• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KEDUDUKAN PBB SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL

B. PBB beserta Organ-Organnya

Berdasarkan Pasal 7 Piagam PBB, terdapat enam principal organ (organ utama) PBB yaitu Majelis Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah Internasional, dan Sekretariat. Organ-organ ini berperan penting dalam melaksanakan tujuan dan prinsip-prinsip PBB, terutama dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional.49 Untuk tujuan tersebut, organ-organ tersebut berperan dalam mengupayakan penyelesaian sengketa internasional secara damai, sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dan hukum internasional.50

1. Majelis Umum (General Assembly)

Majelis Umum terdiri dari wakil semua negara anggota dengan tidak lebih dari lima. Tiap-tiap negara memutuskan sendiri cara memilih wakil-wakilnya.51 Majelis Umum memiliki wewenang luas dalam memberikan saran dan rekomendasi berdasarkan Bab IV Piagam PBB (Pasal 9-14 Piagam).52 Berdasarkan Pasal 10 Piagam PBB disebutkan bahwa :53

“The General Assembly may discuss any questions or any matters within the

scope of the present Charter or relating to the powers and functions of any organs provided for in the present Charter, and, except as provided in Article

12, may make recommendations to the Members of the United Nations…..”

49

Huala Adolf, Op.cit., hal. 98

50 Ibid. 51

C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 201

52

Huala Adolf, Op.cit., hal. 107

53

(Majelis Umum dapat membicarakan segala persoalan yang termasuk dalam ruang lingkup Piagam atau yang berhubungan dengan kekuasaan dan fungsi suatu badan seperti yang terdapat dalam Piagam. Berdasarkan Pasal 12, Majelis dapat mengajukan rekmendasi kepada anggota PBB atau Dewan Keamanan atau kepada kedua badan tersebut mengenai setiap masalah).

Termasuk dalam wewenang Majelis Umum tersebut adalah menyelesaikan sengketa, kecuali sengketa yang secara esensial menjadi urusan dalam negeri suatu Negara (Pasal 2 ayat 7).54 Adapun fungsi-fungsi Majelis Umum PBB adalah sebagai berikut :55

- Menimbang dan membuat rekomendasi mengenai asas-asas kerjasama internasional dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan termasuk asas-asas perihal perlucutan persenjataan dan pengaturan senjata-senjata.

- Membicarakan setiap persoalan yang bertalian dengan perdamaian dan keamanan, kecuali apabila suatu persengketaan atau situasi sedang dibicarakan oleh Dewan Keamanan, membuat rekomendasi mengenai hal tersebut.

- Membicarakan dan dengan pengecualian yang sama, membuat rekomendasi perihal persoalan apa saja dalam ruang lingkup Piagam atau yang bertalian dengan kekuatan-kekuatan dan fungsi-fungsi organ apa saja daripada PBB.

- Menerima dan mempertimbangkan laporan-laporan dari Dewan Keamanan dan organ-organ lain PBB.

- Membuat rekomendasi penyelesaian secara damai dari situasi apa saja dengan tidak memandang asal mulanya, yang mana dapat merugikan hubungan baik antara bangsa-bangsa.

- Mempertimbangkan dan menyetujui anggaran belanja PBB, sebagai sumbangan-sumbangan diantara anggoa-anggota, dan memeriksa anggaran belanja dari badan-badan khusus.

54

Pasal 2 ayat 7 Piagam berbunyi :

Nothing contained in the present Charter shall authorize the United Nations to intervene in matters which are essentially within the domestic jurisdiction of any State or shall require the Members to submit such matters to settlement under the present Charter.

55

Menurut resolusi “Bersatu untuk Perdamaian” yang diterima oleh Majelis

Umum pada bulan Nopember 1950, apabila Dewan Keamanan gagal bertindak terhadap suatu ancaman yang nyata terhadap perdamaian, pelanggaran perdamaian, atau tindakan agresi, karena suatu veto yang dikeluarkan oleh siapa saja daripada lima anggota-anggotanya yang tetap, maka Majelis Umum sendiri dapat mengoper persoalan dalam waktu dua puluh empat jam dalam suatu sidang darurat khusus.56

Namun dalam penyelesaian sengketa, kedudukan Majelis Umum lebih banyak diwarnai kepentingan-kepentingan politis. Karena itu, manakala penyelesaian sengketa yang didalamnya tersangkut campur tangan Majelis Umum, penyelesaian yang bersangkutan sebetulnya banyak tergantung pada keinginan para pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan sengketanya.57

Selain itu, sifat dan kedudukan Majelis Umum sebagai badan politis mengakibatkan badan ini menempatkan hukum internasional pada pertimbangan kedua. Penyelesaian sengketa yang sifatnya politis menjadi prioritas di dalam Majelis Umum atau kepentingan lainnya seperti kepentingan ekonomi. Misalnya, masalah-masalah yang berkaitan dengan masuknya negara ke dalam keanggotaan PBB.58

Pengaturan tentang Majelis Umum di dalam Piagam PBB juga tidak menjelaskan apa-apa saja yang masuk wewenang nasional sehingga menimbulkan keragu-raguan. Pada saat masalah Aljazair dibicarakan di PBB,

56

C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 203

57

Huala Adolf, Op.cit., hal. 109

58

Martin Dixon and Robert McCorquodale, Cases and Materials on International Law, London : Blackstone Press, 1991, hal. 614.

Perancis selalu menolak dengan manyatakan bahwa persoalannya berada di bawah wewenang nasional dan PBB tidak boleh ikut campur. Hal ini tentu saja menimbulkan reaksi yang keras terutama dari negara-negara Asia Afrika. Demikian juga, sebelumnya Portugal selalu berlindung di bawah prinsip wewenang nasional bila disinggung persoalan daerah-daerah jajahannya di Afrika.59

Namun demikian, Majelis mempunyai kendala yang cukup berat, mengingat jumlah anggota yang sangat banyak, adanya perbedaan mencolok diantara kekuatan masing-masing negara, ketergantungannya yang banyak pada negara-negara besar dan saling berbedanya kepentingan satu sama lain menyebabkan Majelis Umum tidak mungkin membentuk secara langsung cara-cara penyelesaian secara damai. Karena itu, Majelis Umum lebih cenderung untuk meminta Dewan Keamanan merekomendasikan penggunaan cara-cara damai penyelesaian sengketa.60

2. Dewan Keamanan (Security Council)

Dewan Keamanan adalah salah satu dari enam organ utama PBB. Negara-negara anggota PBB telah memberikan tanggungjawab utama kepada Dewan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional sesuai dengan tujuan dan prinsip-prinsip Piagam PBB yang terdapat pada pasal 24 yang berbunyi :61

- In order to ensure prompt and effective action by the United Nations, its Members confer on the Security Council primary responsibility for

59

Boer Mauna, Op.cit., hal. 221

60 Ibid.

61

the maintenance of international peace and security, and agree in carrying out its duties under this responsibility the Security Council acts on their behalf.

(Dalam rangka untuk memastikan PBB dapat mengambil tindakan yang cepat dan efektif, maka para anggota PBB memberikan tanggungjawab utama kepada Dewan Keamanan untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional, dan setuju bahwa Dewan Keamanan dalam melaksanakan tugasnya bertindak atas nama negara-negara anggota).

- In discharging these duties the Security Counci shall act in accordance with the purposes and principles of the United Nations.

(Dalam menjalankan tugas-tugasnya, Dewan Keamanan harus bertindak sesuai dengan tujuan dan prinsip dari PBB).

- The Security Council shall submit annual and, when necessary, special reports to the General Assembly for its consideration.

(Dewan Keamanan harus menyampaikan secara tahunan dan, bila perlu, yaitu laporan khusus kepada Majelis Umum untuk dipertimbangkan).

Tentunya sengketa-sengketa antara Negara-negara anggota harus diselesaikan secara damai agar perdamaian dan keamanan internasional dapat terpelihara. Penyelesaian sengketa-sengketa internasional secara damai diatur oleh Bab VI Piagam.62 Ketentuan penting dalam kaitannya dengan peran Dewan dalam menyelesaikan sengketa adalah kesepakatan negara-negara anggota PBB sewaktu menyatakan menjadi anggota PBB.63

Berdasarkan Pasal 25 Piagam PBB, semua Negara anggota PBB sepakat untuk menerima dan melaksanakan keputusan-keputusan Dewan Keamanan. Hal ini membawa konsekuensi bahwa sadar atau tidak, apapun keputusan yang dikeluarkan Dewan sehubungan dengan fungsinya dalam menyelesaikan sengketa, para pihak yang terkait berkewajiban untuk melaksanakanya.64

62

Boer Mauna, Op.cit., hal 217

63

Huala Adolf, Op.cit., hal. 99

64

Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai hak veto, yakni Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Prancis dan Cina dan 10 anggota tidak tetap yang dipilih untuk masa dua tahun oleh Majelis Umum.65 Dewan Keamanan PBB mengusahakan tersedianya pasukan-pasukan bersenjata, bantuan dan fasilitas yang perlu untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.66

Adapun fungsi dari Dewan Keamanan PBB adalah sebagai berikut :67

- Memelihara perdamaian dan keamanan internasional selaras dengan asas-asas dan tujuan PBB

- Mengusulkan metode-metode untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang demikian atau syarat-syarat penyelesaian

- Merumuskan rencana-rencana untuk menetapkan suatu sistem mengatur persenjataan

- Menentukan adanya suatu ancaman terhadap perdamaian atau tindakan agresi dan mengusulkan tindakan apa yang harus diambil

- Menyerukan untuk mengadakan sanksi-sanksi ekonomi dan tindakan lain yang bukan perang untuk mencegah atau menghentikan agresor

- Mengusulkan pemasukan anggota-anggota baru dan syarat-syarat dengan mana negara-negara dapat menjadi pihak dalam Status Mahkamah Internasional

- Mengusulkan kepada Majelis Umum pengangkatan seorang Sekretaris Jenderal, dan bersama-sama dengan Majelis Umum, pengangkatan dan para hakim dari Mahkamah Internasional

- Menyampaikan laporan tahunann dan khusus kepada Majelis Umum Menurut Piagam PBB, setiap anggota PBB (Pasal 35 ayat 1)68, Majelis Umum atau Sekretaris Jenderal dapat meminta perhatian Dewan Keamanan terhadap setiap masalah yang dapat membahayakan perdamaian dan

65

C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 204

66 Ibid. 67

Ibid., hal. 205

68

Pasal 35 ayat 1 Piagam PBB :

“Any Member of the United Nations may bring any dispute, or any situationof the nature referred to in Article 34, to the attention of the Security Council or of the General Assembl”

keamanan internasional.69 Negara-negara yang bukan anggota PBB dapat pula membawa suatu sengketa kepada Dewan, asalkan negara tersebut menerima terlebih dahulu kewajiban-kewajiban dalam Piagam untuk penyelesaian sengketa secara damai. Pasal 32 pada Piagam PBB menyebutkan :70

“ Any Member of the United Nations which is not a member of the Security

Council or any state which is not a Member of the United Nations, if it is a party to a dispute under the consideration by the Security Council, shall be

invited to participate,…”

(Setiap anggota PBB yang bukan merupakan anggota dari Dewan Keamanan atau setiap negara yang bukan merupakan negara anggota PBB, dapat membawa sengketa kepada Dewan Keamanan sepanjang masih berada dalam kewenangan Dewan Keamanan PBB).

Selain itu, Pasal 32 ayat 2 mengizinkan Dewan Keamanan untuk mengimbau para pihak yang bersengketa untuk terlebih dahulu menyelesaikan sengketa internasionalnya melalui cara-cara yang terdapat dalam Pasal 33 ayat 1 Piagam manakala sengketa tersebut dipandang dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.71

Isi pasal 33 ayat (1) dan ayat (2) Piagam PBB adalah :72

“ The parties to any dispute, the continuance of which is likely to endanger the maintenance of international peace and security, shall, first of all, seek a

69

Huala Adolf,, Loc.cit.

70

Charter of The United Nations 71

Huala Adolf, Op.cit., hal. 100

72

solution by negotiation, enquiry, mediation, conciliation, arbitration, judicial

settlement…”.

(Para pihak yang bersengketa, yang kemungkinan akan membahayakan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, harus, pertama-tama, mencari solusi melalui negosiasi, penyelidikan, mediasi, konsiliasi, arbitrase, penyelesaian hukum…).

“The Security Council shall, when it deems necessary, call upon the parties settle their dispute by such means”

(Dewan Keamanan harus, bila dianggap perlu, memanggil para pihak dalam menyelesaikan sengketa mereka dengan cara-cara seperti yang telah disebutkan dalam Pasal 33 ayat 1).

Contoh upaya-upaya Dewan Keamanan dalam menyarankan para pihak untuk menggunakan cara-cara yang terdapat dalam Pasal 33 ayat (1) antara lain sebagai berikut :73

a) Dewan Keamanan menyarankan penyelesaian secara negosiasi. Contoh dalam sengketa Iran-Uni Soviet (1946), sengketa Yunani-Turki (1976). b) Dewan Keamanan menyarankan penyelesaian melalui mediasi. Contoh

dalam sengketa Timur Tengah (1967).

c) Dewan Keamanan mengusulkan penyelesaian melalui jasa-jasa baik. Contoh dalam sengketa Republik Indonesia-Belanda terkait dengan kemerdekaan Republik Indonesia dan pengawasan pelaksanaan penghentian pertikaian senjata anatara kedua Negara.

73

d) Dewan Keamanan mengusulkan pencarian fakta atau penyelidikan. Contoh dalam kasus Lebanon mengadukan campur tangan United Arab Republic dalam masalah intern negerinya pada tahun 1958. Selain tugas-tugas maupun fungsi-fungsi Dewan Keamanan yang telah dijelaskan, Dewan Keamanan juga memegang peranan penting dalam pengembangan operasi perdamaian PBB (UN peacekeeping operation), suatu institusi yang tidak terdapat pada Piagam PBB.74 Kewenangan dalam bidang perdamaian dan keamanan internasional, Dewan Keamanan memegang kekuasaan primer, sedangkan Majelis Umum memegang kekuasaan sekunder.75 Dewan Keamanan disusun sedemikian rupa agar dapat bekerja secara tepat dan seorang wakil-wakil dari tiap-tiap anggotanya harus senantiasa hadir pada markas besar PBB.76

Satu hal yang sering terus diperhatikan, yaitu peranan Dewan di sini hanya berkaitan dengan masalah politik, dan tidak berkaitan dengan masalah hukum. Tugas utamanya di sini adalah memelihara perdamaian daripada mengadili suatu sengketa. Meskipun menurut Pasal 36 ayat 3 Piagam, Dewan Keamanan harus menganjurkan agar sengketa hukum diserahkan kepada Mahkamah Internasional, namun Dewan tetap tidak memiliki kekuasaan untuk memaksa Negara yang bersengketa untuk menyarankan sengketanya kepada Mahkamah.77

74

Sri Setianingsih Suwardi, Penyelesaian Sengketa Internasional, Jakarta :UI-Press, 2006, hal.135

75 Ibid. 76

C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 206

77

3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)

Dewan Ekonomi dan Sosial ini merupakan salah satu dari organ kelengkapan PBB.78 Dewan ini keberadaannya tidak lepas dari konteks sejarah dari berbagai kerjasama ekonomi internasional.79 Dasar hukum keberadaan lembaga Ecosoc ini tertuang dalam Bab X Pasal 61 sampai Pasal 72 Piagam PBB. Komposisi Dewan Ekonomi dan Sosial terdiri dari 54 negara anggota yang dipilih oleh Majelis Umum PBB. Pasal 61 ayat 1 Piagam PBB berisi :80

“The Economic and Social Council shall consict of fifty-four Members of the

United Nations elected by the General Assembly”.

Semula Ecosoc memiliki 18 anggota, pada tahun 1965 jumlah keanggotanya terdiri dari 27 berdasarkan resolusi Majelis Umum PBB Nomor 1991 B (XVIII).81Setiap tahun Majelis Umum mengadakan pemilihan anggota baru untuk menggantikan Negara-negara yang telah tiga tahun menjadi anggota, dan dengan catatan bahwa Negara-negara yang memang dianggap perlu untuk duduk terus selalu dipilih kembali.82 Setelah delapan tahun kemudian pada tahun 1973 keanggotaannya menjadi 54 negara berdasarkan Resolusi Nomor 2847 (XXVI).83 Menurut Pasal 61 ayat (3) Piagam PBB menyebutkan:

“At the first election after the increase in the membership of the Economic and

Social Council from twenty-seven to fifty-four members, in addition to the

78

Ade Maman Suherman, Op.cit., hal. 120

79 Ibid. 80

Charter of The United Nations 81

Ade Maman Suherman, Loc.cit.

82 Ibid. 83

members elected in place of the nine members whose term of office expires at the end of that year, twenty-seven additional members shall be elected”.

Menurut ketentuan di atas bahwa sejak perubahan jumlah anggota Ecosoc dari 27 menjadi 54, disamping pemilihan anggota-anggota yang menggantikan 9 negara yang habis masa jabatannya pada akhir tahun itu, akan diadakan pula 27 anggota tambahan.84 Dewan Ekonomi dan Sosial ini memiliki beberapa fungsi kewenangan seperti melakukan studi, diskusi, konferensi, rekomendasi, merancang konvensi, dan mengundang konferensi.

Adapun fungsi-fungsi dari Dewan Ekonomi dan Sosial adalah sebagai berikut:85

- Bertanggungjawab dibawah kewenangan Majelis Umum bagi kegiatan ekonomi dan sosial PBB.

- Memulai atau mempelopori penyelidikan-penyelidikan, laporan-laporan dan rekomendasi-rekomendasi mengenai persoalan-persoalan ekonomi internasional, sosial, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan persoalan-persoalan yang sehubungan.

- Memajukan rasa hormat serta patuh terhadap hak-hak manusia dan kemerdekaan asasi bagi semua.

- Menyelenggarakan konferensi-konferensi internasional dan menyiapkan naskah-naskah konvensi untuk diserahkan pada Majelis Umum perihal urusan-urusan yang berada dalam kesanggupannya.

- Mengadakan jasa-jasa yang disetujui oleh Majelis, bagi anggota-anggota PBB dan badan-badan khusus atas permintaan.

- Mengadakan konsultasi dengan organisasi-organisasi bukan pemerintah yang mempunyai urusan dengan persoalan-persoalan yang diatur oleh Dewan.

Dewasa ini, Ecosoc juga turut berperan aktif dalam menjembatani masalah kesenjangan di bidang teknologi informasi. Dalam upaya mengantisipasi gap atau kesenjangan antardunia hukum dengan dunia teknologi, khususnya di

84

Ibid. 85

bidang teknologi informasi dan komunikasi, Ecosoc mengandalkan konferensi internasional mengenai perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.86

4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)

Suatu sistem Perwalian Internasional didirikan oleh anggota PBB untuk mengatur pemerintahan daerah-daerah yang ditempatka di bawah pengawasan PBB melalui persetujuan-persetujuan perwalian individual.87

Tujuan dari sistem perwalian terdapat pada Pasal 76 Piagam PBB yaitu:88

- To further international peace and security;

(memelihara perdamaian dan keamanan internasional).

- to promote the political, economic, social, and educational advancement of the inhabitants of the trust territories, and their progressive development towards self-government or independence as may be appropriate to the particular circumstances of each territory and its peoples and the freely expressed wishes of the peoples concerned, and as may be provided by the terms of each trusteeship agreement;

(mengusahakan kemajuan penduduk daerah perwalian agar mereka mencapai pemerintahan sendiri atau kemerdekaan).

- to encourage respect for human rights and for fundamental freedoms for all without distinction as to race, sex, language, or religion, and to encourage recognition of the interdependence of the peoples of the world; and

(memberi dorongan agar menghormati hak-hak manusia dan pengakuan saling bergantungan satu sama lain daripada rakyat-rakyat di dunia, dan)

- to ensure equal treatment in social, economic, and commercial matters for all Members of the United Nations and their nationals and also equal treatment for the latter in the administration of justice without prejudice to the attainment of the foregoing objectives and subject to the provisions of Article 80.

(memastikan perlakuan yang sama di daerah perwalian dalam persoalan-persoalan sosial, ekonomi, dan komersial untuk semua anggota PBB, serta perlakuan yang sama bagi kebangsaan semua anggota dalam mengatur keadilan).

86

Ade Maman Suherman, Op.cit., hal 121.

87

C. S. T. Kansil dan Christine S. T. Kansil, Op.cit., hal. 210

88

5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)

Mahkamah Internasional yang berkedudukan di Den Haag merupakan institusi internasional yang tugasnya menyelesaikan sengketa melalui judicial settlement.89 Lembaga ini merupakan lembaga independen yang secara hierarki tidak berada di bawah organ PBB lainnya. Statuta Mahkamah Internasional memiliki kemiripan dengan statute PCIJ.90

Permanent Court of International of Justice atau yang disingkat dengan sebutan PCIJ, merupakan pendahulu Mahkamah Internasional. Permanent Court of International of Justice dibentuk berdasarkan Pasal XVI Kovenan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) pada tahun 1922. Badan LBB yang membantu berdirinya PCIJ adalah Dewan LBB. Kedudukan PCIJ terpisah dengan kovenan LBB karena itu pula anggota Kovenan LBB tidak secara otomatis menjadi anggota Statuta PCIJ.

Pecahnya Perang Dunia II di bulan September 1939 telah berakibat serius terhadap PCIJ. Terjadinya peperangan yang terus berkelanjutan ini bahkan membuat PCIJ menjadi bubar. Pada tahun 1942 adanya kesepakatan untuk mengaktifkan kembali dan membentuk kembali suatu Mahkamah Internasional dengan rekomendasi sebagai berikut :

- Bahwa perlu dibentuk suatu Mahkamah Internasional baru dengan statuta yang mendasarkan pada statuta PCIJ

- Bahwa mahkamah baru tersebut harus memiliki jurisdiksi untuk memberikan nasihat

89

Ade Maman Suherman, Op.cit., hal 120.

90 Ibid.

- Bahwa mahkamah baru tersebut tidak boleh memiliki yurisdiksi memaksa (compulsory jurisdiction) dengan kata lain mahkamah tidak memiliki yurisdiksi atas suatu Negara kecuali atas persetujuan atau consent dari negara yang berperkara.91

Maka, pada bulan April 1946 PCIJ secara resmi berakhir. Pasal 92 Piagam PBB memuat ketentuan bahwa status hukum Mahkamah Internasional secara tegas dinyatakan sebagai badan peradilan utama PBB.92 Mahkamah terdiri dari 15 orang hakim yang dipiih untuk masa jabatan 9 tahun oleh Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan. Pemilihan dilakukan setiap tiga tahun sekali untuk menggantikan sepertiga kursi yang ada. Hakim yang ada dapat dipilih kembali. Keanggotaan hakim tidak merupakan perwakilan dari Negara-negaranya melainkan sesuai dengan kapasitas pribadi mereka.

6. Sekretariat (The Secretariat)

Sekretariat terdiri dari seorang Sekretaris Jenderal93 yang diangkat oleh Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan beserta staf yang diperlukan oleh organisasi.94 Upaya Sekretaris Jenderal PBB dalam penyelesaian sengketa

91

Ibid. 92

Pasal 92 Piagam PBB:

The International Court of Justice shall be the principal judicial organ of the United Nations. It shall function in accordance with the annexed Statute which is based upon the Statute of the Permanent Court of International Justice and forms an integral part of the present Charter.

93

Pasal 97 Piagam PBB:

The Secretariat shall comprise a Secretary-General and such staff as the Organization may require. The Secretary-General shall be appointed by the General Assembly upon the recommendation of the Security Council. He shall be the chief administrative officer of the Organization

94

termuat dalam dua pasal penting, yaitu pasal 98 dan pasal 99 Piagam PBB. Pasal 98 menyebutkan:95

“The Secretary-General shall act in that capacity in all meetings of the General Assembly, of the Security Council, of the Economic and Social

Dokumen terkait