• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Pasar Modal

2.2.3 Pasar Sekunder

perusahaan akan membantu dalam penentuan harga perdana saham serta membantu memasarkan sekuritas tersebut kepada calon investor. Dalam prakteknya, ada sebagian penjamin melakukan perjanjian dengan perusahaan untuk bertanggug jawab terhadap penjualan saham emiten secara keseluruhan, sehingga resiko tidak terjualnya saham emiten akan ditanggung sepenuhnya oleh penjamin tersebut. Biasanya, resiko yang ditanggung oleh penjamin tersebut akan bisa dikurangi dengan membentuk sindikasi penjamin.

Profesi dan lembaga penunjang pasar modal lainnya yang berperan dalam proses penawaran umum diantaranya adalah akuntan publik, notaris, dan konsultan hukum.

Proses selanjutnya, setelah semua dokumen lengkap, emiten akan menyerahkan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM. BAPEPAM akan mempelajari dokumen tersebut dan melakukan evaluasi terhadap tiga aspek yaitu kelengkapan dokumen, kejelasan dan kecukupan informasi serta pengungkapan aspek manajemen, keuangan, akuntansi, legalitas. Setelah mendapat pernyataan pendaftaran efektif dari BAPEPAM, maka emiten bersama dengan profesional dan lembaga penunjang pasar modal lainnya bisa melakukan penawaran umum di pasar perdana.

2.2.3 Pasar Sekunder

Setelah sekuritas tersebut dijual perusahaan di pasar perdana, barulah kemudian sekuritas diperjualbelikan oleh investor-investor dipasar sekunder atau dikenal juga dengan sebutan pasar reguler.Dengan adanya pasar sekunder,

24 investor dapat melakukan perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan.Oleh karena itu, pasar sekunder memberikan likuiditas kepada investor, bukan kepada perusahaan seperti dalam pasar perdana. Pasar sekunder biasanya dimanfaatkan untuk perdagangan saham biasa, saham preferen, obligasi, waran maupun sekuritas derivatif (options dan futures). Sedangkan untuk kasus di Indonesia, sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar sekunder adalah saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, warrant, bukti right dan reksadana.

Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan dua jenis pasar (Tandelilin, 2001), yaitu pasar lelang (auction market) atau pasar negosiasi (negotiated market) :

1. Pasar Lelang (auction market)

Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas yang melibatkan proses pelanggan (penawaran) pada sebuah lokasi fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual menggunakan perantara broker yang mewakili masing-masing pihak pembeli atau penjual. Dengan demikian, investor tidak dapat secara langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan melalui perantaraan broker.

2. Pasar Negosiasi (negotiated market)

Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai

dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dan/atau menjual ke investor. Tidak

25 seperti broker dalam pasar lelang, dealer di pasar negosiasi mempunyai kepentingan pada transaksi jual beli karena sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer tersebut dan mereka mendapatkan return dari selisih harga jual beli yang dilakukannya. Pasar negosiasi juga sering disebut dengan istilah over the counter market (OTC) atau di Indonesia dikenal sebagai bursa paralel. Keberadaan pasar negosiasi dapat menambah daya tarik sebuah pasar modal karena akan menambah jumlah penawaran dan penerimaan di pasar, serta memperlancar aliran dan alokasi dana dari investor ke perusahaan yang membutuhkan dana (untuk pengembangan usahanya).

Beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di pasar modal antara lain adalah saham, obligasi, reksadana, dan instrumen derivatif. Masing-masing sekuritas tersebut memberikan return dan resiko yang berbeda-beda.

2.2.4 Saham

Saham merupakan surat bukti bahwa kepemillikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. Saham merupakan salah satu jenis sekuritas yang cukup populer diperjualbelikan di pasar modal.

Saham dapat dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa.Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dan

26 obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Pemegang saham preferen akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan utang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan haknya). Perbedaannya dengan saham biasa adalah bahwa saham preferen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa.

Sedangkan saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan.Oleh karena itu, pemegang saham mempunyai hak suara (voting rights) untuk memilih direktur ataupun manajemen perusahaan dan ikut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Harga saham biasa yang terjadi di pasar (harga pasar saham) akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga tersebut akan menentukan besarnya nilai perusahaan. Nilai pasar perusahaan bisa dihitung dari hasil perkalian harga saham dengan jumlah saham yang beredar.

2.2.5 Obligasi

Menurut Tandelilin (2001, p.135), “obligasi adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi emiten penerbit obligasi”. Oleh karena itu, emiten obligasi akan memberikan kompensasi bagi investor pemegang obligasi, berupa kupon yang dibayarkan secara periodik

27 terhadap investor. Sedangkan menurut Brealey et al (2007, p.130) “obligasi adalah sekuritas yang mewajibkan penerbitnya untuk melakukan pembayaran tertentu pada pemegang obligasi”.

Meskipun demikian, obligasi bukan tanpa resiko, karena bisa saja obligasi tersebut tidak terbayar kembali akibat kegagalan penerbitnya dalam memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu investor harus berhati-hati dalam memilih obligasi yang akan dibeli. Untuk itu, investor harus berhati-hati dalam memilih obligasi yang akan dibeli. Untuk itu, investor perlu memperhatikan peringkat obligasi yang menunjukkan tingkat resiko dan kualitas obligasi dilihat dari kinerja perusahaan yang menerbitkannya.

Seandainya investor ingin menjual obligasi sebelum jatuh tempo, maka penentuan harga pasar obligasi tersebut akan bergantung pada tingkat bunga yang berlaku saat itu. Dengan demikian, investasi obligasi akan sensitif terhadap perubahan tingkat bunga yang terjadi (Tandelilin, 2001).

Pembayaran bunga obligasi ditentukan oleh seberapa besar kupon yang ditetapkan oleh penerbit obligasi.Umumnya, pada setiap obligasi terdapat kupon dalam jumlah dan waktu pembayaran yang sudah ditetapkan. Tetapi, ada satu jenis obligasi yang tidak memberikan kupon, atau disebut dengan zero coupon bond. Pada jenis obligasi ini, penerbit tidak memberikan pembayaran bunga tetap, tetapi pembeli akan membayar dengan harga kurang dari nilai par yang telah ditetapkan (harga discount), dan pada saat jatuh tempo akan menerima sejumlah

28 nilai par (tanpa discount). Potongan harga pada saat pembelian obligasi itulah yang merupakan tingkat keuntungan bagi pembeli.

Di samping itu, terdapat jenis obligasi lain seperti obligasi yang dapat dilunasi oleh penerbit sebelum jatuh tempo (call provision) dan yang dapat ditukarkan dengan sejumlah saham (obligasi konversi).

2.2.6 Reksadana

Menurut Tandelilin (2001, p.20) “reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana, untuk digunakan sebagi modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang”.

Manajer investasi sangat berperan dalam reksadana, karena pengelolaan dana sepenuhnya menjadi tanggung jawab manajer investasi. Manajer investasi yang terbukti mampu mengelola reksadana dengan baik ialah manajer investasi yang mampu membawa reksadana mendapat keuntungan yang lebih besar dari kinerja pasar saham dan konsisten.Oleh sebab itu, perusahaan reksadana harus mampu mendapatkan manajer investasi yang handal untuk mengelola investasi dari perusahaan reksadana tersebut.

Menurut Brealey (2007, p.38) “perusahaan reksadana adalah suatu perusahaan investasi yang mengumpulkan tabungan dari banyak investor dan berinvestasi dalam suatu portofolio sekuritas”.Perusahaan reksadana akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk

29 portofolio yang dibentuk oleh manajer investasi. Dengan demikian, investor dapat membentuk portofolio secara tidak langsung melalui manajer investasi.Menurut Brealey et al (2007, p. 324) “portofolio pasar adalah portofolio semua aset dalam perekonomian”.Dalam konteks ini ialah portofolio reksadana saham.Pembentukan portofolio melalui reksadana seperti terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2.3

Proses Pembentukan Portofolio Melalui Reksadana

Sumber : Dikutip dari Harianto dkk, 1988, “Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia”, PT. Bursa Efek Jakarta, Hal. 116

2.3 Perbankan

Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank

Investor individu dengan dana terbatas

Portofolio

Investor individu dengan dana terbatas

Investor individu dengan dana terbatas

30 lainnya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan ialah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatan bank hanya menghimpun dana, atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dana dan menyalurkannya (Kasmir, 2000).

Selanjutnya jika ditinjau dari asal mula terjadinya bank maka pengertian bank adalah meja atau tempat untuk menukarkan uang. Kemudian pengertian bank menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalah :

Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak”.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan masalah keuangan. Usaha perbankan meliputi 3 kegiatan utama, yaitu : menghimpun dana; menyalurkan dana; dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan tersebut.

31 2.3.1 Funding

Menurut Kasmir (2000, p.12)“menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito”. Penghimpunan dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya. Kegiatan menghimpun dana sering disebut dengan istilah funding.

Kegiatan menghimpun dana dari masyarakat (funding) dapat dilakukan dalam bentuk :

1. Simpanan giro (demand deposit) merupakan simpanan pada bank dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro.

2. Simpanan tabungan (saving deposit) yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu Automatic Teller Machine (ATM) atau sarana penarikan lainnya.

3. Simpanan deposito (time deposit) merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposito atau sertifikat deposito.

Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan ransangan berupa balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa

32 tersebut dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil, bagi bank yang berprinsip syariah.Kemudian ransangan lainnya dapat berupa cendera mata, hadiah, pelayanan, atau balas jasa lainnya.

2.3.2 Lending

Menurut Kasmir (2000, p.13) “menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpana giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank berdasarkan prinsip konvensional atau pembiayan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah”. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga bank juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah berdasarkan bagi hasil atau penyertaan modal.

Kegiatan menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit seperti :

1. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi yang penggunaannya jangka panjang.

2. Kredit modal kerja, merupakan kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi perdagangan.

3. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada para pedagang baik agen-agen maupun pengecer.

33 4. Kredit konsumtif, merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi

atau dipakai untuk keperluan pribadi.

5. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.

Besar kecilnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya bunga simpanan.Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga simpanan dan demikian pula sebaliknya.Disamping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang dikeluarkan, cadangan resiko kredit macet, pajak serta pengaruh lainnya.

Dokumen terkait