• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB PerKapita Kabupaten Barru

BAB V PERTUMBUHAN EKONOMI

B. PDRB PerKapita Kabupaten Barru

Meningkatnya pendapatan masyarakat merupakan salah satu sasaran pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, baik yang bersifat mendukung maupun yang langsung dirasakan oleh masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Secara lebih rinci capaian-capaian kinerja PDRB perkapita dari tahun ke tahun dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah ini;

54 Tabel 5.4

PDRB Perkapita Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015

1

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

20.017.479 22.641.786 26.034.308 28.725.930

2

PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

17.857.811 19.119.688 20.404.425 21.579.957

Perkembangan hasil-hasil pembangunan dapat dilihat dari indikator kinerja PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku (HB) dan atas dasar harga konstan. Perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku (Hb) mengalami peningkatan dari Rp.

20.017.479 pada tahun 2012 menjadi Rp. 28.725.930 pada tahun 2015 dengan rata-rata pertumbuhan 13,40 persen, perkembangan PDRB perkapita atas dasar harga konstan (Hk) mengalami peningkatan dari Rp. 17.875.811 pada tahun 2012 menjadi Rp.

21.579.957 pada tahun 2015 dengan rata-rata pertumbuhan 7,43 persen.

P ERENCANAAN

PEMBANGUNAN DAERAH

56

BAB VI

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

A. Siklus Perencanaan dan Penganggaran

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada.

Gambar 6.1

Hubungan Dokumen Perencanaan dan Penganggaran

Dalam diagram di atas, dapat dilihat keterkaitan antara beberapa tingkatan perencanaan serta keterkaitan antara

57 perencanaan dan penganggaran. Perencanaan terkait dengan penentuan prioritas tindakan untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan penganggaran menggambarkan bagaimana alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan pembangunan di daerah tidak terpisah dari perencanaan pembangunan di tingkat nasional, sebagaimana disebutkan dalam PP Nomor 8 Tahun 2008 pasal 2 ayat 1, yang telah ditindaklanjuti dengan Permendagri No 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

B. Prioritas Pembangunan

Prioritas pembangunan Kabupaten Barru dituangkan dalam dokumen perencanaan dalam hal ini Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021. Adapun arah pembangunan yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction) dituangkan dalam Visi RPJMD Tahun 2016-2021. Visi ini menjawab permasalahan pembangunan daerah dan/atau isu strategis yang harus diselesaikan dalam jangka menengah serta sejalan dengan visi dan arah pembangunan jangka panjang daerah.

Adapun Visi Kabupaten Barru Tahun 2016-2021, adalah :

“Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas, dan Bermartabat yang Bernafaskan Keagamaan”

58 Berdasarkan visi pembangunan di atas, maka dijabarkan ke dalam misi untuk kurun waktu 5 tahun adalah sebagai berikut:

1. Misi 1 : Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat.

2. Misi 2 : Meningkatkan Kecerdasan Dan Profesionalisme SDM.

3. Misi 3 : Mengembangkan interkoneksitas sinergis antar wilayah di tingkat nasional, regional dan internasional.

4. Misi 4 : Menciptakan lingkungan yang kondusif.

5. Misi 5 : Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good Governance).

C. Capaian Kinerja pembangunan

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Tingkat pembangunan manusia suatu wilayah dapat dinilai melalui indikator dari aspek kesehatan, pendidikan dan daya beli, melalui pengukuran keadaan penduduk yang sehat dan berumur panjang, berpendidikan dan berketerampilan serta mempunyai pendapatan yang memungkinkan untuk hidup layak. Oleh karena itu, salah satu wujud keberhasilan Pemerintah Kabupaten Barru dalam pembangunan dapat dirincikan dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barru.

IPM merupakan indeks yang mengukur pencapaian pembangunan keseluruhan suatu daerah, yang direpresentasikan

59 oleh tiga dimensi, yaitu umur panjang dan sehat, pengetahuan dan kualitas hidup yang layak.

Perkembangan IPM Kabupaten Barru selama kurun waktu 2012 - 2015 dapat dilihat dari Tabel 6.1. berikut ini:

Tabel 6.1

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015

1 IPM 66,07 67,02 67,94 68,64

IPM memberikan beberapa petunjuk untuk melihat hasil pembangunan suatu wilayah. Penggolongan daerah berdasarkan IPM ada 4 kategori : Rendah (IPM dibawah 50), Menengah rendah (IPM antara 51-65), Menengah tinggi (IPM antara 66-70) dan Tinggi (IPM diatas 70). Dan berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa IPM Kabupaten Barru apabila dilihat dari tahun 2012 hingga tahun 2015 trennya cenderung naik, dan selama kurun waktu tersebut termasuk kategori menengah tinggi.

IPM pada dasarnya menggambarkan tingkat kesehatan penduduk yang dipresentasikan melalui Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan dan kemajuan sosial yang ditunjuk melalui Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata Lama Sekolah serta kemampuan ekonomi penduduk yang diukur dengan pengeluaran riil per kapita atau Indeks Daya Beli (IDB). Faktor pembangun nilai IPM dapat dilihat dibawah ini :

60 a. Indeks Pendidikan

Peningkatan kualitas SDM ditandai oleh peningkatan IPM.

Adapun indikator pendidikan diukur dari Angka Melek Huruf penduduk dewasa serta rata-rata lama sekolah.

Tabel 6.2

Perkembangan Pencapaian Bidang Pendidikan Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015

1 Angka Melek

Huruf 90,56 91,04 96,56 96,56

2 Rata-rata Lama

Sekolah 7,11 7,13 7,28 7,31

3 Indeks

Pendidikan 57,42 59,41 61,62 61,73

Perkembangan Angka Melek Huruf penduduk Kabupaten Barru tahun 2012 – 2015 mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Trend meningkat juga ditunjukkan oleh angka rata-rata lama sekolah yang meningkat juga tiap tahunnya.

b. Indeks Kesehatan

Tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Barru dapat dilihat dari beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilannya, yakni lingkungan sehat, pelayanan kesehatan, faktor turunan dan perilaku sehat. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara mudah, merata dan murah. Meningkatnya pelayanan kesehatan berarti meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Salah satu upaya

61 pemerintah dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat adalah dengan menyediakan fasilitas kesehatan yang menjangkau semua lapisan masyarakat di berbagai daerah wilayah Kabupaten Barru. Indikasi suksesnya pelayanan Kesehatan dapat dilihat dari angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Barru. Angka Harapan Hidup masyarakat Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6.3

Perkembangan Pencapaian Bidang Kesehatan Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015

1 Angka Harapan

Hidup 67,61 67,69 67,73 67,74

2 Indeks

Kesehatan 73,26 73,37 73,44 73,57

c. Indeks Daya Beli

Indeks Daya Beli merupakan ukuran yang mencerminkan kemampuan daya beli penduduk. Besar nilai indeks menunjukkan semakin baiknya kemampuan ekonomi masyarakat, demikian pula sebaliknya.

Tabel 6.4

Perkembangan Indeks Daya Beli Kabupaten Barru

No Uraian 2012 2013 2014 2015

1 Indeks Daya

Beli 68,57 69,06 69,31 69,31

2 Paritas Daya

Beli (Rp 000) 9.501 9.655 9.733 9.898

62 2. Pertumbuhan Ekonomi/PDRB

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB pada tahun sebelumnya, dimana nilai PDRB yang digunakan adalah nilai PDRB atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Barru dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sejak 2011-2015 dapat dilihat pada Gambar 6.2 dibawah ini.

Gambar 6.2

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2011-2015

Gambar 6.2 menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Barru pada tahun 2011 yakni 8,13 persen meningkat pada tahun 2012 yakni 8,39 persen dan cenderung menurun tiga

0

2011 2012 2013 2014 2015

6,32

8,13 8,39 7,91

6,64

63 tahun terakhir yaitu pada tahun 2013 yakni 7,91 persen, tahun 2014 yakni 6,64 persen hingga di tahun 2015 menyentuh 6,08 persen pertumbuhan ekonomi. Selama periode 2011-2015, pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2012.

P ENUTUP

64

BAB VII PENUTUP

Data/Informasi sangatlah penting dalam mendukung terselenggaranya sistem pemerintahan dan pembangunan di suatu daerah. Pengembangan Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) merupakan suatu sistem pengelolaan data dan informasi profil Program pembangunan di Kabupaten Barru pada tahun 2016 ini merupakan tahun pertama masa pemerintahan Bupati yang baru periode 2016-2021. Perkembangan pembangunan di Kabupaten Barru tahun 2012-2015 dapat dilihat secara makro melalui data dan infomasi yang dikemas dalam buku profil Daerah Kabupaten Barru dan dinarasikan secara sederhana.

Penyusunan publikasi Profil Daerah Kabupaten Barru Tahun 2016 ini diharapkan bisa menghasilkan data statistik yang dapat digunakan dan mampu menjadi salah satu rujukan bagi pemerintah maupun masyarakat luas pada umumnya.

Melalui ketersediaan data dan informasi daerah Kabupaten Barru ini diharapkan, untuk pemerintahan dapat menjadi salah satu pendukung bagi pengambilan keputusan dan kebijakan baik di daerah maupun di pusat dan dapat meningkatkan komitmen pemerintah daerah untuk membangun pola kerja berbasis data dan informasi, serta akan meningkatkan komitmen pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di daerah. Untuk masyarakat luas, diharapkan dengan adanya publikasi ini dapat menggerakkan masuknya investor yang

65 nantinya ikut berkembang dan membangun bersama Kabupaten Barru.

Mengingat arti pentingnya data dan informasi bagi perencanaan pembangunan, maka peran masing-masing SKPD sangatlah penting dalam menunjang kelancaran pemenuhan data dimaksud. Terkait dengan hal ini maka komitmen semua pihak, terutama para pimpinan SKPD beserta anggota tim kelompok kerja dapat bekerja sama dalam membangun sistem informasi profil daerah lebih baik lagi dimasa-masa mendatang dengan berpedoman pada aturan yang berlaku. Ketaatan masing-masing anggota kelompok kerja serta perhatian serta dukungan moril dari para pimpinan SKPD dan instansi vertikal sangatlah diperlukan guna memperlancar proses penyusunan profil daerah ini.