• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Analisis Finansial

8. Payback Periode

Merupakan perhitungan jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengambilan modal yang ditanam pada proyek. Nilai tersebut dapat berupa prosentase maupun waktu (baik tahu maupun bulan). Payback Periode

tersebut harus lebih kecil dari nilai ekonomis. Untuk industri pertanian diharapakan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari 5 tahun.

Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada (lampiran 11) diperoleh nilai PP sebesar 3,3 tahun. Umur ekonomis proyek yang direncanakan selama 5 tahun. Hal ini berarti investasi pada proyek ini dapat diterima karena nilai PP lebih kecil dari pada umur ekonomis.

9. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat suku bunga yang menunjukkan persamaan antara nilai penerimaan bersih sekarang dengan jumlah investasi (modal) awal dari suatu proyek sedang dikerjakan. Kriteria ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih apabila nilai IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku, sedangkan bila IRR lebih kecil dari suku bunga bank yang berlaku maka proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan.

Berdasarkan Lampiran 11 diperoleh IRR sebesar 22,52%. Hal ini berarti proyek ini dapat diterima karena nilai IRR lebih besar daripada suku bunga yang dikehendaki yaitu 20% per tahun.

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan proporsi kacang tunggak dan konsentrasi larutan asam sitrat terhadap rendemen, kadar air, kadar protein dan tekstur. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara perlakuan proporsi kedelai : kacang tunggak dan konsentrasi larutan asam sitrat terhadap pH penggumpalan.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kacang tunggak 20% dan konsentrasi larutan asam sitrat 12,5% terhadap rendemen 158,767 %, kadar air 80,131 %, kadar protein 9,191 % dan tekstur 0,088 mm/gr.dtk. Hasil rata-rata uji hedonik menunjukkan nilai rasa (suka) 149, warna (suka) 125,5 dan tekstur (suka) 147,5.

3. Hasil analisis finansial menyimpulkan bahwa perusahaan tahu dengan perlakuan proporsi kacang tunggak 20% dan konsentrasi asam sitrat 12,5% layak diproduksi karena net B/C lebih besar dari satu, yaitu 1,1 dan NPV lebih besar dari nol, yaitu Rp. 36.658.025,00 sedangkan IRR sebesar 22,52 % lebih besar dari tingkat suku bunga bank. Dalam proyek ini pertahunnya mendapat nilai keuntungan bersih sebesar Rp. 43.324.420,00 dengan nilai BEP Rp 48.038.295,96 atau 25,66 % dengan kapasitas titik impas

80.059,82 unit/tahun. Perusahaan ini melakukan pengembalian modal dalam jangka waktu sekitar 3,3 tahun.

B. Sar an

Penulis menyarankan untuk meneliti lebih lanjut tentang tekstur dan bau langu sehingga dapat menghasilkan tahu yang lebih baik dan mengukur masa simpan produk tahu yang aman untuk dikonsumsi.

Anonimousa. 1979. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. Anonimousb. 1998. SNI 01-3142-1998. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Anonimousc. 2006. Beragam Pangan dari Tempe Kacang Tunggak. Sinar Tani

Edisi 12 – 16 Desember 2006. Diakses pada tanggal 24 November 2009. Anonimousd. 2008. Asam sitrat. http://id.wikipidea.org/wiki//asam_sitrat.htm.

Diakses pada tanggal 30 juni2011.

Anonimouse. 2011. Alternatif Kacang-kacangan Non Kedelai untuk Tahu dan Tempe. http://litbang.deptan.go.id//alternatif_kacang-kacangan_non_kedelai untuk_tahu_dan_tempe.htm. Diakses pada tanggal 30 juni2011.

Apriyantono, A. D, dkk. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisa Pangan. IPB Press. Bogor.

Cahyadi, W. 2006. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

De Man, J.M. 1997. Kimia Pangan. ITB Press. Bandung.

Duke, J.A. 1981. The Gene Revolution. Paper1. p89-150. In :Office of Technology Assessment, Background paper for innovative biological technologies for lesser developed countries. USGPO. Washington.

Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Liberty. Yogyakarta.

Koswara. 2002. Teknologi Pengolahan Kedelai dan Hasil Sampingnya Menjadi Makanan Bermutu. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Liu, K. S. 1997. Soybean : Chemistry, Technology, Principles and Practice. Ellis Horwood. New York.

Mangkusubroto, K. dan T. Listiarini. 1987. Analisa Keputusan. Pendekatan Sistem dalam Manajemen Usaha dan Proyek. ITB. Bandung.

Nuryati, Anna. 2006. Efektifitas Asam Sitrat Sebagai Bahan Penggumpal Dan Pengawet Pada Produk Tahu. Skripsi. Jurusan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Industri. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim. Surabaya.

Ono, dkk. 1991. Changes In The Composition and Size Distribution Of Soymilk Protein Particle By Heating. Aglicultural and Biological Chemistry.

55:2291-2297.

Pudjotjiptono, 1984.Pengolahan Bahan Pangan. Bratara Jaya. Jakarta

Santoso. 1993. Pembuatan Tahu dan Tempe Kedelai Bahan Makanan Bermutu. Kanisius. Yogyakarta.

Shurtleff, W. and A. Aoyagi. 1979. Tofu and Soymilk Production. The Book of Tofu. Newmage Food Study Center. Lafayette.

Siagian, P. 1987. Penelitian Operasional. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Subardjo, S.K, I.N. Ridwan dan S.W. Handono. 1987. Penerapan Teknologi

Pengawetan Tahu. BPPIPH. Bogor.

Suhardi. 1988. Kimia dan Teknologi Protein. PAU Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.

Suprapti, M. 2005. Pembuatan Tahu. Kanisius. Yogyakarta.

Susanto, T. dan Saneto, B. 1994. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. PT Bina Ilmu. Surabaya.

Syarifah, H. 2002. Pembuatan Biskuit dari Tepung Kacang Tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) dan Tepung Fine Bran (Kajian Proporsi Tepung dan Soda Kue Terhadap Mutu Biskuit). Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya Malang. Malang.

Tiomar. 1994. Analisis Ekonomi dan Pembuatan Pati Suweg. Laporan Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Wang, H.L. 1984. Tofu and Tempeh Potential Protein Source In The Western Diet. Jornal of American Oil Chemist’s Society. 61:528-534.

Pustaka Utama. Jakarta.

Winarno, F.G. 1995. Gizi dan Makanan. PT. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Yasaboga. 1997. Tempe dan Tahu. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Zakaria, F.R. 1996. Isolasi dan Karakteristik Protein Kacang Merah (Phaseolus vulgaris) dan Kacang Tolo (Vigna unguiculata) Lokal Serta Pengujian Sifat Antigeniknya Sebelum Dan Sesudah Fermentasi Asam Laktat. Bul. Tek. dan Industri. vol no. 2.

Kunia

Sutrisno, 2003

Subardjo, dkk., 1987.

De Man, J.M. 1997. Kimia Pangan. ITB Press. Bandung

Cahyadi,W. 2006. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. PT. Bumi Aksara. Jakarta

Anonimc. 2008. Kacang yang Potensial Pendukung Ketahanan Pangan.

http://www.sinartani.com/pangan/kacang-potensial-pendukungketahanan- pangan-1232336966.htm. Diakses pada tanggal 30 November

2009.

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2006. Potensi Kacang Tunggak Sebagai Bahan Baku Tempe dan Nugget Cukup Menjanjikan.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/kategori/4/. Diakses pada tanggal 24 November 2009

Haliza, W. 2008. Tanpa Kedelai Masih Bisa Makan Tempe. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian. Bogor. Hal 10-12 Sinar Tani. 2006. Beragam Pangan dari Tempe Kacang Tunggak. Sinar Tani Edisi 12 – 16 Desember 2006. Diakses pada tanggal 24 November 2009.

Yulistiani. R. 2009. Hand Out Praktikum Pengolahan Pangan (Proses Pengolahan Kedelai). Progdi Teknologi Pangan, UPN ”Veteran” Jawa Timur. Surabaya.

Dokumen terkait