• Tidak ada hasil yang ditemukan

227. KETUA: PATRIALIS AKBAR Orocomna.

228. KUASA HUKUM PIHAK TERKAIT: HERU WIDODO Orocomna, ya mohon maaf.

Kemudian, Yang Mulia, masuk ke dalam tahapan pelaksanaan pemungutaan suara. Jadi, ada fakta yang belum disampaikan dalam persidangan ini. Ketika di TPS tanggal 19 Maret sekitar jam pukul 07.00 WIT, KPPS mempersilakan masuk saksi-saksi pasangan calon. Hadir Saksi Pasangan Nomor 1 atas nama Agus Yumara. Saksi Nomor 2, Elias Doan Siba. Dan Saksi Nomor 3 adalah Roni Orocomna.

Kemudian, pada waktu yang bersamaan, Kepala Suku Besar Moskona Utara atas nama Simon Orocomna, Kepala Suku Moyeba Timur, Moses Orocomna, Kepala Suku Moyeba Barat, Yulina Orocomna, dan Kepala Suku Moyeba Utara, Andarias Faan bersama-sama dengan masyarakat Kampung Moyeba datang ke TPS. Kemudian setiba di TPS, kepala kampung tersebut dengan menggunakan pakaian adat Moskona masuk ke dalam TPS dan membacakan hasil keputusan sidang adat masyarakat Kampung Moyeba, dimana kesepakatan itu diambil pada tanggal 27 Februari 2016. Setelah dibacakan, kesepakatan itu diserahkan kepada ketua dan anggota KPPS di TPS tersebut.

Kemudian, Yang Mulia, ketua dan anggota KPPS menerima hasil kesepakatan dan membaca kembali dengan disaksikan, ini penting, Yang Mulia, utusan khusus Menkopolhukam disaksikan pula oleh Wakil Gubernur Papua Barat, sekretaris dan anggota KPU Pusat sebagaimana tadi Pak Arief Budiman sampaikan, kemudian KPU provinsi dalam hal ini

adalah ketuanya, disaksikan juga pembacaan itu oleh ketua KPU Teluk Bintuni, Bawaslu Provinsi Papua Barat, Panwaslu Kabupaten Teluk Bintuni, Kapolda, Wakapolda Provinsi Papua Barat, Kapolres Kabupaten Teluk Bintuni, dan saksi-saksi pasangan calon.

Isi keputusan sidang adat di antaranya adalah pemungutan suara ulang di TPS 1 tetap menggunakan kesepakatan adat yang sudah dipakai dari pemilihan presiden, gubernur dan wakil gubernur, dan anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPD kabupaten.

Untuk pemungutan suara ulang ini kami sepakat mambagi dan memberikan suara. Nomor Urut 1=0, Nomor Urut 2=0, Nomor Urut 3=534. Kami sepakat untuk menunjuk Kepala Suku Besar Moskona, Kepala Suku Moyeba Barat, Kepala Suku Moyeba Timur, dan Kepala Suku Moyeba Utara mewakili masyarakat adat Kampung Moyeba untuk menyerahkan hasil kepusutan … keputusan sidang ini kepada ketua KPPS. Kami memberikan semua suara kepada Nomor 3 dengan alasan dan pertimbangan bahwa orang tua Daniel Asmorom adalah orang yang pertama membawa Injil kepada kampung kami dan merupakan tokoh pemekaran kampung.

Keputusan sidang adat ini mengandung jati diri kami orang Moskona bahwa Daniel Asmorom adalah anak adat Suku Moskona, orang asli Papua Barat, dan selama menjadi ketua DPRD dua periode di Kabupaten Teluk Bintuni, selalu memperhatikan aspirasi masyarakat adat Suku Moskona khususnya dalam bidang pembangunan, sehingga harus menjadi Bupati Teluk Bintuni.

Kemudian, Yang Mulia, setelah ketua KPPS membacakan isi kesepakatan. Menanyakan kepada saksi-saksi pasangan calon, “Apakah Saksi Pasangan Calon Nomor Urut 1, Nomor Urut 2, Nomor Urut 3 ada yang keberatan?” Ketiga saksi pasangan calon tersebut tidak ada yang menyatakan keberatan ketika selesai keputus … kesepakatan dibacakan oleh ketua KPPS.

Kemudian oleh karena tidak ada keberatan, kemudian KPPS menyerahkan kepada … mempersilakan kepada empat orang kepala suku sebagaimana kami sebutkan di muka, melakukan pencoblosan sebanyak 534 suara. Jadi, pencoblosan itu dilakukan oleh para kepala suku, Yang Mulia.

Kemudian, fakta yang lain, Yang Mulia. Sekitar pukul 08.30, kurang-lebihnya di dalam video yang kami ajukan, P-4 lengkap itu tanpa dipotong-potong. Pukul 08.30 datang empat orang, Yang Mulia, yang bernama Dorus Orocomna, ini statusnya adalah PNS Pemerintah Provinsi Papua Barat. Kemudian Timotius Orocomna, Kepala Distrik Aifat Timur di Kabupaten Manokwari. Kemudian Timotius Orocomna kepala dis … Daniel Orocomna, mohon maaf, PNS di Kabupaten Teluk Bintuni dan Stefanus Orocomna. Dan beberapa orang yang mengikutinya meminta kepada KPPS agar diberikan surat undangan dan surat suara sebanyak 38 sebagaimana Termohon, KPU, dan KPU Pusat juga menerangkan.

Kemudian, Yang Mulia, selain mereka itu, ketua KPU provinsi juga meminta agar adanya pembagian pemberian surat suara kepada 38 surat suara tersebut. Namun kemudian, Yang Mulia, Tim Sukses Pasangan Nomor Urut 1 bukan pasangan nomor urut Pihak Terkait, Yang Mulia, menanyakan kepada … meminta kepada KPPS agar orang-orang yang meminta surat suara itu menunjukkan identitas bahwa mereka adalah warga di situ dengan menunjukkan KTP atau keterangan tempat tinggal. Tapi faktanya, tidak satu pun dari orang-orang yang meminta surat suara tersebut bisa menunjukkan identitas bahwa mereka adalah orang yang ada di … berasal dari penduduk di situ. Sehingga kemudian, mereka mengundurkan diri dan tidak … tidak jadi meminta surat suara.

Kemudian, Yang Mulia, fakta-fakta tersebut juga disaksikan oleh KPU provinsi, KPU Pusat.

Selanjutnya, Yang Mulia, oleh karena tidak terjadi pemberian suara kepada 38 orang, akhirnya surat suara itu sudah dicoblos oleh keempat kepala suku, kemudian pencoblosan itu berakhir sebelum pukul 13.00 WIT. Jadi, sebagaimana diterangkan oleh KPU RI bahwa penghitungan dilakukan atas petunjuk dari KPU provinsi oleh karena sudah selesai dicoblos sebelum pukul 13.00 WIT bisa dilakukan penghitungan. Penghitungan kemudian dituangkan dalam C1-KWK Plano dan kemudian dituangkan juga dalam C1 … C1-KWK. Dengan hasil Nomor Urut 1=0, Nomor Urut 2=0, Nomor Urut 3=534.

Kemudian, Yang Mulia, selesai menyalin, memindahkan hasil perolehan suara itu, menurut laporan dari petugas panwas lapangan tidak ada pelanggaran maupun keberatan dari pasangan calon, sehingga hal tersebut dilanjutkan.

Selanjutnya, Yang Mulia, dari fakta-fakta tersebut yang perlu kami sampaikan tanggapan dari Pihak Terkait bahwa sistem atau cara yang dipergunakan oleh masyarakat di Kampung Moyeba dalam pemungutan suara ulang tanggal 19 Maret sudah pernah diterapkan juga oleh masyarakat Kampung Bayida, Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana pada saat Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2010 dan hal ini telah pula dimaklumi oleh Mahkamah Konstitusi dengan mempertimbangkan asas kemanfaatan sebagaimana diputus dalam Perkara Nomor 171/PHPU.D-VIII/2010 halaman 94. Hal yang sama juga terjadi di masyarakat Kampung Kensi Lama Distrik Arguni Atas, di mana Mahkamah berpendapat seandainya mekanisme pemilihan melalui pesan adat tersebut benar terjadi atas kesepakatan para saksi pasangan calon, tetapi tata cara demikian sebenarnya tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun, Mahkamah perlu mempertimbangkan kembali asas kemanfaatan.

Hal yang sama, Yang Mulia, juga pernah terjadi dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat, dimana pencoblosan dilakukan oleh masyarakat Kampung atau Desa Miri, Desa Yabauw, Desa Ayaye, Desa Meis, Desa Siakwa, dan Desa

Tebamsere Kabupaten Tambrauw dengan menggunakan kesepakatan bersama atau aklamasi, sebagaimana Putusan Mahkamah dengan mempertimbangkan asas kemanfaatan dalam Perkara Nomor 98/PHPU.D-IX/2011.

Kemudian juga, Yang Mulia, kesepakatan bersama dan aklamasi juga pernah dipertimbangkan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 47-81/PHPUA.XII/2009, tanggal 9 Juni 2009.

Kemudian, Yang Mulia. Selebihnya ada di dalam keterangan tertulis kami, perlu juga kami sampaikan satu hal, Yang Mulia, di luar yang tertulis, tanggapan terhadap argumentasi Pemohon yang meminta agar perolehan suara di tiga TPS lainnya untuk dipertimbangkan kembali quad non seandainya benar bahwa tiga TPS itu terjadi pelanggaran yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku maupun dengan kearifan lokal, tentunya pada saat menjatuhkan putusan sela, Mahkamah sudah menyatakan perolehan suara itu sebagai suatu hasil yang benar, sehingga untuk dilakukan pemungutan suara ketika itu sudah tidak signifikan lagi.

Oleh karena itu, menurut hemat Pihak Terkait, argumentasi yang disampaikan oleh Pemohon itu tidak beralasan menurut hukum.

Dokumen terkait