an salah satu ruk un dari ruk un- rukun Islam, serta zakat adalah hal terpenting setelah dua kalimat syahadat dan shalat. Dan yang menun- jukkan akan kew ajiban zakat ini adalah Kitabullah, Sunnah Rasul-N ya shallallahu ‘alaihi w a sallam dan i jm a’ (k esep ak at an ) sel u r u h k au m m u sl i m i n . Barangsiapa yang mengingkari kew ajiban zakat maka ia jatuh ke dalam kekafiran dan telah murtad dari agama Islam. Maka ia diminta untuk segera bertaubat, jika ia bertaubat itulah yang diharapkan dan jika menolak maka ia diperangi. Dan barangsiapa yang bakhil dari mengeluarkannya serta mengurangi dari zakat itu sedikitpun, maka ia termasuk orang yang dhalim, berhak mendapatkan hukuman A llah Ta’ala. A llah Ta’ala berfirman:

39 “ Sekal i -kali j anganl ah or ang-orang yang bakhi l dengan har t a yang A l l ah Ta’ ala ber i kan kepada mer eka dar i kar u n i a-N y a men yangka, bahwa kebakhi l an i t u bai k bagi mer eka. Seben ar n ya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhi l kan it u akan di kalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. D an kepunyaan Allah -lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. D an Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. A l i I mran: 180)

Dan di dalam shohih Bukhori terdapat hadits yang d i r i w ay atk an d ar i A bu H ur ai r ah, d i a ber k at a: Rasulullah shallallahu ‘alaihi w a sallam bersabda:

“ Barangsiapa yang Allah Ta’ala berikan kepadanya harta kemudian ia tidak menunaikan zakatnya, maka kel ak pada har i ki amat har t a t er sebu t akan diserupakan dalam wujud seekor ular jantan yang botak kepalanya lagi sangat berbisa yang mempunyai dua titik hitam di atas matanya. Ular tersebut akan mel i l i t l eher or ang i t u dan menggi gi t kedua rahangnya (bagian leher yang atas) terus menerus sambil mengatakan, ‘aku adalah hartamu, aku adalah kekayaanmu’.” (H R. Buk hari )

41 “ D an orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah Ta’ala, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat ) si ksa yang pedi h, pada har i di pan askan emas per ak i t u di dal am n er aka Jahannam, lalu dibakarnya dahi mereka, lambung dan punggung mer eka (l al u di kat akan) kepada mereka:” Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk di ri mu sendi ri, maka rasakanlah sekarang (akibat dar i) apa yang kamu si mpan.” (QS. A t- Taubah : 34 - 35)

Dan diriwayatkan oleh M uslim dari jalan A bu H urairah, bahw a N abi shallallahu ‘alaihi w a sallam bersabda:

“ Tidaklah seorang yang mempunyai emas ataupun perak yang dia tidak membayarkan haknya (zakat)

kecuali pada hari kiamat maka akan dibentangkan bagi nya pedang-pedang yang l ebar dar i ner aka, kemudian pedang tersebut dipanggang di neraka Jahannam. Lal u pedang t er sebut di gosokkan ke pundaknya, keni ng dan punggungnya. Setiapkal i pedang tersebut mendingin, diulangi kembali pada hari yang satu hari lamanya sebanding dengan 50 ribu tahun, sampai diputuskan perkara para hamba.”

(H R. M usl i m)

Zakat mempunyai faedah-faedah dalam sisi agama, ak hl aq d an masy ar ak at pad a umum ny a. K ami sebutkan di antaranya:

Faedah-f aedah zak at dari si si agama

1. Bahw asanya menunaikan zakat adalah mene- gakkan salah satu diantara rukun-rukun Islam , jika kita mengerjakan ruk un-rukun tersebut maka kita akan selamat di dunia maupun di akhirat.

2. Zakat adalah salah satu cara seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Rabbnya dan juga tambahan bagi keimanannya. Dalam hal ini kebera- daan zakat sam a dengan sel uruh amal ketaatan lainnya.

3. Pahala besar yang akan diperoleh orang yang membayar zakat.

43

A llah Ta’ala berfirman:

“ Allah Ta’ala memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. D an A l lah Ta’al a tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. A l-Baqarah : 276)

A llah Ta’ala juga berfirman:

“ D an sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia menambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah Ta’ala. D an apa yan g kamu ber i kan ber u pa zakat y an g kamu maksudkan untuk mencari keridhaan Allah Ta’ala, maka (yang berbuat demiki an) itulah orang-orang yang mel i pat gandakan (pahalanya).” (QS. A r- Ruum : 39)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi w a sallam bersabda:

“ Barangsiapa yang ber shadaqah seukuran dengan satu buah kurma (yaitu yang senilai dengan sebutir kurma) dari harta yang baik sedangkan Allah Ta’ala ti dak meneri ma kecual i hanya yang baik. M aka sesungguhnya Allah Ta’ala mengambilnya dengan t an gan kan an -N ya, kemu di an D i a men j aga shadaqahnya tersebut seperti penjagaan seorang di an t ar a kal i an t er hadap an ak ku danya, sampai shadaqah tersebut sebesar gunung.” (H R. Buk hari dan M usl i m)

4. A llah Ta’ala akan menghapuskan kesalahan- kesalahan dengannya, hal ini seperti dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi w a sallam:

“ D an shadaqah dapat menghapuskan kesalahan- kesalahan seperti air memadamkan api.”

Dan yang dimaksud shadaqah di sini yaitu zakat ataupun semua bentuk shadaqah-shadaqah sunnah. Faedah-faedah yang berkaitan dengan akhlak 1. Bahw asanya zakat akan memberikan pengaruh yang baik kepada orang yang menunaikannya, yaitu memiliki kemuliaan, kelemah lembutan dan pemurah.

45

2. Sesungguhnya zakat akan menuntut orang yang menunaikannya bersifat rahmah (kasih sayang) dan selalu pengertian terhadap saudara-saudaranya yang miskin. Seseorang yang mengasihi orang lain maka A llah Ta’ala akan mengasihi mereka.

3. Real i tas m enunjuk k an bahw a or ang y ang memberikan kemanfaatan, baik berupa harta maupun badan terhadap kaum muslimin, berarti ia mela- pangkan dada, meluaskan jiw a serta menjadikan ia seorang yang dicintai dan dimuliakan, tentunya tergantung seberapa tingkat kemanfaatan yang ia curahkan bagi saudaranya.

4. Sesungguhnya di dalam zakat itu terdapat pembersihan akhlak dari sifat bakhil dan kikir yang ada pada dirinya. A llah Ta’ala berfirman:

“ Ambilah dari sebagian harta-harta mereka sebagai shadaqah yang akan membersihkan dan mensucikan mereka.”

Faedah-f aedah dari segi k emasyarak atan 1. Di dalamnya terdapat pemenuhan kebutuhan orang-orang fakir yang mereka merupakan bagian terbanyak dari penduduk kebanyakan negeri.

2. Di dalam zakat terdapat penguat bagi kaum muslimin dan mengangkat keadaan mereka. Oleh karenanya, termasuk di antara alokasi zakat adalah

jihad di jalan A llah Ta’ala (karena menguatkan kaum muslimin sebagaimana faedah dari zakat) pemba- hasannya akan kami sebutkan insya A llah Ta’ala.

3. Bahw asany a dengan zakat akan menghi- langkan kedengk ian dan rasa iri yang terdapat di dada-dada orang yang fakir dan serba kesulitan. Or- ang-orang yang fakir ketika melihat orang-orang kaya ber gel i mang d engan har t a tanp a m em ber i k an kemanfaatan kepada orang fakir dari harta yang mereka punyai, tidak memberikan sedikit ataupun banyak, maka terkadang akan muncul pada diri or- ang-or ang f ak i r ter sebut r asa per musuhan dan kedengkian terhadap orang kaya, karena mereka tidak memperhatikan hak-hak orang-orang fakir. Dan juga tidak memenuhi kebutuhan yang ada pada mereka. Ketika orang-orang kaya memberikan sesuatu bagi mereka dari harta yang mereka punyai pada setiap putaran tahunnya, maka akan hilanglah perkara- perkara ini serta saling mencintai sehingga kesela- rasan akan diperoleh.

4. Sesungguhnya di dalam zakat terdapat penam bahan harta dan memperbanyak berkahnya. Seperti yang datang di dalam hadits dari N abi r, bahw asanya beliau bersabda: “ Tidaklah shadaqah itu mengur angi harta.” (H R. M usl i m).M aknanya yaitu jika shadaqah

47

itu mengurangi harta dari segi jumlahnya, maka shadaqah sama sekali tidak mengurangi harta dari segi barakah dan penambahannya di w aktu yang akan datang, bahkan A llah Ta’ala akan memberikan ganti serta memberikan keberkahan di dalam hartanya.

5. Sesungguhnya bagi orang yang berzakat di dalam apa yang telah ia tunaikan terdapat perluasan dan pengembangan hartanya. Karena harta apabila diberik an sedik it dariny a, akan meluaslah pere- daranny a ser ta ak an dimanfaatk an oleh bany ak manusia. A kan berbeda halnya dengan orang-orang miskin di suatu negara yang tidak mendapat sesuatu pun dari harta orang-orang kaya di antara mereka.

Inilah faedah-faedah di dalam zakat yang menun- jukkan bahwa zakat merupakan perkara yang dhoruri (sangat dibutuhkan) untuk perbaikan individu dan masy ar ak at. M aha Suci A llah Ta’ala Yang M aha M engetahui lagi M aha Bijaksana.

Zakat merupakan kew ajiban di dalam harta-harta khu sus seper ti emas, perak dengan sy arat telah mencapai nishob (ukuran yang telah ditentukan), yaitu emas 113/ 7 junaih Saudi, perak 56 real Saudi dari perak atau yang sesuai dengannya dari mata uang yang mempunyai nilai jual. Wajib mengeluarkan zakatnya adalah seperempatnya dari bilangan sepuluh

(2,5%), tidak ada bedanya antara emas, perak yang berbentuk mata uang, lempengan ataupun berupa perhiasan. Oleh karena itu, wajib mengeluarkan zakat terhadap perhiasan-perhiasan seorang w anita yang terbuat dari emas dan perak jika telah mencapai nishobnya, baik ia pakai sendiri ataupun ia pinjamkan. H al ini karena keumuman dalil yang mew ajibkan zakat pada emas dan perak tanpa adanya perincian. Dan juga telah datang hadits-hadits yang khusus menjelaskan kewajiban zakat terhadap perhiasan jika seandainya perhiasan tersebut dipakai. Seperti sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat A bdullah bin A mr bin A sh, bahw asany a ad a seorang w anita mendatangi N abi e dan di tangan anak perempuan itu terdapat dua gelang yang terbuat dari emas, maka bel iau bersabda: “ A pak ah k amu mengeluar kan zak at ny a i ni ? Per em p u an t er sebu t m enjaw ab: “ Tidak” . Beliau berkata kembali: “ A pak ah engkau senang jika seandainya A llah Ta’ala memakaikan dua gelang dari api kepadamu dengan sebab keduanya? M aka w anita tersebut melemparkan keduanya dan berkata: “ Keduanya untuk A llah Ta’ala dan Rasul- Nya” . Berkata (Ibnu Hajar A l-A sqalani) di dalam kitab Bulughul-Maram: “ Diriwayatkan oleh tiga peraw i dan sanadnya kuat, dan karena hadits ini lebih hati- hati dan hal-hal yang lebih hati-hati itulah yang

49

utama.”

Dan harta lain yang w ajib dikeluarkan zakatnya adalah barang-barang perniagaan, yaitu semua benda y ang d i per si ap k an u nt u k d i per d agangk an, d i antaranya komoditas tak bergerak, mobil, hew an gembalaan, pakaian-pakaian dan lain sebagainya dari berbagai jenis harta. Wajib dikeluarkan zakatnya 2,5%, i a k u m p u l k an d an i a hi t u ng bar ang-bar ang perniagaan tersebut menurut nilai nominalnya pada setiap masa haul (satu tahun), lalu dikeluarkan zakatnya 2,5%. Baik dalam perhitungannya nanti ternyata jumlahnya lebih sedikit dari nilai barang yang ia beli, atau lebih banyak ataupun sama jumlahnya (m ak a t i d ak m engap a). A d ap u n har t a y ang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri atau disew ak an dari barang-barang tak bergerak, mobil-mobil, peralatan-peralatan atau selainnya, maka tidak ada zakat di dalamnya. Hal ini berdasarkan sabda N abi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “ Tidak ada kew ajiban shadaqah (zakat) bagi seorang muslim di dalam urusan budaknya dan juga kudanya.” A kan tetapi w ajib dikeluarkan zak at pada up ah sew a menyew a apabila tel ah sem purna haul nya (satu tahun) dan juga perhiasan-perhiasan emas dan perak (w alaupun bukan untuk jual beli) sebagaimana telah berlalu penjelasannya.

PASAL KETUJUH :

Dalam dokumen Meraih Surga di Bulan Romadhon (Halaman 38-50)

Dokumen terkait